Bab 12 : Kesibukan Rayyana

dua minggu kemudian..

Mentari pagi menampakkan sinarnya dari ufuk timur,warna jingga yang sangat cantik terlihat dari jendela kamar rumah kontrakan yang terletak di pinggir sebuah danau yang indah.

sudah dua minggu dia tinggal di sana, Reza tidak pernah menghubunginya semenjak kejadian menyakitkan hari itu.tapi Rayya tidak ambil pusing, rasa cinta yang dulu dia miliki untuk Reza sekarang seperti hilang di telan bumi.

Dia sibuk dengan rutinitasnya setiap hari, ke rumah sakit, jalan jalan bersama Devi, dan pulang istirahat di rumah kontrakannya yang sangat nyaman, yang paling penting untuknya dan wajib di laksanakan setiap hari adalah menghadap sang pencipta, doa selalu dia panjatkan di setiap sujudnya.

Devi sudah mengetahui permasalahan yang menimpa sang leader ruangan,dia marah, tidak suka dengan perlakuan Reza yang berani menyakiti Rayya,apalagi itu dia lakukan di depan umum.

Entah bagaimana nasib rumah tangganya ke depan, untuk saat ini, dia tidak akan memikirkannya. nikmati saja, kalau memang sudah tidak ada jalan keluar,mau bagaimana lagi, berpisah adalah jalan terakhir.

Rayya sudah bersiap siap, kuda besi yang setia menemani kemanapun dia pergi, terlihat sudah bersih dan mengkilap.

Seperti biasa, sebelum jam tujuh pagi dia sudah berada di ruangannya.Residen neurologi tahun pertama sudah berseliweran memeriksa pasien sejak fajar menyingsing,dokter Anton hari ini ada seminar di luar kota, jadi semua pasien akan di pegang sementara oleh dokter Abian, makanya pagi pagi sekali residen sudah datang untuk membantu dokter Abian yang pasti akan kewalahan menghadapi lebih dari lima puluh orang pasien rawat inap. belum lagi yang masih menunggu di tempat prakteknya atau dirumah sakit biasa di sebut poliklinik.

Rayya sudah duduk di nurse station, memeriksa laporan harian pasien.banyak sekali masalah pasien hari ini,belum lagi yang mau CT-scan kepala, MRI, EEG dan masih banyak lagi, pastinya Rayya akan melupakan masalah rumah tangganya karena teralihkan oleh kesibukan yang entah kapan akan berakhir.

"Lembur lagi kayaknya.. " batin Rayya.

Fokus Rayya pada komputer di depannya, mengamati laporan pasien satu persatu, mengirim pengantar via online pasien yang akan melakukan pemeriksaan lanjutan.

Sekotak susu putih kegemarannya di letakkan seseorang di atas meja di depan komputer. Rayya berbalik melihat siapa gerangan yang memberikan sarapan bergizi untuknya di pagi hari.

Dokter Abian berdiri di sampingnya dengan tersenyum manis,"Assalamu'alaikum,minum gih, nanti maag nya kumat lagi. "

"Waalaikumsalam, makasih dok. "Rayya mengambil susu tersebut dan meminumnya.

Abian sudah banyak tau tentang Rayya. Acha si putri cantik milik bangsal neurologi adalah sumber informasi yang paling akurat untuknya.

" Seperti nya hari ini aku akan makan siang di sini."kata Abian setelah mendudukkan tubuhnya di samping Rayya.

Kening Rayya berkerut,bingung dengan perkataan Abian.Abian paham,kadang dia tidak habis pikir, otak pintar seperti Rayya bisa juga jadi lemot.

"Kak Rayya nggak liat.. " matanya menunjuk berkas rekam medis pasien yang membuat dokter Abian tidak terlihat dari depan saking banyaknya.

Rayya akhirnya paham,dia tersenyum geli,"semangat ya dok."dia berucap sambil berdiri membuang bekas kotak susu yang habis dia minum tanpa sisa sedikitpun.

"Gitu doang, tepukan di bahu kek, itu baru namanya beri semangat."harap Abian dalam hati.

Seperti Allah menjabah doanya dengan cara yang lain,entah dari mana datangnya, Acha muncul dan menepuk bahu Abian, "dok, semangat ya."

"Sial.. kenapa dia yang datang." gerutu Abian dalam hati.

Acha duduk di antara Abian dan Rayya,hingga Abian tidak bisa melihat jelas wajah ayu sang perawat idaman.

"Cha,,tolong bawa pasien yang di bed 6 untuk MRI." kata Rayya setelah melihat di layar kalau permintaannya sudah di setujui oleh pihak yang akan melakukan pemeriksaan.

"siaapppp kak Ray." ujar Acha kemudian berdiri,sebelum berlalu, dia masih sempat meraba bahu Abian."Bye dokter ganteng,eike capcus dulu ya.. "Abian menahan diri untuk tidak berkata kasar.

Rayya terkekeh melihat wajah frustasi Abian.

" heeeee.. heeeee... "

"Puas,,,,bisa bisanya ya kamu tertawa melihat ku di lecehkan seperti tadi." Abian kesal karena Rayya menertawai nya.

Bukannya marah, Rayya justru tertawa senang."haaa.. haaa... haaaa."cairan bening sampai keluar dari sudut matanya karena tertawa.

Abian terpana,jantungnya berdetak cepat,belum pernah dia melihat seorang Rayyana tertawa lepas seperti,"Aduh, cantik sekali,kenapa tiba tiba aku jadi serakah,aku menginginkannya ya Allah, bagaimana ini.. "

Sadar di tatap sedemikian rupa oleh Abian, seketika dia berhenti tertawa.

"Hhmmmmm... " Rayya berdehem, mengurai kecanggungan yang tiba tiba saja terjadi.dia melanjutkan kembali pekerjaannya, tak bisa di pungkiri jantungnya pun tidak bisa dia kondisikan dengan baik saat bersitatap dengan mata elang Abian.

"Tidak mungkin aku menyukainya, aku punya suami, walaupun sekarang kami sedang tidak baik baik saja, tapi bagaimanapun caranya aku akan tetap mempertahankan nya. Ya Allah, jauhkanlah pria ini dari hati dan ingatanku." doa Rayya dalam hati.

Setiap hari bertemu dengan Abian sedikit banyak membuat pikiran dan hatinya kadang tidak sinkron.namun dia selalu beranggapan kalau Abian hanyalah sebatas rekan kerja,dan teman berkeluh kesah saat bersama di luar dari pekerjaan.

Tidak lama setelahnya,residen tahun pertama yang baru selesai berkeliling,betdiri di samping Abian.menjelaskan keluhan pasien sebelum Abian melakukan visit.

Abian bangkit dari duduknya setelah kurang lebih sejam mendengar celotehan residen tadi.Rayya ikut di belakang mereka, membawa buku catatan semua pasien yang di rawat di bangsal tersebut.

Residen laki laki yang berdiri di samping Abian menatap Rayya dengan kagum mendengar penjelasan sang perawat mengenai masalah pasien satu persatu, menjelaskannya kepada Abian, obat apa yang sudah di berikan, keluhan pasien sekarang,tanda tanda vital,semua di paparkan Rayyana secara detail.

"Perawatnya hebat,, aku sudah banyak berkeliling rumah sakit, baru kali ini menemukan perawat yang se care ini sama pasien."batin residen tadi. Abian yang selalu memperhatikan sekeliling, tidak sengaja melihat residen tadi menatap Rayyana.

Abian membisikkan sesuatu di telinganya, " dia milikku, jangan menatapnya seperti itu, kau ingin nilai mu ku pangkas habis?! "Abian mengancam.

" Tidak dok, maafkan saya."residen itu ketakutan,wajahnya pucat,kata kata Abian tadi yang akan mengurangi nilainya terus terngiang terngiang.

Abian melanjutkan ke pasein selanjutnya, masih di temani Rayya yang masih sibuk dengan penjelasannya.

Baru beberapa menit visit berlangsung, Lia datang dan menghampiri Rayya.

"Kak Ray, pak Reza ada di depan.katanya dari tadi dia menghubungi kakak, tapi ponsel kak Ray tidak aktif."Lia berbisik agar mereka yang sedang melakukan aktivitasnya tidak merasa terganggu.

Rayya menyerahkan catatan yang dari tadi dia pegang, " aku keluar dulu. "ujarnya.

Abian hanya memperhatikan Rayya yang keluar tanpa mengatakan apapun padanya.

Reza berdiri di depan pintu masuk ruang perawatan dengan memasang wajah datar, menunggu Rayya yang melangkah ke arahnya.

" Ayo kita bicara di luar."

Reza berjalan lebih dulu setelah berbicara pada Rayya.Rayya mengekor di belakang, tidak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya.

Reza menatap hamparan rumput luas yang menghijau,mengabaikan Rayya yang masih berdiri di belakang punggungnya.saat ini mereka sedang berada di taman rumah sakit Internasional Grahatama.

"Bagaimana keadaan mu beberapa minggu ini Mas? " melihat tubuh Reza yang sedikit lebih kurus dari terakhir kali Rayya melihatnya, jelas dia bertanya, statusnya sekarang masih istri sah dari pria yang sedang berdiri membelakangi nya.

"Seperti yang kamu lihat." jawab Reza datar, dia sebenarnya sangat merindukan Rayya, tapi wajah Lita selalu terbayang bayang di pelupuk matanya,andai bisa,dia ingin hidup dengan kedua wanita yang sudah membuatnya seperti orang gila.tapi jelas itu mustahil.

"Mas Ari akan datang besok pagi, dia ada pertemuan di sini selama tiga hari.dan selama tiga hari itu dia akan menginap di rumah.aku harap kau bisa pulang,jangan sampai dia tau kalau hubungan kita sedang tidak baik. "Dia terus berbicara tanpa mau menatap Rayya. dia takut akan goyah dan niat untuk berpisah dengan Rayya tidak akan terlaksana.

...****************...

- Ct-scan :Computed Tomography Scan atau CT Scan adalah prosedur pemeriksaan yang memanfaatkan teknologi komputer khusus dan sinar-X untuk melihat jaringan dan struktur di dalam tubuh melalui berbagai sudut. Dibandingkan dengan rontgen biasa, gambar yang akan dihasilkan oleh CT Scan akan lebih detail.

- MRI : Magnetic Resonance Imaging atau yang lebih dikenal MRI merupakan salah satu dari pemeriksaan radiologi yang cara mendapatkan gambarnya dengan menggunakan medan magnet dan radio frekuensi (gelombang radio).

EEG : Electroencephalography (EEG) atau pemeriksaan electroencephalography adalah alat yang berfungsi untuk mempelajari gambar dari rekaman aktivitas listrik di otak, termasuk teknik perekaman EEG dan interpretasinya. 

...****************...

Terpopuler

Comments

Gamar Abdul Aziz

Gamar Abdul Aziz

Reza plin plan

2024-10-11

1

Rima Agustina

Rima Agustina

ya allah dokter...
segitunya-.....

2024-06-25

1

Rima Agustina

Rima Agustina

😂

2024-06-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan pertama
2 Bab 2 : Acuh
3 Bab 3 : Rayyana Adistira Hutomo
4 Bab 4 : Ternyata dia wanita pendiam
5 Bab 5 : Mulai berubah
6 Bab 6 : Ada apa dengan hatiku?
7 Bab 7 : Nyaman
8 Bab 8 : Hadiah kecil untuk Almyra
9 Bab 9 : Hadiah kecil untuk Almyra 2
10 Bab 10 : Kemarahan Reza
11 Bab 11 : Perhatian Abian
12 Bab 12 : Kesibukan Rayyana
13 Bab 13 : Seperti orang asing
14 Bab 14 : Kecurigaan hilya
15 Bab 15 : Tertangkap basah
16 Bab 16 : Mertua dan adik ipar
17 Bab 17 : Keputusan Rayya
18 Bab 18 : Jatuhnya talak
19 Bab 19 : Perceraian
20 Bab 20 : Perceraian 2
21 Bab 21 : Bertahan menjadi teman?
22 Bab 22 : Semakin dekat
23 Bab 23 : Pregnant
24 Bab 24 : Menjaga jarak
25 Bab 25 : Bertemu bunda Dewi
26 Bab 26 : Sakit
27 Bab 27 : Curhat Rayyana
28 Bab 28 : Abian vs Rayya
29 Bab 29 : murka Jelita
30 Bab 30 : Pertemuan Rayya dan Lita
31 Bab 31 : pertemuan Rayya dan Lita bag. 2
32 Bab 32 : Susah melepaskan
33 Bab 33 : Kebersamaan Abian dan Rayya
34 Bab 34 : Jangan mengujiku
35 Bab 35 : Pengakuan
36 Bab 36 : Feed back
37 Bab 37 : Keputusan Rayya
38 Bab 38 : Abian Marah
39 Bab 39 : Resign
40 Bab 40 : Pamit yang tak kau ketahui
41 Bab 41 : Resign bag. 2
42 Bab 42 : Nasehat kakak ipar
43 Bab 43 : Baru tersadar
44 Bab 44 : Sekarang Abian tau
45 Bab 45 : Tempat kerja baru
46 Bab 46 : Alfian murka
47 Bab 47 : Rencana Alfian
48 Bab 48 : Awal kehancuran
49 Bab 49 : Sedikit tentang Rayyana
50 Bab 50 : Akhirnya bunda Dewi tau
51 Bab 51 : Kunjungan ke rumah tuan Adnan
52 Bab 52 : Talak untukmu,Jelita Maharani
53 Bab 53 : Karma mulai datang
54 Bab 54 : Mencoba menerima keadaan
55 Bab 55 : Kota S
56 Bab 56 : Bertemu CEO Grahatama grup
57 Bab 57 : Curhat Abian
58 Bab 58 : Pertemuan
59 Bab 59 : Pertemuan 2
60 Bab 60 : Pertemuan 3
61 Bab 61 : Aku sangat merindukanmu
62 Bab 62 : Tamu?
63 Bab 63 : lamaran
64 Bab 64 : Lamaran 2
65 Bab 65 : Ghifari vs Abian
66 Bab 66 : Aku terima lamaranmu
67 Bab 67 : Insiden
68 Bab 68 : Fitting
69 Bab 69 : Rayya dan Almyra
70 Bab 70 : Satu tarikan nafas
71 Bab 71 : Wedding day
72 Bab 72 : Kehidupan baru
73 Bab 73 : Berbelanja dengan mertua
74 Bab 74 : Hamil ?
75 Bab 75 : Dua garis merah
76 Bab 76 : Hiperemesis Gravidarum
77 Bab 77 : Kesempatan emas
78 Bab 78 : Kebersamaan Rayya dan Myra
79 Bab 79 : Sang mantan suami
80 Bab 80 : Ghifari Hutomo
81 Bab 81 : Kebersamaan
82 Bab 82 : Kunjungan
83 Bab 83 : Selamat datang baby Zan
84 Bab 84 : Rumah baru
85 Bab 85 : Damien kembali
86 Bab 86 : Berusaha memiliki hatinya kembali
87 Bab 87 : Ternyata
88 Bab 88 : Tiga anak cukup
89 Bab 89 : Akhir bahagia (END)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan pertama
2
Bab 2 : Acuh
3
Bab 3 : Rayyana Adistira Hutomo
4
Bab 4 : Ternyata dia wanita pendiam
5
Bab 5 : Mulai berubah
6
Bab 6 : Ada apa dengan hatiku?
7
Bab 7 : Nyaman
8
Bab 8 : Hadiah kecil untuk Almyra
9
Bab 9 : Hadiah kecil untuk Almyra 2
10
Bab 10 : Kemarahan Reza
11
Bab 11 : Perhatian Abian
12
Bab 12 : Kesibukan Rayyana
13
Bab 13 : Seperti orang asing
14
Bab 14 : Kecurigaan hilya
15
Bab 15 : Tertangkap basah
16
Bab 16 : Mertua dan adik ipar
17
Bab 17 : Keputusan Rayya
18
Bab 18 : Jatuhnya talak
19
Bab 19 : Perceraian
20
Bab 20 : Perceraian 2
21
Bab 21 : Bertahan menjadi teman?
22
Bab 22 : Semakin dekat
23
Bab 23 : Pregnant
24
Bab 24 : Menjaga jarak
25
Bab 25 : Bertemu bunda Dewi
26
Bab 26 : Sakit
27
Bab 27 : Curhat Rayyana
28
Bab 28 : Abian vs Rayya
29
Bab 29 : murka Jelita
30
Bab 30 : Pertemuan Rayya dan Lita
31
Bab 31 : pertemuan Rayya dan Lita bag. 2
32
Bab 32 : Susah melepaskan
33
Bab 33 : Kebersamaan Abian dan Rayya
34
Bab 34 : Jangan mengujiku
35
Bab 35 : Pengakuan
36
Bab 36 : Feed back
37
Bab 37 : Keputusan Rayya
38
Bab 38 : Abian Marah
39
Bab 39 : Resign
40
Bab 40 : Pamit yang tak kau ketahui
41
Bab 41 : Resign bag. 2
42
Bab 42 : Nasehat kakak ipar
43
Bab 43 : Baru tersadar
44
Bab 44 : Sekarang Abian tau
45
Bab 45 : Tempat kerja baru
46
Bab 46 : Alfian murka
47
Bab 47 : Rencana Alfian
48
Bab 48 : Awal kehancuran
49
Bab 49 : Sedikit tentang Rayyana
50
Bab 50 : Akhirnya bunda Dewi tau
51
Bab 51 : Kunjungan ke rumah tuan Adnan
52
Bab 52 : Talak untukmu,Jelita Maharani
53
Bab 53 : Karma mulai datang
54
Bab 54 : Mencoba menerima keadaan
55
Bab 55 : Kota S
56
Bab 56 : Bertemu CEO Grahatama grup
57
Bab 57 : Curhat Abian
58
Bab 58 : Pertemuan
59
Bab 59 : Pertemuan 2
60
Bab 60 : Pertemuan 3
61
Bab 61 : Aku sangat merindukanmu
62
Bab 62 : Tamu?
63
Bab 63 : lamaran
64
Bab 64 : Lamaran 2
65
Bab 65 : Ghifari vs Abian
66
Bab 66 : Aku terima lamaranmu
67
Bab 67 : Insiden
68
Bab 68 : Fitting
69
Bab 69 : Rayya dan Almyra
70
Bab 70 : Satu tarikan nafas
71
Bab 71 : Wedding day
72
Bab 72 : Kehidupan baru
73
Bab 73 : Berbelanja dengan mertua
74
Bab 74 : Hamil ?
75
Bab 75 : Dua garis merah
76
Bab 76 : Hiperemesis Gravidarum
77
Bab 77 : Kesempatan emas
78
Bab 78 : Kebersamaan Rayya dan Myra
79
Bab 79 : Sang mantan suami
80
Bab 80 : Ghifari Hutomo
81
Bab 81 : Kebersamaan
82
Bab 82 : Kunjungan
83
Bab 83 : Selamat datang baby Zan
84
Bab 84 : Rumah baru
85
Bab 85 : Damien kembali
86
Bab 86 : Berusaha memiliki hatinya kembali
87
Bab 87 : Ternyata
88
Bab 88 : Tiga anak cukup
89
Bab 89 : Akhir bahagia (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!