Jam 10 pagi Ariana tiba di kantor, masuk ke dalam ruangan tim 1 paling akhir.
Saat itu semua orang sudah berada di sana, dan langsung menatapnya dengan tatapan tak suka.
Karena Sherina lah mereka akan menangani kasus yang sulit, bisa saja kasus ini justru mengorbankan nama baik tim mereka.
Tapi Ariana sungguh tidak terpengaruh dengan tatapan tak ramah semua orang yang tertuju ke arahnya, dia tetap tersenyum dan menarik kursi lalu duduk.
"Apa aku terlambat?" tanya Ariana dengan santainya.
"Astaga, apa mata mu buta?" balas Deasy.
Ariana membalas tatapan wanita itu.
"Tidak buta, hanya malas melihat jam, memangnya sekarang jam berapa?" jawab Ariana pula, terdengar sangat menyebalkan bagi semua orang.
Deasy bahkan langsung mengepalkan kedua tangannya yang ada di atas meja.
"Cukup, sebaiknya kita mulai saja rapat ini," ucap Lucas.
"Datang ke kantor pusat sekarang juga dan batalkan tentang kasus Mario itu," kata Brandon, kalimat yang jelas ditujukan untuk Sherina.
"Aku tidak mau, tanpa kalian aku bisa menangkap Mario seorang diri," balas Sherina dengan sombongnya, dia bahkan menyandarkan tubuhnya di kursi dan menyilangkan kedua kaki, menatap remeh pada semua orang.
"Kenapa? kalian tidak mampu? aku sudah muak menangani kasus remeh temeh selama ini, jadi jika kalian punya nyali, ayo tangkap Mario, jika Brandon tidak sanggup memimpin, biar aku yang jadi ketua," tambah Sherina pula.
Dan sungguh, Brandon ingin sekali memecahkan kepalla wanita itu.
Jeremy membuang nafasnya perlahan, dia tahu Sherina bersikap seperti ini untuk membalas semua sikap semena-mena Brandon selama ini. Tapi tidak dengan cara seperti ini, Sherina justru terus memprovokasi Brandon.
"Jaga mulut mu Sherina!" geram Deasy. Makin lama wanita cupu ini makin tidak tahu diri.
"Berhenti memerintah ku, di dalam tim ini, posisi mu adalah yang paling rendah," balas Sherina. Mengingatkan apa tempat Deasy di sini. Deasy hanya layaknya pesuruh bagi mereka.
Brandon dan Jeremy adalah eksekutor, Sherina dan Lucas mata-mata dan penangkap musuh, sementara Deasy hanya pelengkap mereka, jika membutuhkan apapun maka tugas Deasy untuk memenuhinya.
Dan mendengar ucapan Sherina itu, makin bertambah lah amarah yang bersarang di hati Deasy. Tapi mulutnya terdiam, tak punya sanggahan.
Kurrang ajjar. Geram Deasy di dalam hatinya.
"Sudah lah, kasus ini sudah telanjur kita terima. Jadi mau tidak mau kita harus bisa menangkap Mario," ucap Jeremy.
"Lebih baik kita segera atur strategi," tambah Jeremy pula.
Sherina menggerak-gerakan tubuh dan kepalanya seperti bersenandung, tentu itu yang dia inginkan.
Semua berjalan sesuai rencananya.
"Dalam berkas, ada pintu rahasia di tempat hiburan Mario yang terhubung dengan bisnis prostitusinya, tapi belum diketahui dimana pintu itu. Jadi langkah awal, kita harus jadi pelanggan di tempat hiburan tersebut," ucap Jeremy lagi.
Sherina memutar bola matanya malas, cara seperti itu terlalu lambat.
"Apa tidak ada cara lain? bagaimana pak ketua?" tanya Ariana pada Brandon, seolah ingin menguji pria itu.
Brandon tau jelas jika Sherina berniat meremehkannya, dia mengepalkan tangannya kuat.
"Cukup untuk permulaan, aku dan Jeremy akan datang kesana," balas Brandon akhirnya, dan jawaban itu justru membuat Ariana tertawa.
"Hahaha, lucu sekali, baiklah baiklah, lakukan saja bagaimana rencana mu," balas Ariana.
"Jaga sikapmu Sher," kini Lucas yang bicara.
"Maaf," balas Ariana, dengan sisa tawa yang masih terdengar jelas.
Astaga, wanita ini benar-benar sudah gila. Apa yang sudah terjadi dengannya, geram Deasy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
andi hastutty
Bagus
2024-08-20
0
Yatinah
blm tau kecerdasan ariana kamu deasy hnya organ tubuh Sherina yg kamu kenali
2024-04-19
2
Katherina Ajawaila
makin seru siaga 1 Sherina
2024-03-18
0