"Bicara? Ada apa?" tanya Marlin, namun yang di tanya hanya menundukan kepalanya. "Baiklah. Kita keluar," lanjut Marina.
Sinar dan Marlin keluar dari dalam kamar Surya. Mereka berjalan menuju ruangan kerja Dennis, sedangkan Dennis sendiri sudah tak berada di sana.
"Duduklah!" pinta Marlin setelah mereka masuk kefuangan itu. "Katakan, apa yang ingin kau bicarakan?" lanjut Marlin.
"Nyonya, saat ini saya sangat membutuhkan uang. Apa saya bisa meminta gaji lebih awal?" ujar Sinar.
"Ada apa? Kenapa kamu membutuhkan uang?" tanya Marlin.
"Ibu saya sakit, Nyonya." jawab Sinar singkat.
"Sakit apa?" tanya Marlin lagi.
"Sakit ginjal, Nyonya."
"Oh!" seru Marlin sambil manggut-manggut kepalanya. "Baiklah, saya akan bicara dengan Dennis, nanti. Kapan kau memerlukannya?"
"Lusa ibu saya akan melakukan cuci darah, di hari itu saya perlu, Nyonya." jelas Sinar.
"Baiklah. Kau akan mendapatkannya besok," ujar Marlin.
"Terima kasih, Nyonya. Saya permisi," ujar Sinar lalu pamit untuk keluar pada Marlin.
"Silahkan!"
*
*
Pagi hari, Sinar kembali mengerjakan pekerjaannya bersama pelayan-pelayan yang lain.
Sinar membantuh bi Inemt untuk menyiapkan sarapan dan setelahnya, dia kembali ke paviliun tempat para pelayan berkumpul.
Di meja makan keluarga Haditama, seluruh keluarga sudah berkumpul kecuali Marlin yang harus mengurus putranya terlebih dahulu.
"Sur, mama ingin Sinar menjadi perawat untukmu!" ungkap Marlin saat sedang menyuapi sarapan unyuk Surya di kamarnya.
Surya tak pernah ingin keluar dari kamar sejak dia pulang dari rumah sakit. Dia merasa malu untuk bertemu dengan orang-orang karena keadaannya sekarang yang tidak bisa berjalan. Bukan total tidak bisa berjalan, jika Surya ingin mengikuti saran dari dokter maka penyembuhannya hanya 9 bulan saja setelah operasi, tapi Surya bahkan tak mau unyuk bangkit dari tempat tidur kecuali untuk ke kamar mandi.
"Tidak! Aku tidak mau! Dia wanita, mau taruh di mana mukaku ini, Ma. Jika dia yang merawatku," tolak Surya.
"Tapi, Sur. Dia sangat gesit, dan lincah dalam bekerja. Kau sudah lihatkan bagaimana dia membantu mama merawatmu," ujar Marlin lagi.
"Tidak, Ma! Surya tidak mau. Biarkan Surya seperti ini, Surya bisa mengurus diriku sendiri!" Surya tetap menolak walau Marlin sudah memintanya dengan baik-baik.
"Baiklah. Jika kau tidak mau! Uruslah dirimu sendiri. Mama juga perluh mengurus diri mama," ucap Marlin seraya meletakan nampan yang berada di tangannya ke atas nakas, karena kesal. "Sarapanlah. Mama juga mau sarapan di bawah. Untuk menyuapimu sarapan, mama juga belum mengisi perut mama," lanjut Marlin dan berlalu dari kamar itu.
Surya hanya dapat menatap kepergian Marlin, dia sungguh tidak bisa menerima permintaan Marlin. Dirinya gengsi jika harus dibantuh orang lain.
"Ma, Surya sudah selesai sarapan?" tanya Dennis.
"Ya, katanya dia akan sarapan sendiri," jawab Marlin seraya duduk di meja makan dan membalik piringnya untuk mengisi makanan.
"Ada apa, Ma?" tanya Keila.
"Itu adikmu, tidak mau untuk mencari perawat. Mama mengusulkan supaya Sinar jadi perawatnya, tapi dia tidak mau!" kesal Marlin.
"Anak itu memang keras kepala!" sambung Dennis.
"Tapi, Sinar itu kan wanita, Ma. Pasti dia malu untuk itu," ucap Dikta, suami Keila, yang juga sedang sarapan bersama mereka.
"Mama tau, Dik. Tapi kalau dia semuanya, dia tidak mau, malah kadi susah sendiri, kan, nanti." jawab Marlin. "Kalau pikirannya seperti itu terus, siapa yang akan mau dia jadikan perawat. Tidak ada!"
"Iya. Tapi apa Sinarnya mau jadi perawat untuk Surya? Kan belum tentu juga Sinar mau, Ma." ucap Keila.
"Iya, sih. Mama belum ngomong, tapi dia pasti mau." jawab Marlin yakin.
"Terserah Mama, saja. Papa mau berangkat," sambung Dennis. Saat ini dia akan pergi ke kantor pagi-pagi karena harus mengadahkan miting.
"Ok. Bi Nem, tolong panggilkan Sinar. Bilang sama dia, saya mau bicara. Temui di ruang kerja Tuan, ya!" pinta Marlin.
"Baik, Nyonya."
"Saya juga pamit, Ma. Banyak kerjaan hari ini, mungkin akan lembur," pamit Dikta lalu berjalan bersama Keila ke arah luar mansion.
Setelah selesai sarapan Marlin pergi menuju ruang kerja suaminya, untuk menunggu Sinar dan menyampaikan maksudnya.
.
.
.
.
Jangan lupa di Vote, ya😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
surya keras kepala banget sinar sangat tulus merawat n orgnya gesit,,,,, lanjutkan thor.....
2023-04-03
1