Perkenalan Laila dan Nur

Mohon maaf yang sudah baca bab 2 boleh di tengok lagi bab 2 nya ya sebelum lanjut ke bab 3, karena ada revisi, biar tidak ada kesalah pahaman 🙏🙏🙏 terimakasih.

Laila mengintip di jendela saat Rama melaju melewati rumahnya. Terlihat Nur yang begitu bahagia bercanda bersama Rama. Perasaan kecewa kini menyelimuti hatinya. Laila duduk di kursi dan termenung.

"Laila!" seru bi Ira mengagetkan Laila yang tengah memikirkan Ramadhan.

"Iya, Bi," sahutnya, lalu menghampiri bi Ira yang ada di dapur.

"Bibi berangkat lebih awal. Nanti kalau kamu ke rumah bu Fauziah, kamu bawa kue sama lauk ini ya," kata bi ira yang menyiapkan lauk di rantang.

"Baik, bi," kata Laila.

Sepeninggal bi Ira. Laila segera menyelesaikan tugas kuliahnya. Selama bulan Ramadan ini Laila kuliah secara online. Meski sempat kepikiran Ramadhan, Laila bisa mengendalikan dirinya hingga dia bisa fokus dalam mengerjakan tugas dengan cepat.

Setelah selesai mengerjakan tugas. Laila segera pergi ke rumah bu Faiziah. Di berikannya kue dan lauk yang di siapkan bi Ira tadi.

"Terimakasih, Laila. Tidak usah repot-repot bawa makanan kalau kesini?" kata ibu.

"Ini titipan bibi. Katanya, buat buka puasa. Ibu gak keberatan 'kan kalau Laila buka disini setiap hari," kata Laila.

"Tentu tidak, Laila. Ibu malah seneng. Justru ibu yang gak enak sama Laila, Laila disini malah bantuin ibu dagang," kata ibu.

"Gak apa-apa, Bu. Sekalian Laila belajar dagang," kata Laila.

"Laila gak cocok jadi pedagang. Orang tua Laila sudah punya segalanya, Laila tinggal nerusin perusahaan mereka," kata ibu.

Laila tersenyum mendengar perkataan ibu. "Laila belum tentu cocok 'kan ,Bu, nerusin usaha mereka. Kita juga tidak tau nasib kita seperti apa kedepannya? Bisa saja Laila jadi pedagang," ucap Laila.

Tiba-tiba Laila termenung membayangkan dirinya bersama Rama melakukan usaha dagang bersama, dia tersenyum sendiri.

"Laila!" panggil ibu.

"Eu ... maaf, Bu," kata Laila.

"kamu melamun?" tanya ibu dengan tersenyum.

Laila tersipu malu. "Enggak, bu. Laila hanya keinget temen Laila yang pedagang," kata Laila.

"Jadi, Laila punya temen pedagang juga?" tanya ibu.

Laila mengangguk kaku. Andai ibu tau teman pedagang yang di bayangkan Laila adalah Rama.

"Ibu salut sama Laila. Laila 'kan orang berada, tapi Laila mau bergaul dengan siapa saja," kata ibu.

"Yang berada orang tua Laila. Laila belum punya apa-apa, bu. Apa yang bisa di banggakan dari Laila. Laila hanya bisa menengadahkan tangan pada mereka. Beda sama Rama yang selalu bekerja keras demi ibu," ucap Laila yang menunjukan kebanggaanya pada Rama.

"Itu karena Ibu tak punya. Jika Ibu punya, ibu tidak akan membiarkan anak ibu hilang kebebasan seperti ini," ucap ibu tiba-tiba sedih.

"Maaf, bu. Laila gak maksud buat ibu sedih."

"Tidak, Laila. Ibu terlalu sensitif kalau mikirin Rama. Maaf ya, jadi buat Laila merasa bersalah. Ibu, gak apa-apa kok."

Laila pun tersenyum dengan lega.

Tak lama Rama dan Nur pulang dari pasar. Rama terkejut melihat Laila sudah ada di rumahnya.

Nur memperkenalkan dirinya pada Laila dengan ramah, begitu pun Laila yang menyambutnya dengan ramah. Nur menceritakan perjalanannya sepulang dari pasar, dimana ia sempat mampir bersama Rama ke sebuah taman yang indah.

Laila kecewa mendengar penuturan Nur. Terlihat raut wajahnya yang berubah sedikit muram, meski Laila berusaha mengukir senyum.

Tidak disangka hati Laila teriris pedih. Sesak terasa di dada.

'Apa yang terjadi padaku, mengapa perih sekali? Apa aku cemburu? Apa aku jatuh cinta pada Rama? Secepat itu aku jatuh cinta padanya' batin Laila.

Nur melihat Laila, yang termenung. Nur merasa senang bisa bicara seperti ini di hadapan Laila. Setelah ini, Nur berharap Laila menjauh dari Rama.

Nur pamit pulang karena harus memasak lebih awal, untuk menyiapkan buka puasa bapaknya karena ashar nanti dia harus sudah ada di mesjid. Tak lupa Nur mengajak Laila ke acara remaja mesjid.

"Insya Allah saya datang," kata Laila.

Nur pun berlalu, meski berat. Padahal dia masih ingin berada di rumah Rama, terlebih ada Laila disana. Sebenarnya Nur tak ingin memberi kesempatan pada Laila dekat dengan Rama, tapi apalah daya. Nur harus mengurus keperluan bapaknya.

Laila terdiam sejenak. Ingin rasa hati bertanya pada Rama, siapa Nur baginya? Akh tapi itu hanya akan mempermalukan dirinya saja. Jika pun Nur lebih dekat dengan Rama itu adalah hal yang wajar. Nur berteman sejak kecil bersama Rama, sedangkan dirinya hanya baru mengenal Rama.

"Nur gadis yang baik. Dia hidup berdua sama bapaknya, setiap hari dia yang menyiapkan kebutuhan bapaknya, bahkan ibu juga sering dibantu oleh Nur. Nur mantu idaman para orang tua, beruntung sekali yang menjadi mertuanya nanti," Puji ibu terhadap Nur.

Laila terkejut mendengar ibu mengatakan Nur calon menantu idaman para orang tua. Nyalinya seakan menciut mengharapkan Rama. Sepertinya ibu mengharapkan Nur menjadi menantunya.

Rama memandang Laila tak enak. Entah kenapa, Rama tak suka ibu mengatakan hal itu dihadapan Laila. Rama tak mau Laila berpikir dirinya ada hubungan dengan Nur.

"Nur itu memang baik, pacarnya pasti senang mendapatkan Nur. Semoga mereka nanti bahagia," kata Rama sambil tersenyum menatap Laila.

Laila menunduk malu di tatap Rama. Namun, ada perasaan lega saat Rama mengatakan itu.

"Apa Nur sudah punya pacar, Ram?" tanya ibu spontan, membuat Laila semakin yakin jika Nur bukan pacar Rama.

"Entahlah. Nur tidak pernah cerita, sepertinya belum," kata Rama.

Ibu melirik Laila. Terlihat raut wajah yang berubah bahagia.

Ibu memahami Kenapa Rama mengatakan ini. Berbeda dengan ibu yang berusaha membuat Laila agar tidak berharap pada Rama. Rama malah seolah menepis semua yang dikatakan ibu, dan memberi peluang pada Laila.

***

Saat berjualan tiba-tiba kaki ibu terasa sakit dan bengkak, akibat terjatuh tadi. Dengan Sigap Laila mengobati ibu dengan segala pengetahuannya. Rama dan ibu tampak kaget, dan membengong melihat Laila yang cekatan dan telaten mengobati kaki ibu.

Laila menyadari mereka yang bengong. Namun akhirnya, Laila tersenyum.

"Maaf, Laila terlalu antusias. Laila merasa terpicu jika ada orang yang sakit. Hanya ingin mempraktekan sedikit ilmu kedokteran yang Laila miliki," jelasnya.

"Jadi, Laila calon, Dokter?" tanya ibu penasaran.

"Insya Allah. Mohon do'anya, mudah-mudahan tahun ini Laila lulus," ucap Laila dengan lembut.

"Masya Alloh. Aamiin. Semoga Laila lulus jadi Dokter, tahun ini," kata ibu yang diamini oleh Rama dengan tersenyum.

Rama harus berjualan seorang diri, karena Kondisi ibu tidak memungkinkan untuk berjualan. Laila membatalkan rencananya ikut acara tadarus bersama remaja mesjid, ia memutuskan untuk membantu Rama.

"Bukankah Laila mau kemesjid buat tadarus bareng sama Nur," kata ibu.

"Tadarus 'kan sunah, dan bisa dilakukan di rumah. Sedangkan membantu sesama adalah kewajiban kita sebagai umat muslim," kata Laila dengan tersenyum.

"Masya Allah. Makasih Laila. Lagi-lagi ibu merepotkan kamu," kata ibu.

"Sama-sama, Bu. Laila tidak merasa di repotkan kok."

Alih-alih merasa direpotkan Laila malah merasa bahagia.

Saat Laila hendak memasukan gorengan kedalam wajan, minyak panas sedikit menyiprat dan hampir mengenai wajah Laila. Untung saja, Laila segera memalingkan muka dan menutupinya menggunakan tangan hingga tangan Laila terkena minyak panas.

"Hati-hati, Laila. Kamu tidak apa-apa?" tanya Rama yang langsung meraih tangan Laila.

Laila terkejut dan langsung melepaskan tangannya dari Rama, jantungnya semakin berdegup kencang. Begitupun dengan Rama.

Melihat Laila yang tidak nyaman Rama pun menjadi gugup. "Ma-maaf, saya spontan," ucapnya.

"Tidak apa-apa." Laila langsung menunduk malu.

Rama langsung mengambil salep hendak dioleskannya pada tangan Laila. Namun, Laila menolaknya.

"Saya bisa sendiri, kamu layani pembeli saja," ucap Laila.

Rama memberikan salepnya pada Laila, padahal hati ingin sekali memegang tangan Laila yang lembut sekali lagi.

Ibu mempeperhatikan keduanya di dalam, ibu yakin keduanya tengah saling jatuh cinta.

'Ini, tidak boleh dibiarkan. Rama tidak boleh jatuh cinta pada Laila' batinnya.

bersambung ...

jangan lupa tekan like favorit dan komennya yang membangun❤❤❤

Terpopuler

Comments

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

nur gayak nya suka sama rama

2023-03-29

0

Xiaomi Redmi 4a

Xiaomi Redmi 4a

vote ku utk author ..aduh ibu jangan gitu donk,,,ya emang kasian kalau Rama ntar di tolak mertua tapi se Ng nya biar mereka usaha dulu

2023-03-14

1

DR🌹

DR🌹

aku hadir lagi dengan sejuta harapan buat Rama 🤣🤣

2023-03-13

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Dilarang Jatuh Cinta
3 Perkenalan Laila dan Nur
4 Bersama Rama
5 Raga Bersama Nur Jiwa Bersama Laila
6 Menunggu Laila
7 Rencana Perjodohan Rama Dan Nur
8 Laila Kecewa
9 Keputusan Mengejutkan
10 Pengumuman
11 Tunangan
12 Fitnah
13 Selepas Fitnah
14 Kejutan
15 Mengungkap Fakta
16 Rencana Busuk Nur
17 Pelecehan Terhadap Laila
18 Kepulangan Nesa
19 Mengungkap Rasa
20 Kesalahpahaman
21 Kegugupan Laila
22 Pertemuan Fauziah dan Aditama
23 Memblokir Nomor Laila
24 Perdebatan
25 Pertunangan Laila dan Radit
26 Menemui Rama di Kampus
27 Pelukan Erat Rama dan Laila
28 Insting Seorang Ibu
29 Kotak Makanan
30 Cemburu
31 Kecelakaan Aditama.
32 Surat Izin Donor Darah
33 Menerima Genggaman Tangan Radit
34 Aditama Stroke
35 Kecemasan Nesa Saat Melihat Rama dan Laila Berpelukan
36 Radit Menemui Nur
37 Menjelaskan Sesuatu.
38 Nur Meminta Bantuan Radit.
39 Pelecahan Terhadap Nur
40 Permohonan Pak Hadi
41 Pernikahan Dipercepat
42 Keputusan Rama.
43 Menahan Cemburu
44 Rasa Yang Takan Pernah Sirna
45 Kepedihan Seorang Ibu.
46 Akhirnya Sadar.
47 Menuju Nesa Mengungkap Fakta
48 Hari Pernikahan
49 Menuju Pernikahan Nur
50 Malam Pertama
51 Berencana Tinggal Di Rumah Bu Fauziah
52 Perjalanan Ke Rumah Pak Hadi.
53 Menyenggol Minyak Panas
54 Siasat Baru Nur
55 Radit Berhasil Menggagalkan Rencana Nur.
56 Kedatangan Seseorang
57 Mencoba Merelakan
58 Bagai Pemangsa Yang Buas
59 Trauma
60 Pak Hadi Terkejut Dengan Keputusan Radit.
61 Rok Mini Satu Jengkal
62 Sambutan Sandi dan Wini untuk Rama
63 Siapakah Sosok Ferdinan?
64 Surat Panggilan Pengadilan
65 Rama Mulai Pulang Malam
66 Tak Kunjung Pulang.
67 Meminta Penjelasan
68 Jadwal Dadakan
69 Salah Paham
70 Laila Shock
71 Promo Novel Baru
72 Pulang Ke Rumah Aditama
73 Jack Sang Detektif
74 Ulah Ferdi
75 Pecah Emosi
76 Luka Berdah
77 Mengejar Suster
78 Mencoba Menghapus air Mata Laila
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Pertemuan
2
Dilarang Jatuh Cinta
3
Perkenalan Laila dan Nur
4
Bersama Rama
5
Raga Bersama Nur Jiwa Bersama Laila
6
Menunggu Laila
7
Rencana Perjodohan Rama Dan Nur
8
Laila Kecewa
9
Keputusan Mengejutkan
10
Pengumuman
11
Tunangan
12
Fitnah
13
Selepas Fitnah
14
Kejutan
15
Mengungkap Fakta
16
Rencana Busuk Nur
17
Pelecehan Terhadap Laila
18
Kepulangan Nesa
19
Mengungkap Rasa
20
Kesalahpahaman
21
Kegugupan Laila
22
Pertemuan Fauziah dan Aditama
23
Memblokir Nomor Laila
24
Perdebatan
25
Pertunangan Laila dan Radit
26
Menemui Rama di Kampus
27
Pelukan Erat Rama dan Laila
28
Insting Seorang Ibu
29
Kotak Makanan
30
Cemburu
31
Kecelakaan Aditama.
32
Surat Izin Donor Darah
33
Menerima Genggaman Tangan Radit
34
Aditama Stroke
35
Kecemasan Nesa Saat Melihat Rama dan Laila Berpelukan
36
Radit Menemui Nur
37
Menjelaskan Sesuatu.
38
Nur Meminta Bantuan Radit.
39
Pelecahan Terhadap Nur
40
Permohonan Pak Hadi
41
Pernikahan Dipercepat
42
Keputusan Rama.
43
Menahan Cemburu
44
Rasa Yang Takan Pernah Sirna
45
Kepedihan Seorang Ibu.
46
Akhirnya Sadar.
47
Menuju Nesa Mengungkap Fakta
48
Hari Pernikahan
49
Menuju Pernikahan Nur
50
Malam Pertama
51
Berencana Tinggal Di Rumah Bu Fauziah
52
Perjalanan Ke Rumah Pak Hadi.
53
Menyenggol Minyak Panas
54
Siasat Baru Nur
55
Radit Berhasil Menggagalkan Rencana Nur.
56
Kedatangan Seseorang
57
Mencoba Merelakan
58
Bagai Pemangsa Yang Buas
59
Trauma
60
Pak Hadi Terkejut Dengan Keputusan Radit.
61
Rok Mini Satu Jengkal
62
Sambutan Sandi dan Wini untuk Rama
63
Siapakah Sosok Ferdinan?
64
Surat Panggilan Pengadilan
65
Rama Mulai Pulang Malam
66
Tak Kunjung Pulang.
67
Meminta Penjelasan
68
Jadwal Dadakan
69
Salah Paham
70
Laila Shock
71
Promo Novel Baru
72
Pulang Ke Rumah Aditama
73
Jack Sang Detektif
74
Ulah Ferdi
75
Pecah Emosi
76
Luka Berdah
77
Mengejar Suster
78
Mencoba Menghapus air Mata Laila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!