Part 4

🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Usai acara pemakaman kini semua orang dan keluarga kembali ke tempat masing-masing, termasuk Axel dan beberapa keluarga Rahardian yang langsung menuju hotel tempat kini XyRa berada bersama Amih dan saudara lainnya juga.

Tak ada yang bicara satu patah katapun saat perjalanan hingga deretan mobil berhenti di Lobby utama bangunan bertingkat bak pencakar langit tersebut.

Axel yang kini resmi secara agama menjadi menantu laki-laki Rahardian di minta untuk menemui XyRa di salah satu kamar untuknya nanti menghabiskan waktu bersama Dave. Tapi, itu tentu hanya sebuah rencana yang lalu, sebab kenyataannya kini justru mereka sudah berpisah selamanya, entah itu raga dan juga alam semesta.

XyRa yang masih ditenangkan terus menangis, tak ada yang di tutupi dari gadis itu. Andai saja ia kuat menahan rasa dalam hatinya mungkin kini ia belum mau pulang dari tempat peristirahatan sang calon suami. Tapi semua yang terasa mendadak ini membuat ia tak berdaya sama sekali. Separuh jiwanya benar-benar seolah ikut dengan pria yang di cintai dan mencintainya hingga akhir hidup.

"Ini Axel, Ra."

XyRa yang mendengar suara Apihnya langsung memicing kan mata, Apih yang selama ini selalu membuatnya terus tersenyum nyata hari ini justru menambah luka hatinya yang malah memberi suami pengganti tanpa persetujuan. XyRa yang tahu tentu tak semudah itu menerima apalagi orang yang kini berdiri di depannya itu adalah orang yang lalai hingga membuat satu nyawa orang baik melayang begitu saja.

"Aku tak perduli, bukan urusanku!" cetus XyRa, seumur hidupnya baru kali ini ia bicara tak sopan pada pria kesayangannya tersebut.

"XyRa, tak boleh begitu," ucap Amih mengingatkan. Meski ia terkenal bar bar, tetap saja tak suka jualan suaminya di perlakuan tak sopan oleh putra putrinya.

Amih dan Apih yang saling pandang pun akhirnya sepakat meninggalkan XyRa juga Axel dalam satu kamar, namun bukan berarti mereka akan meninggalkan pasangan mendadak menikah itu begitu saja.

Diam, itulah yang di lakukan XyRa dan juga Axel selama lebih dari 2O menit, tak adanya niat untuk bicara dari sang istri siri membuat pria yang kini sudah melepas status dudanya itu mengawali pembicaraan.

"Aku minta maaf, meski rasanya semua tak mungkin termaafkan olehmu. Aku sudah mengacaukan segalanya tapi izinkan aku untuk bertanggung jawab," ucap Axel penuh sesal dan sungguh-sungguh.

Meski XyRa hanya melihatnya sekilas, ia yakin jika Pria itu lebih dewasa dari Dave, wajahnya lebih matang dan sedikit berisi, mungkin karna ia sudah memiliki anak.

Ya, XyRa tahu hal itu, suami penggantinya adalah seorang ayah dengan satu putra yang belum di ketahui namanya oleh XyRa. Di tengah rasa sedih dan terpuruk nya, beban hidup justru bertambah dengan ia menjadi seorang ibu sambung. Ia memang suka anak kecil, bahkan semua anak dari sepupunya begitu ia sayangi tanpa pilih-pilih.

Tapi, bisakah rasa itu akan hadir untuk anak yang ayahnya sudah merenggut cinta pertamanya?

"Maafmu tak berguna untukku, pergilah." usir XyRa tanpa menoleh, jangankan untuk melihat suaminya yang sekarang, untuk sekedar melirik bayangannya pun rasanya XyRa tak sudi.

"Aku sadar, dan sangat paham jika kamu membencimu. Jika kamu ingin aku pergi, aku akan pergi tapi aku sudah terlanjur berjanji pada Dave," ujar Axel ingun sekali saja di perhatikan.