Bab 5

Setelah Jupiter mengatakan jika ia ingin menikah, akhirnya mereka berdua pun memutuskan untuk bertemu dan membicarakan tentang pernikahan. Mereka akhirnya melakukan janji temu di sebuah Cafe yang tak jauh dari kediaman Moza. Dan di sinilah mereka bertiga sekarang sedang duduk dan berhadapan dengan rasa bingung dalam pikiran mereka masing-masing.

Jika Jupiter bingung bagaimana memulai pembicaraan ini, lain halnya dengan Alex yang merasa malu dengan tingkah bos nya yang mengajak anak kecil menikah. Bahkan buah mangganya saja baru tumbuh dan body rata seperti papan cucian. Apa yang Jupiter lihat dari remaja baru tumbuh seperti Moza pikirnya.

"Jadi ... Paman apa benar kau akan mengajakku menikah?" tanya Moza malu-malu kambing sambil mengedipkan matanya persis seperti orang cacingan.

"Iya, apa kau mau?" tawar Jupiter seperti sedang menawarkan permen pada anak kecil.

"Tentu saja aku mau, kau tampan kaya dan juga keren. Bodoh jika aku menolakmu!" ucapnya dengan semangat.

"Tapi..."

"Tapi apa?" tanya Moza pemasaran.

"Tapi nanti kau ... kau ... "

"Ya ..." Moza dibuat penasaran oleh Jupiter ini.

"Nanti kau jangan minta kikuk-kikuk!" ucap Jupiter cepat dan langsung meminum jusnya sampai tandas saking gugupnya. Ia gugup karena takut ketahuan jika gagang sapunya mirip terong kukus yang menunduk seperti belalai pemalu. Bukannya tersinggung gadis ini malah tergelak mendengar perkataan Jupiter. Jangankan Moza yang langsung terbahak, Alex pun kini sedang menahan tawanya yang hampir meledak gara-gara melihat tingkah planet Jupi-jupi itu.

"Kau tenang saja Paman, aku tidak akan minta nganu-nganu karena aku juga belum siap." jawab Moza santai.

"Bocah!" panggil Alex.

"Kenapa?" tanya Moza sambil menyuapkan spaghetti kesukaannya, sayang sekali jika hanya dibuat pajangan apalagi itu gratisan. Lebih baik ia memakannya bukan?

"Kenapa kau langsung mau diajak menikah?" tanya Alex, ia ingin tahu apa motif Moza menerima tawaran Jupiter untuk menikah.

"Karena aku mau," jawabnya santai.

"Maksudnya?"

"Dengarkan aku ya Paman, aku hanya ingin mencoba kehidupan baru saja. Kehidupanku yang sekarang ini sungguh sangat menyedihkan, apa aku tidak boleh ingin merubah hidupku jadi lebih baik?" tanya Moza pada Alex. Mendengar penuturan Moza Alex dan Jupiter pun berpikir jika kehidupan Moza sangatlah sulit sebagai anak seorang pelayan, bahkan untuk kuliah saja ia tidak bisa. Mungkin dengan menikah ia bisa merubah kehidupannya. Jawaban yang sangat masuk akal menurut Alex dan juga Jupiter. Karena mereka juga belum tahu siapa sebenarnya Moza, dia bukanlah anak pelayan akan tetapi ia adalah anak seorang pengusaha kaya yang seolah dibuang dan tidak diakui oleh ayahnya.

"Baiklah, sekarang bersiaplah kita akan bertemu dengan Papaku. Tapi jika nanti ia bertanya sejak kapan hubungan kita, jawab saja kita berhubungan sudah lama. Dan aku menunggumu lulus sekolah makanya selama ini aku menyembunyikan calon istriku," ucap Jupiter. Dari perkataan Jupiter saja, Moza sudah paham jika sebenarnya Jupiter ini sudah di desak untuk menikah. Namun, dia tidak punya calon istri hingga Moza lah yang menjadi sasaran. Entah ini kebetulan atau keberuntungan, Moza tidak perduli yang terpenting baginya saat ini adalah bisa pergi dari rumahnya.

"Oke, aku mengerti Paman tampan,"

"Dan satu lagi, jangan memanggilku Paman!"

"Okeeeee ..." jawabnya sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Mereka pun kini sedang berdiskusi tentang apa saja yang akan mereka lakukan, jangan sampai kebohongan mereka diketahui oleh keluarga Jupiter terutama Salma dan Venus, kedua orang itu yang selalu ingin menghancurkan Jupiter. Moza pun diberitahu oleh Jupiter tentang Salma dan juga Venus. Tentang bagaimana sikap mereka padanya.

Awalnya Jupiter berpikir jika Moza akan merasa takut mendengar bagaimana keluarganya akan tetapi justru sebaliknya ia sangat bersemangat ingin melihat adik planet nya dan juga ibu sambungnya. Dan sekarang mereka semua menuju ke kediaman Bramana.

*

*

*

Tuan Brama bahagia mendengar Jupiter membawa calon menantunya, Salma dan Venus terkejut mendengarnya dan mereka pun penasaran bagaimana dengan calon istri yang selalu disembunyikan oleh Jupiter itu. Namun, alangkah terkejutnya mereka saat melihat Moza gadis remaja bertubuh mungil sedang tersenyum manis ke arah mereka.

"Astaga, jadi calon istrimu ini anak kecil," ucap Venus.

"Jangan panggil aku anak kecil Paman! Namaku Tsaniya Moza, tapi kalian bisa memanggilku Moza." ucapnya dengan percaya diri.

"Kenapa anak ini terlihat seperti bocah dari negeri prindavan," gumam Alex. Ia jadi ingat pada salah satu film animasi anak yang tidak ingin dipanggil anak kecil, padahal tubuhnya sangat pendek hanya karena ia bisa terbang menggunakan sepeda. Dia menjadi sahabat seorang polisi karena mampu menangkap para penjahat.

"Menggelikan," ejek Venus.

"Hei Paman, siapa yang kau sebut menggelikan itu. Apa kau iri pada Kak Jupi yang mempunyai calon istri masih sangat muda sepertiku, yang masih terlihat sangat cantik dan ranum," ucapnya sambil menggandeng tangan Jupiter. "Astaga, kenapa bocah ini memanggilku dengan panggilan jelek itu," gumam Jupiter.

"Apa kau bilang? Aku iri! Itu tidak mungkin, aku bahkan bisa mencari gadis yang lebih matang daripada kau!" jawab Venus.

"Ahh terserah saja, memang susah jika bicara dengan orang yang mempunyai sifat iri. Iya kan Kak Jupi sayang," ucap Moza sengaja bertingkah manja pada Jupiter.

"Dasar bocah tengil!"

"Dengarkan aku ya Tuan Pluto, buah yang matang memang rasanya sangat manis dan juga sangat enak. Tapi apa kau tahu, jika sesuatu yang matang itu akan mudah cepat tua. Begitupun dengan gadis yang matang, memang rasanya sangat enak. Tapi nanti akan cepat tua, dan keriput." ucapnya sambil melihat kearah Salma. Sepertinya Moza sengaja ingin membuat semua orang tersinggung di sana, maksudnya khusus Venus dan Salma.

"Namaku Venus bukan Pluto!" protes Venus, Tuan Brama yang melihat sikap Moza akhirnya tak bisa menahan tawanya. Ia terbahak-bahak melihat kelakuan Moza yang cukup unik di matanya. Pantas Jupiter menyukainya, pikir Bramana.

"Sudahlah Venus, kau bilang dia anak kecil dan kau sudah dewasa. Jadi kau yang sudah dewasa mengalah saja," ucap Bramana. Venus hanya berdecak sebal mendengarnya. Dan Salma semakin tidak menyukainya. Namun, Jupiter berpikir jika Moza adalah pilihan yang tepat untuk menjadi istrinya. Karena gadis tangguh ini tidak akan mudah dikalahkan oleh adik dan ibu sambungnya.

"Jadi, kapan Kak Jupi akan melamar ku?" tanya Moza dengan manjah-manjah miaww. Ingin sekali Jupiter menjitak bocah nakal ini.

"Namaku yang keren berubah menjadi nama permen kenyal gara-gara bocah ini," gumam Jupiter dalam hati. Alex yang sedang duduk di pojokan tak kuat menahan kram di perutnya karena menahan tawa saat Moza memanggil Jupiter dengan sebutan Kak Jupi.

*

*

*

Jangan lupa kasih Mimin hadiah, biar semangat up ya 😚😚😚

Terpopuler

Comments

Maria Cherry

Maria Cherry

mantap sx Mosa/Good//Good//Good/

2025-02-19

0

Yanti yulianti

Yanti yulianti

ngakak gw.... sakit perut...🤣🤣🤣🤣

2025-03-13

0

Diah Susanti

Diah Susanti

kirain ini nama cewek

2025-03-08

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!