Pernikahan pun telah selesai, Jupiter dan Moza langsung pulang ke kediaman Bramana. Karena sesuai perjanjian jika Jupiter menikah, maka mereka akan tinggal di kediaman Bramana. Ia akan mulai memimpin perusahaan dan hampir seluruh aset Jupiter lah yang memegangnya. Hingga Salma dan Venus dibuat geram oleh Bramana. Ia seperti tidak memikirkan Venus yang juga adalah putranya.
"Sayang, apa kau tidak salah hampir seluruh aset dipegang oleh Jupiter?" tanya Salma. Bramana yang baru saja akan memejamkan matanya pun mengurungkan niatnya, dan kemudian melihat ke arah istrinya yang tak pernah bosan mempertanyakan tentang hartanya.
"Tentu saja tidak salah, itu semua hak Jupiter. Karena aset perusahaan yang hampir delapan puluh persen itu adalah milik Mayra, ibunya Jupiter. Selama ini aku hanya dititipkan saja," jawab Bramana santai.
"Apa! Oh ayolah sayang ... Mayra sudah tiada, dia juga tidak akan tahu jika perusahaan dipegang oleh Venus." rajuknya.
"Dia memang sudah tidak ada, akan tetapi putranya masih ada dan semua itu adalah hak milik Jupiter. Bahkan aset milikku aku sudah berikan semua pada Venus. Apa itu masih kurang?" tanya Bramana dengan tidak suka.
"Itu masih sangat kurang, bahkan jumlahnya saja masih sangat jauh dengan milik Jupiter!"
"Kalau begitu bekerjalah, berusaha seperti Mayra dulu. Agar kau bisa memberikan harta yang banyak untuk Venus!"
"Sayang ...!" ucap Salma merasa tidak percaya dengan apa yang diucapkan oleh suaminya.
"Kau dan Venus tanpa bersusah payah pun sudah mendapatkan perusahaan dan juga aset yang cukup besar, harusnya kau bersyukur Salma! Bahkan harta yang kau dan Venus miliki tidak akan habis sampai tujuh turunan, asal kau bisa memanfaatkannya seperti Mayra dulu!" ucap Bramana penuh penekanan. Setelah Bramana langsung membalikan tubuhnya dan membelakangi Salma yang menatapnya tidak percaya, karena Bramana bisa setega itu padanya. Padahal selama ini ia selalu mengikuti apapun kemauan darinya.
'Sial!' gumamnya dalam hati.
*
*
*
"Pelan-pelan Kak Jupi, ini sakit!" ucap Moza.
"Bertahanlah, aku sedang berusaha." jawab Jupiter, Venus yang kebetulan sedang melewati kamar Jupiter pun tersenyum mengejek.
"Itulah sebabnya menikah dengan anak kecil, bahkan lubang kuncinya saja sulit dibuka," ejeknya dan kemudian pergi menuju ke kamarnya.
"Aauuuuwww....kau ingin membuatku botak ya!" kesal Moza pada Jupiter yang menarik asesorisnya yang menempel di kepala.
"Dasar cerewet, makanya jangan mau dipakaikan benda aneh seperti ini!" kesal Jupiter.
"Kalau aku tidak memakai ini, aku tidak akan kelihatan cantik tadi. Dasar planet tua menyebalkan," gumam Moza sambil mengusap-usap kepalanya.
"Kau bilang apa bocah keju!" sentak Jupiter.
"Aku tidak bilang apa-apa, aku mau mandi dulu." ucapnya sambil pergi dan meninggalkan Jupiter.
"Dia pikir aku tuli apa! Awas saja kau, aku kunyah kau nanti!" ucap Jupiter.
Setelah selesai mandi Moza pun keluar menggunakan piyama yang kebesaran. Terlihat lucu dan menggemaskan tapi sayangnya, gagang sapu Jupiter masih tidur tampan dan tidak tergoda oleh Moza.
"Kak Jupi, sana mandi!" Jupiter yang sedang tiduran di kasurnya pun langsung mendelik sebal pada Moza.
"Berhenti memanggilku seperti itu!" kesalnya, sambil pergi meninggalkan Moza dan pergi ke kamar mandi.
"Woaahh... permen kenyal itu galak sekali. Apa dia sedang datang bulan." ucap Moza, karena ia merasa lapar ia pun pergi keluar kamar dan mencari dapur. Berharap ada sesuatu yang bisa ia makan. Perlahan Moza melangkahkan kakinya di rumah mewah itu. Ia sempat bingung mencari dapur sebelah mana, karena ukuran rumah yang besar ini membuatnya agak bingung.
Untung saja ia bertemu dengan pelayan dan menunjukkannya serta menyiapkan makan untuk Moza. Ia pun kini duduk manis sambil memainkan ponselnya di meja makan, sembari menunggu pelayan membuatkannya makanan.
"Hei bocah tengil, sedang apa kau malam-malam di sini!" tanya Venus. Moza hanya melihatnya sekilas dan kemudian berdecak sebal setelah melihat adik iparnya yang menyebalkan ini.
"Hei aku bertanya padamu! Malah diam saja, tuli ya!"
"Apa jika malam hari kau tidak bisa melihat dengan jelas, aku ini sedang duduk manis sambil bermain ponsel." ketus Moza. Baru saja Venus akan menjawab ucapan Moza, tiba-tiba pelayan datang dan menyiapkan makanan untuk Moza.
"Woaahh, rupanya ada yang kelelahan dan kelaparan!" ejek Venus, karena ia menganggap jika Moza baru saja selesai mantap-mantap dengan Jupiter, dan kini ia kelaparan karena tenaganya sudah terkuras habis.
"Iya aku sangat lapar, malam ini kan malam pertamaku jadi aku harus banyak tenaga. Karena suamiku itu sangat luar biasa," jawab Moza sambil menyuapkan makanan ke mulut kecilnya. Venus hanya tertawa mengejek saja pada Moza. Sungguh sikap Venus itu membuat Moza sangatlah gemas hingga ingin menelannya. Kenapa adik iparnya ini sangat tidak menyukai suaminya yang seorang yang sangat baik. Sungguh aneh memang, ahh bahkan Moza lupa jika ayahnya sendiri saja tidak menyukai keberadaannya. Dan dengan senang hati menikahkan putrinya tanpa ragu. Tanpa peduli bagaimana nasibnya nanti, tapi itulah Hendrik. Ia adalah ayah yang tak pernah peduli padanya dan selalu menganggap anak perempuan itu sebagai aib dalam hidupnya.
Karena penasaran Venus pun duduk didepan Moza, dia ingin bertanya sesuatu yang sebenarnya selama ini ia pikirkan tentang Jupiter. Ia curiga sesuatu terjadi pada kakaknya itu, karena ia pernah mendapatkan laporan jika Jupiter pernah pergi ke dokter untuk konsultasi. Akan tetapi info yang ia dapatkan memanglah belum jelas, jadi ia memutuskan untuk bertanya saja pada Moza.
"Hei bocah, apa benar barusan kau sudah itu dengan Kakak ku?" tanya Venus hati-hati,karena takut bocah kecil dihadapannya ini mengeluarkan jurus speakernya yaitu berbicara dengan suara kencang.
"Itu apa?" tanya Moza yang masih anteng dengan makanannya.
"Ahhh masa kau tidak tahu, kalau suami istri itu melakukan apa di malam pertama." ucap Venus, Moza yang mulai mengerti arah pembicaraan Venus pun langsung kesal. Bisa-bisanya ia bertanya tentang hal yang pribadi, bukankah itu tidak sopan pikir Moza.
"Hei adik ipar durjana, untuk apa kau bertanya hal seperti itu! Kau ingin aku telan ya!"
"Apa?" Venus benar - benar tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Untuk apa kau bertanya hal seperti itu, bahkan kau saja belum menikah. Kau ingin gagang sapumu itu tersiksa!"
"Hei bocah, aku pria tampan dan juga kaya. Jika aku menginginkan hal itu, aku tidak perlu repot-repot menikah. Aku tinggal menunjuk wanita mana saja yang aku mau!" jawab Venus dengan bangga.
"Benarkah?"
"Tentu saja, aku pria yang luar biasa." jawab Venus.
"Ckk... Kau tampan, kau kaya dan kau punya segalanya. Tapi sayang, gagang sapumu itu bekas iuuhhh... gatal!" ucap Moza langsung pergi meninggalkan Venus dengan wajah shocknya.
"Dia bilang aku bekas" gumamnya tidak percaya.
***
Hadeewww rasain kau Venus 🤣😂🤣😂🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Maria Cherry
lucu ya si venus/Facepalm/
2025-02-19
0
Yanti yulianti
cape ketawa/Facepalm/
2025-03-13
0
Dewi Anggya
venus cari bantal buat nutupin mukamuuuuu🤣🤣🤣
2023-12-25
0