Bab 3 : Rayyana Adistira Hutomo

Rayyana Adistira Hutomo, itulah namanya, wanita cantik dan smart lulusan S2 magister keperawatan.Dia terlahir dari keluarga yang sangat terpandang, Ayahnya seorang perwira TNI berpangkat kolonel, sedangkan ibunya dulu adalah perawat sepertinya, tapi setelah Rudi Hutomo,ayah Rayya naik jabatan dan berpindah pindah kota, dia memilih untuk tidak melanjutkan pekerjaannya dan mengabdi sepenuhnya kepada sang suami.

Masa SMA,dari sekian banyak siswa, dia terpilih mengikuti program studi kedokteran dari kampus bergengsi di kota tempat tinggalnya.Tapi dia menolak,dan lebih memilih menjadi seorang perawat.awal mula dia menyukai profesi yang sangat mulia itu kala eyangnya sakit dan di rawat di rumah sakit, seorang perawat yang sangat baik selalu datang mengunjungi sang eyang di dalam kamar perawatan,walaupun dia tidak melakukan apa apa hanya menemani eyang kami mengobrol itu sudah membuat eyang kami sangat bahagia. eyang mengatakan,"sepertinya aku tidak butuh obat sekarang,berbicara dengan nya saja sudah mengurangi sakit ku.dia sangat baik, mampu membuatku tertawa dan melupakan sejenak penyakitku,aku sangat menyukainya."itulah kata kata eyang yang masih terus berputar dikepala nya. Lagian dulu Rayya kecil sering di bawa nyonya Erika,ibunya ke rumah sakit saat dia masih aktif bekerja, jadi sedikit banyak rasa cinta pada profesi perawat sudah mendarah daging dalam dirinya.

Bekerja di rumah sakit Internasional Grahatama adalah impian semua orang,termasuk Rayya.Rumah sakit terbesar dan terlengkap di kota M itu memang menjadi tujuan utama para pencari kerja, bagaimana tidak upah yang mereka bayarkan kepada pegawainya sangat fantastis.Rayyana melamar pekerjaan sama seperti yang lain, tidak ada istilah jalur A atau B,semua tes dia lewati dengan sempurna. itulah kenapa dia terpilih dari sekian banyaknya pelamar yang mendaftar menjadi koordinator sebuah ruangan yang banyak orang tidak suka,apalagi kalau bukan bangsal neurologi.

sudah hampir sepuluh tahun dia bekerja di rumah sakit tersebut, suka duka menjadi seorang leader semua sudah dia rasakan.Semua rekan yang bertugas dengannya sangat menyukai cara kepemimpinan Rayyana.tapi banyak juga dari mereka yang tidak suka bekerja di bagian tersebut, katanya pekerjaan terlalu sulit, sudah hampir mirip perawatan ICU, di mana mana terdengar suara monitor, tapi karena sang leader bisa merangkul mereka semua akhirnya lambat laun mereka jadi menyukai nya.

Di usia tujuh tahun dia bekerja, di situlah Rayya di pertemukan dengan tambatan hatinya. tidak membutuhkan waktu lama dari berkenalan,mereka memutuskan menikah.

Rayya menikah dengan lelaki pilihan hatinya,Reza Haryaka. sebenarnya orangtua Rayya tidak begitu menyukai Reza,ada sesuatu dalam dirinya yang membuat orang tua Rayya ragu untuk memberikan anaknya, tapi karena Rayya sangat mencintai sulung dari dua bersaudara itu,akhirnya sebagai orang tua mereka mengalah,melepas Rayya untuk Reza, sekarang yang mereka lakukan hanyalah mendoakan agar kehidupan rumah tangga Rayya kelak di berkahi oleh Allah SWT.

Rayyana memiliki seorang kakak laki laki,kakaknya mengikuti jejak sang ayah,mengabdikan diri demi negara tercinta, dan sekarang dia sedang bertugas di daerah perbatasan Indonesia Malaysia. Kakaknya sudah menikah dan memiliki seorang putra yang sangat lucu berumur lima tahun.

,,,,,,,,,

Hari yang indah setelah semalaman kota M di guyur hujan,matahari mengintip perlahan dari balik awan, seperti malu menampakkan wajah cantiknya.

Rayya sudah terbangun dari tadi, walaupun cuaca sangat mendukung untuk ia melanjutkan tidurnya, tapi kewajiban dengan sang khaliq sudah menunggu untuk segera di laksanakan.

"Bangun sayang, waktunya shalat." Rayya membangunkan Reza yang masih terlelap.

"Mmmmm, sebentar sayang, aku masih mengantuk." ujarnya dengan mata yang masih tertutup.

"Tapi nanti waktu nya lewat Mas,ayo cepat bangun!"Rayya menarik selimut yang masih setia menutup sebagian tubuh Reza.

" Iya... iya.. "dengan wajah yangasih menahan kantuk,dia berjalan ke arah kamar mandi, Rayya membersihkan tempat tidur tidak lama setelah Reza bangun, kemudian dia menyiapkan segala kebutuhan suaminya.

Dapur adalah tujuan selanjutnya, tidak ada yang boleh keluar rumah sebelum sarapan, itulah yang dia terapkan untuk keluarganya.

Mereka duduk berhadapan di meja makan yang cukup sederhana,menu nasi goreng dan roti bakar di dampingi dua gelas susu menjadi sangat lezat jika di nikmati dengan orang terkasih.

" Maafkan Mas semalam, Mas terlalu lelah, jadinya tidur duluan."Reza membuka percakapan mencoba menyalahkan dirinya, karena tidak memberi apa yang Rayya inginkan. Sebenarnya semalam dia belum tidur saat Rayya mendekat dan memeluknya.Reza sudah hapal betul kebiasaan Rayya,saat istrinya yang lebih dulu memulai skinship pasti dia menginginkan sesuatu yang biasa di lakukan suami istri, yaitu ibadah malam hari.

"Ayya mengerti kok Mas, Mas pasti lelah.oh iya jam berapa Mas ke hotel hari ini?" tanya nya mengalihkan pembicaraan yang sedikit membuatnya kecewa.

"Sekitar jam sembilan pagi,kamu mau Mas mengantarmu ke rumah sakit?" tawarnya.

"Tidak usah Mas, nanti Ayya berangkat sendiri saja." jawab Rayya.

Jam setengah tujuh, Rayya sudah meninggalkan rumah, menuju rumah sakit.dia harus tiba sebelum setengah delapan,jika tidak, maka dia akan di anggap tidak hadir, dan itu pasti berpengaruh pada absensi dan berdampak buruk untuk penghasilannya.

Mobilnya dia parkir di tempat khusus untuk pegawai rumah sakit Internasional Grahatama.sebelum keluar dari mobil, dia memperbaiki sedikit riasan di paras cantik nya.

Bangsal neurologi berada di lantai tiga rumah sakit,jadi dia harus berjalan lumayan jauh untuk bisa sampai di sana karena jarak tempat parkir kendaraan yang berada di bagian depan gedung tidaklah dekat.

Kesibukan di pagi hari sudah terlihat dari pintu masuk, bangsal neurologi ini di dalamnya meliputi semua bagian terendah hingga termahal dalam perhitungan administrasi rumah sakit.

"Assalamu'alaikum dan selamat pagi." sapa Rayya dengan ramah, senyum manis yang selalu dia perlihatkan setiap hari akhirnya kembali.jauh berbeda dari suasana hatinya kemarin.

Devi datang dan menghampiri Rayya yang sudah duduk di depan nurse station.

"Pagi Kak Ray.. " sapa Devi.

"Pagi Vi... " balas Rayyana.

"Bagaimana keadaan pasien pasien kita hari ini?"lanjut Rayya.

" Alhamdulillah Kak, semua aman.dokter Anton datang pagi pagi sekali membawa lima residen baru.mungkin sudah sampai di telinga nya kalau Kak Rayya kemarin mengamuk,, Hi.. Hi.. Hi..teman yang jaga tadi malam menyampaikan kepada dokter Anton kalau Kak Rayya ingin bertemu dengan nya, tapi dia menolak dengan berbagai alasan.dokter Anton takut kali Kak,takut di semprot.. ha.. ha.. ha.. "Devi tertawa renyah.

"Huss.. ndak boleh gitu, dia itu kan rekan kerja kita, paling juga kalau ketemu, cuma pengen ngingetin, lain kali ndak boleh apatis sama pasien." lanjut Rayya.

"kalau pasien dokter Abian apa sudah di liat juga sama residen?"

"Belum Kak, katanya tunggu dokter Abian datang dulu." ujar Devi.

"Ya sudah, lanjutkan pekerjaanmu."

Devi dan perawat yang lain melanjutkan aktifitas paginya,menyisakan Rayya yang masih sibuk dengan berbagai macam laporan, baik itu harian ataupun bulanan.

"Assalamu'alaikum." ucapan salam seorang pria yang berdiri di depan Rayya yang terhalang meja kerja perawat(nurse station).

"waalaikumsalam salam." Rayya mendongak,melihat dengan seksama siapa yang menyapa dengan suara yang terdengar asing di indera pendengaran,kaget saat melihat pria tampan dengan alis tebal berdiri tidak jauh darinya.

Abian terpana sesaat, memperhatikan wanita yang sudah menyambut kedatangannya kemarin dengan ceramah panjang kali lebar.cantik....kata itu yang terlintas pertama kali di pertemuan mereka yang kedua. "astagfirullah, apa yang ku pikirkan, maaf kan aku Lita." batinnya.

"Dokter Abian, silahkan...mau menulis atau ke pasien dulu?" tanya Rayya,walaupun terdengar sopan tapi ada sedikit kecanggungan dari ucapannya barusan.setiap hari juga dia tidak pernah berbasa basi,dokter Anton yang sudah lama bekerja sama dengan Rayya tau pasti itu, makanya dia tidak berani bertemu dengan Rayya pasca insiden kemarin.

"boleh saya masuk dulu?"

"tentu saja." Rayya menjawab kemudian lanjut mengerjakan laporan yang baru selesai sebagian.

"Silahkan duduk." Rayya mempersilahkan Abian duduk tapi dengan ekspresi seperti orang yang sedang bermusuhan.

Abian mengambil tempat duduk yang agak berjauhan dengan Rayya. "terima kasih."

"di umurku yang ke dua puluh delapan tahun, aku baru pertama kali menemukan wanita cantik yang punya sifat seperti dia,cuek banget, dingin lagi, pantesan dokter Anton merasa terintimidasi." batin Abian sambil menggeleng gelengkan kepala.

Tidak ada perbincangan di antara mereka setelah kalimat terakhir dokter Abian sampai para perawat yang melakukan aktivitas pagi selesai.

...****************...

Terpopuler

Comments

Lia Kiftia Usman

Lia Kiftia Usman

saya baca ulang karyamu thor...
kangen karater kak ray..

2025-03-13

1

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

ehh ternyata udah nikah raya nya kira ini masih single

2025-01-04

1

Gamar Abdul Aziz

Gamar Abdul Aziz

menarik ceritanya

2024-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan pertama
2 Bab 2 : Acuh
3 Bab 3 : Rayyana Adistira Hutomo
4 Bab 4 : Ternyata dia wanita pendiam
5 Bab 5 : Mulai berubah
6 Bab 6 : Ada apa dengan hatiku?
7 Bab 7 : Nyaman
8 Bab 8 : Hadiah kecil untuk Almyra
9 Bab 9 : Hadiah kecil untuk Almyra 2
10 Bab 10 : Kemarahan Reza
11 Bab 11 : Perhatian Abian
12 Bab 12 : Kesibukan Rayyana
13 Bab 13 : Seperti orang asing
14 Bab 14 : Kecurigaan hilya
15 Bab 15 : Tertangkap basah
16 Bab 16 : Mertua dan adik ipar
17 Bab 17 : Keputusan Rayya
18 Bab 18 : Jatuhnya talak
19 Bab 19 : Perceraian
20 Bab 20 : Perceraian 2
21 Bab 21 : Bertahan menjadi teman?
22 Bab 22 : Semakin dekat
23 Bab 23 : Pregnant
24 Bab 24 : Menjaga jarak
25 Bab 25 : Bertemu bunda Dewi
26 Bab 26 : Sakit
27 Bab 27 : Curhat Rayyana
28 Bab 28 : Abian vs Rayya
29 Bab 29 : murka Jelita
30 Bab 30 : Pertemuan Rayya dan Lita
31 Bab 31 : pertemuan Rayya dan Lita bag. 2
32 Bab 32 : Susah melepaskan
33 Bab 33 : Kebersamaan Abian dan Rayya
34 Bab 34 : Jangan mengujiku
35 Bab 35 : Pengakuan
36 Bab 36 : Feed back
37 Bab 37 : Keputusan Rayya
38 Bab 38 : Abian Marah
39 Bab 39 : Resign
40 Bab 40 : Pamit yang tak kau ketahui
41 Bab 41 : Resign bag. 2
42 Bab 42 : Nasehat kakak ipar
43 Bab 43 : Baru tersadar
44 Bab 44 : Sekarang Abian tau
45 Bab 45 : Tempat kerja baru
46 Bab 46 : Alfian murka
47 Bab 47 : Rencana Alfian
48 Bab 48 : Awal kehancuran
49 Bab 49 : Sedikit tentang Rayyana
50 Bab 50 : Akhirnya bunda Dewi tau
51 Bab 51 : Kunjungan ke rumah tuan Adnan
52 Bab 52 : Talak untukmu,Jelita Maharani
53 Bab 53 : Karma mulai datang
54 Bab 54 : Mencoba menerima keadaan
55 Bab 55 : Kota S
56 Bab 56 : Bertemu CEO Grahatama grup
57 Bab 57 : Curhat Abian
58 Bab 58 : Pertemuan
59 Bab 59 : Pertemuan 2
60 Bab 60 : Pertemuan 3
61 Bab 61 : Aku sangat merindukanmu
62 Bab 62 : Tamu?
63 Bab 63 : lamaran
64 Bab 64 : Lamaran 2
65 Bab 65 : Ghifari vs Abian
66 Bab 66 : Aku terima lamaranmu
67 Bab 67 : Insiden
68 Bab 68 : Fitting
69 Bab 69 : Rayya dan Almyra
70 Bab 70 : Satu tarikan nafas
71 Bab 71 : Wedding day
72 Bab 72 : Kehidupan baru
73 Bab 73 : Berbelanja dengan mertua
74 Bab 74 : Hamil ?
75 Bab 75 : Dua garis merah
76 Bab 76 : Hiperemesis Gravidarum
77 Bab 77 : Kesempatan emas
78 Bab 78 : Kebersamaan Rayya dan Myra
79 Bab 79 : Sang mantan suami
80 Bab 80 : Ghifari Hutomo
81 Bab 81 : Kebersamaan
82 Bab 82 : Kunjungan
83 Bab 83 : Selamat datang baby Zan
84 Bab 84 : Rumah baru
85 Bab 85 : Damien kembali
86 Bab 86 : Berusaha memiliki hatinya kembali
87 Bab 87 : Ternyata
88 Bab 88 : Tiga anak cukup
89 Bab 89 : Akhir bahagia (END)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan pertama
2
Bab 2 : Acuh
3
Bab 3 : Rayyana Adistira Hutomo
4
Bab 4 : Ternyata dia wanita pendiam
5
Bab 5 : Mulai berubah
6
Bab 6 : Ada apa dengan hatiku?
7
Bab 7 : Nyaman
8
Bab 8 : Hadiah kecil untuk Almyra
9
Bab 9 : Hadiah kecil untuk Almyra 2
10
Bab 10 : Kemarahan Reza
11
Bab 11 : Perhatian Abian
12
Bab 12 : Kesibukan Rayyana
13
Bab 13 : Seperti orang asing
14
Bab 14 : Kecurigaan hilya
15
Bab 15 : Tertangkap basah
16
Bab 16 : Mertua dan adik ipar
17
Bab 17 : Keputusan Rayya
18
Bab 18 : Jatuhnya talak
19
Bab 19 : Perceraian
20
Bab 20 : Perceraian 2
21
Bab 21 : Bertahan menjadi teman?
22
Bab 22 : Semakin dekat
23
Bab 23 : Pregnant
24
Bab 24 : Menjaga jarak
25
Bab 25 : Bertemu bunda Dewi
26
Bab 26 : Sakit
27
Bab 27 : Curhat Rayyana
28
Bab 28 : Abian vs Rayya
29
Bab 29 : murka Jelita
30
Bab 30 : Pertemuan Rayya dan Lita
31
Bab 31 : pertemuan Rayya dan Lita bag. 2
32
Bab 32 : Susah melepaskan
33
Bab 33 : Kebersamaan Abian dan Rayya
34
Bab 34 : Jangan mengujiku
35
Bab 35 : Pengakuan
36
Bab 36 : Feed back
37
Bab 37 : Keputusan Rayya
38
Bab 38 : Abian Marah
39
Bab 39 : Resign
40
Bab 40 : Pamit yang tak kau ketahui
41
Bab 41 : Resign bag. 2
42
Bab 42 : Nasehat kakak ipar
43
Bab 43 : Baru tersadar
44
Bab 44 : Sekarang Abian tau
45
Bab 45 : Tempat kerja baru
46
Bab 46 : Alfian murka
47
Bab 47 : Rencana Alfian
48
Bab 48 : Awal kehancuran
49
Bab 49 : Sedikit tentang Rayyana
50
Bab 50 : Akhirnya bunda Dewi tau
51
Bab 51 : Kunjungan ke rumah tuan Adnan
52
Bab 52 : Talak untukmu,Jelita Maharani
53
Bab 53 : Karma mulai datang
54
Bab 54 : Mencoba menerima keadaan
55
Bab 55 : Kota S
56
Bab 56 : Bertemu CEO Grahatama grup
57
Bab 57 : Curhat Abian
58
Bab 58 : Pertemuan
59
Bab 59 : Pertemuan 2
60
Bab 60 : Pertemuan 3
61
Bab 61 : Aku sangat merindukanmu
62
Bab 62 : Tamu?
63
Bab 63 : lamaran
64
Bab 64 : Lamaran 2
65
Bab 65 : Ghifari vs Abian
66
Bab 66 : Aku terima lamaranmu
67
Bab 67 : Insiden
68
Bab 68 : Fitting
69
Bab 69 : Rayya dan Almyra
70
Bab 70 : Satu tarikan nafas
71
Bab 71 : Wedding day
72
Bab 72 : Kehidupan baru
73
Bab 73 : Berbelanja dengan mertua
74
Bab 74 : Hamil ?
75
Bab 75 : Dua garis merah
76
Bab 76 : Hiperemesis Gravidarum
77
Bab 77 : Kesempatan emas
78
Bab 78 : Kebersamaan Rayya dan Myra
79
Bab 79 : Sang mantan suami
80
Bab 80 : Ghifari Hutomo
81
Bab 81 : Kebersamaan
82
Bab 82 : Kunjungan
83
Bab 83 : Selamat datang baby Zan
84
Bab 84 : Rumah baru
85
Bab 85 : Damien kembali
86
Bab 86 : Berusaha memiliki hatinya kembali
87
Bab 87 : Ternyata
88
Bab 88 : Tiga anak cukup
89
Bab 89 : Akhir bahagia (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!