Bab 14 : Kecurigaan hilya

Jam sebelas malam, Reza baru pulang.dia melihat mobil Rayya terparkir di garasi.Saat ini Reza tau kalau kamar utama sedang di gunakan Rayya.

kreekkkk....

Di kamar utama, Rayya bisa mendengar dengan jelas suara pintu yang terbuka di kamar sebelah, dan dia sudah menduga itu, pasti Reza akan menghindarinya.

"Kita akan berbicara serius setelah Mas Ari pulang Mas.. " Ucap Rayya.

,,,,,,,,,

keesokan harinya....

"Assalamu'alaikum.. " suara salam dari luar.

"Waalaikum salam.. " Rayya membalas salam dan berjalan ke arah pintu masuk.

Seorang laki laki tampan yang wajahnya mirip dengan Rayya, berdiri tegap menggunakan pakaian seragam khas prajurit TNI, di sampingnya tampak seorang wanita cantik dengan jilbab yang hampir menutupi seluruh tubuhnya.

Dengan senyum sumringah,Ghifari menatap adik semata wayangnya dengan tatapan penuh sayang.

"Rayyana Adistira Hutomo, apa kabar mu sayang.. "Ari memeluk adiknya.

"Alhamdulillah masih di beri kesehatan,Mas,,Mbak." Rayya membalas pelukan kakak dan kakak iparnya bergantian. ada rasa bahagia melihat kedua orang yang di sayanginya datang setelah setahun lebih mereka tidak bertemu.

" Abang Raka nggak ikut Mbak.."tanya Rayya setelah keduanya mendudukkan tubuhnya di sofa.

"Nggak dek,aku titip sama mbahnya dulu, soalnya Masmu ada pelantikan besok,dia di pindah tugas ke kota S. " jawab mbak Hilya.

"Alhamdulillah,, bagus dong mbak, sekarang Mas Ari tugasnya nggak jauh jauh lagi."

Hilya tersenyum menanggapi perkataan Rayya.

"kok kurusan,lagi isi ya Ray? " tanya Mbak Hilya.

"Masa sih Mbak,perasaan makan ku banyak deh. .belum Mbak,Allah belum memberi kepercayaan pada Rayya. " jawab Rayya tersenyum.

"Reza mana Ray..? " sekarang gantian mas Ari yang bertanya.

"Mas Reza sudah ke hotel Mas, akhir akhir ini dia lagi sibuk banget."

Hilya menatap jam di tangan kanannya. "Ini baru jam enam pagi.. " batin Hilya.

"Mbak, Mas, sarapan dulu, Ayya sudah siapkan."

Mereka kemudian sarapan bersama, hanya suara Rayya dan Hilya yang terdengar saling bertukar cerita, Ghifari sang kakak, tidak pernah mengeluarkan suara sedikitpun, sifatnya itu sebelas dua belas dengan Rayyana.

Rayyana berangkat ke rumah sakit setelah sarapan pagi selesai.

Siang hari, Reza pulang,dia lupa membawa berkas yang di butuh kan untuk pertemuannya hari ini.

"Iya sayang.... nanti setelah rapat aku akan menemuimu,di tempat biasa kan?"

"Rapatnya selesai siang, nanti kita makan malamnya bareng ya, ok? "

"Aku mencintaimu,, mmmuuuaahh.. "

Reza menutup telponnya, melangkah masuk ke dapur ingin meminum sesuatu yang bisa melegakan tenggorokannya yang terasa kering.

Alangkah kagetnya dia, saat melihat Hilya,istri dari Ghifari, kakak iparnya,sedang sibuk di dapur membuat makan siang.

"M.. mbak Hilya.. " Reza gugup, takut kalau Hilya mendengarnya berbicara di telpon dengan Lita.

"Kok, pulangnya cepat dek? " tanya Hilya menghentikan aktivitas nya.

"oohh, itu mbak, aku tadi pagi lupa bawa berkas penting untuk keperluan rapat.

" Mas Ari mana mbak? "tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Dia keluar sama temennya."jawabnya melanjutkan kembali aktivitas masaknya, tanpa melihat suami Rayyana yang berdiri di depannya.

" Kalau begitu aku tinggal dulu ya Mbak."

"Iya.. "

"Sial...kenapa aku sampai lupa kalau rumahku kedatangan tamu, semoga dia tidak mendengarnya." batinnya lalu berjalan ke arah tangga mengambil barangnya yang tertinggal.

Malam hari, mereka makan dengan formasi yang masih sama saat sarapan tadi pagi, hanya bertiga.

Hilya menatap Rayya yang duduk di depannya makan dengan lahap.

"Perasaan tadi Reza bilang ingin makan malam di luar,tapi kenapa Rayya masih di sini dan makan dengan lahapnya?"

"Jangan jangan.... " Hilya mulai curiga,sebagai seorang pengacara senior,wajar dia merasakan seperti itu.tadi siang Hilya bisa melihat kegugupan Reza yang tanpa sengaja melihatnya di dapur setelah sambungan telepon nya berakhir,dan semenjak datang pagi tadi dia belum melihat kebersamaan Rayya dan Reza sama sekali.

,,,,,,,,,,,,

The shining hotel VIP room....

Di atas tempat tidur king size, sepasang manusia baru saja menyelesaikan ritual ber cintanya.

"Kamu tidak ingin pulang Za..? ini sudah jam sebelas malam.. kamu bilang kakak iparmu datang. " Lita berbicara sambil memeluk Reza.

"Apa kamu sudah tidak merindukanku? " Reza mencium pucuk kepala Lita dengan sayang.. "

"Iiisssstt.. apaan sih,, bukan gitu, tapi nanti mereka curiga kalau kamu terlalu lama di luar, katamu semenjak kakaknya Rayya datang kalian belum pernah bertemu.. " Lita memukul pelan dada telanjang Reza.

"Iya.... aku akan pulang.. "ujarnya lalu berdiri mengenakan pakaiannya yang berhamburan di lantai.

Tengah malam Reza baru tiba di rumah, dengan perlahan dia melangkah kan kakinya ke lantai dua.

" Baru pulang Reza.. ? "suara bariton seorang pria yang berjalan dari arah dapur dengan segelas air minum di tangannya.

" Mas Ari..? I.. iya Mas... "jawab Reza gugup.

"Kalaupun kamu sibuk jangan terlalu sering meninggalkan Rayya sendirian."

"Baik Mas... "setelah teguran singkat dari Mas Ghifari, Reza melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Rayya baru saja selesai menunaikan shalat saat Reza membuka pintu.

Kali ini dia harus tidur sekamar dengan Rayya.dia tidak ingin kakak iparnya mengetahui perihal hubungan rumah tangganya yang sedang memburuk.

" Mas sudah makan? "tanya Rayya sambil melipat sajadahnya.

" Sudah.. "

Tidak ada lagi perbincangan setelah kata terakhir dari Reza. Rayya seperti kembali ke mode pengaturan awal, diam tanpa banyak kata dan tanya.

Reza masuk ke kamar mandi, membersihkan diri.Rayya mengambil selimut dan bantal kemudian berbaring di sofa panjang.

Setengah jam kemudian, Reza keluar dari kamar mandi, dia mendapati Rayya yang sudah berbaring tanpa membuka mukena yang masih menempel di tubuhnya.

"Mas akan tidur di sofa, kau tidurlah di sana." sambil menunjuk ke arah tempat tidur.

"Nggak papa Mas, aku di sini saja, Mas pasti sangat lelah." dia berbicara dengan senyum tulus untuk Reza.

"Apa kau masih marah padaku? "

"Nggak, aku nggak marah. "

"Tapi kenapa beberapa minggu ini kau tidak pernah menelponku? "

"Aku hanya ingin menenangkan pikiran Mas.. "

"Seandainya aku tidak datang menemuimu di rumah sakit, apa kau tidak akan pulang? "

Rayya bangkit dan memperbaiki posisi duduknya, kemudian menatap Reza yang berdiri di depannya.

"Menurut Mas, apa kita masih bisa bersama seperti dulu? " tanya Rayya serius.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? "

"Aku merasa hubungan kita akan segera berakhir Mas.aku tidak bisa mempertahankan nya." mata Rayya mulai berkaca kaca.

"Aku akan mengunjungi ayah dan ibu secepatnya,dan berbicara baik baik dengan mereka, agar semua berjalan sesuai dengan semestinya dan tidak ada yang dipersalahkan dalam malasah kita ini." lanjut Rayya.

Aku juga berpikiran Mas sudah tidak menginginkan pernikahan ini, jadi sebaiknya kita akhiri saja. "

"Tapi kenapa secepat ini, apa tidak ada jalan keluar, atau aku harus minta maaf padamu terlebih dahulu setelah kejadian tempo hari?tapi aku merasa itu bukan kesalahanku Ayya."

"Ternyata kau pria yang sangat egois Mas. " batin Rayya.

"Aku mengantuk, nanti kita bicarakan lagi setelah Mas Ari dan Mbak Hilya pulang.. " Rayya berbaring membelakangi Reza.

hhhhhhh... Reza menghela nafasnya... dia berjalan ke arah tempat tidur dan mengistirahatkan tubuhnya.

,,,,,,,,,

Di tempat lain di sebuah rumah mewah...

"Apa kau akan terus seperti ini Lita!!!di mana tanggung jawabmu sebagai seorang istri!!!!" tanya Abian saat Lita baru saja pulang di jam satu dini hari.Abian marah, ini sudah teguran kesekian kali yang dia sendiri sudah tidak bisa menghitungnya lagi.

"Aku tidak ingin berdebat Bian, aku lelah." jawabnya acuh, lalu masuk ke kamar mandi membersihkan dirinya, dia tidak ingin Abian sampai mencium bau aneh di tubuhnya saat bercinta tadi, biar bagaimanapun, Abian itu seorang dokter, pasti dia akan tau.

Keluar dari kamar mandi, Abian sudah tidak ada, dia lebih memilih ke ruang kerjanya dari pada harus berdebat lagi dan lagi dengan Lita.

Dia bingung, sebenarnya hubungan rumah tangga apa yang sedang dia jalani sekarang ini.

Sudah lama dia tidak pernah menyentuh istrinya itu.jangankan untuk berhubungan badan,berciuman saja dia sudah lupa kapan terakhir kali dia melakukannya.

Sebagai laki-laki normal, jelas dia sangat membutuhkan itu,beruntung Abian bukan tipe penjaja perempuan kesepian di luar sana.dan yang kadang membuatnya aneh adalah, saat melakukan permainan solo di kamar mandi, yang menjadi fantasi nya justru istri orang lain bukan istrinya sendiri.

Apakah ini sudah bisa di katakan selingkuh?tapi hubungannya dengan wanita itu hanya sebatas teman saja.atau hanya dia yang terlalu terbawa suasana ataukah hanya pelampiasan saja?

Itu yang selalu dia pikiran, namun rasa yang tidak boleh tumbuh itu, setiap harinya terasa semakin tumbuh subur. sulit untuk dia melawannya.

Mengingat wanita itu saja Abian sudah tersenyum, apapun yang dia lakukan,di matanya semua tampak indah. bagaimana seandainya Tuhan berbaik hati mengabulkan khayalan nya untuk bersanding dengan wanita itu?

Apa perasaan seperti itu masih bisa di katakan sebuah pelampiasan? tentu saja tidak, sayang.. wanita itu sudah menikah dan diapun sama.

...****************...

Terpopuler

Comments

Bunda Aish

Bunda Aish

seperti nya memang jodoh yang tertukar 🙃

2025-01-18

1

Ma Malikha

Ma Malikha

seru

2024-09-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan pertama
2 Bab 2 : Acuh
3 Bab 3 : Rayyana Adistira Hutomo
4 Bab 4 : Ternyata dia wanita pendiam
5 Bab 5 : Mulai berubah
6 Bab 6 : Ada apa dengan hatiku?
7 Bab 7 : Nyaman
8 Bab 8 : Hadiah kecil untuk Almyra
9 Bab 9 : Hadiah kecil untuk Almyra 2
10 Bab 10 : Kemarahan Reza
11 Bab 11 : Perhatian Abian
12 Bab 12 : Kesibukan Rayyana
13 Bab 13 : Seperti orang asing
14 Bab 14 : Kecurigaan hilya
15 Bab 15 : Tertangkap basah
16 Bab 16 : Mertua dan adik ipar
17 Bab 17 : Keputusan Rayya
18 Bab 18 : Jatuhnya talak
19 Bab 19 : Perceraian
20 Bab 20 : Perceraian 2
21 Bab 21 : Bertahan menjadi teman?
22 Bab 22 : Semakin dekat
23 Bab 23 : Pregnant
24 Bab 24 : Menjaga jarak
25 Bab 25 : Bertemu bunda Dewi
26 Bab 26 : Sakit
27 Bab 27 : Curhat Rayyana
28 Bab 28 : Abian vs Rayya
29 Bab 29 : murka Jelita
30 Bab 30 : Pertemuan Rayya dan Lita
31 Bab 31 : pertemuan Rayya dan Lita bag. 2
32 Bab 32 : Susah melepaskan
33 Bab 33 : Kebersamaan Abian dan Rayya
34 Bab 34 : Jangan mengujiku
35 Bab 35 : Pengakuan
36 Bab 36 : Feed back
37 Bab 37 : Keputusan Rayya
38 Bab 38 : Abian Marah
39 Bab 39 : Resign
40 Bab 40 : Pamit yang tak kau ketahui
41 Bab 41 : Resign bag. 2
42 Bab 42 : Nasehat kakak ipar
43 Bab 43 : Baru tersadar
44 Bab 44 : Sekarang Abian tau
45 Bab 45 : Tempat kerja baru
46 Bab 46 : Alfian murka
47 Bab 47 : Rencana Alfian
48 Bab 48 : Awal kehancuran
49 Bab 49 : Sedikit tentang Rayyana
50 Bab 50 : Akhirnya bunda Dewi tau
51 Bab 51 : Kunjungan ke rumah tuan Adnan
52 Bab 52 : Talak untukmu,Jelita Maharani
53 Bab 53 : Karma mulai datang
54 Bab 54 : Mencoba menerima keadaan
55 Bab 55 : Kota S
56 Bab 56 : Bertemu CEO Grahatama grup
57 Bab 57 : Curhat Abian
58 Bab 58 : Pertemuan
59 Bab 59 : Pertemuan 2
60 Bab 60 : Pertemuan 3
61 Bab 61 : Aku sangat merindukanmu
62 Bab 62 : Tamu?
63 Bab 63 : lamaran
64 Bab 64 : Lamaran 2
65 Bab 65 : Ghifari vs Abian
66 Bab 66 : Aku terima lamaranmu
67 Bab 67 : Insiden
68 Bab 68 : Fitting
69 Bab 69 : Rayya dan Almyra
70 Bab 70 : Satu tarikan nafas
71 Bab 71 : Wedding day
72 Bab 72 : Kehidupan baru
73 Bab 73 : Berbelanja dengan mertua
74 Bab 74 : Hamil ?
75 Bab 75 : Dua garis merah
76 Bab 76 : Hiperemesis Gravidarum
77 Bab 77 : Kesempatan emas
78 Bab 78 : Kebersamaan Rayya dan Myra
79 Bab 79 : Sang mantan suami
80 Bab 80 : Ghifari Hutomo
81 Bab 81 : Kebersamaan
82 Bab 82 : Kunjungan
83 Bab 83 : Selamat datang baby Zan
84 Bab 84 : Rumah baru
85 Bab 85 : Damien kembali
86 Bab 86 : Berusaha memiliki hatinya kembali
87 Bab 87 : Ternyata
88 Bab 88 : Tiga anak cukup
89 Bab 89 : Akhir bahagia (END)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan pertama
2
Bab 2 : Acuh
3
Bab 3 : Rayyana Adistira Hutomo
4
Bab 4 : Ternyata dia wanita pendiam
5
Bab 5 : Mulai berubah
6
Bab 6 : Ada apa dengan hatiku?
7
Bab 7 : Nyaman
8
Bab 8 : Hadiah kecil untuk Almyra
9
Bab 9 : Hadiah kecil untuk Almyra 2
10
Bab 10 : Kemarahan Reza
11
Bab 11 : Perhatian Abian
12
Bab 12 : Kesibukan Rayyana
13
Bab 13 : Seperti orang asing
14
Bab 14 : Kecurigaan hilya
15
Bab 15 : Tertangkap basah
16
Bab 16 : Mertua dan adik ipar
17
Bab 17 : Keputusan Rayya
18
Bab 18 : Jatuhnya talak
19
Bab 19 : Perceraian
20
Bab 20 : Perceraian 2
21
Bab 21 : Bertahan menjadi teman?
22
Bab 22 : Semakin dekat
23
Bab 23 : Pregnant
24
Bab 24 : Menjaga jarak
25
Bab 25 : Bertemu bunda Dewi
26
Bab 26 : Sakit
27
Bab 27 : Curhat Rayyana
28
Bab 28 : Abian vs Rayya
29
Bab 29 : murka Jelita
30
Bab 30 : Pertemuan Rayya dan Lita
31
Bab 31 : pertemuan Rayya dan Lita bag. 2
32
Bab 32 : Susah melepaskan
33
Bab 33 : Kebersamaan Abian dan Rayya
34
Bab 34 : Jangan mengujiku
35
Bab 35 : Pengakuan
36
Bab 36 : Feed back
37
Bab 37 : Keputusan Rayya
38
Bab 38 : Abian Marah
39
Bab 39 : Resign
40
Bab 40 : Pamit yang tak kau ketahui
41
Bab 41 : Resign bag. 2
42
Bab 42 : Nasehat kakak ipar
43
Bab 43 : Baru tersadar
44
Bab 44 : Sekarang Abian tau
45
Bab 45 : Tempat kerja baru
46
Bab 46 : Alfian murka
47
Bab 47 : Rencana Alfian
48
Bab 48 : Awal kehancuran
49
Bab 49 : Sedikit tentang Rayyana
50
Bab 50 : Akhirnya bunda Dewi tau
51
Bab 51 : Kunjungan ke rumah tuan Adnan
52
Bab 52 : Talak untukmu,Jelita Maharani
53
Bab 53 : Karma mulai datang
54
Bab 54 : Mencoba menerima keadaan
55
Bab 55 : Kota S
56
Bab 56 : Bertemu CEO Grahatama grup
57
Bab 57 : Curhat Abian
58
Bab 58 : Pertemuan
59
Bab 59 : Pertemuan 2
60
Bab 60 : Pertemuan 3
61
Bab 61 : Aku sangat merindukanmu
62
Bab 62 : Tamu?
63
Bab 63 : lamaran
64
Bab 64 : Lamaran 2
65
Bab 65 : Ghifari vs Abian
66
Bab 66 : Aku terima lamaranmu
67
Bab 67 : Insiden
68
Bab 68 : Fitting
69
Bab 69 : Rayya dan Almyra
70
Bab 70 : Satu tarikan nafas
71
Bab 71 : Wedding day
72
Bab 72 : Kehidupan baru
73
Bab 73 : Berbelanja dengan mertua
74
Bab 74 : Hamil ?
75
Bab 75 : Dua garis merah
76
Bab 76 : Hiperemesis Gravidarum
77
Bab 77 : Kesempatan emas
78
Bab 78 : Kebersamaan Rayya dan Myra
79
Bab 79 : Sang mantan suami
80
Bab 80 : Ghifari Hutomo
81
Bab 81 : Kebersamaan
82
Bab 82 : Kunjungan
83
Bab 83 : Selamat datang baby Zan
84
Bab 84 : Rumah baru
85
Bab 85 : Damien kembali
86
Bab 86 : Berusaha memiliki hatinya kembali
87
Bab 87 : Ternyata
88
Bab 88 : Tiga anak cukup
89
Bab 89 : Akhir bahagia (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!