"Hai, cinta padangan pertama!" ledek Hendra dan Surya hanya diam tak menjawab apapun dan Sinar tak mengubris walaupun dia mendengar ucapan Aldrick.
"Gimana Sur, bisa, kan?" tanya Aldrick lagi.
"Apaan?" tanya Surya balik, berpura-pura tidak mendengarnya.
"Apa? Jadi kamu nggak denger!" ucap Aldrick.
"Denger, apa? Aku nggak denger," jawab Surya lagi.
"Aah! Nggak asik, loe!" kesal Aldrick kemudian menjatuhkan dirinya di sofa ruang tamu, setelah sampai di sana.
"Serah!" ucap Surya tak peduli.
"Tuan, saya akan menyiapkan makansiang Anda." ucap Sinar lalu beralih ke arah Aldrick dan Hendra. "Maaf, ingin minum apa?" tanya Sinar.
"Ya, aku mau...!" belum selesai Hendra berucap dengan antusias, namun sudah disela oleh Surya.
"Tidak! Mereka akan pulang!" ucap Surya.
"Haa!" kejut Hendra mendengar pernyataan seperti mengusir pada mereka.
"Jangan seperti itu!" ucap Sinar dan Surya pun diam mendengar perkataan Sinar. "Akan saya buatkan minum," ucap Sinar lalu berjalan menuju dapur.
"Wih, ada yang beda, nih!" ledek Hendra pada Surya dan dia hanya beegeming di tempatnya.
"Sur, tapi gue seriusan sama yang tadi," ucap Aldrick tiba-tiba dengan menatap Surya.
"Apaan?" tanya Surya.
"Itu, gadis tadi. Siapa namanya?" tanya Aldrick.
"Sinar!" jawab Surya ketus.
"Oh," ucap Aldrick dengan manggut-manggut kepalanya.
"Sinar, cakep..." ucapan Hendra kembali terhenti oleh Aldrick.
"Jangan ikut campur Hend," sela Aldrick. "Sur, gue serius suka sama Sinar. Loe bisa bantu, kan?" ucap Aldrick lagi.
"Kenapa nggak lue sendiri aja!" jawab Surya sinis.
"Ok. Kalo loe ngijinin," ucap Aldrick mantap, sedangkan Surya sangat kesal mendengarnya.
"Ini minumnya," ucap Sinar setelah kembali dengan nampan dengan 2 cangkir di atasnya.
"Trima kasih," jawab Hendra dengan senyuman khas laki-laki buaya darat.
"Tuan, Mari. Makan siangnya sudah siap," ucap Sinar.
"Sinar," panggil Surya setelah sampai di meja makan dan Sinar hanya melirik ke arahnya. "Sinar, kenapa kau menebar pesona pada mereka?" lanjut Surya.
"Apa? Aku tebar pesona? Temanmu yang keganjenan. Nggak bisa melihat gadis bening, matanya langsung nyolot," ucap Sinar dengan nada berbeda saat bersama mereka tadi.
"Kenapa, gaya bicaramu jadi berubah?" tanya Surya heran.
"Maaf, ya Tuan. Pertanyaanmu itu seperti merendahkanku. Aku menghormatimu di depan mereka, tapi tidak saat kata-kata ketus dan kasarmu hanya berdua denganku. Aku akan melawanmu!" ucap Sinar dengan mengacungkan sendok yang berada di tangannya, tanpa rasa takut.
"Kau mun4fik sekali!" ujar Surya kesal.
"Jadi kau lebih suka, aku ketus di depan mereka. Akan ku lakukan!" jawab Sinar lalu mengarahkan suapan untuk Surya.
"Kau tau, Aldrick itu tertarik padamu!" ucap Surya di sela-sela kunyahannya.
"Terus salahnya aku di mana? Kalau dia tertarik, mungkin aku memang cantik. Kamu aja yang nggak liat," ucap Sinar pede dengan masih menyuapi Surya.
"Kepedean! Kamu itu makannya jangan tebar pesona!" ujar Surya ketus.
"Hei! Dari mananya aku tebar pesona? Lihat, pakaian pelayan, hanya bedak, tanpa lipstik rambut aja nggak disisir dari pagi," ucapSinar dengan menunjuk dirinya dari kepala hingga kaki.
Surya menatap penampilan Sinar, dan benar saja, penampilannya sama persis seperti apa yang dia katakan.
"Dari mananya, Aldrick bisa tertarik dengannya," batin Surya.
"Sudah, nih. Makan!" pinta Sinar dengan mengarahkan sendok ke mulut Surya.
Tanpa mereka sadari, ada yang memperhatikan interaksi keduanya, tak jauh dari mereka.
"Mereka sangat berbeda saat berdua saja. Ada yang berbeda," batin pria yang tengah memperhatikan mereka.
.
.
.
.
Jangan lupa di Like😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments