Biarkan Aku Bahagia

Biarkan Aku Bahagia

Bab 1

Disebuah kursi kesakitan, kini aku duduk menunggu keputusan hakim atas gugatan perceraian yang suamiku layangkan pada ku.

Di kursi ini detak jantungku begitu bergemuruh, menanti kepastian tentang status pernikahan ku selanjutnya. Di sampingku tengah duduk suamiku yang mungkin akan menjadi mantan suami dalam kurun waktu beberapa menit kedepan, ia duduk dengan begitu tenang, tanpa rasa terbebani atau belas kasihan sedikit pun pada ku. Beberapa kali aku menghembuskan nafas kasarku, hanya sekedar berusaha menenangkan diriku yang mulai bergemetar.

Kursi yang aku duduki ikut bergetar bersamaan dengan tubuhku. Tak sedikit pun Mas Doni melihat kearah ku, padahal mungkin saja suara getaran dari kursi yang ku duduki sedikit mencuri perhatiannya. Namun ia terlihat acuh, sepertinya ia sudah mati rasa dengan ku.

Jika di pikir-pikir tak pernah ada kesalahan yang pernah aku lakukan di dalam pernikahan ku dengannya. Aku selalu berusaha menjadi istri yang baik untuk dirinya. Alasan yang tak masuk akal dari dirinya karena ketidak mampuan ku selama dua tahun ini yang belum juga mengandung buah cinta kami, menjadi alasan kuat untuknya mengakhiri pernikahan ini, dan juga hanya karena menuruti keinginan wanita busuk itu yang menginginkan dirinya secara utuh, tanpa aku yang mereka anggap sebagai pengganggu.

Tok..Tok..Tok!! [Suara pukulan palu Hakim menggema di seluruh penjuru ruangan]

Seketika nafasku sesak, saat mendengar hakim memutuskan pernikahan kami telah berakhir. Gurat senyum kemenangan aku lihat dari wajah mantan suamiku yang melirik wanita yang duduk diantara deretan keluarga Mas Doni yang tengah menyaksikan sidang perpisahan kami.

Sedih. Tentu saja hatiku merasa sangat sedih. Bisa-bisanya keluarga Mas Doni tersenyum bahagia di atas penderitaanku.

“Kejam sekali kalian padaku, aku tak akan melupakan apa yang kalian lakukan pada ku saat ini,” ucapku di dalam hatiku yang merasa pedih melihat euforia kebahagiaan mereka di dalam ruang sidang.

Dalam hatiku berkecamuk melihat kebahagiaan mereka. Tak ingatkah siapa mereka, sebelum mereka menikmati gelimang harta seperti saat ini? Mungkin mereka sudah amnesia dengan asal usul mereka terdahulu.

Begitulah manusia, jika sudah bergelimangan harta, tentu saja akan melupakan jasa seseorang yang membuat mereka bisa hidup nyaman tanpa kekurangan uang sepeser pun.

Prok…prok…prok! [Sebuah suara tepuk tangan memecahkan euforia kebahagian keluarga suamiku].

Seorang wanita paruh baya dengan beberapa pengawal pribadinya datang memasuki ruangan sidang sembari bertepuk tangan. seketika menciptakan keheningan di ruang itu. Wanita paruh baya itu menatap sendu diriku yang membeku dimana tempat diriku berdiri saat ini. Tak akan ada seorang ibu yang tega melihat keterpurukan putrinya di ruang kesakitan ini. Ya. yang datang sambil bertepuk tangan adalah Mila. Mami ku.

“Sudahkah kamu sadar sekarang sayang, betapa jahatnya mereka pada mu? Sangat pantas jika selama ini Mami dan Papi selalu menentang pernikahan kalian.” tanya Mami Mila pada ku.

Ia bertanya sambil terus berjalan menghampiri diriku, langkah kaki tuanya yang masih gagah mengikis jarak diantara kami, tanpa memperdulikan beberapa pasang mata yang menatap dirinya dengan rasa takut juga khawatir.

“Mami..” panggilku begitu lirih, memanggil nama ibu yang sudah melahirkan ku ke dunia ini.

Mami Mila memeluk erat tubuhku yang tak tahan lagi untuk menumpahkan seluruh air mata ku yang tertahan sejak tadi. Aku menangis di dalam pelukannya. Ia terus membelai rambut panjangku, mencurahkan kasih sayang seorang ibu pada anaknya yang hatinya sedang tak baik-baik saja.

“Menangislah Nak, tumpahkan kesedihan mu. Mami tak akan membiarkan kamu sendirian menghadapi kenyataan pahit ini.” Ucapnya yang makin membuatku makin menangis sejadi-jadinya.

Melihat kedatangan Mami ku, aku sangat paham jika keluarga mantan suamiku itu merasa ketar-ketir dibuatnya. Jelas saja mereka seperti itu karena mereka takut dengan kekuasaan yang dimiliki keluarga ku.

Selama ini mereka mengira aku telah dibuang dan diabaikan oleh keluarga ku, tapi kenyataannya tidak seperti itu. Di belakang suami yang sudah menjadi mantan suamiku kini. Mami selalu menemui ku secara diam-diam. Ia memberikan ku beberapa jumlah uang, mengajakku makan di restoran mahal dan juga membelikan ku barang-barang mewah, yang selama ini keluarga suami ku anggap, aku selalu menghabiskan uang Mas Doni untuk berfoya-foya, padahal semua itu adalah pemberian Mami ku.

Uang yang selama ini Mas Doni berikan pada ku selalu aku putar untung usaha jamu online yang kami jalani hingga sampai sebesar ini, bahkan jika saat kami mengalami kerugian, aku dengan berat hati menjual diamond pemberian Mami ku, agar Mas Doni tidak stress memikirkan modal yang tak berputar karena sudah habis untuk biaya ganti rugi. Sebagai istri aku kurang apa? Aku selalu berusaha mengimbangi suamiku.

Jika karena tentang momongan, suamiku mendua. Aku sudah melakukan pemeriksaan, bahkan ikut program kehamilan dengan biaya yang aku kocek dari tabunganku sendiri, uang yang selama ini Mami berikan dan aku tabung sebagai biaya jaga-jaga ku kedepannya nanti. Aku dinyatakan sehat oleh Dokter, rahimku juga normal dan selalu siap melakukan pembuahan, tapi Tuhan seakan belum menakdirkan aku dan Mas Doni memiliki momongan.

Tapi jalan Tuhan memanglah yang paling terbaik. Jika saja aku memiliki seorang buah hati dari Mas Doni. Entah bagaimana aku menjelaskan padanya tentang perpisahan kedua orang tuanya yang di sebabkan oleh orang ketiga dan bagaimana aku membesarkan seorang anak tanpa seorang Ayah. Itu semua sungguh tak mudah dan aku bayangkan aku tak akan sanggup menjalaninya.

Dengan langkah berat dan tertatih, Mami Mila merangkulku keluar dari ruang kesakitan. Ia membawaku pergi dari pandangan penuh arti yang diberikan keluarga Mas Doni pada ku.

“Abaikan mereka, mulai hari ini mereka bukan siapa-siapa mu lagi Lea.” Ucap Mamiku saat ia mendekapku erat, ketika kami melewati kerumunan keluarga Mas Doni dan juga wanita sialan itu yang terlihat merangkul tubuh Mas Doni dengan posesif.

Wanita itu sungguh tak punya urat malu, baru beberapa menit seorang Hakim memutuskan pernikahan kami. Dia sudah terang-terangan memeluk tubuh Mas Doni. Ia seakan takut aku kembali merebut Mas Doni dari dirinya.

Meskipun hati ini masih mencintainya, tapi aku sungguh tak sudi kembali pada pria yang tak bisa menghargai pengorbanan ku dan perjuangan ku saat aku bersamaan dengannya.

Aku mencintai Mas Doni tanpa memandang kekurangannya, tapi dia menceraikan ku dengan alasan kekurangan ku. Padahal aku sudah memberikan hasil test ku dari berbagai rumah sakit yang menyatakan aku sehat tapi Mas Doni tetap tidak percaya.

Tak terasa langkah kami terhenti. Sebuah sedan mewah sudah terparkir di muka lobby pengadilan agama menunggu kehadiran kami. Ya. Mobil sedan mewah itu adalah milik Mami ku. Seorang pengawal pribadi membukakan pintu mobil untuk kami masuk. Mobil pun melaju meninggalkan pengadilan agama dengan mobil milikku yang kembali di pinta oleh Mas Doni, karena ia merasa dialah yang membelinya.

Dengan kecepatan sedang mobil yang di kemudikan Pak Paijo membelah kemacetan ibu kota. Semula aku tak tahu, aku akan dibawa kemana oleh Mami. Yang pasti aku sudah menyadari jika jalan yang kami lewati bukanlah jalan menuju rumah kedua orang tua ku. Aku memilih diam dan tak bertanya apapun pada Mami. Aku sudah pasrah Mami akan membawa ku kemana.

Apartemen Louson. Ya mobil yang kendarai Pak Paijo berhenti di apartemen Louson. Ternyata Mamiku membawa ku pergi ke apartemen yang dulu aku tempati semasa aku kuliah dulu.

“Lea tinggalah di sini dulu sampai Papi mu mau menerima mu kembali!” ucap Mami saat ia mengajakku untuk turun.

“Iya, “ jawab ku singkat.

Aku tertunduk lemas, ketika aku sadar. Jika seorang pria tua yang menjadi cinta pertama di dalam hidupku masih menaruh rasa amarah dan bencinya terhadap diriku. Aku sadar aku salah. Salah karena sudah dibutakan oleh cinta ku pada Mas Doni saat itu dan mengabaikan segala larangannya.

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

permisi numpang duduk dl ya kak

2023-09-17

0

ꪶꫝ✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻N༄🥑⃟💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

ꪶꫝ✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻N༄🥑⃟💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

bgtu lah yg nm nya penggila harta ,penolongpun dilupkn JK liat harta,hrs ny dulu GK sah ditolong,tega nya bahagia diatas ppndritaan orng,cumn blm wkt ny mengandung dicerai/jngn2 GK pernh bersentuhan😁

2023-05-18

0

Leni

Leni

y mampir dulu

2023-05-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!