Rayya menekan bel saat tiba di depan rumah Devi.tidak lama, Devi membuka pintu, dia memang sudah menunggu kedatangan Rayya.Devi adalah sahabat yang paling dekat dengan Rayya.dia belum menikah, namun di umur yang menginjak dua puluh empat tahun, dia sudah memiliki rumah sendiri hasil dari jerih payahnya.
"Masuk kak.. "Devi menyambut kedatangan Rayya dengan hati yang bahagia.
" makasih Vi..."Rayya masuk setelah di persilahkan oleh Devi.
Mereka bersenda gurau sebentar sebelum Devi mengajak Rayya untuk makan malam.
"Kak, ayo kita makan, Devi tadi masaknya lebih.. " ujar Devi.
Rayya hanya tersenyum, kemudian berdiri mengikuti Devi ke meja makan.
Mereka sama sama membersihkan meja dan mencuci piring setelah makan malam selesai.tawa dan canda menjadi pelengkap acara bersih bersih mereka.
Malam semakin larut, Devi menyuruh Rayya untuk segera beristirahat, karena besok banyak aktivitas yang menunggu mereka di rumah sakit.
"Kak Ray.. ini ada selimut, kakak tidur di kamar depan aja, nggak papa kan? "
"Iya nggak papa kok.. "
"kalau begitu, aku masuk dulu ya kak, selamat istirahat."
Devi berjalan meninggalkan Rayya yang berdiri mematung dengan selimut di tangannya.
"Vi.... " Devi menoleh.
"Iya.. ada yang kak Ray butuhkan? "
Rayya menggeleng,"makasih banyak karena tidak bertanya apapun padaku, nanti saat hatiku mulai merasa lebih baik, aku akan menceritakan padamu, semuanya."
Devi tersenyum, "Ya ampun kak Ray, aku sudah mengenalmu cukup lama,jangan terlalu sungkan, santai saja.. sana tidur ini sudah jam sebelas loh? ujarnya sambil tersenyum.
" Iyaaa... "
,,,,,,,,,,
Keesokan harinya....
"ihhh,wanginya... " kata pertama yang di ucapkan Devi saat bertemu dengan Rayya di dapur.
"Ayo makan..maaf ya... dapurnya aku berantakin." ujar Rayya sambil tersenyum.
"Nggak papa kali kak.. "
Setelah sarapan Devi sudah siap berangkat dengan motor matic kesayangannya.
"Kak Rayya kok belum siap siap."
"Aku ijin ya hari ini.. "
"Baiklah kak.kalau begitu aku berangkat dulu, assalamu'alaikum. "pamit Devi.
" Waalaikumsalam.hati hati di jalan ya.."
Rayya merapikan meja,dan mencuci piring.setelah itu,dia masuk ke kamar dan beristirahat.
Untuk mengurangi kebosanan karena di tinggal sendiri oleh Devi,Rayya bermain ponsel,berselancar di dunia maya mencari sesuatu yang bisa menghibur hati nya yang gundah,tiba tiba sebuah pesan teks masuk dari seseorang yang sudah membuat hari hari nya lebih berwarna.
"To koordinator galak:assalamu'alaikum, kak Rayya, ini udah jam tujuh lewat kok belum datang, aku mau visit nih tapi nggak ada temennya . "
" To dokter Abian:waalaikumsalam, maaf dok, hari ini aku istirahat dulu, nanti biar ners Devi yang nemenin dokter visit. "
Setelah membalas pesan dari Abian, Rayya menonaktifkan ponselnya dan menyimpan ponsel itu di nakas, kemudian tidur kembali,dia ingin mengistirahatkan tubuh dan pikirannya.
Semangat Abian hilang mengetahui kalau Rayya hari ini tidak datang bekerja.
Devi yang baru datang duduk di samping Abian, tanpa sengaja melihat dokter tampan itu bertukar pesan dengan Rayya.
"Kak Rayya hari ini ijin dulu dok."Devi mendudukkan tubuhnya di samping Abian.
" kenapa kamu bisa tau kalau Rayya, maksudku Kak Rayya tidak ke rumah sakit hari ini? "tanya Abian penuh selidik.
"Taulah dok, tadi pagi sebelum berangkat ke rumah sakit,kak Rayya mengatakannya padaku."
"Dia mengirimimu pesan juga?"
"Nggak,kak Rayya nya bilang sendiri. "
" Maksud nya? "
Seketika Devi sadar,hampir saja dia keceplosan mengatakan keberadaan Rayya pada dokter Abian.
"Maksud aku tuh, kak Rayya bilangnya di grup whatsapp dok.."Devi kelabakan.
Dokter Abian mulai curiga,dia menatap Devi yang pura pura sibuk dengan laporan di atas meja.dia tau kalau salah satu perawat senior itu menyembunyikan sesuatu."
"Hhhhmmmmm...kenapa dokter menatapku seperti itu? " Devi jadi salah tingkah.
"Ayo kita visit." Abian berdiri di susul Devi dan beberapa residen yang baru saja datang.
Menjelang sore, praktek Abian selesai, dia meninggalkan rumah sakit menuju tempat Rayya berada.seharian ini pikirannya terus terfokus pada perawat cantik itu.lucu juga, dia sudah punya istri tapi memikirkan istri orang lain, mungkin dia khawatir dengan keadaan Rayya kemarin yang bertengkar dengan Reza, suaminya.
"Ada ya suami modelan kayak si Reza itu, beraninya nyakitin perempuan, kalau aku jadi Rayya sudah ku talak tiga dia.. "Abian berbicara sendiri sambil berjalan ke parkiran.
Siang tadi setelah kunjungan di bangsal perawatan,Abian menelpon Ilham, asisten sang ayah untuk membantunya mencari alamat rumah Devi.
Dan di sinilah dia sekarang, memarkir mobilnya tidak jauh dari rumah yang tampak sederhana dengan cat warna abu abu kombinasi putih. Abian bisa melihat, pajero sport berwarna merah maroon terparkir di garasi rumah Devi.
"Bagaimana cara ku ke sana? kan aneh, kalau tiba tiba aku datang dan mengetuk pintu rumahnya." Abian galau, pusing memikirkan cara untuk bertemu dengan Rayya.
"Apa aku tunggu di sini saja ya,,siapa tau bentar lagi dia keluar."
Ternyata dugaan Abian benar, tidak lama Rayya keluar dengan pakaian yang sudah rapi.
"Ya Allah Terima kasih banyak." batin Abian, senyum terukir indah dari bibirnya.
Abian berpura pura melajukan kendaraannya mendekat ke arah Rayya.
"Kak Rayya... " dia berhenti di samping Rayya berdiri.
"dokter Abian,, apa yang dokter lakukan di sini? "Rayya melontarkan pertanyaan.
" ooohhh, itu aku lagi nyari alamat temen,taunya aku salah jalan, harusnya di cluster sebelah.ini rumah kak Rayya?"akting yang luar biasa dari Abian.
"Dokter Abian??" Devi muncul dari arah pintu yang terhalang dengan pohon rambutan di depan rumahnya.
"Bukan dok, ini rumah ners Devi, tadi aku main ke sini."
Abian turun dari mobil, berjalan ke arah Rayya dan Devi.
"Kalian mau ke mana,udah cantik aja.. "
"Kami mau jalan jalan dok, bosen tinggal di rumah terus." jawab Devi.
"Mau saya antar? "
"ooh nggak usah dok, aku bawa mobil." Rayya menolak dengan halus.
"Nggak papa,aku juga bosen nih, gimana kalau jalan jalannya aku yang nyupirin, mau ngga? " tanya Abian menawarkan diri.
Rayya dan Devi saling pandang."Ok,,,,dok, boleh nggak jajannya sekalian di bayarin? tanya Devi dengan senyum sumringah dan mata berbinar.
"huussshh, apaan sih?kayak nggak punya duit aja.. " Rayya menimpali, dia jadi malu sendiri melihat tingkah Devi.
Abian terkekeh "he.. he.. he.. "
"Baiklah,asal jajannya tidak menghabiskan gaji aku sebulan."
"Ok dok.. "
"Ayo kita berangkat." ajak Abian.
"Loh tadi kan dokter mau ketemuan sama temennya, nggak jadi?? " tanya Rayya.
"Aku sudah mengiriminya pesan,dia juga lagi nggak ada di rumah."jawab Abian berbohong.
" Ya sudah ayo. "
Mereka bertiga meninggalkan rumah Devi,Abian sebenarnya ingin Rayya duduk di sebelahnya, tapi apa daya,dia sudah mengatakan kalau hari ini dia akan jadi supir mereka berdua.
"Kenapa juga tadi aku ngomong gitu.. " sesalnya dalam hati.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang.sebelum healing, mereka memutuskan untuk mengisi lambung terlebih dahulu.
Abian memasuki pelataran parkir sebuah restoran mewah.
"Dok,kita makan di sini? " tanya Devi.
"Iya, emangnya kenapa? "
"Makanan di sini mahal dok, nanti gaji dokter sebulan abis lagi, kan kitanya belum jalan jalan." protes Devi.
Rayya yang mendengar celotehan temannya itu hanya tersenyum.
"Nanti biar aku yang bayarin.. "ujarnya.
" Mereka bertiga memasuki restoran yang menyajikan berbagai jenis makanan jepang.
Duduk di pojok ruangan yang menghadap ke jalan adalah pilihan Abian, menurut nya view di sini sangat indah.
"Kak Ray, aku ke toilet dulu, kebelet.. "bisik Devi. Rayya mengiyakan dengan anggukan kepala.
Sepeninggal Devi,atmosfer seketika berubah serasa di kuburan, sunyi..
Rayya sibuk menatap ponselnya, sedangkan Abian sibuk mencuri pandang pada perempuan cantik dan ayu yang duduk tepat di sebelahnya.
" Bagaimana keadaanmu? "Abian bertanya pada Rayya, pipi kanan yang kemarin menjadi sasaran Reza masih nampak sedikit membiru, walaupun Rayya sudah menutupinya dengan riasan.
" Aku baik dok. "jawab Rayya singkat.
" Apa masih sakit? "tangan Abian refleks memegang pipi Rayya.Rayya menghindar,tangannya yang terangkat tidak sengaja menyentuh tangan Abian.
Rayya membuang muka,wajahnya memanas, dan kali ini tidak ada permintaan maaf dari Abian saat tangannya berada di permukaan kulit Rayya.
"Nggak dok, ini tidak sakit."
Suasana menjadi canggung, tidak ada suara, Abian seakan mati kutu menghadapi Rayya. untungnya Devi segera datang dan mencairkan suasana.
...****************...
*ners:panggilan untuk profesi perawat dengan ijazah Sarjana keperawatan, di tambah profesi ners.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Gamar Abdul Aziz
Abian mulai berani 😃
2024-10-11
1
Lia Kiftia Usman
modus nya dokter abian...🙃 yg lalu mobilnya ditinggal di hotel skrg... ada lagi😉
2024-09-25
1
Rima Agustina
modus
2024-06-25
1