Sebelum Hari Kelulusan,
Ada seorang teman sekelas Yuna melihat gadis itu dengan kesal. "Hei, apa kau tidak bisa lawan mereka? Paling tidak,kau tolak lah kemauan mereka.!"
Yuna melihat ke arah pemuda itu. Pemuda tampan, tinggi, dengan rambut acak-acakan.
"Rico?" seru Yuna.
"Ku pikir kau tidak kenal nama ku.!" pemuda yang bernama Rico itu memutar satu kursi lalu dia duduk di hadapan Yuna.
"Kau ada masalah apa sih sebenernya sama Viana?" tanya Rico yang penasaran.
Yuna membetulkan letak kacamatanya.
"Ya, cuma karena aku ada aja, 'kan?" jawab Yuna menunjuk dirinya.
Rico yang mendengar pun semakin kesal.
"Dengar! Yang bisa lindungin kau itu diri mu sendiri! Bukan aku, guru, atau siapapun! Kita sekelas udah tiga tahun dan selamat tiga tahun kenapa kau betah banget dibully!" ujar Rico.
"Aku bingung harus apa, Co? Dia cantik, kaya, anak pemilik sekolah juga. Apalah aku? Mungkin dia begitu karena aku cuma pengganggu pemandangan dia," jawab Yuna pasrah, matanya membesar di balik kacamata tebalnya.
"Lawanlah! Mau sampai lulus kau dibully? aku muak ngeliat kau diam aja!" tukas Rico.
Yuna terdiam. Tanpa diperintah oleh Rico pun, dia ingin sekali melawan. Akan tetapi, dia takut kalau dia melawan Viana, dia akan dikeluarkan dari sekolah. Padahal selama ini, tantenya-lah yang membiayai dia sekolah. Maka dari itu, dia tidak mau macam-macam di sekolah selain belajar.
Yuna adalah seorang anak yang penurut. Dia tau kalau ibunya meninggalkan dia di rumah tantenya. Sejak saat itu, Yuna menjadi tanggung jawab nenek dan tantenya. Untuk membalas budi baik mereka, Yuna bertekad untuk mendapatkan beasiswa di sekolah serta saat dia kuliah nanti dengan harapan akan ada sebuah perusahaan besar yang bersedia merekrutnya untuk bekerja di perusahaan mereka. Sesederhana itulah cita-cita dan mimpi Yuna.
Maka dia diam saja saat Viana menindas nya. Leona serta neneknya beberapa kali melaporkan masalah ini ke sekolah.
Namun, pihak sekolah hanya berkata, "Akan kami tindak lanjuti kembali,"
Sampai detik ini, tidak ada tindakan tegas dari sekolah terhadap Viana.
Pernah suatu hari, Yuna pulang dengan keadaan basah kuyup tanpa mengenakan alas kaki. Gadis itu berjalan dengan menenteng buku-buku serta alat tulisnya.
"Loh, Yuna? Kau kenapa, Nak? Kenapa bisa basah begini. Mandi pakai air hangat! Dan, demi Tuhan, dimana sepatu serta tasmu, Yuna?" tanya Lauren, nenek Yuna yang merasa panik dan khawatir.
Yuna menggelengkan kepalanya dengan bergetar. Nyaris saja gadis itu terkena hipotermia jika tidak segera ditolong hari itu. Kejadian itulah yang membawa Lauren serta Leona melaporkan kejadian penindasan terhadap Yuna ke sekolah.
Yuna tidak tahu kalau selama ini Rico memperhatikan dirinya. Yang Yuna tahu adalah jika Viana sudah menindas nya maka tidak ada seorangpun yang berani untuk membela dan berdiri di pihak Yuna. Termasuk beberapa guru dan wali kelas.
"Aku coba lawan ya, tapi aku tidak janji," kata Yuna akhirnya.
"Kau harus berubah, Yuna! Kau harus jadi kuat dan kau harus jadi cantik untuk bisa ngelawan Viana! Kalau kau bisa ngelawan, dia tidak akan bertindak semena-mena lagi sama dirimu.. Paham?" ucap Rico.
"Besok pulang sekolah tunggu aku di depan gapura."
Yuna memandang Rico heran.
"Untuk apa?" tanya Yuna penasaran.
"Anggap aja kita kencan," sahut Rico, kemudian dia mengembalikan posisi kursi ke tempatnya semula dan kemudian dia meninggalkan Yuna.
"See you tomorrow, Cupu Girl!"
Keesokan harinya sepulang sekolah, Yuna menunggu Riko di depan gapura sesuai dengan janji pemuda itu. Tak lama sebuah motor besar berhenti di depannya.
"Oi, naik!" Rico melemparkan helm kepada Yuna dan memintanya untuk naik ke atas motornya.
Yuna menangkap helm pemberian Rico dan dengan bantuan dari pemuda itu dia berhasil memakai helmnya. Rico meminta Yoona untuk berpegangan erat karena dia akan mengajak gadis itu ke sebuah tempat.
Sekitar 30 menit, mereka pun tiba di sebuah salon kecantikan.
"Aku mau kau belajar pakai alat rias sama mereka. Riasan sederhana aja, supaya menarik dan paling enggak muka mu nggak kelihatan ngebosenin.." ujar Rico.
Tak lama, Rico memanggil salah seorang temannya yang bekerja di salon kecantikan itu untuk membantu Yuna belajar make up.
Riko juga meminta kepada temannya untuk menata rambut Yuna supaya menjadi lebih rapi. Sekitar dua jam lebih akhirnya Yuna selesai. Betapa berbedanya dia saat ini dengan make up serta rambut yang tertata rapi, kuncir kudanya hilang sudah.
"Kita cari softlens dan mulai besok kau ke sekolah dengan tampilan kayak gini, ya? tidak usah malu. Kita udah kelas tiga, sisa masa sekolah kita tinggal sedikit, jadi aku mau kau nikmatin masa-masa ini..Oke?" ucap Rico memberi nasehat.
Wajah Yuna pun memerah.
"Kenapa kau selalu bersikap baik denganku?"
"Udah ku bilang kan, aku muak sama dirimu yang diam saja kalo ditindas.Aku mau kau lawan Viana!" jawab Rico tegas.
Dengan semangat dan bantuan dari Rico, Yuna pun bertekad untuk melawan semua penindasan yang dilakukan oleh Viana.Jauh di dalam lubuk hatinya, dia sebenarnya sudah muak juga dengan semua penindasan itu. Akan tetapi karena dia mengingat posisinya, dia tidak berani melawan Viana.
Begitulah pada akhirnya di hari kelulusan itu, Yuna berani melawan Viana.
"Tidak masalah aku sendiri, kan aku memiliki segudang prestasi yang menemani dan menyertaiku. Tidak seperti kau yang selalu datang beramai-ramai tapi nol prestasi!"
Viana pun geram, kemudian yang menyiramkan segelas air dingin ke wajah Yuna.
"Jangan sombong, kau Anak Haram! Cih..Kau beruntung kita sudah lulus,kalau tidak kau tidak akan kubiarkan lolos." ucap Viana memberi ancaman pada Yuna.
Yuna pun akhirnya mendapatkan sertifikat kelulusan dengan nilai memuaskan dan dia berhasil meraih peringkat 1 dengan nilai tertinggi dari seluruh temannya dalam satu angkatan tersebut.
Dengan nilai itu Yuna berhasil masuk ke salah satu universitas terkenal di kota itu dengan bantuan beasiswa dan tanpa membayar satu sen pun.
Di kampus itu, Yuna menjadi sosok pribadi yang baru dan berbeda dengan saat dia di sekolah menengah. Lagi-lagi, di kampusnya Yuna menjadi mahasiswi terbaik. Berbagai macam prestasi berhasil diraihnya.
Sampai suatu ketika, Leona meminta Yuna untuk menemaninya makan di sebuah restoran yang berada di pusat perbelanjaan.
"Aku malas masuk mall, Bibi," ucap Yuna saat itu.
"Sebentar saja. Setelah itu kita akan pulang. Bibi sedang ingin makan sushi di mall itu. Bibi traktir," rayu Leona lagi.
Karena tidak ingin membuat bibinya bersedih hati, Yuna pun menyanggupi keinginan bibinya itu.
"Halo, Bi. Aku sudah sampai mall. Bibi di mana?" tanya Yuna dalam panggilan teleponnya dengan Leona.
("Masuk dari pintu barat, Yun. Kau cari eskalator, lalu naik ke lantai tiga.") jawab Leona lagi.
Yuna mengangguk. "Ya sudah. Aku ke sana. Tunggu aku ya, Bi,"
Gadis itu pun segera mencari eskalator untuk naik ke lantai 3. Karena Yuna berjalan sambil asik berkirim pesan dengan sang bibi, dia tidak melihat dengan baik, jalanan yang ada di depannya.
Tiba-tiba saja, Yuna bertabrakan dengan seseorang.
"Aduh!" lirih Yuna.
"Aw!" ucap orang asing tersebut.
"Maafkan aku, apa kau terluka?" tanya orang asing tersebut.
Yuna mengangkat wajahnya dan melihat orang yang bertabrakan dengannya.
"Ma-, maafkan aku juga, Om. Aku baik-baik saja," jawab Yuna dengan kepala menunduk.
Pria itu tertawa.
"Om? Hahahaha! Maaf karena aku sedang mengejar jadwal meeting ku. Kau benar baik-baik saja?" sahut pria itu yang sesaat tertawa kecil.
Yuna mengangguk sambil mengusap-usap panggulnya.
"Aku baik-baik saja dan aku juga minta maaf karena tidak hati-hati saat berjalan," ujar Yuna kembali meminta maaf.
Gadis itu melihat kartu nama milik pria itu terjatuh. Dia membaca nama yang tertera di kartu itu.
"Om Shane, ini punya Anda," kata Yuna sembari menyerahkan kartu identitas pria bernama Shane.
Pria yang mungkin sudah berumur bernama Shane itu tersenyum.
"Jangan panggil aku Om. Simpan saja. Ah, aku harus pergi dan kalau tiba-tiba pinggul mu sakit dan butuh tukang pijat, kau boleh menghubungiku di nomor itu. Sampai jumpa," ucap Shane dengan membawa senyum manisnya.
Yuna terpana melihat punggung lebar Shane yang sedang berjalan itu. Jantungnya tak henti berdebar saat mengingat pertemuannya dengan Shane, kemudian dia membaca kartu nama itu lagi. "Shane White"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
Alhamdulillah😇
2023-04-03
0
Ita_itu
ku kira Shane diesel Thor 🙈🙈🙈
2023-03-13
0
Dewi Anaya Medina Nareswari
hans ??? siapa hans ?
2023-03-12
0