Bab 4 : Ternyata dia wanita pendiam

Residen tahun pertama datang tidak lama setelah dokter Abian mendudukkan tubuhnya di kursi.berkas rekam medis pasien bertumpuk menandakan setengah dari penduduk sakit yang berada di bangsal ini adalah pasiennya.

"Selamat pagi dok, maaf kami terlambat." sapa salah seorang dari mereka.

"Pagi, ayo kita cek pasien dulu." dokter Abian berdiri dan melangkah melewati Rayya yang masih di sibukkan dengan laporan.

sudut mata elang Abian masih sempat menangkap sosok cantik berjilbab yang tengah tertunduk dengan pulpen di tangan kanannya.

Devi berdiri, mengikuti dokter Abian yang akan melakukan visit.satu persatu kamar dia masuki, memeriksa setiap pasien yang sudah menjadi tanggung jawabnya.

Setelah menyelesaikan laporan, Rayya bangkit dan berniat mengikuti Devi yang sedang bersama dengan dokter Abian.Baru juga beberapa langkah,Yanti datang dengan tergopoh gopoh.

"Kak Ray, pasien di bed sembilan tiba tiba mengalami henti jantung." Rayya segera berlari ke kamar yang di maksud Yanti.

Yanti menyusul di belakang dan mencoba mensejajarkan langkah dengan Rayya.

Dokter Abian yang baru keluar dari kamar memperhatikan dari jauh saat Rayya dan Yanti berlari.

"Itu kenapa sus?" tanya Abian pada Devi.

"Seperti nya code blue dok( kode biru diumumkan saat pasien mengalami henti jantung atau tidak bernapas. Pertolongan pertama akan langsung diberikan sembari menunggu lebih banyak bantuan).Salah satu residen segera berlari ke arah Rayya setelah meminta ijin terlebih dahulu pada Abian.

Rayya sudah berada di atas tempat tidur melakukan resusitasi, setelah pemberian AED tadi.(Automated External Defibrillator adalah sebuah alat medis yang dapat menganalisa irama jantung secara otomatis dan memberikan kejutan listrik untuk mengembalikan irama jantung jika di butuhkan.alat ini berfungsi untuk menolong orang yang mengalami henti jantung).

Residen tadi datang dan meminta untuk Rayya segera turun dan dia yang menggantikan.

" Kak, biar aku yang ganti."ujar residen tadi.

Rayya berbalik,nasib baik ada yang bisa menggantikannya,keringat sudah bercucuran membasahi seluruh tubuhnya,tangannya juga mulai lelah.dia mengikuti ucapan residen tadi yang kebetulan berjenis kelamin laki-laki, jadi pasti kekuatan yang dia miliki jauh lebih kuat di bandingkan dirinya.

Setelah berbagai upaya di lakukan, seperti nya Allah berkehendak lain,pasien yang berada di bed sembilan itu menghembuskan nafas untuk yang terakhir kali.keluarga histeris, Rayya beserta yang lain mencoba menenangkan.

Setelah semua selesai, Rayya kembali ke nurse station dengan wajah pucat yang sudah di penuhi keringat, Abian yang duduk di sekitar Rayya merasa kasihan melihat paras cantik itu yang seperti kelelahan.

"Ini, lap wajah anda." katanya sambil menyerahkan beberapa lembar tisu.

"Terima kasih." Rayya mengambil tisu tersebut dan mengikuti perintah Abian. dia masuk ke dalam ruang perawat, meminum air dalam botol kemasan hingga sisa setengah,haus menggerogoti kerongkongan nya setelah berjibaku dengan pasien tadi.setelah aktifitas minum selesai, dia keluar dan duduk tepat di sebelah Abian, tidak ada jarak seperti tadi saat pertama kali Abian datang.

kecanggungan masih terjadi di antara keduanya.Sifat Rayyana memang pendiam,tapi bagi Abian yang sedikit lebih agresif dalam hal berbicara tidak terlalu merasa sulit untuk mendekati koordinator ruangan itu.

"Tadi pasien siapa?(merujuk pada pasien yang baru saja meninggal)" tanya Abian sambil terus menulis.

"Dokter Anton." jawab Rayya singkat.

Abian kehabisan kata kata,Rayyana membuat suasana yang mulai menghangat berubah jadi dingin kembali di tambah lagi dengan pendingin ruangan yang terasa seperti berada di kutub utara.

Di antara kesunyian yang melanda, Rayya mencoba berbicara pada Abian.

"Aku minta maaf atas kejadian kemarin dokter Abian." Rayya meminta maaf pada Abian.

seperti tidak percaya, dokter tampan itu berhenti sejenak dari aktifitas menulisnya,menolehkan kepala ke arah Rayya yang duduk di sebelah dengan menundukkan kepala.nurse station memang sepi, semua sibuk dengan pekerjaan masing masing, hanya ada mereka berdua.

"seperti nya kamu tidak ikhlas meminta maaf padaku." Rayya menatap Abian, keningnya berkerut."kenapa anda mengatakan seperti itu?"ujarnya tidak terima.

"apa kamu pernah melihat seseorang minta maaf sambil melakukan aktifitas lain selain menatap lawannya yang sangat di butuhkan maafnya?"wajar saja dia mengatakan itu, pasalnya Rayya meminta maaf dengan cara menundukkan kepala menatap kertas putih yang terletak di atas meja.

Rayya sadar dia melakukan kesalahan,dengan cepat dia memperbaiki posisi duduknya, menatap Abian, " maaf atas kejadian kemarin dokter Abian."Rayya tersenyum,mencoba menatap mata Abian, sayang tatapan itu menimbulkan getaran getaran aneh.Secepat kilat dia membuang muka ke sembarang arah.

Di sisi lain, Abian seperti terhipnotis oleh senyum menawan seorang Rayyana Adistira.

"Ya Allah, kenapa dia cantik sekali."

Abian seperti menemukan air di gurun sahara untuk melepaskan dahaga melihat senyum Rayyana yang begitu menenangkan.

"Iya aku maafkan.boleh kita berteman?" Abian mengulurkan tangan kanannya hendak berjabat tangan dengan Rayya.

"tentu saja." Rayya menangkup kan kedua tangan di depan dada sambil menganggukkan kepala."maaf dok, kita bukan muhrim."

Dengan sedikit kaku, Abian menarik tangannya yang tergantung di udara.

"Aku yang minta maaf."

setelah percakapan yang di lakukan keduanya, kesunyian kembali melanda untuk beberapa menit, sampai ponsel Rayya berdering.

"Hallo,Assalamu'alaikum."

"Maaf Bu Rayya hari ini ada pertemuan dengan semua koordinator ruangan, di tunggu kedatangan nya sekarang juga di ruang rapat. "

"Baik saya segera ke sana."

"Ners Devi... " panggil Rayya saat melihat Devi dalam jangkauan matanya.

"Iya Kak Ray." Devi datang dan menghampiri Rayya di nurse station.

"Tolong temani dokter Abian, aku ada pertemuan di lantai lima." setelah mengatakan maksudnya memanggil Devi, dia segera berdiri dan berpamitan pada dokter Abian.

"Saya tinggal dulu dok, nanti di temani sama ners Devi."

Abian hanya mengangguk, tidak menjawab sama sekali.niat hati ingin lebih dekat dengan Rayya harus tertunda karena ada sesuatu hal yang harus dia lakukan.

Setelah kepergian Rayyana, Devi duduk di samping dokter Abian.

"Sus Devi,Kak Rayyana memang pendiam ya?Abian mulai menginterogasi Devi.

" Dasar nya sih iya dok, tapi kalau sudah kenal dan akrab tidak juga, orang nya asik kok."

"Kenapa? dokter Abian suka ya sama Kak Rayya? jangan dok,Kak Rayya sudah menikah." Devi mengingatkan.

"Memang kalau aku nanya nanya gitu sudah berarti suka, nggak kan...aku hanya ingin tau lebih banyak tentang leader mu itu,kami akan bekerja bersama untuk waktu yang lama.jadi wajar kan kalau aku tau lebih banyak tentang nya, lagian aku juga sudah berkeluarga Sus." jawabnya gelagapan dan terdengar seperti sebuah pembelaan.

"Syukurlah dok,masalahnya,semua orang di sini tau kalau Kak Rayya itu sudah menikah, tapi masih banyak juga loh yang berkamuflase mencoba mendekat dengan berbagai alasan.Siapa sih yang tidak suka wanita cantik, kalem dan smart seperti Kak Rayya,dia itu paket komplit dok,walaupun umurnya sudah memasuki kepala tiga tapi kecantikan yang dia miliki malah semakin bertambah."ujar Devi.

,,,,,,,,,,,

Di tempat lain di sebuah hotel bintang lima, Reza mulai aktifitas di dalam kantornya di dampingi seorang wanita cantik.

"Mas, kapan kita liburan lagi?"wanita itu terus mendekat hinga tak ada jarak dengan Reza.

"bagaimana kalau minggu depan kita ke Paris." Reza menawarkan pada wanita dengan tubuh tinggi dan seksi yang bergelayut manja di lengannya untuk berangkat ke Paris.

"Aku sesuaikan jadwal dulu sayang."

"Za,sampai kapan kita akan begini terus?"hhhhmmmmm,,, wanita tadi menghela nafas kasar.

" Aku lelah, Za."wanita itu merangkul Reza dengan sangat erat.

"Aku juga, tapi mau bagaimana lagi?"jawaban dari Reza terdengar putus asa.

" Apa kamu mencintainya? "tanyanya lagi.setelah berpikir sejenak dia mulai mengeluarkan semua isi hati nya.

" Dia wanita kedua yang membuatku jatuh cinta setelah kamu meninggalkanku dulu."ujar Reza.

"aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja,dia sangat baik padaku,aku tidak punya alasan yang tepat sayang..." lanjut nya lagi.

"Lalu bagaimana dengan suamimu? apa kau sanggup meninggalkan pilihan orang tuamu itu?"

"Kenapa tidak, aku sama sekali tidak mencintainya, hanya dia yang yang tergila gila padaku.aku menikah dengannya juga karena di jodohkan, kamu kan tau aku sangat mencintaimu, mana mungkin aku bisa berpaling darimu Za?" wanita itu kembali memeluk Reza dengan erat.

setelah melepas rasa rindu, wanita tadi berpamitan.

"Aku pulang dulu, ada jadwal pemotretan ku pagi ini,nanti malam kita makan malam bersama ya.. " Wanita tadi melerai pelukan nya dan beralih mencium bibir seksi sang kekasih.

"Sampai jumpa nanti malam." ujar sang wanita.

"Sampai jumpa sayang, aku pasti akan sangat merindukanmu."Wanita itu berjalan ke arah pintu.

" Lita.... kamu melupakan sesuatu."Jelita berbalik,"Apa,,,, aku merasa tidak melupakan sesuatu, tas juga sudah aku ambil."

"Kamu lupa memberiku pelukan sebelum berpisah sayang.. "

He.. he.. he.. Jelita tertawa, "kamu itu bener bener ya,manja banget, sini aku peluk." Reza mendekat dan memeluk dengan erat kekasih hatinya sebelum mereka berpisah

"Aku mencintaimu Jelita Maharani."

...****************...

Terpopuler

Comments

Mariani SPd

Mariani SPd

wah selingkuh mereka ternyata
suami Rayya dengan istri Abian

2025-01-24

2

Minarni

Minarni

jangan " selingkuh an reza istri dari dr abian heheheee

2025-02-05

1

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

apa jangan kedua pasangan ni pada selingkuh thorr

2025-01-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan pertama
2 Bab 2 : Acuh
3 Bab 3 : Rayyana Adistira Hutomo
4 Bab 4 : Ternyata dia wanita pendiam
5 Bab 5 : Mulai berubah
6 Bab 6 : Ada apa dengan hatiku?
7 Bab 7 : Nyaman
8 Bab 8 : Hadiah kecil untuk Almyra
9 Bab 9 : Hadiah kecil untuk Almyra 2
10 Bab 10 : Kemarahan Reza
11 Bab 11 : Perhatian Abian
12 Bab 12 : Kesibukan Rayyana
13 Bab 13 : Seperti orang asing
14 Bab 14 : Kecurigaan hilya
15 Bab 15 : Tertangkap basah
16 Bab 16 : Mertua dan adik ipar
17 Bab 17 : Keputusan Rayya
18 Bab 18 : Jatuhnya talak
19 Bab 19 : Perceraian
20 Bab 20 : Perceraian 2
21 Bab 21 : Bertahan menjadi teman?
22 Bab 22 : Semakin dekat
23 Bab 23 : Pregnant
24 Bab 24 : Menjaga jarak
25 Bab 25 : Bertemu bunda Dewi
26 Bab 26 : Sakit
27 Bab 27 : Curhat Rayyana
28 Bab 28 : Abian vs Rayya
29 Bab 29 : murka Jelita
30 Bab 30 : Pertemuan Rayya dan Lita
31 Bab 31 : pertemuan Rayya dan Lita bag. 2
32 Bab 32 : Susah melepaskan
33 Bab 33 : Kebersamaan Abian dan Rayya
34 Bab 34 : Jangan mengujiku
35 Bab 35 : Pengakuan
36 Bab 36 : Feed back
37 Bab 37 : Keputusan Rayya
38 Bab 38 : Abian Marah
39 Bab 39 : Resign
40 Bab 40 : Pamit yang tak kau ketahui
41 Bab 41 : Resign bag. 2
42 Bab 42 : Nasehat kakak ipar
43 Bab 43 : Baru tersadar
44 Bab 44 : Sekarang Abian tau
45 Bab 45 : Tempat kerja baru
46 Bab 46 : Alfian murka
47 Bab 47 : Rencana Alfian
48 Bab 48 : Awal kehancuran
49 Bab 49 : Sedikit tentang Rayyana
50 Bab 50 : Akhirnya bunda Dewi tau
51 Bab 51 : Kunjungan ke rumah tuan Adnan
52 Bab 52 : Talak untukmu,Jelita Maharani
53 Bab 53 : Karma mulai datang
54 Bab 54 : Mencoba menerima keadaan
55 Bab 55 : Kota S
56 Bab 56 : Bertemu CEO Grahatama grup
57 Bab 57 : Curhat Abian
58 Bab 58 : Pertemuan
59 Bab 59 : Pertemuan 2
60 Bab 60 : Pertemuan 3
61 Bab 61 : Aku sangat merindukanmu
62 Bab 62 : Tamu?
63 Bab 63 : lamaran
64 Bab 64 : Lamaran 2
65 Bab 65 : Ghifari vs Abian
66 Bab 66 : Aku terima lamaranmu
67 Bab 67 : Insiden
68 Bab 68 : Fitting
69 Bab 69 : Rayya dan Almyra
70 Bab 70 : Satu tarikan nafas
71 Bab 71 : Wedding day
72 Bab 72 : Kehidupan baru
73 Bab 73 : Berbelanja dengan mertua
74 Bab 74 : Hamil ?
75 Bab 75 : Dua garis merah
76 Bab 76 : Hiperemesis Gravidarum
77 Bab 77 : Kesempatan emas
78 Bab 78 : Kebersamaan Rayya dan Myra
79 Bab 79 : Sang mantan suami
80 Bab 80 : Ghifari Hutomo
81 Bab 81 : Kebersamaan
82 Bab 82 : Kunjungan
83 Bab 83 : Selamat datang baby Zan
84 Bab 84 : Rumah baru
85 Bab 85 : Damien kembali
86 Bab 86 : Berusaha memiliki hatinya kembali
87 Bab 87 : Ternyata
88 Bab 88 : Tiga anak cukup
89 Bab 89 : Akhir bahagia (END)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan pertama
2
Bab 2 : Acuh
3
Bab 3 : Rayyana Adistira Hutomo
4
Bab 4 : Ternyata dia wanita pendiam
5
Bab 5 : Mulai berubah
6
Bab 6 : Ada apa dengan hatiku?
7
Bab 7 : Nyaman
8
Bab 8 : Hadiah kecil untuk Almyra
9
Bab 9 : Hadiah kecil untuk Almyra 2
10
Bab 10 : Kemarahan Reza
11
Bab 11 : Perhatian Abian
12
Bab 12 : Kesibukan Rayyana
13
Bab 13 : Seperti orang asing
14
Bab 14 : Kecurigaan hilya
15
Bab 15 : Tertangkap basah
16
Bab 16 : Mertua dan adik ipar
17
Bab 17 : Keputusan Rayya
18
Bab 18 : Jatuhnya talak
19
Bab 19 : Perceraian
20
Bab 20 : Perceraian 2
21
Bab 21 : Bertahan menjadi teman?
22
Bab 22 : Semakin dekat
23
Bab 23 : Pregnant
24
Bab 24 : Menjaga jarak
25
Bab 25 : Bertemu bunda Dewi
26
Bab 26 : Sakit
27
Bab 27 : Curhat Rayyana
28
Bab 28 : Abian vs Rayya
29
Bab 29 : murka Jelita
30
Bab 30 : Pertemuan Rayya dan Lita
31
Bab 31 : pertemuan Rayya dan Lita bag. 2
32
Bab 32 : Susah melepaskan
33
Bab 33 : Kebersamaan Abian dan Rayya
34
Bab 34 : Jangan mengujiku
35
Bab 35 : Pengakuan
36
Bab 36 : Feed back
37
Bab 37 : Keputusan Rayya
38
Bab 38 : Abian Marah
39
Bab 39 : Resign
40
Bab 40 : Pamit yang tak kau ketahui
41
Bab 41 : Resign bag. 2
42
Bab 42 : Nasehat kakak ipar
43
Bab 43 : Baru tersadar
44
Bab 44 : Sekarang Abian tau
45
Bab 45 : Tempat kerja baru
46
Bab 46 : Alfian murka
47
Bab 47 : Rencana Alfian
48
Bab 48 : Awal kehancuran
49
Bab 49 : Sedikit tentang Rayyana
50
Bab 50 : Akhirnya bunda Dewi tau
51
Bab 51 : Kunjungan ke rumah tuan Adnan
52
Bab 52 : Talak untukmu,Jelita Maharani
53
Bab 53 : Karma mulai datang
54
Bab 54 : Mencoba menerima keadaan
55
Bab 55 : Kota S
56
Bab 56 : Bertemu CEO Grahatama grup
57
Bab 57 : Curhat Abian
58
Bab 58 : Pertemuan
59
Bab 59 : Pertemuan 2
60
Bab 60 : Pertemuan 3
61
Bab 61 : Aku sangat merindukanmu
62
Bab 62 : Tamu?
63
Bab 63 : lamaran
64
Bab 64 : Lamaran 2
65
Bab 65 : Ghifari vs Abian
66
Bab 66 : Aku terima lamaranmu
67
Bab 67 : Insiden
68
Bab 68 : Fitting
69
Bab 69 : Rayya dan Almyra
70
Bab 70 : Satu tarikan nafas
71
Bab 71 : Wedding day
72
Bab 72 : Kehidupan baru
73
Bab 73 : Berbelanja dengan mertua
74
Bab 74 : Hamil ?
75
Bab 75 : Dua garis merah
76
Bab 76 : Hiperemesis Gravidarum
77
Bab 77 : Kesempatan emas
78
Bab 78 : Kebersamaan Rayya dan Myra
79
Bab 79 : Sang mantan suami
80
Bab 80 : Ghifari Hutomo
81
Bab 81 : Kebersamaan
82
Bab 82 : Kunjungan
83
Bab 83 : Selamat datang baby Zan
84
Bab 84 : Rumah baru
85
Bab 85 : Damien kembali
86
Bab 86 : Berusaha memiliki hatinya kembali
87
Bab 87 : Ternyata
88
Bab 88 : Tiga anak cukup
89
Bab 89 : Akhir bahagia (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!