"Mama kenapa?" tanya Keila heran, mamanya berjalan dengan menekan pinggangnya.
"Surya, ada apa ini?" tanya Jia dengan memicingkan matanya.
"Akan ku jelasin, nanti ya." ucap Surya lembut seraya mengelus rambut Jia.
"Apa yang terjadi? Selama ini aku kerja, sibuk, jadi nggak bisa nemuin kamu dan tadi... Mamamu bilang, ada istrimu. Siapa?"
"Maaf Jia. Aku menikahi Sinar karena permintaan mama," jelas Surya.
"Sinar! Sianar siapa?" tanya Jia heran dan Surya menunjuk ke arah di mana Sinar berdiri sekarang.
"Dia. Dia Sinar? Tapi kenapa?" tanya Jia marah.
"Maaf, Jia. Aku harus menikahinya karena dia yang menjadi perawatku sekarang," jawab Surya.
"Apa, pelayan? Jadi dia pelayanmu. Kalian bisa mengambil pelayan pria. Kenapa harus dia?" ketus Jia.
"Aku nggak mau, kalau yang merawat ku itu, pria. Mau taruh di mana mukaku ini? Aku juga pria, namun tak bisa berbuat apa-apa. Mereka akan anggap aku nggak berguna," jawab Surya dengan menahan emosinya. Dia tidak suka, jika mereka meminta seorang pria yang merawatnya karena menurutnya, akan menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang pria.
"Ok-ok. Aku ngerti. Tapi kenapa harus nikah juga? Dia bisa merawatmu walau tidak menikah. Dia 'kan di bayar," ujar Jia lagi.
"Tidak bisa!" jawab Sinar dengan nada yang sedikit di keraskan.
Jia dan Surya menatap ke arah Sinar, yang menjawab ucapan Jia.
"Ya, tidak bisa. Seperti halnya, Tuan mengatakan, mau taru di mana wajahnya jika di rawat seorang pria, begitu pun juga aku! Di mana harga diriku, jika sebagai seorang wanita lajang yang menjadi pengasuh seorang pria dewasa. Bahkan mengasuh layaknya bayi yang masih kecil. Apa kau pikir pernikahan itu tidak diperlukan?" lanjut Sinar dan mereka hanya menatap sinar dengan tatapan nyalang yang telah berani menjawab ucapan Jia. "Menyingkirlah, aku harus menyelesaikan pekerjaanku," lanjut Sinar dengan menarik Jia agar berdiri.
"Kau! Beraninya kau!" bentak Jia.
"Apa kau ingin melihat Suamiku dalam keadaan tel4njang?" ucap Sinar.
Jia menjadi kesal dengan Sinar hingga dia pergi tanpa pamit keluar dari kamar Surya.
"Hei! Apa yang kau katakan padanya?" bentak Surya yang jelas-jelas dia mendengar semua ucapan Sinar.
"Apa kau tak malu, bertel4njang di hadapannya?" ketus Sinar.
"Apa! Kau sama saja! Kau juga tidak malu, melihatku tel4njang!" jawab Surya ketus.
"Aku tidak malu dan aku tidak berdosa," jawab Sinar santai dan Surya hanya memberikan tatapan tajam padanya.
Sinar segera mengambil pakaian Surya yang tadi sudah dia siapkan. Memakaikan kaos, kemudian dalaman, namun saat Sinar meminta Surya untuk membuka handuknya, Surya tidak menginjinkannya.
"Buka handukmu!" pinta Sinar.
"Tidak!"
"Buka! Bagaimana harus memakai ini jika terhalang dengan handuk," ucap Sinar.
"Tidak! Tidak mau!"
"Baiklah!" Sinar sudah kesal, sekarang hampir lewat jam Sarapan dan pekerjaannya belum selesai dan..., akhirnya Sinar menarik handuk itu dengan sekuat tenaga hingga terlepas dari pinggang pria di hadapannya.
"Hei!" pekik Surya.
Sinar menatap lebar ke arah daerah yang tadinya tertutup handuk. Hampir saja dia pingsan menatap sesuatu yang berdiri tegak di bawah perut Surya. 'Apa itu? Besar dan panjang!' pikir Sinar masih dengan tatapannya.
"Kau!!" bentak Surya dengan menunjuk Sinar dan tiba-tiba dia tersadar dari pikirannya.
"Aaakkkhhh!!!" pekik Sinar setelah sadar kemudian menutup mata dan berbalik. "Kenapa kau tidak menutupnya?" lanjut Dinar ketus.
"Hei! Kau yang membukanya! Ketus Surya.
Dengan Segera Sinar kembali melempar handuk yang masih di tangannya, ke arah Surya.
"Dasar! Sudah selesai!" ucap Surya.
Sinar berbalik perlahan dan melihat ke arah tadi yang di lihatnya.
"Bagaimana, memakainya?" gumam Sinar. "Siapa biasanya yang membantumu memakai ini?" lanjut Sinar bertanya.
"Biasanya papa, kalau dia ada di rumah, kalau tidak, ya, tidak ganti!" jawab Surya.
"Astaga! Kau bisa bergerak sedikit 'kan? Aku akan memakaikan sebatas ini, dan kau akan melanjutkannya," usul Sinar.
"Apa? Kenapa? Tadi kau mengatakan ini pekerjaanmu..., dan juga kau berkata pada kekasihku dan padaku, kau tidak malu dan tidak berdosa. Jadi, ayo sekarang kerjakan tugasmu," ucap Surya.
Deg deg deg deg
Surya seperti menantang Sinar dan dia sama sekali tidak suka tantangan, apapun itu akan dia layani segala tantangan yang diberikan padanya.
"Baiklah!" ucap Sinar tegas.
.
.
.
.
Jangan lupa votenya, buat author😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Neneng cinta
ngakak jadinya...ngurusin bayi besar😂
2023-06-11
1