Roni begitu iba setelah mendengar apa yang barusan dikatakan oleh Alvin, bagaimanapun dulu pada saat mereka masih duduk di bangku sekolah adalah sahabat baik.
Roni sama sekali tidak tahu jika apa yang barusan dikatakan oleh Alvin adalah sebuah kebohongan semata. Alvin sengaja mengatakan hal seperti itu supaya Roni iba, dan menolong dirinya untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
"Lantas apa langkah selanjutnya yang akan kamu tempuh setelah seperti ini?" tanya Roni untuk memastikan.
"Aku juga sama sekali tidak tahu apa yang akan aku lakukan, karena kondisiku seperti ini sudah tidak mempunyai apa-apa lagi. Semua juga karena istriku yang begitu boros menghamburkan uangku, dengan berfoya-foya kesana kemari, shopping berlibur."
"Yang ternyata aku malah ditipu olehnya, uangku digunakan untuk bersenang-senang oleh istriku bersama dengan para pacar-pacarnya."
Roni semakin ingin menolong Alvin, dia benar-benar tidak tega dengan temannya tersebut.
"Bagaimana kalau kamu bekerja di kantorku saja? kebetulan aku mempunyai dua perusahaan yang satu baru dibangun dan belum ada yang memimpinnya. Jika kamu bersedia, aku akan mempekerjakanmu menjadi seorang direktur di perusahaan baru itu."
Mendengar tawaran yang sangat menguntungkan baginya, sontak saja Alvin langsung menyetujuinya. Karena memang itu yang ia harapkan dengan mengarang cerita sedih di hadapan Roni.
"Apakah kamu serius dengan ucapanmu barusan, Roni?" Alvin pura-pura meragukan niat baik Roni.
"Apakah kamu belum paham juga dengan sifatku yang tidak pernah berbasa-basi kepada orang. Jika aku sudah mengatakan iya ya iya, jika aku sudah mengatakan tidak ya tidak. Katakan saja kamu bersedia atau tidak, karena aku tidak bisa berlama-lama di sini banyak urusan yang harus aku kerjakan," ucap Roni.
"Aku sangat bersedia sekali, justru aku berterima kasih padamu karena mau menolong diriku yang sedang kesusahan seperti ini," ucap Alvin.
"Ya sudah kalau begitu, sekarang juga kamu ikut denganku. Kebetulan aku juga mempunyai sebuah rumah salah satu aset pribadiku, bisa kamu tempati untuk sementara waktu daripada kamu harus mengontrak."
Dengan sangat antusias saat itu juga Alvin mengikuti kemanapun Roni pergi. Di dalam hatinya sangat senang karena usahanya berhasil," Alvin gitu loh, apa yang tidak bisa dilakukan olehku. Karena aku pintar bersandiwara, sehingga dengan mudahnya aku memperdaya Roni dengan cerita kebohonganku."
"Dengan begini aku tidak akan hidup susah lagi. Keberuntungan memang sedang berpihak padaku, sehingga aku dipertemukan dengan, Roni. Setelah aku mempunyai uang, segera akan mengurus proses perceraianku dengan, Naya. Seorang wanita yang tak berguna," batinnya senang.
*******
Satu bulan kemudian...
Alvin sudah berubah, tidak kucel lagi. Dia sudah punya uang untuk mengurus perceraian dirinya dengan, Naya.
Saat itu juga Alvin mengurus perceraian, karena dia tak ingin hidupnya terbebani oleh, Naya dan Ayu.
"Aku ingin memulai hidup baruku tanpa adanya Naya dan si bibir sumbing. Dengan begini aku akan hidup bahagia selamanya. Bisa mencari wanita yang sempurna tidak seperti, Naya."
Teguran yang di berikan dari Yang Maha Kuasa, tak lantas membuat Alvin berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dia masih seperti Alvin yang dulu.
Di depan Roni, dia bersikap seolah pria yang baik. Tetapi jika di belakang Roni, sifat buruknya terlihat.
*******
Beberapa bulan kemudian....
Alvin datang ke rumah kontrakan milik, Naya. Naya begitu senang," Alhamdulillah, Mas Alvin akhirnya pulang juga. Dia juga sudah berubah, mungkin saja sudah mendapatkan pekerjaan yang bagus. Dan datang kemari untuk menjemputku dan Ayu."
Naya berlari menyambut kedatangan, Alvin," Mas Alvin akhirnya kamu pulang juga. Aku sudah mengira, kamu pasti tidak akan tega padaku dan Ayu. Mas, mau jemput kita ya?" senyumnya mengembang.
"Heh, siapa juga yang ingin menjemputmu dan si bibir sumbing? jangan kepedean ya! aku datang kesini untuk memberikan surat cerai untukmu. Ini cepat tanda tangani!"
Naya terpaku diam, perlahan air matanya menetes," mas, kamu tega? meninggalkan aku dan Ayu?"
"Nggak usah drama, cepat tanda tangani sekarang juga. Karena aku sedang banyak pekerjaan!"
Hingga akhirnya mau tidak mau Naya menandantangani surat cerai tersebut. Ayu sedari tadi melihat dari balik pintu ruang tamu. Dia ikut merasakan kesedihan yang sedang di rasakan oleh, Naya.
"Papah, jahat! papah jahat!" gumamnya di dalam hati.
Setelah mendapatkan tanda tangan dari, Naya. Segera Alvin berlalu pergi dengan senyum kemenangan.
"Aku pikir kedatangan, Mas Alvin untuk menjemputku dan Ayu. Ternyata malah seperti ini. Ya Allah, begini amat hidupku? harus berjuang sendirian untuk membesarkan, Ayu. Apakah aku sanggup ya?"
"Ternyata rumah tanggaku hanya sampai di sini dengan Mas ALvin. Aku sama sekali tidak pernah berpikir jika akan berakhir tragis seperti ini. Bahkan aku juga tidak pernah bermimpi akan mempunyai anak seperti Ayu yang mempunyai suatu kekurangan."
Terus saja Naya berkeluh kesah dengan apa yang sudah menimpanya saat ini. Dia sendiri tidak tahu apakah akan mampu menghadapi segala ujian yang ada di dalam hidupnya.
Tak sengaja Naya melihat ke arah pintu, gimana saat ini Ayu sedang menitikkan air matanya."
"Astaghfirullah aladzim. Aku pikir tadi Ayu sedang tertidur ternyata dia malah berada di ambang pintu. Jangan-jangan Ayu mendengar semua pembicaraanku dengan, Mas Alvin. Maafkan mamah ya, nak. Karena kamu harus menderita seperti ini," batin Naya.
Naya sudah tidak kuat menjalani kehidupannya yang sangat susah. Tetapi dia harus berjuang demi Ayu. Hingga tak kuat pun dia berusaha kuat. Karena dia masih menjadi tumpuan bagi, Ayu.
Berbeda situasi di rumah Mickel. Dimana saat ini sedang diadakan syukuran untuk kehamilan Kayla.
Umur kandungan Kayla sudah genap empat bulan. Dia saat ini sedang sibuk untuk mengadakan syukuran empat bulanan kehamilannya.
Kayla dan Mickel mengundang seorang ustad dan juga yayasan panti asuhan untuk menghadirinya.
Suasana begitu khusyu, tidak ada gangguan sama sekali.
"Alhamdulillah ya, Ka. Semua acara demi acara telah di lalui tanpa ada halangan sama sekali."
"Iya, sayang. Semoga saja kelak proses melahirkannya juga lancar ya, tanpa ada halangan juga."
Sudah tidak ada kesedihan lagi di wajah Kayla, yang ada hanyalah kebahagiaan. Sebentar lagi dia akan di karuniai anak yang ketiga.
Dia tidak di izinkan untuk bekerja oleh, Mickel. Karena suaminya tersebut tidak ingin melihat istrinya ke capean pada masa kehamilannya.
Kayla sebagai istri juga tidak membantah kemauan suaminya. Selama dia tidak bekerja, perusahaannya di handle oleh salah satu orang kepercayaannya.
"Sayang, kamu nggak marah kan? di saat kamu sudah berencana akan bekerja kembali. Ternyata malah kamu di nyatakan hamil lagi."
"Nggak apa-apa, Ka Mimi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
guntur 1609
makanya. yang namanya barang rampasan dari org lain gak akan pernah tahan lama
2023-10-16
0
Rama Blaem Blaem
alhamdulillah 🤲 kayla sudah bahagia dengan suami dan anknya... ikut seneng deh❤️
2023-06-05
1
Kisti
bahagia lahir batin ya kayla 🥰🤗
2023-06-05
1