"Oh ya ampun! Paman kenapa kau jahat sekali, sakit tahu!" ucap gadis kecil itu dengan kesal.
"Paman? Hei bocah siapa yang kau panggil Paman!" sentak Jupiter. Ia tidak terima dipanggil paman oleh gadis kecil ini. Dia tidak setua itu pikirnya.
"Woooww, semakin marah kau malah semakin terlihat seksi." gadis itu berdecak dengan kagum. Alex dan Jupiter kini saling pandang, tatapan mereka menyiratkan bahwa gadis di hadapan mereka ini adalah gadis yang aneh.
"Tuan, sepertinya gadis ini memang gila," bisik Alex. Jupiter pun mengangguk setuju kalau gadis kecil ini memang agak aneh sikapnya.
"Hei kalian berdua paman-paman yang tampan dan seksih, kalian jangan berbisik-bisik seperti itu. Aku tahu kalau aku ini cantik, jika ingin memujiku puji saja langsung aku tidak akan tersinggung. Justru kalau kalian memujiku secara diam-diam seperti itu, aku kan jadi tidak tahu sebesar apa kalian mengagumiku," ucapnya dengan percaya diri.
"Alex!" panggil jupiter
"Ya Tuan,"
"Kau harus bertanggung jawab pada bocah ini, mungkin saat tadi kau menabraknya kau membuat otaknya bergeser." ucap Jupiter.
"Oh astaga! Hei Nak ... Ayo kita ke rumah sakit," ajak Alex panik, takut dengan apa yang dikatakan oleh Jupiter ini benar. Jika gadis kecil yang ia tabrak barusan itu mengalami pergeseran otak. Namun, gadis itu malah menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Tidak, terima kasih. Jika kalian ingin mengganti rugi, cukup belikan aku kuota saja, unlimited." ucapnya dengan mantap. Tanpa bicara apa-apa lagi, Jupiter pun langsung menyeret gadis itu ke dalam mobil dan mendudukkannya di sana.
"Hei! Tunggu dulu apa-apaan ini!
"Alex! Cepat kita ke rumah sakit, aku takut dia cedera otak!" ucapnya. Sedangkan gadis ini yang malah jadi takut di culik Sugar Daddy. Alex pun dengan segera masuk ke dalam mobil dan langsung berangkat menuju rumah sakit untuk memeriksa gadis yang barusan ia tabrak.
"Paman! Lepaskan aku, jangan culik aku. Aku tarik lagi kata-kataku tadi, kalau aku ini tidak cantik tubuhku tidak seksi bahkan ukuran buah mangga ku juga sangat kecil!" ucapnya panik karena takut diculik.
"Diam!" sentak Jupiter.
"Oh ya ampun, paman ini galak sekali." gumamnya. Akhirnya ia pun memilih diam, dan tidak mengatakan apapun lagi. Ia takut jika orang asing yang membawanya ini malah menelannya. Ia pun kemudian pasrah dan hanya menunggu waktu yang tepat saja untuk melarikan diri.
*
*
*
Akan tetapi ternyata yang ditakutkan oleh gadis kecil ini sama sekali tidak terjadi. Karena ia memang benar-benar dibawa ke rumah sakit oleh Jupiter. Di sana ia diperiksa dengan sangat teliti bahkan dokter sampai bolak-balik memeriksanya atas permintaan Jupiter. Ia hanya ingin memastikan jika gadis ini benar-benar tidak cedera otak.
"Hei Paman tampan, aku sudah bilang aku tidak apa-apa. Kenapa kau tidak percaya sih!" ucap gadis ini mengerucutkan bibirnya kesal. Bagaimana ia tidak kesal, jika sejak tadi ia mendapat fitnah kejam, jika dirinya gadis gila dengan otak separuh.
"Berarti kau memang bukan orang normal!" cibir Jupiter.
"Kau yang tidak normal, Paman!" jawabnya dengan kesal.
"Apa!"
"Hei bocah, berapa nomor rekeningmu biar aku transfer ganti ruginya?" tanya Alex.
"Aku tidak punya nomor rekening, berikan aku uang cash saja," ucapnya. Alex pun kemudian memberikan beberapa lembar uang berwarna merah padanya.
"Ini ambilah," ucap Alex, gadis kecil itu langsung menatap Alex dengan tatapan tidak percaya.
"Oh ya ampun," ucapnya geleng-geleng kepala.
"Apa kurang?" tanya Alex kemudian merogoh sakunya lagi dan mengambil dompetnya, lalu ia memberikan lagi beberapa lembar uang kepada gadis itu. Matanya malah semakin membulat besar melihat uang yang banyak.
"Sudah - sudah, Paman. Ini sangat banyak aku bahkan bisa berjualan kuota dengan uang sebanyak ini," ucapnya dengan senang. Jupiter hanya berdecak sebal melihat kelakuan makhluk ajaib di depannya ini.
"Baiklah, dimana rumahmu? Kami akan mengantarmu pulang." ucap Alex, itu pun atas permintaan Jupiter karena ia khawatir seorang gadis harus pulang malam-malam.
"Baiklah, ayo kita ke rumah ku!" ajaknya. Jupiter dan Alex pun akhirnya mengantar gadis ini pulang ke rumahnya.
Di perjalanan, gadis ini sangat sibuk menghitung uang yang diberikan oleh Alex tadi. Beberapa kali tadi ia menghitung uang dengan jarinya, kemudian ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. Kemudian setelah itu ia tersenyum-senyum sendiri sambil cekikikan. Hingga Jupiter yang melihatnya sangatlah jengah.
"Astaga, sebenarnya bocah ini makhluk apa?" gumam Jupiter sambil menatap heran pada gadis di sampingnya. Merasa di perhatikan ia pun kemudian melihat ke arah Jupiter dengan tatapan menyelidik.
"Hei Paman, kau tidak berniat mengambil uang ini lagi kan?" tanyanya. Tangan yang sedari gatal pun akhirnya ia loloskan untuk menoyor kepala bocah nakal ini.
"Aku tidak semiskin itu, sampai harus mengambil uang yang sudah aku berikan padamu!"
"Isshh dasar sombong! Aku tahu jika uang segini hanya sebesar upilmu saja. Tapi aku tidak rela jika kau mengambilnya lagi,"
"Oh astaga, lama-lama aku bisa gila terus berdekatan dengannya, Alex ... percepat laju mobilnya!"
"Baik Tuan," Alex pun langsung menambah kecepatan mobilnya demi segera sampai di rumah gadis ini. Hingga akhirnya mereka sampai lah di sebuah rumah yang cukup besar. Jupiter berpikir mungkin gadis ini anak pelayan di rumah ini. Karena melihat dari caranya mendapatkan uang yang banyak sepertinya gadis ini tidak pernah mendapatkan uang jajan uang yang banyak. Hingga ada rasa kesedihan di hati Jupiter membayangkan kesusahan gadis ini. Hingga pada akhirnya Jupiter merogoh sakunya kembali dan memberikan uang lagi padanya.
"Ini ambilah, kau ingin berjualan kuota kan?" tanya Jupiter, karena tadi ia sempat melihat gadis ini bolak balik menghitung uang untuk membeli kuota yang banyak. Ia berpikir jika gadis kecil ini ingin mencari uang tambahan dengan berjualan kuota.
"Woooww ... ya ampun, apa kalian adalah malaikat berbentuk manusia tampan?" ucapnya.
"Tidak, kami ini manusia normal dan pria tulen," jawab Jupiter.
"Cepatlah masuk sana, belikan uang itu makanan yang banyak dan kuota yang banyak," ucap Jupiter. Gadis kecil yang masih belum paham dengan sikap Jupiter itu pun hanya bisa menganggukan kepalanya mengiyakan perkataan Jupiter.
"Terima kasih Paman," ucapnya.
"Iya, pergilah ..." jawab Jupiter, gadis itu pun langsung keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah mewah itu. Jupiter hanya melihat gadis itu dengan tatapan kasihan.
"Hidupnya pasti sangat berat, kasihan sekali." ucap Jupiter manusia planet berhati lembut itu.
"Pantas saja otaknya tidak bisa berfungsi dengan baik, mungkin karena selama ini ia mendapatkan cobaan hidup yang berat," sambung Alex.
"Kau benar," jawab Jupiter, kedua makhluk luar angkasa ini akhirnya pulang dengan asumsinya sendiri. Mereka tidak tahu jika sebenarnya gadis itu adalah anak dari pemilik rumah mewah itu.
****
Kelakuan Jupi ini emang selalu bikin Mimin gumush, jadi pengen cium 😚😚😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Ayuna Kamelia
huwahahahha
selalu suka novelnya author ini dah
kocak mampus🤣🤣🤣🤣
2024-03-01
0
Dewi Anggya
lanjuuut
2023-12-25
1
Erina Situmeang
😂😂😂
2023-05-19
0