Bab 18 : Jatuhnya talak

HARI 2 PUASA... SEMANGAT,,,,,,happy reading...🥰jangan lupa ngaji... timbun pahala sebanyak-banyaknya ya,,👍😘😘

...****************...

Rayya dan Hilya tiba di rumah kontrakan. mereka turun dari mobil. Hilya meneliti sekitar rumah tersebut.

"Masya Allah,di mana kamu menemukan rumah ini Ay..? " tanya Hilya setelah melihat pemandangan di sekitarnya.dia merasa sangat takjub, padahal ini sudah hampir tengah malam, pendaran cahaya lampu dari gedung gedung tinggi di dekat danau yang menambah keindahan nya.

"Temenku yang merekomendasikan nya Mbak." Rayya menjawab sambil tersenyum.

Mereka melangkah masuk,rumah itu tidak terlalu besar di bandingkan dengan rumah yang dia tempati bersama Reza sebelumnya, tapi di sini dia menemukan sebuah kedamaian hati.

Susunan perabot yang sangat rapi memanjakan mata Hilya begitu masuk ke dalam. meskipun rumah itu bukan milik Rayya tapi dia tetap membeli perabot dan mengatur dengan sedemikian rupa agar terlihat rapi dan cantik.

"Apa kamu tidak ingin menceritakannya pada Mbak? " tanya Hilya saat mereka sudah berada di tempat tidur.

Rayya menghela nafas,untuk sementara dia diam seribu bahasa sampai Hilya mengatakan sesuatu yang membuatnya terperangah.

"Apa Reza melakukan kekerasan fisik padamu? " tanyanya penuh selidik.

"Bukannya Mbak ingin ikut campur, tapi Mbak yang akan menjadi pengacara mu. Jadi Mbak harus tau penyebab masalah perceraian kalian." lanjutnya.

Rayya berpikir sebentar.Ada rasa ragu di hatinya untuk menyampaikan semua masalah yang sedang menimpa rumah tangganya, tapi apa yang di katakan Hilya memang benar adanya.

"Tapi Mbak harus janji, tidak boleh mengatakan pada Mas Ari,Mbak pasti tau bagaimana sifat Mas Ari bukan? " Rayya akhirnya mengalah.

Hilya mengangguk tanda mengiyakan.

"Aku merasa, Mas Reza mulai berubah setahun ini, dia jarang pulang dengan alasan hotelnya sedang berkembang pesat.dia juga sering keluar kota, melakukan kunjungan ke hotel cabang tempatnya bekerja.Aku mulai merasa curiga, dia yang selalu hangat kini berubah, kadang bicaranya mulai ketus padaku, dan semenjak setahun ini kami sudah tidak pernah melakukan hubungan layaknya suami istri." Rayya menarik nafas dan melanjutkan kembali.

"Pernah suatu hari Mas Reza marah besar dan menamparku dengan keras di depan umum hanya karena ada yang diam diam merekam ku dengan salah satu dokter di rumah sakit sedang duduk berdua dan makan bersama.saat itu aku hanya menemaninya untuk mencarikan kado adiknya yang sedang ulang tahun, dan kebetulan dia adalah dokter penanggung jawab departemen neurologi tempat ku bekerja saat ini.mulai saat itu aku menghindar darinya dan memilih untuk menyewa tempat ini. puncaknya kemarin siang saat aku mendapatinya sedang bermesraan di sebuah restoran dengan wanita yang sangat cantik."

"Apa kau masih mencintainya?" tanya Hilya setelah mendengar semua pengakuan Rayya yang membuat hatinya terasa sesak.

Dia mengingat kembali suaminya, jangankan memukul,berkata kasar dan suara keras pun tidak pernah Hilya dapatkan dari Ghifari.

" Entahlah Mbak, tapi perasaan itu mulai menghilang saat dia selalu meninggalkanku sendirian, kadang tidak pernah ada kabar ,bahkan sampai berhari hari."

"Hhhhh... " Hilya menghela nafasnya kasar.

"Istirahatlah, kamu pasti sangat lelah hari ini." Ujar Hilya sambil menaikkan selimut dan menutupi tubuh Rayya hingga dada.

,,,,,,,,,,,,

Seminggu berlalu sejak kejadian malam itu.Mas Ari dan Mbak Hilya sudah pulang,mereka tidak langsung ke kota S seperti perjanjian semula, melainkan menemui ayah dan ibu yang sedang berada jauh di ujung barat negara ini.di luar ekspektasi, ternyata orang tua Rayya tidak terlalu mempermasalahkan dan malah mengijinkan Rayya untuk segera bercerai dari Reza.Entah apa yang di katakan Mas Ari dan Mbak Hilya hingga dengan mudahnya ayah Rudi mengabulkan permintaannya.

Lewat panggilan telpon beberapa hari yang lalu ayah Rudi hanya memberikan nasehat pada putri semata wayangnya.

"Tidak ada hubungan yang sempurna nak, kitalah yang menyempurnakannya, sama sama butuh, sama sama mengerti dan sama sama saling menghargai, effort butuh feedbcak, komitmen butuh kepercayaan, tapi kalau semua itu sudah tidak bisa terlaksana maka akhirilah hubungan itu sesegera mungkin, ayah tidak marah padamu, mungkin sudah itu jalan takdirmu. berserah dirilah pada yang Maha Tau akan segalanya nak.apapun keputusanmu Ayah akan mendukungnya. Ayah harap kamu akan lebih bahagia setelah Reza melepasmu." Itulah yang ayahnya katakan sampai tak terasa lelehan cairan bening itu memenuhi wajah cantiknya.

Seminggu ini tidak pernah sekalipun Reza menghubungi Rayya, begitupun sebaliknya.tapi persidangan semakin dekat, mau tidak mau Rayya harus menjatuhkan egonya dan menelpon Reza untuk pertama kalinya.

"Assalamu'alaikum,, " Raya mengucap Salam.

"Ada perlu apa kau menelpon Reza, bukannya hubungan kalian sudah berakhir?! " Seorang perempuan yang masih berada di atas tempat tidur tanpa sehelai benang yang menutupi tubuhnya menjawab telpon Rayya dengan ketus.

"Maaf mengganggu waktu anda nona, tapi untuk saat ini Mas Reza masih suami saya, kalau nona ingin hubungan kami segera berakhir sebaiknya berikan ponsel itu kepadanya. "

Lita tampak mendongkol, dia memanggil Reza yang sedang berada di kamar mandi.

"Za.... Reza... istrimu menelpon. " teriaknya lalu melempar ponsel Reza ke samping,kemudian dia berdiri memungut pakaiannya yang berserakan di lantai.

Reza keluar dari kamar mandi, meraih ponselnya yang tergeletak di atas tempat tidur.

"Halo,, "

"Mas, apa kamu ada waktu hari ini, aku ingin bertemu." ujar Rayya dari balik telpon.

"Baiklah aku akan menemuimu saat makan siang nanti."

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikum salam. "

Rayya mengakhiri panggilan setelah dia mendengar jawaban salam dari Reza.

Segera dia mempersiapkan menu makan siang untuk mereka berdua.

Tidak menunggu lama, Reza akhirnya datang.

Tok.. tok.. tok.. Rayya membuka pintu.

"Masuk Mas, silahkan duduk.maaf kalau rumahnya membuat Mas kurang nyaman."ujar Rayya dengan senyum di bibirnya.

" Bagaimana kabarmu? "Reza tidak menanggapi perkataan Rayya.

"Seminggu tidak melihatnya membuat dia terlihat jauh lebih cantik. " batin Reza memuji Rayya yang siang itu memang tampak lebih fresh dengan mengenakan outfit perpaduan orange putih.

"Seperti yang Mas liat. "

"Aku menyiapkan makanan ala kadarnya untuk makan siang kita, ayo Mas. "

Reza melangkah mengikuti Rayya,meja makan sederhana yang di desain untuk dua orang saja telah menunggunya dengan berbagai menu sederhana ala Rayya. secangkir kopi kesukaan Reza sudah tersaji di sudut meja.

"Ayo Mas, kita makan dulu. "

"Aku minum kopi aja ya,tadi aku udah makan sebelum ke sini."

" Mungkin ini terakhir kalinya aku memasak untukmu dan makan berdua denganmu Mas."Rayya masih memaksa untuk tersenyum.

Reza memandang Rayya dengan intens.walau bagaimanapun wanita yang tengah duduk di depannya itu pernah mengisi hari harinya kurang lebih tiga tahun lamanya.rindu itu ada,kadang ingin memeluk wanita yang terlihat sangat tegar di luar namun menyimpan banyak luka dalam hatinya.

Tapi Reza cukup tau diri, dia sudah banyak menyakiti Rayya, mulai dari perselingkuhannya, sampai kekerasan yang dia berikan.Pasti sulit untuk Rayya memaafkannya.

"Baiklah,ayo kita makan." seru Reza tanpa mengalihkan pandangannya dari Rayya.

Hanya suara sendok dan garpu yang terdengar bersahut sahutan di tengah ruangan sempit itu. suara manusia tidak terdengar sedikit pun dari pasangan yang akan segera memutuskan hubungan mereka.

Rayya menyimpan gelas setelah meminumnya menandakan makan siang kali ini telah berakhir.

"Mas, persidangan kita dua hari lagi, aku hanya mohon agar Mas Reza tidak datang di pengadilan untuk mempercepat proses nya. " pinta Rayya.

Reza hanya mengangguk, dan tertunduk menatap kopi dalam gelas yang Rayya buatkan.

"Maukah Mas menjatuhkan talak padaku sekarang?" tanya Rayya.

Deg deg.. deg ..

Reza mengangkat kepalanya mendengar kata keramat yang baru saja di ucapkan Rayya.itu membuat jantungnya berdebar kencang.

Semenit, dua menit hingga lima belas menit berlalu, mereka masih saling menatap.hingga Reza memecah keheningan.

"Saat ini status kita masih suami istri kan? " suara Reza bergetar.

Rayya mengangguk.

"Boleh Mas memelukmu untuk yang terakhir kalinya? " setetes embun mulai menganak sungai di pelupuk matanya.

Mendengar permintaan Reza, Rayya berdiri dan merentangkan tangannya. "Tentu saja Mas." hati Rayya remuk, meskipun masih ada senyum dia perlihatkan di bibirnya.tapi tak pernah dia sangka akan berada di tahap seperti ini dengan Reza.

Reza mendekat, kemudian memeluk erat Rayyana.

"Maafkan Mas,maafkan juga keluarga Mas, ini semua kesalahan Mas.kamu wanita yang sangat baik Ayya, Mas harap setelah kita berpisah kamu akan menemukan kebahagiaanmu."Reza menghapus airmatanya agar tidak terlihat oleh Rayya.

" Aku sudah memaafkanmu Mas, ibu dan juga Jasmin.maaf kalau selama menikah denganmu, aku memiliki banyak kekurangan."Rayya melerai pelukannya.

Reza menatap Rayya, menarik nafas kemudian..

"Rayyana Adistira Hutomo, mulai saat ini, menit ini dan detik ini aku menjatuhkan talak kepadamu, dan sekarang kamu bukan lagi istriku. " Reza mengucapkan kata kata itu dengan suara bergetar.

Setelah mendengar kalimat Reza,tanpa sengaja Rayya menjatuhkan airmatanya. sedetik kemudian dia tersenyum dan menyeka cairan yang menetes di kedua pipinya.

"Terima kasih Mas.. "

"Pernikahan tak menjamin seseorang akan berjodoh dunia dan akhirat Mas, karena pernikahan akan terus bertahan jika di dasari cinta yang kuat dan tulus.Jika pada akhirnya bahtera cinta ini karam dan kandas di tengah jalan, berarti takdir cinta kita memang hanya sampai di sini. Jangan ada penyesalan apapun yang terjadi."lanjut Rayya.

Reza sekali lagi di buat terkesima oleh seorang Rayyana.

Walaupun Reza menginginkan perpisahan ini, tapi tak dapat di pungkiri kalau hatinya juga terluka.ternyata cinta itu masih ada untuk Rayyana.

Reza kemudian tersenyum tipis, " Aku pamit, jaga dirimu baik baik.. "Reza mengulurkan tangan kanannya hendak bersalaman dengan Rayya, namun Rayya menangkupkan kedua tangannya di dada.

" Iya Mas, maaf sekarang kita sudah bukan muhrim lagi."kata Rayya sopan.

Reza menarik tangannya yang menggantung di udara.kemudian pergi dari rumah Rayya dengan perasaan yang tidak karuan.

...****************...

Terpopuler

Comments

Bunda Aish

Bunda Aish

hebat kamu Rayya /Proud/ tegar berani dan mandiri

2025-01-18

2

Neneng Sumiati

Neneng Sumiati

raya hebat lhu az reza yg bego ....

2025-03-30

0

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

😭😭😭😭😭 sedih bangett

2025-01-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan pertama
2 Bab 2 : Acuh
3 Bab 3 : Rayyana Adistira Hutomo
4 Bab 4 : Ternyata dia wanita pendiam
5 Bab 5 : Mulai berubah
6 Bab 6 : Ada apa dengan hatiku?
7 Bab 7 : Nyaman
8 Bab 8 : Hadiah kecil untuk Almyra
9 Bab 9 : Hadiah kecil untuk Almyra 2
10 Bab 10 : Kemarahan Reza
11 Bab 11 : Perhatian Abian
12 Bab 12 : Kesibukan Rayyana
13 Bab 13 : Seperti orang asing
14 Bab 14 : Kecurigaan hilya
15 Bab 15 : Tertangkap basah
16 Bab 16 : Mertua dan adik ipar
17 Bab 17 : Keputusan Rayya
18 Bab 18 : Jatuhnya talak
19 Bab 19 : Perceraian
20 Bab 20 : Perceraian 2
21 Bab 21 : Bertahan menjadi teman?
22 Bab 22 : Semakin dekat
23 Bab 23 : Pregnant
24 Bab 24 : Menjaga jarak
25 Bab 25 : Bertemu bunda Dewi
26 Bab 26 : Sakit
27 Bab 27 : Curhat Rayyana
28 Bab 28 : Abian vs Rayya
29 Bab 29 : murka Jelita
30 Bab 30 : Pertemuan Rayya dan Lita
31 Bab 31 : pertemuan Rayya dan Lita bag. 2
32 Bab 32 : Susah melepaskan
33 Bab 33 : Kebersamaan Abian dan Rayya
34 Bab 34 : Jangan mengujiku
35 Bab 35 : Pengakuan
36 Bab 36 : Feed back
37 Bab 37 : Keputusan Rayya
38 Bab 38 : Abian Marah
39 Bab 39 : Resign
40 Bab 40 : Pamit yang tak kau ketahui
41 Bab 41 : Resign bag. 2
42 Bab 42 : Nasehat kakak ipar
43 Bab 43 : Baru tersadar
44 Bab 44 : Sekarang Abian tau
45 Bab 45 : Tempat kerja baru
46 Bab 46 : Alfian murka
47 Bab 47 : Rencana Alfian
48 Bab 48 : Awal kehancuran
49 Bab 49 : Sedikit tentang Rayyana
50 Bab 50 : Akhirnya bunda Dewi tau
51 Bab 51 : Kunjungan ke rumah tuan Adnan
52 Bab 52 : Talak untukmu,Jelita Maharani
53 Bab 53 : Karma mulai datang
54 Bab 54 : Mencoba menerima keadaan
55 Bab 55 : Kota S
56 Bab 56 : Bertemu CEO Grahatama grup
57 Bab 57 : Curhat Abian
58 Bab 58 : Pertemuan
59 Bab 59 : Pertemuan 2
60 Bab 60 : Pertemuan 3
61 Bab 61 : Aku sangat merindukanmu
62 Bab 62 : Tamu?
63 Bab 63 : lamaran
64 Bab 64 : Lamaran 2
65 Bab 65 : Ghifari vs Abian
66 Bab 66 : Aku terima lamaranmu
67 Bab 67 : Insiden
68 Bab 68 : Fitting
69 Bab 69 : Rayya dan Almyra
70 Bab 70 : Satu tarikan nafas
71 Bab 71 : Wedding day
72 Bab 72 : Kehidupan baru
73 Bab 73 : Berbelanja dengan mertua
74 Bab 74 : Hamil ?
75 Bab 75 : Dua garis merah
76 Bab 76 : Hiperemesis Gravidarum
77 Bab 77 : Kesempatan emas
78 Bab 78 : Kebersamaan Rayya dan Myra
79 Bab 79 : Sang mantan suami
80 Bab 80 : Ghifari Hutomo
81 Bab 81 : Kebersamaan
82 Bab 82 : Kunjungan
83 Bab 83 : Selamat datang baby Zan
84 Bab 84 : Rumah baru
85 Bab 85 : Damien kembali
86 Bab 86 : Berusaha memiliki hatinya kembali
87 Bab 87 : Ternyata
88 Bab 88 : Tiga anak cukup
89 Bab 89 : Akhir bahagia (END)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan pertama
2
Bab 2 : Acuh
3
Bab 3 : Rayyana Adistira Hutomo
4
Bab 4 : Ternyata dia wanita pendiam
5
Bab 5 : Mulai berubah
6
Bab 6 : Ada apa dengan hatiku?
7
Bab 7 : Nyaman
8
Bab 8 : Hadiah kecil untuk Almyra
9
Bab 9 : Hadiah kecil untuk Almyra 2
10
Bab 10 : Kemarahan Reza
11
Bab 11 : Perhatian Abian
12
Bab 12 : Kesibukan Rayyana
13
Bab 13 : Seperti orang asing
14
Bab 14 : Kecurigaan hilya
15
Bab 15 : Tertangkap basah
16
Bab 16 : Mertua dan adik ipar
17
Bab 17 : Keputusan Rayya
18
Bab 18 : Jatuhnya talak
19
Bab 19 : Perceraian
20
Bab 20 : Perceraian 2
21
Bab 21 : Bertahan menjadi teman?
22
Bab 22 : Semakin dekat
23
Bab 23 : Pregnant
24
Bab 24 : Menjaga jarak
25
Bab 25 : Bertemu bunda Dewi
26
Bab 26 : Sakit
27
Bab 27 : Curhat Rayyana
28
Bab 28 : Abian vs Rayya
29
Bab 29 : murka Jelita
30
Bab 30 : Pertemuan Rayya dan Lita
31
Bab 31 : pertemuan Rayya dan Lita bag. 2
32
Bab 32 : Susah melepaskan
33
Bab 33 : Kebersamaan Abian dan Rayya
34
Bab 34 : Jangan mengujiku
35
Bab 35 : Pengakuan
36
Bab 36 : Feed back
37
Bab 37 : Keputusan Rayya
38
Bab 38 : Abian Marah
39
Bab 39 : Resign
40
Bab 40 : Pamit yang tak kau ketahui
41
Bab 41 : Resign bag. 2
42
Bab 42 : Nasehat kakak ipar
43
Bab 43 : Baru tersadar
44
Bab 44 : Sekarang Abian tau
45
Bab 45 : Tempat kerja baru
46
Bab 46 : Alfian murka
47
Bab 47 : Rencana Alfian
48
Bab 48 : Awal kehancuran
49
Bab 49 : Sedikit tentang Rayyana
50
Bab 50 : Akhirnya bunda Dewi tau
51
Bab 51 : Kunjungan ke rumah tuan Adnan
52
Bab 52 : Talak untukmu,Jelita Maharani
53
Bab 53 : Karma mulai datang
54
Bab 54 : Mencoba menerima keadaan
55
Bab 55 : Kota S
56
Bab 56 : Bertemu CEO Grahatama grup
57
Bab 57 : Curhat Abian
58
Bab 58 : Pertemuan
59
Bab 59 : Pertemuan 2
60
Bab 60 : Pertemuan 3
61
Bab 61 : Aku sangat merindukanmu
62
Bab 62 : Tamu?
63
Bab 63 : lamaran
64
Bab 64 : Lamaran 2
65
Bab 65 : Ghifari vs Abian
66
Bab 66 : Aku terima lamaranmu
67
Bab 67 : Insiden
68
Bab 68 : Fitting
69
Bab 69 : Rayya dan Almyra
70
Bab 70 : Satu tarikan nafas
71
Bab 71 : Wedding day
72
Bab 72 : Kehidupan baru
73
Bab 73 : Berbelanja dengan mertua
74
Bab 74 : Hamil ?
75
Bab 75 : Dua garis merah
76
Bab 76 : Hiperemesis Gravidarum
77
Bab 77 : Kesempatan emas
78
Bab 78 : Kebersamaan Rayya dan Myra
79
Bab 79 : Sang mantan suami
80
Bab 80 : Ghifari Hutomo
81
Bab 81 : Kebersamaan
82
Bab 82 : Kunjungan
83
Bab 83 : Selamat datang baby Zan
84
Bab 84 : Rumah baru
85
Bab 85 : Damien kembali
86
Bab 86 : Berusaha memiliki hatinya kembali
87
Bab 87 : Ternyata
88
Bab 88 : Tiga anak cukup
89
Bab 89 : Akhir bahagia (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!