Bab 2 : Acuh

Rayya sangat murka, dia sampai harus keluar dari ruangan untuk meredakan amarahnya.sebenarnya semua bisa di bicarakan dengan baik baik, tapi entah kenapa hari ini emosi berhasil menguasai jiwanya.

Setelah menenangkan diri.dia kembali ke bangsal.suasana mulai kondusif, sudah tenang seperti biasa.dia melangkah kan kakinya menuju ruangan para perawat untuk beristirahat.

ekor matanya menangkap sosok tampan yang sedang sibuk dengan rekam medis yang menumpuk di atas meja.tidak ada sapaan, dia langsung masuk ke dalam ruangan.

Abian menoleh ke arah Rayya yang hanya terlihat punggung nya saja.

"acuh sekali, apa dia tidak bisa meminta maaf?"batinnya.

di dalam ruangan istirahat, perawat yang bertubuh sedikit berisi yang di panggil Lia mendekati Rayya.

" kak Ray, ternyata yang duduk di luar itu bukan residen, tapi dokter baru yang menggantikan dokter Nina,namanya dokter Abian."

"oo iya.. bagus dong,ini sebagai pengingat untuknya supaya lain kali dia bisa tepat waktu dan tidak menghilang di telan bumi saat di butuhkan seperti dokter Anton." dengan santai dia menjawab sambil memasukkan roti ke dalam mulutnya.

selesai dengan roti keju kegemaran Rayya,karena sekarang sudah masuk waktu dzuhur Rayya bergegas menunaikan tugas sebagai seorang muslim.Rayya mengambil air wudhu, namun untuk ke mushola dia harus lewat di hadapan Abian yang masih stay di nurse station.

sama seperti tadi dia hanya melintas, tidak ada sapaan, bahkan senyum tipis sekalipun tidak ada.

"apa koordinator mu itu sangat cuek dan acuh pada orang sekitar nya?" Abian mengeluarkan unek unek nya pada Lia, mereka mengghibah setelah Rayya sudah melangkah jauh mendekati mushola.

setiap ruangan di rumah sakit ini memang memiliki mushola.jadi memudahkan para pengunjung untuk melakukan ibadah tanpa ada gangguan.

"bukan cuek dok, lebih tepat nya dia itu tegas dan disiplin, itulah kenapa kak Rayya bisa jadi leader kami di ruangan ini, dokter kan tau, seberapa ribetnya merawat pasien dengan masalah gangguan sistem saraf, kami butuh kesabaran ekstra.apalagi di bangsal ini pasiennya banyak dok, kadang kami harus merawat lebih dari lima puluh orang dalam sehari,coba dokter bayangkan bagaimana pusingnya kak Rayya mengatur semuanya." terang Lia panjang lebar.

"pantas dia tidak bisa mentolerir sedikitpun kesalahan, karena memang dia terlatih untuk merawat pasien dengan keluhan yang beragam, wajar lah kalau tadi dia melampiaskan kemarahannya padaku, dia pasti sangat stres menghadapi pasien, keluarga dan tentu rekan rekan satu ruangan dengannya yang pasti punya karakter yang berbeda."batin Abian.

Di hari pertama Abian bekerja dokter Nina sudah meninggal kan banyak PR untuknya.butuh waktu sekitar dua jam mengelilingi bangsal dan memeriksa pasien di sana.

Dia di temani Lia dan Devi melakukan visit(kunjungan ke pasien).setengah perjalanan, koordinator mereka bergabung.

" Sudah waktunya pulang Lia, sini biar saya yang ganti."

"tidak apa kak, pasiennya juga sisa sedikit." ujar Lia sopan.

"Kalau kamu sudah ingin pulang, dan visit nya masih lama, panggil saya saja."

"Iya kak.. "

Rayya meninggalkan mereka, Abian menatap punggung wanita yang memarahinya tadi pagi sampai menghilang dari balik pintu.

"Dia pulang jam berapa?" tanya Abian yang masih menatap kepergian Rayya.

"jam lima sore dok, kalau hari sabtu cuma setengah hari dan minggu nya kak Rayya off."

Abian melanjutkan kan pekerjaannya yang tersisa sedikit.setelah selesai,dia meninggalkan bangsal menuju tempat praktek nya.

,,,,,,,,,,

Jam setengah enam sore,pajero sport keluaran terbaru meninggalkan pelataran parkir rumah sakit internasional grahatama.wanita yang duduk di belakang kemudi mobil tersebut terlihat sangat anggun dan berkelas.dari jenis kendaraan nya menandakan bahwa kehidupan sosial yang di miliki wanita tadi sangatlah mapan.wanita itu menghentikan sementara kendaraan nya,membuka kaca mobil dan menyapa dengan sopan security yang menjaga di pintu depan.

"selamat sore pak." sapa Rayya.

"Sore juga bu Rayya, ibu baru mau pulang?"tanya nya dengan ramah.

" Iya Pak, kerjaan nya lagi banyak.ini ada sedikit makanan untuk bapak sama temen nya, di makan ya pak.. "sambil mengulurkan kantong berisi tiga kotak nasi dan di berikan pada security yang sudah bekerja cukup lama di sana.

" makasih banyak ibu Rayya...semoga selalu di beri kesehatan dan di limpahkan rejekinya."dengan senyum ramah dari wajah tuanya dia mengambil makanan yang Rayya berikan.

" sama sama,aamiin...saya pulang dulu ya pak..."

"iya bu, hati hati di jalan."

Mobil Rayya melaju membelah jalan raya yang sangat padat di sore hari, maklum, sekarang adalah jam pulang kantor jadi wajar kemacetan terjadi di mana mana. biasanya dia akan pulang setelah shalat maghrib di rumah sakit karena tidak akan bisa dia sampai tepat waktu di rumah dan menjalankan ibadahnya jika terjebak macet seperti ini.

Tapi hari ini,adalah hari spesial, suami tercinta yang tugas dari luar kota akan pulang setelah satu minggu berpisah dengannya.dia ingin pulang cepat ke rumah, memasak makanan kesukaan sang suami, menunggu kedatangan nya seperti hal nya wanita wanita di luar sana yang menunggu kedatangan pencari rejekinya pulang kembali ke rumah.

Allah seperti nya menjabah doanya,walaupun padat tapi tidak semacet di hari hari sebelumnya.

mobil nya memasuki perumahan di kawasan elit kota M.memarkir cantik kendaraan di garasi mobil.sesuai dugaan,suaminya belum pulang dari luar kota.

Rayya terlebih dahulu membersihkan dirinya.seharian di rumah sakit membuat tubuhnya terasa lengket,apalagi tadi dia habis mengeluarkan api dalam mulutnya dan menyembur dengan keras dokter tampan yang di kiranya residen pengganti yang baru datang. sebenarnya di dalam hatinya ada rasa bersalah yang sangat besar untuk dokter yang akan bersama nya selama bertugas di bangsal neurologi.tapi kepalang tanggung,mau minta maaf juga rasanya enggan.

"hhhhhhh..... " Rayya menghela nafasnya kasar.mengingat kejadian tadi membuatnya sedikit frustasi.

"sebenarnya apa yang telah ku lakukan, kenapa aku bisa se emosional itu tadi?kasihan juga dokter Abian, tidak tau masalah jugaa... sudahlah, besok aku harus minta maaf padanya.masa iya aku harus mendiami nya terus, tiap hari ketemu dia, mana bisa tidak bertegur sapa, bisa bisa mulutku jadi jamuran."

"Sebaiknya aku ke dapur, tidak lama Mas Reza pulang,sudah lama aku tidak menyiapkan makanan untuknya." dengan wajah yang ceria dia berjalan menuju ke dapur yang berada di lantai bawah.bahan makanan dia keluarkan dari dalam lemari pendingin. walaupun terasa lelah, tapi itu sudah konsekuensi untuk wanita bekerja seperti nya.dia harus bisa membagi waktu antara keluarga dan pekerjaannya.

satu jam dia berkelahi dengan segala macam peralatan dapur,akhirnya makanan kesukaan suami nya sudah tersaji dan tersusun rapi di atas meja makan.

sambil menunggu kedatangan Reza, dia kembali ke kamar, mengganti baju dan sedikit berhias agar terlihat cantik dan wangi.dia tidak ingin suaminya mencium bau bawang yang melengket di tubuhnya karena aktivitas memasaknya tadi.

Jam sepuluh malam, suara deru mesin mobil terdengar dari luar.

"Itu pasti Mas Reza."

Rayya berlari dan membuka pintu, senyum indah tersemat di bibir nya melihat kedatangan Reza.

"Hallo sayang.. " Reza turun dari mobil dan memeluk Rayya.

"Kok hallo, harusnya ituuu..assalamu'alaikum bidadari surgaku, begitu Mas.. "Rayya memeluk Reza dengan erat begitupun sebaliknya.

ha.. ha.. ha.. Reza tertawa, dia sungguh rindu dengan tingkah menggemaskan Rayya.

Mereka masuk ke dalam rumah sambil bergandengan tangan.

"Mas mau bersih bersih dulu, atau mau langsung makan."ujar Rayya.

" Mas ke atas dulu, pengen ganti baju, gerah soalnya."Reza melepas tangannya dan berjalan ke lantai dua menuju kamar mereka.

"Aku tunggu ya Mas.. " teriak Rayya, karena Reza sudah jauh dari jangkauan nya.

"Iiyyyaaaaa...... "

Reza menutup pintu, mengunci dari dalam,dia duduk di pinggir tempat tidur,menatap cincin pernikahannya dengan Rayyana.

"Haruskah aku akhiri pernikahan ini,, tapi aku juga masih mencintai mu Ray... " Reza menggusar rambutnya dengan kasar.

...****************...

Terpopuler

Comments

🍁 ¢ᖱ'D⃤ ̐Nuyy ☕🏠⃟🌹

🍁 ¢ᖱ'D⃤ ̐Nuyy ☕🏠⃟🌹

nah loh suaminya punya yang lain yaa

2024-10-17

1

Gamar Abdul Aziz

Gamar Abdul Aziz

lanjut

2024-10-11

1

sherly

sherly

wah kayaknya selingkuh nih si Reza, kedok keluar kota padahal lg Ama cem ceman yg lain... kasian rayy

2024-06-12

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan pertama
2 Bab 2 : Acuh
3 Bab 3 : Rayyana Adistira Hutomo
4 Bab 4 : Ternyata dia wanita pendiam
5 Bab 5 : Mulai berubah
6 Bab 6 : Ada apa dengan hatiku?
7 Bab 7 : Nyaman
8 Bab 8 : Hadiah kecil untuk Almyra
9 Bab 9 : Hadiah kecil untuk Almyra 2
10 Bab 10 : Kemarahan Reza
11 Bab 11 : Perhatian Abian
12 Bab 12 : Kesibukan Rayyana
13 Bab 13 : Seperti orang asing
14 Bab 14 : Kecurigaan hilya
15 Bab 15 : Tertangkap basah
16 Bab 16 : Mertua dan adik ipar
17 Bab 17 : Keputusan Rayya
18 Bab 18 : Jatuhnya talak
19 Bab 19 : Perceraian
20 Bab 20 : Perceraian 2
21 Bab 21 : Bertahan menjadi teman?
22 Bab 22 : Semakin dekat
23 Bab 23 : Pregnant
24 Bab 24 : Menjaga jarak
25 Bab 25 : Bertemu bunda Dewi
26 Bab 26 : Sakit
27 Bab 27 : Curhat Rayyana
28 Bab 28 : Abian vs Rayya
29 Bab 29 : murka Jelita
30 Bab 30 : Pertemuan Rayya dan Lita
31 Bab 31 : pertemuan Rayya dan Lita bag. 2
32 Bab 32 : Susah melepaskan
33 Bab 33 : Kebersamaan Abian dan Rayya
34 Bab 34 : Jangan mengujiku
35 Bab 35 : Pengakuan
36 Bab 36 : Feed back
37 Bab 37 : Keputusan Rayya
38 Bab 38 : Abian Marah
39 Bab 39 : Resign
40 Bab 40 : Pamit yang tak kau ketahui
41 Bab 41 : Resign bag. 2
42 Bab 42 : Nasehat kakak ipar
43 Bab 43 : Baru tersadar
44 Bab 44 : Sekarang Abian tau
45 Bab 45 : Tempat kerja baru
46 Bab 46 : Alfian murka
47 Bab 47 : Rencana Alfian
48 Bab 48 : Awal kehancuran
49 Bab 49 : Sedikit tentang Rayyana
50 Bab 50 : Akhirnya bunda Dewi tau
51 Bab 51 : Kunjungan ke rumah tuan Adnan
52 Bab 52 : Talak untukmu,Jelita Maharani
53 Bab 53 : Karma mulai datang
54 Bab 54 : Mencoba menerima keadaan
55 Bab 55 : Kota S
56 Bab 56 : Bertemu CEO Grahatama grup
57 Bab 57 : Curhat Abian
58 Bab 58 : Pertemuan
59 Bab 59 : Pertemuan 2
60 Bab 60 : Pertemuan 3
61 Bab 61 : Aku sangat merindukanmu
62 Bab 62 : Tamu?
63 Bab 63 : lamaran
64 Bab 64 : Lamaran 2
65 Bab 65 : Ghifari vs Abian
66 Bab 66 : Aku terima lamaranmu
67 Bab 67 : Insiden
68 Bab 68 : Fitting
69 Bab 69 : Rayya dan Almyra
70 Bab 70 : Satu tarikan nafas
71 Bab 71 : Wedding day
72 Bab 72 : Kehidupan baru
73 Bab 73 : Berbelanja dengan mertua
74 Bab 74 : Hamil ?
75 Bab 75 : Dua garis merah
76 Bab 76 : Hiperemesis Gravidarum
77 Bab 77 : Kesempatan emas
78 Bab 78 : Kebersamaan Rayya dan Myra
79 Bab 79 : Sang mantan suami
80 Bab 80 : Ghifari Hutomo
81 Bab 81 : Kebersamaan
82 Bab 82 : Kunjungan
83 Bab 83 : Selamat datang baby Zan
84 Bab 84 : Rumah baru
85 Bab 85 : Damien kembali
86 Bab 86 : Berusaha memiliki hatinya kembali
87 Bab 87 : Ternyata
88 Bab 88 : Tiga anak cukup
89 Bab 89 : Akhir bahagia (END)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan pertama
2
Bab 2 : Acuh
3
Bab 3 : Rayyana Adistira Hutomo
4
Bab 4 : Ternyata dia wanita pendiam
5
Bab 5 : Mulai berubah
6
Bab 6 : Ada apa dengan hatiku?
7
Bab 7 : Nyaman
8
Bab 8 : Hadiah kecil untuk Almyra
9
Bab 9 : Hadiah kecil untuk Almyra 2
10
Bab 10 : Kemarahan Reza
11
Bab 11 : Perhatian Abian
12
Bab 12 : Kesibukan Rayyana
13
Bab 13 : Seperti orang asing
14
Bab 14 : Kecurigaan hilya
15
Bab 15 : Tertangkap basah
16
Bab 16 : Mertua dan adik ipar
17
Bab 17 : Keputusan Rayya
18
Bab 18 : Jatuhnya talak
19
Bab 19 : Perceraian
20
Bab 20 : Perceraian 2
21
Bab 21 : Bertahan menjadi teman?
22
Bab 22 : Semakin dekat
23
Bab 23 : Pregnant
24
Bab 24 : Menjaga jarak
25
Bab 25 : Bertemu bunda Dewi
26
Bab 26 : Sakit
27
Bab 27 : Curhat Rayyana
28
Bab 28 : Abian vs Rayya
29
Bab 29 : murka Jelita
30
Bab 30 : Pertemuan Rayya dan Lita
31
Bab 31 : pertemuan Rayya dan Lita bag. 2
32
Bab 32 : Susah melepaskan
33
Bab 33 : Kebersamaan Abian dan Rayya
34
Bab 34 : Jangan mengujiku
35
Bab 35 : Pengakuan
36
Bab 36 : Feed back
37
Bab 37 : Keputusan Rayya
38
Bab 38 : Abian Marah
39
Bab 39 : Resign
40
Bab 40 : Pamit yang tak kau ketahui
41
Bab 41 : Resign bag. 2
42
Bab 42 : Nasehat kakak ipar
43
Bab 43 : Baru tersadar
44
Bab 44 : Sekarang Abian tau
45
Bab 45 : Tempat kerja baru
46
Bab 46 : Alfian murka
47
Bab 47 : Rencana Alfian
48
Bab 48 : Awal kehancuran
49
Bab 49 : Sedikit tentang Rayyana
50
Bab 50 : Akhirnya bunda Dewi tau
51
Bab 51 : Kunjungan ke rumah tuan Adnan
52
Bab 52 : Talak untukmu,Jelita Maharani
53
Bab 53 : Karma mulai datang
54
Bab 54 : Mencoba menerima keadaan
55
Bab 55 : Kota S
56
Bab 56 : Bertemu CEO Grahatama grup
57
Bab 57 : Curhat Abian
58
Bab 58 : Pertemuan
59
Bab 59 : Pertemuan 2
60
Bab 60 : Pertemuan 3
61
Bab 61 : Aku sangat merindukanmu
62
Bab 62 : Tamu?
63
Bab 63 : lamaran
64
Bab 64 : Lamaran 2
65
Bab 65 : Ghifari vs Abian
66
Bab 66 : Aku terima lamaranmu
67
Bab 67 : Insiden
68
Bab 68 : Fitting
69
Bab 69 : Rayya dan Almyra
70
Bab 70 : Satu tarikan nafas
71
Bab 71 : Wedding day
72
Bab 72 : Kehidupan baru
73
Bab 73 : Berbelanja dengan mertua
74
Bab 74 : Hamil ?
75
Bab 75 : Dua garis merah
76
Bab 76 : Hiperemesis Gravidarum
77
Bab 77 : Kesempatan emas
78
Bab 78 : Kebersamaan Rayya dan Myra
79
Bab 79 : Sang mantan suami
80
Bab 80 : Ghifari Hutomo
81
Bab 81 : Kebersamaan
82
Bab 82 : Kunjungan
83
Bab 83 : Selamat datang baby Zan
84
Bab 84 : Rumah baru
85
Bab 85 : Damien kembali
86
Bab 86 : Berusaha memiliki hatinya kembali
87
Bab 87 : Ternyata
88
Bab 88 : Tiga anak cukup
89
Bab 89 : Akhir bahagia (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!