Setelah selesai sarapan Marlin pergi menuju ruang kerja suaminya, untuk menunggu Sinar dan menyampaikan maksudnya.
Tok tok tok tok
Suara ketukan pintu di ruangan kerja Dennis. Marlin tengah duduk di dalamnya dengan memegang sejumlah uang di tangannya.
"Masuk!" pinta Marlin dari dalam ruangan.
"Slamat pagi, Nyonya. Anda memanggil saya?" tanya Sinar.
Sinar memang selalu menjaga sikapnya di rumah itu dan dia selalu berkata dengan berfikir terlebih dahulu. Sinar juga sangat kurang bicara, takut jika ucapannya salah saat melontarkan kata-kata.
"Iya. Sini duduk!"
"Ada apa, Nyonya?" tanya Sinar sopan.
"Sinar, saya ingin melakukan penawaran denganmu," ucap Marlin, langsung saja tanpa ingin basa-basi.
"Penawaran apa, Nyonya?" tanya Sinar.
"Duh, jangan di tiap kata kamu, ada nyonya, dong. Aku jadi risih dengernya," protes Marlin.
"Iya, Nyonya." jawab Sinar.
"Tuh, kan. Pake nyonya lagi."
"Maaf!"
"Ya. Saya ingin kamu menjadi perawat untuk Surya!" ucap Marlin.
"Perawat!" kejut Sinar.
"Seorang pria!" batin Sinar.
"Saya akan memberikan kamu gaji 3 kali lipat dari sekarang, dan tidak ada pekerjaan lain untukmu." jelas Marlin.
"Tapi, Nyonya. Tuan pasti tidak akan suka dengan saya," jelas Sinar.
"Kamu pasti bisa menanganinya. Cobalah dulu,"
"Kalau booeh tau pekerjaan saya seperti apa, ya?" tanya Sinar.
"Ya, seperti pekerjaan perawat lainnya. Kamu bisa membacanya di situ!" jawab Marlin seraya menyerahkan selembar kertas pada Sinar.
Sinar menyambut pemberian Marlin dan mulai membacanya.
Saat pertama kali membaca, Sinar sudah mengerutkan dahinya. Memandikan, mengganti pakaian, menyuapi sarapan membawah jalan-jalan dan lain-lain.
"Kenapa pekerjaan seperti mengasuh bayi," batin Sinar.
"Maaf, Nyonya. Sepertinya saya tidak bisa?" ujar Sinar.
"Kenapa? Apa gajinya kurang besar?" tanya Marlin terkejut dengan penolakan Sinar.
"Bukan itu, Nyonya."
"Lalu?" tanya Marlin lagi.
"Saya seorang wanita, Nyonya. Dan pekerjaan yang Anda berikan ini, ibu saya pasti tidak akan mengijinkan." jelas Sinar, walaupun sebenarnya bukan itu yang ingin dia katakan.
"Aku akan bicara dengan ibumu," ucap Marlin membuat Sinar menatapnya tanpa berkedip.
"Tapi, Nyonya," bantah Sinar.
"Sudah. Nanti siang ketemu ibumu!" ujar Marlin lalu beranjak meninggalkan Sinar yang dalam kebingungan.
Siang hari, Sinar kembali membantu bi Inem, menyiapkan makan siang untuk keluarga Haditama.
"Sinar, kok bengong?" tanya bi Inem yang diam manatap ke depan.
"Eh, nggak Bi."
"Kalau ada masalah, ngomong! Jangan di simpen sendiri, jadi penyakit," ujar Bi Inem.
"Nggak, Bi. Cuma lagi mikirin ibu di rumah, lagi sakit." jawab Sinar seadanya.
"Ya, minta ijin, sama nyonya. Jenguk ibumu," usul Bi Inem.
"Iya, Bi. Kata nyonya, nanti siang juga nyonya mau ikut." ucap Sinar.
"Oh, ya baguslah."
"Sinar, kamu bantuin saya, ya. Ganti perban Surya lagi!" pinta Marlin yang baru saja turun dari kamar Surya dan langsung menuju dapur mencari Sinar. Sinar mengangguk, mengiyahkan perintah Marlin padanya dan mengikuti nyonya rumah itu dari belakang.
"Ayo, Sinar kamu 'kan cekatan, gesit. Kamu yang ganti, ya!" pinta Marlin lagi.
Surya menatap Sinar yang mulai membuka perban di paha Surya, tanpa membantah Surya hanya menatap diam Sinar yang sedang melakukan tugasnya.
Setelah selesai, Sinar mengambil botol cairan guna membersihkan luka bekas operasi di paha Surya. Sesedikit Surya meringis menahan perih.
"Isshh!"
"Maaf, Tuan. Ini sebentar lagi selesai," ucap Sinar.
"Kau bisa cepat?" bentak Surya.
"Surya, sabarlah," ujar Marlin dan Sinar tetap mengerjakan tugasnya tanpa mempedulikan Surya yang membentaknya.
Sinar pernah bekerja sebagai asisten dokter di sebuah klinik, dan hal-hal seperti itu sudah biasa terjadi padanya. Maka dari itu dia menganggap angin lalu segala kekasaran Surya padanya, dia tahu bagaimana sikap orang-orang yang seperti keadaan Surya.
Setelah selesai, Marlin kembali mengajak Sinar keluar dari kamar Surya untuk makan siang.
"Sinar, selesai makan siang, bersiap-siaplah kita akan pergi ke rumah ibumu," ucap Marlin saat mereka berjalan menuruni tangga.
"Baik," jawab Sinar lirih.
.
.
.
.
Jangan lupa giftnya😋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
sinar jadi pengasuh bayi besar.....
2023-04-03
1