"Aaaaarkhhhh..." Moza pun jatuh dari tangga hingga terguling dan kepalanya terbentur serta mengeluarkan darah. Salma yang mendengar ada keributan pun langsung menghampiri tempat dimana suara itu. Namun, ia terkejut saat melihat Moza tergeletak dan terluka.
"Ya Tuhan, apa yang terjadi!" pekik Salma. Jupiter yang baru sampai di rumah pun terkejut melihat keadaan Moza yang tergeletak dan bersimbah darah di kepalanya.
"Moza! Apa yang kau lakukan padanya!" teriak Jupiter pada Salma yang sedang berada dipinggir Moza. Salma kini berada di tempat dan di waktu yang salah pun terlihat sebagai seorang pelaku yang menyakiti Moza.
"Aku tidak tahu! Aku pun sama denganmu baru melihatnya!" pekik Salma yang tidak terima karena sudah dituduh oleh Jupiter telah melukai istrinya. Salma memang sangat ingin melukai Moza, tapi tidak dengan cara seperti ini. Jika pun ia melakukannya, maka ia akan melakukannya dengan diam-diam. Tanpa ada orang yang mengetahuinya, tidak ingin membuang waktu Jupiter langsung membawa tubuh kecil itu dan membawanya pergi ke rumah sakit. Jantungnya berdegup dengan kencang saat menggendong Moza. Sungguh ia sangat takut terjadi sesuatu pada istrinya ini.
Sedangkan Cindy, kini ia sedang dilanda rasa gelisah karena sudah melukai Moza. Ia tidak berpikir dengan jernih saat mendorong Moza, pikirannya yang kalut membuatnya melukai Moza. Ia bahkan tidak berpikir bagaimana konsekuensinya, akan tetapi sekarang sepertinya ia sudah tidak akan bisa lari. Cepat atau lambat Jupiter pasti akan tahu siapa yang sudah melukai Moza.
Salma yang mengetahui jika ini semua adalah perbuatan dari Cindy pun langsung menghampiri Cindy, ia sudah tidak sabar ingin bertanya perihal Moza pada Cindy. Salma pun dengan cepat langsung masuk ke kamar Cindy, ia benar-benar tidak menyangka jika keponakannya itu melakukan kebodohan yang sangat fatal dan malah bisa menghancurkan rencananya selama ini.
"Cindy!"
Cindy yang sedang cemas sambil meremas jari pun langsung menghampiri Salma hendak meminta pertolongan. Namun, di luar dugaan bahkan Salma memundurkan tubuhnya saat Cindy mendekatinya. Seolah ia tida mau berdekatan dengan Cindy.
"Tante, tolong aku,"
"Tidak!"
"Tante, aku ... aku tidak sengaja tadi aku ..."
"Bodoh! Atasi sendiri aku tidak mau membantumu, tunggulah pembalasan dari Jupiter dan aku tidak akan ikut campur. Ternyata aku salah menilaimu, kau terlalu bodoh hingga sampai sekarang pun kau belum bisa menaklukkan hati Jupiter. Dan sekarang, bukannya membuat Jupiter mencintaimu, tapi kau malah membuatnya semakin tidak menyukaimu bahkan mungkin sekarang ia akan membencimu!" setelah mengatakan itu semua Salma pun meninggalkan Cindy dengan perasaannya yang sangat kacau.
"Tante Salma kau sangat jahat," gumamnya perlahan.
*
*
*
"Dokter, bagaimana keadaan istriku?" tanya Jupiter khawatir.
"Istri anda hanya mengalami luka luar, meskipun begitu tadi saya melakukan beberapa jahitan karena ada bagian yang robek dan harus dijahit,"
"Lalu?"
"Untuk sementara waktu, istri anda harus dirawat dulu di sini Tuan." jawab dokter itu sambil menunduk pada Jupiter. Jupiter menghela napas, ia merasa sedikit lega setelah mendengar keadaan dari Moza. Tapi itu semua tetap tidak membuat kemarahannya reda, ia sudah meminta Alex untuk mengecek cctv rumah dan melihat bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Dan Alex pun sudah mengirim rekaman itu pada Jupiter. Dan tentu saja Jupiter pun langsung murka pada Cindy, yang telah berani melukai Moza. Tunggu dan lihat saja, ia akan memberi perhitungan pada Cindy. Gadis tidak tahu malu itu harus diberi hukuman. Tapi tidak sekarang, karena sekarang ia harus menjaga Moza. Jupiter tidak tega jika ia harus meninggalkan Moza sendirian di rumah sakit. Setidaknya saat ia sadar nanti, Jupiter ingin dirinya lah yang pertama kali dilihat oleh Moza.
Jupiter yang merasa lelah pun mulai merebahkan dirinya di atas sofa yang ada di ruangan, dimana Moza dirawat. Hari ini pekerjaannya sangat banyak, dan saat pulang dimana ia ingin melepaskan penatnya. Ia malah mendapati hal yang tidak diinginkan yaitu melihat Moza terkapar tidak berdaya dengan luka dan mengeluarkan darah. Rasa lelah dan emosi bercampur menjadi satu, ingin sekali Jupiter melempar Salma tadi, karena ia berpikir Salma lah yang telah membuat Jupiter terluka. Akan tetapi ternyata Cindy lah yang membuatnya terluka, tapi tetap saja semua itu tak lepas dari campur tangan Salma. Karena wanita jahat itulah yang telah membawa Cindy ke rumah dan berusaha selalu menggodanya, menjijikkan. Setidaknya setelah masalah ini, tidak ada alasan lain untuk tidak mengusirnya dari rumah dan dari kantor. Karena jujur saja Jupiter sudah sangat jengah dengan tingkah Cindy.
Entah berapa lama Jupiter tertidur, ia pun terbangun karena mendengar pergerakan dari ranjang Moza. Rupanya Moza sudah sadar, Jupiter pun langsung menghampiri Moza.
"Moza, bagaimana keadaanmu?"
"Kepalaku sakit," jawabnya perlahan, suara cempreng itu kini volumenya mengecil karena sedang sakit.
"Bagaimana ini bisa terjadi?" Jupiter duduk di samping Moza dan melihat ke arah wajah cantik yang kini terlihat pucat itu.
"Tidak tahu, tiba-tiba saja ulat bulu itu mendorongku. Kepalaku sakit, tubuhku juga sakit semua." ya benar, pasti Moza merasakan sakit di seluruh tubuhnya karena ia terguling dari tangga. Astaga, Jupiter jadi mengingat rekaman cctv dimana tubuh kecil ini terguling sampai terluka.
"Maaf, aku tidak bisa menjagamu."
"Tidak apa-apa, asal kau menjadi suamiku selamanya. Aku akan memaafkanmu." Jupiter pun tersenyum mendengar ucapan Moza yang memintanya untuk menjadi suaminya selamanya. Tentu saja Jupiter tidak akan menolak, karena entah mengapa ia juga merasa jika dalam diri Moza selalu ada hal yang membuatnya menarik dan ingin selalu dekat dengannya.
"Tidak masalah,"
"Terima kasih, kalau begitu ayo cium aku,"
"Dasar keju mesum," ucap Jupiter sambil tertawa, tapi tak urung ia pun langsung mencium bibir yang terlihat pucat itu. Ciuman yang tadinya hanya sebatas mengecap saja kini menjadi sebuah ciuman hangat yang berlangsung lama.
Tanpa mereka ketahui, di luar ada sepasang mata yang melihat apa yang mereka berdua lakukan. Sebuah adegan romantis suami istri, yang membuat hatinya terbakar. Sakit dan juga terasa sangat panas.
Ya, Venus lah yang melihat Jupiter dan Moza sedang bertukar saliva. Ia tidak terima jika perempuan yang kini menghiasi hatinya tengah dinikmati oleh kakaknya. Meskipun sebenarnya itu sama sekali bukan masalah, karena mereka juga adalah pasangan suami istri yang sah. Sudah sewajarnya jika mereka melakukan hal itu bahkan lebih.
Tapi tetap saja Venus tidak rela, apalagi melihat semuanya secara langsung. Hatinya kini terasa sangat sesak.
"Harusnya kau menjadi milikku Moza, bukan Jupiter." gumannya sambil mengepalkan tangan menahan amarahnya yang kini memenuhi hati dan jiwanya.
***
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan like dan juga komentar ya 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Ta..h
ihh si venus minta di lempar ke planet venus ya.
2024-04-29
0
Dewi Anggya
venus ttp jg hati jg kelakuan klo gk mau didepaaaaak
2023-12-25
1
Rara Kusumadewi
cihh awalnya aja menghina sekarang mengharapkan..dasar Venus....
2023-11-04
0