Bab 15

Pagi ini dilewati dengan sangat mengesalkan oleh Cindy, baru kali ini ada orang yang berani mengatakan sesuatu yang tidak menyenangkan padanya. Terbiasa mendapatkan pujian dari banyak orang membuat Cindy sangat tidak terima dengan apa yang diucapkan oleh Moza padanya.

"Dasar perempuan sia lan!!!" umpatnya saat sedang berada di dalam kamar. Salma yang tadi melihat Cindy tengah keluar dari kamar Jupiter dengan raut wajah kesal langsung mengikutinya sampai ke kamar. Ia ingin tahu apa yang terjadi di dalam sana tadi.

"Cindy..." panggil Salma, mendengar suara Salma Cindy pun langsung berbalik dan melihat ke arah Salma dengan wajah kesalnya.

"Ada apa? Kenapa kau melihatku seperti itu, apa terjadi sesuatu?" tanya Salma, Cindy pun menarik napasnya dalam-dalam seolah sedang mengumpulkan kesabarannya. Kemudian ia pun duduk di atas ranjang empuknya diikuti oleh Salma yang duduk di sampingnya.

"Sejak bertemu dengan perempuan menyebalkan itu, semuanya tidak ada yang baik - baik saja!" ucapnya dengan kesal.

"Maksudmu Moza?" tanya Salma mengernyitkan keningnya. Cindy pun menghembuskan napas kasar.

"Siapa lagi memangnya, baru pertama kali dalam hidupku aku harus menghadapi gadis kecil yang sangat... sangat menyebalkan. Dia selalu saja membuat darahku naik, aku takut lama-lama nanti kulitku jadi keriput," ucap Cindy dengan manja hingga Salma memutar bola mata malas saat mendengarnya.

"Kau lebih dewasa daripada dirinya, harusnya kau lebih pintar dan bisa menghadapinya. Jangan lemah!"

"Lemah! Aku tidak lemah! Aku hanya kesal saja padanya, bisa saja aku tadi memberinya pelajaran dengan tanganku. Tapi pasti Jupiter tidak akan suka!"

"Oh astaga, jika bocah itu saja bisa menyerangmu dengan ucapannya kenapa kau tidak?" ucap Salma yang sebenarnya ia juga selalu kalah telak jika adu mulut dengan Moza.

"Tidak semudah itu Tante, dia itu manusia langka sulit sekali dikalahkan! Ada saja hal di luar nalar yang selalu ia katakan.

"Terserah kau saja, jika kau menginginkan Jupiter berusahalah lebih keras. Jangan hanya mendengar ucapan bocah itu saja kau sudah kalah, bagaimana kau bisa merebut Jupiter jika caramu seperti ini!" Setelah mengatakan hal itu, Salma pun kemudian pergi meninggalkan Cindy sendirian.

"Sial!" berharap mendapatkan dukungan dari Salma tapi Salma malah kesal padanya.

*

*

*

Hari ini adalah hari pertama Cindy bekerja di kantor Jupiter, ia ingin memanfaatkan waktu yang ia punya untuk mendekati pria pujaan hatinya. Sudah sejak dulu Cindy menaruh rasa pada Jupiter, tapi pada dasarnya Jupiter memang sangat sulit untuk didekati.

Awal pendekatan tadinya Cindy ingin ikut naik mobil bersama dengan Jupiter. Akan tetapi tentu saja Moza tidak membiarkan hal itu terjadi. Ia dengan tegas menolak Cindy satu mobil dengan suaminya dengan alasan yang tidak logis, karena menurutnya jika Cindy sampai satu mobil dengan Jupiter maka suaminya akan terserang virus gatal. Dan tanpa Moza melarang pun, Jupiter menolak satu mobil dengan Cindy. Hingga pada akhirnya Cindy berangkat dengan planet lain yaitu Venus.

"Kenapa kau tidak naik taksi saja atau dengan supir kenapa kau harus naik mobilku!" ketus Venus pada Salma.

"Aku tidak mau naik taksi dan tidak mau diantar oleh supir," jawabnya santai.

"Kau sangat merepotkan!"

"Oh ayolah, jika aku nanti menjadi kakak iparmu yang selanjutnya. Aku akan membujuk suamiku untuk berbagi saham denganmu," ucap Cindy dengan percaya diri.

"Sayangnya aku ragu, kau bisa menjadi kakak iparku yang selanjutnya." ejek Venus pada Cindy.

"Lihat saja nanti..."

*

*

*

Setelah suami tersayangnya berangkat, Moza disibukkan dengan mengatur kamarnya lagi karena kemarin ia belum mengerjakan semuanya. Dan seperti biasa Salma akan dengan senang hati mengganggunya.

"Oh ya ampun ratu Dugong menghampiriku, semoga ia tidak merubahku menjadi duyung." ucap Moza dengan sengaja saat melihat Salma datang menghampirinya.

"Apa kau tidak pernah diajarkan sopan santun oleh orangtuamu?" sinis Salma, kini ia berdiri tak jauh dari Moza sambil bersedekap dan melihat apa yang sedang dilakukan oleh Moza. Namun, Moza malah menggelengkan kepalanya.

"Papa ku tidak pernah mengajariku, jangankan mengajariku mengajak ku bicara saja tidak pernah!" jawabnya sambil terbahak.

"Pantas saja kau menjadi seorang perempuan yang urakan!"

"Ohhh anda salah Tante, aku tidak menjadi perempuan yang urakan. Tapi aku menjadi perempuan yang cantik dan menggemaskan ... Oh ya ngomong - ngomong ada apa Tante kemari? Apa ada hal penting yang ingin dibicarakan?" tanya Moza tanpa melihat ke arah Salma, ia memilih sibuk dengan barang-barangnya.

"Aku hanya ingin sesuatu mengatakan padamu, sebelum Jupiter membuangmu apa tidak sebaiknya kau mengundurkan diri secara terhormat," sinis Salma, Moza malah berdecak sebal mendengar ucapan Salma yang tidak berbobot.

"Ckk, aku ini seorang istri bukan seorang pegawai. Kenapa aku harus mengundurkan diri secara terhormat?"

"Kau hanya istri pajangan, aku tahu kalau Jupiter sama sekali belum pernah menyentuhmu!" Moza pun terkejut saat mendengar pernyataan Salma yang mengatakan jika Jupiter sama sekali belum menyentuhnya.

"Oh astaga, selain jahat kau juga ternyata seorang tukang intip!"

"Apa!"

"Apa setiap malam kau selalu mengintip ku dan Kak Jupi ehem-ehem? Apa kau tidak malu wahai ratu Dugong! Kenapa tidak minta jatah saja pada Papa Brama saja daripada kau harus mengintipku!"

"Oh astaga, pikiranmu itu ..." Salma kini malah tidak bisa berkata - kata. Maksudnya mengatakan hal itu karena ia hanya berpikir seperti itu saja, ia sama sekali tidak pernah mengintip Moza dan Jupiter. Wanita cantik itu kini merasa malu sendiri saat Moza mengatakan hal itu. Mengintip katanya...

"Itu memang benar kan?"

"Tidak! Aku sama sekali tidak pernah mengintipmu, memangnya aku tidak ada pekerjaan lain apa!"

"Jika kau tidak pernah mengintip ku, lalu kenapa kau mengatakan kalau aku dan Kak Jupi-Jupi belum anu-anu, ayo mengaku kalau kau selalu mengintip kami berdua. Oh ... astaga aku sangat malu, jangan-jangan semalam kau juga melihatku melakukannya dengan gaya baru, Kak Jupi bagaimana ini ternyata Ratu Dugong selalu mengintip kita berdua," bohong Moza, karena jangankan gaya baru gaya standar saja Moza belum pernah melakukannya.

"Hei hentikan ocehan tidak berguna mu itu!" hardik Salma, tapi Moza sama sekali tidak peduli karena ia memang sengaja mengatakan hal itu pada Salma agar wanita itu tidak mengorek kehidupannya bersama dengan Jupiter.

Karena kesal akhirnya Salma pun memutuskan untuk pergi meninggalkan kamar Moza, ia tidak mau berlama-lama tinggal di sana karena khawatir jika jantungnya akan shock dengan tingkah Moza. Moza pun tersenyum melihat Salma pergi, tapi ia jadi ingat kepada Jupiter.

"Apa sebaiknya aku mengajak Kak Jupi ehem-ehem ya ..." gumam Moza.

Terpopuler

Comments

Dewi Anggya

Dewi Anggya

mertua kok gtu amaaaaat

2023-12-25

1

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

gass Moza😀😀😀

2023-09-26

0

Mardiana

Mardiana

ajak aja Moza mas Jupiternya ehem ehem siapa tau pisang Ambon nya yang selalu tidur tampan"jadi bangun😁😂😂🥰

2023-03-13

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!