"Aku bayar dulu ya, kamu tunggu aja di mobil." ucap Davier yang diangguki oleh Ai.
"Tapi jangan lama-lama yaa." ucap Ai.
"Ga lama kok Ai." ucap Davier.
Davier pun menuju ke kasir untuk membayar pesanan mereka. Ketika itu Bu Alma yang sedang memeriksa pembukuan pun menoleh ketika ada seseorang yang memanggilnya.
"Permisi Bu Alma, ini saya bayar pesanan tadi. Berapa semuanya?" tanya Davier.
"Ga perlu bayar nak. Semuanya gratis." ucap Bu Alma yang membuat Davier heran.
"Loh kok gitu bu, kami kan pelanggan jadi harus bayar dong." ucap Davier.
"Nak Davier ga perlu bayar. Kalo nak Davier bayar malah menambah hutang Ibu dengan nak Ai makin menunpuk." ucap Bu Alma.
"Menumpuk gimana bu?" tanya Davier bingung.
"Usaha yang ibu kelola saat ini, modalnya menggunakan uang Ai. Nak Ai telah banyak membantu memperbaiki kehidupan Ibu dan juga anak-anak panti yang lain." ucap Bu Alma.
"Ai yang membantu Ibu? Saya tidak paham maksud Bu Alma." ucap Davier.
"Ibu ini awalnya hanya seorang janda yang tidak punya anak. Jadi Ibu mengasuh anak-anak yang ibu temukan dan mengangkat mereka menjadi anak Ibu. Saat itu untuk mencukupi semua kebutuhan Ibu berjualan goregan dan tak sengaja bertemu dengan nak Ai. Mulai saat itulah nak Ai memberikan modal dan kepercayaan pada Ibu untuk mengolah bisnis rumah makan ini." jelas Bu Alma.
"Saya tidak menyangka hatinya begitu baik Bu." ucap Davier sembari tersenyum.
"Nak Ai itu seperti malaikat nak. Kamu beruntung memilikinya." ucap Bu Alma.
Di dalam mobil Ai berdecak kesal sudah hampir sepuluh menit ia menunggu Davier di dalam mobilnya namun, Davier tak kunjung muncul.
Ketika itu handphone Ai bergetar dan memunculkan notifikasi pesan masuk di handphonenya. Segera Ai membuka pesan tersebut.
0878xxxxxxxx
Ai, udah cukup bercandanya
Besok temui aku di taman biasa.
Me
Eh buset lo gila apa
Kenal aja kagak ngajakin
ketemuan
0878xxxxxxxx
Ai, ini aku Revan
0878xxxxxxcx
Revanya Aira
Jangan pura-pura deh Ai
0878xxxxxxxx
Ai, kamu tuh kenapa sih
Me
Revan?
Ga mungkin lo pasti
nge-prank gue
0878xxxxxxxx
Kamu tuh kenapa sih Ai
Coba kamu baca namanya
di kontak kamu.
0878xxxxxxxx
Udah berenti deh bercandanya
Besok temuin aku.
Aku uda balik ke Indonesia nih
0878xxxxxxxx
Aku pengen ketemu kamu
Aku kangen kamu
Aku tunggu besok ya sayang.
Jam 9 yaa. Love You
Ai dibuat ternganga oleh pesan tersebut. Pesan yang dikirim oleh Revan. Ya Revan kekasih yang selama 3 tahun tidak pernah memberikannya kabar hingga ia harus melupakannya tanpa mendengar dahulu penjelasannya.
"Revan? Apa yamg tadi itu memang Revan?"
" Tapi kenapa dia dengan santainya mengatakan kangen ke gue?"
Apa dengan mudahnya dia melupakan semua permasalahan yang belum sempat tanyakan alasannya ke dia?"
"Apa ini semua mimpi?" Kalo ia bangun Ai, lo harus bangun. Ingat di hidup lo udah ada Davier Ai."
Ai terus saja bermonolog dengan dirinya sendiri. Ia kini benar-benar bingung. Ia seperti tertimpa beban berat yang bertubi-tubi.
Davier telah selesai mengobrol dengan Bu Alma. Ia pun pamit pulang. Ia menunju ke mobilnya dan langsung masuk. Ia melihat Ai yang melamun dan kemudian menyadarkannya. Ai pun buyar dari lamunannya hingga terkejut ketika melihat Davier telah duduk di kursi pengemudi.
"Loh sejak kapan kamu datang?" tanya Ai.
"Lima menit yang lalu saat kamu melamun. Kamu ngelamunin apa sih Ai? Oh aku tau lagi mikirin aku ya?" tanya Davier yang seketika membuat pipi Ai merona.
"Ih kamu jangan GR deh." ucap Ai sambil mencubit pinggang Davier. Davier yang di cubit pun meringis kesakitan.
"Auh, sakit tau Ai. Pantesan Arrayn selalu ledek kamu singa betina ternyata terkaman kamu ganas juga ya." goda Davier membuat Ai berdecak kesal.
"Udah jangan manyun dan marah-marah ntar cantiknya hilang loh." goda Davier lagi.
"Biarin, abis kamu rese banget deh." ucap Ai.
"Malam ini dandan yang cantik ya, aku ada kejutan buat kamu." ucap Davier.
"Kejutan apa?" tanya Ai.
"Kalo aku kasi tau ke kamu jadi bukan kejutan dong." balas Davier.
"Iya juga yaa." cengir Ai
Mereka pun sampai di rumah Ai. Ai turun dan mengucapkan salam perpisahan. Davier pun membalasnya, kemudian melajukan mobilnya..
"Makasih, ga mampir dulu nih?" tanya Ai
"Ga dulu deh." balas Davier.
"Ya udah deh, bawa mobilnya hati-hati ya jangan ngebut." ucap Ai.
"Iya, aku pulang dulu. Sampai jumpa nanti malam." ucap Davier.
"Iyaa daaaaah." ucap Ai sembari melambaikan tangan dan mobil Davier pun mulai menjauh dari pandangan. Ai masuk ke rumah dan menaiki tangga. Ketika melangkahkan kaki, Suraya memanggilnya.
"Kamu ini ya, pergi pagi-pagi ga pamit sama orang tua. Kamu itu buat kita khawatir Ai." ucap Surraya.
"Heheehe, maaf Bunsay." balaa Ai sambil nyengir.
"Terus tadi balik sama siapa? Mobil kamu tadi ada yang ngantar balik." ucap Surraya.
"Balik sama Davier Bun. Udah Ai mau mandi udah bau nih. Malam nanti kan mau ke rumah calon mertua." ucap Ai sambil melangkah menaiki tangga.
"Dasar anak muda." ucap Surraya.
Di kamar Ai menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Ia meraih handphonenua lalu menghubungi Davier.
Me
Kamu udah nyampe?
Dosen Killer bin Kutub
Udah
Me
Aku ga sabar deh
Aku penasaran sama
kejutan dari kamu.
Dosen Killer bin Kutub
Sabar ya sayang
Tinggal beberapa jam lagi
Di kamar Davier baru saja sampai. Ketilka ia akan menuju ke kamar mandi, ada notifikasi pesan masuk dari Ai.
Princess Aira❤
Kamu udah nyampe?
Me
Udah
Princess Aira❤
Aku ga sabar deh
Aku penasaran sama
kejutan dari kamu
Me
Sabar ya sayang
Tinggal beberapa jam lagi
Davier tersenyum membaca pesan tersebut. Ia tidak sabar untuk memberikan kejutan kepada Ai. Ia tak sabar untuk bertemu dengan Ai.
Di kamar Ai kembali teringat dengan pesan dari nomor tak dikenal itu.
"Apa ia harus datang besok atau ga ya?" batin Ai dalam hati
"Tapi kalo gue ga datang gue penasaran. Tapi kalo gue datang apa gue siap natap wajah dia lagi setelah sekian lama?" batinya lagi
"Apa gue siap membuka luka yang udah susah payah gue obati?" batinya lagi.
Ai benar-benar bingung memutuskan semuanya. Waktu tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk ia melupakan Revan.
Malam harinya keluarga Ai bersiap menuju ke rumah Davier. Mereka pun berangkat dengan menggunakan dua buah mobil. Lima belas menit kemudian mereka pun sampai di rumah Davier. Keluarga Davier menyambut kedatangan mereka dengan penuh kegembiraan.
"Ayo masuk, kita ngobrol di dalam." ucap Hardi.
"Ayo sayang kamu bareng Mama ya." ajak Nirmala mendahului langkah Davier. Davier pun menghentikan langkahnya dan masuk ke dalam.
"Wah, Ai seneng ketemu kamu lagi. Gimana sehat?" tanyaVina sembari memeluk Ai.
"Iya nih Mbak. Alhamdulillah sehat kok." balas Ai.
"Wah ante cantik anget, Ino ceneng ketemu ante." ucap Vino sambil menarik lengan Ai. Vina yang melihatnya pun menegur Vino.
"Vino tante Ai kan mau duduk, kamu main sama Papa ya." perintah Vina.
"Eh ga papa kok Mbak. Ya udah Vino mau kemana? Kita mau ngapain?" tanya Ai.
"Ya ampun Ai kamu bisa cepat akrab ya sama anak kecil." ucap Nirmala.
"Ai emang suka sama anak kecil jeng. Kadang anak kecilnya lengket sama Ai sampai-sampai mereka ga mau ngelepasin Ai." balas Surraya..
"Bahkan Disti aja lengket sama Ai ya tan?" tanya Vina.
"Iya, mereka lengket banget." balas Surraya.
"Ya udah yuk kita semua makan malam." ajak Nirmala pada semua orang.
~Di Meja Makan~
"Pernikahan kalian tinggal 12 hari lagi. Jadi kalian harus ambil izin seminggu sebelum pernikahan ya." ucap Arya.
"Iya benar itu, kalian harus ambil izin." ucap Hardi.
"Iya Pa, aku sama Ai akan mempersiapkan surat untuk izinnya nanti." balas Davier.
"Nanti Ai juga, sebelumnya Ai selesain tugas dulu buat semingg nantinya. Jadi ga kepikiran nantinya." ucap Ai.
"Iya benar juga sayang. Davier kamu bantuin Ai dong supaya dia bisa ambil izin secepatnya." ucap Nirmala.
"Iya Ma." ucap Davier.
"Ai bisa ngerjain sendiri kok Ma. Davier kan juga punya kesibukkan. Jadi ga mau ngerepotin." ucap Ai.
"Ga papa kok, Davier seneng kalo kamu ngerepotin dia." balas Nirmala.
"Emm, aku sama Ai udah selesai dan mau ke taman belakang dulu ya untuk ngobrol." ucap Davier.
~Di Taman Belakang~
"Mana kejutannya?" tagih Ai.
"Ada kok, tenang aja aku ga bakal ingkar janji. Ya udah sekarang kamu tutup mata dulu deh." pinta Davier. Ai pun menuruti permintaan Davier dan ia pun memejamkan matanya.
Davier mengeluarkan sebuah kotak bewarna silver berukuran sedang. Kemudian meminta Ai untuk membuka matanya.
"Nah buka mata kamu sekarang." perintah Davier. Ai pun membuka matanya dan dibuat bingung oleh Davier.
"Loh kok kotak sih?" tanya Ai
"Buka dulu." ucap Ai. Dan betapa terkejutnya ketika membuka kotak tersebut yang di dalamnya berisi kalung berlian, jam tangan, dan sebuah kotak musik mini.
"Makasih." ucap Ai sambil memeluk Davier.
"Kamu suka?" tanya Davier.
"Suka banget, makasih yaa."ucap Ai masih dengan memeluk Davier.
----------------Next Update-----------------
Rabu, 17 Juni 2020
Salam Hangat
Author Halu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
무나✨
sukaaaa
2020-12-14
3
꧁༺MOA YN 수빈༻꧂,
eeeeya...... gombal
2020-08-30
4
Dian Anggraeni
lanjuuuuut
2020-08-20
1