~MTLY 19~ Dia Kembali?

"Aku bayar dulu ya, kamu tunggu aja di mobil." ucap Davier yang diangguki oleh Ai.

"Tapi jangan lama-lama yaa." ucap Ai.

"Ga lama kok Ai." ucap Davier.

Davier pun menuju ke kasir untuk membayar pesanan mereka. Ketika itu Bu Alma yang sedang memeriksa pembukuan pun menoleh ketika ada seseorang yang memanggilnya.

"Permisi Bu Alma, ini saya bayar pesanan tadi. Berapa semuanya?" tanya Davier.

"Ga perlu bayar nak. Semuanya gratis." ucap Bu Alma yang membuat Davier heran.

"Loh kok gitu bu, kami kan pelanggan jadi harus bayar dong." ucap Davier.

"Nak Davier ga perlu bayar. Kalo nak Davier bayar malah menambah hutang Ibu dengan nak Ai makin  menunpuk." ucap Bu Alma.

"Menumpuk gimana bu?" tanya Davier bingung.

"Usaha yang ibu kelola saat ini, modalnya menggunakan uang Ai. Nak Ai telah banyak membantu memperbaiki kehidupan Ibu dan juga anak-anak panti yang lain." ucap Bu Alma.

"Ai yang membantu Ibu? Saya tidak paham maksud Bu Alma." ucap Davier.

"Ibu ini awalnya hanya seorang janda yang tidak punya anak.  Jadi Ibu mengasuh anak-anak yang ibu temukan dan mengangkat mereka menjadi anak Ibu. Saat itu untuk mencukupi semua kebutuhan Ibu berjualan goregan dan tak sengaja bertemu dengan nak Ai. Mulai saat itulah nak Ai memberikan modal dan kepercayaan pada Ibu untuk mengolah bisnis rumah makan ini." jelas Bu Alma.

"Saya tidak menyangka hatinya begitu baik Bu." ucap Davier sembari tersenyum.

"Nak Ai itu seperti malaikat nak. Kamu beruntung memilikinya." ucap Bu Alma.

Di dalam mobil Ai berdecak kesal sudah hampir sepuluh menit ia menunggu Davier di dalam mobilnya namun, Davier tak kunjung muncul.

Ketika itu handphone Ai bergetar dan memunculkan notifikasi pesan  masuk di handphonenya. Segera Ai membuka pesan tersebut.

0878xxxxxxxx

Ai, udah cukup bercandanya

Besok temui aku di taman biasa.

Me

Eh buset lo gila apa

Kenal aja kagak ngajakin

ketemuan

0878xxxxxxxx

Ai, ini aku Revan

0878xxxxxxcx

Revanya Aira

Jangan pura-pura deh Ai

0878xxxxxxxx

Ai, kamu tuh kenapa sih

Me

Revan?

Ga mungkin lo pasti

nge-prank gue

0878xxxxxxxx

Kamu tuh kenapa sih Ai

Coba kamu baca namanya

di kontak kamu.

0878xxxxxxxx

Udah berenti deh bercandanya

Besok temuin aku.

Aku uda balik ke Indonesia nih

0878xxxxxxxx

Aku pengen ketemu kamu

Aku kangen kamu

Aku tunggu besok ya sayang.

Jam 9 yaa. Love You

Ai dibuat ternganga oleh pesan tersebut. Pesan yang dikirim oleh Revan. Ya Revan kekasih yang selama 3 tahun tidak pernah memberikannya kabar hingga ia harus melupakannya tanpa mendengar dahulu penjelasannya.

"Revan? Apa yamg tadi itu memang Revan?"

" Tapi kenapa dia dengan santainya mengatakan kangen ke gue?"

Apa dengan mudahnya dia melupakan semua permasalahan yang belum sempat  tanyakan alasannya ke dia?"

"Apa ini semua mimpi?" Kalo ia bangun Ai, lo harus bangun. Ingat di hidup lo udah ada Davier Ai."

Ai terus saja bermonolog dengan dirinya sendiri. Ia kini benar-benar bingung. Ia seperti tertimpa beban berat yang bertubi-tubi.

Davier telah selesai mengobrol dengan Bu Alma. Ia pun pamit pulang. Ia menunju ke mobilnya dan langsung masuk. Ia melihat Ai yang melamun dan kemudian menyadarkannya. Ai pun buyar dari lamunannya hingga terkejut ketika melihat Davier telah duduk di kursi pengemudi.

"Loh sejak kapan kamu datang?" tanya Ai.

"Lima menit yang lalu saat kamu melamun. Kamu ngelamunin apa sih Ai? Oh aku tau lagi mikirin aku ya?" tanya Davier yang seketika membuat  pipi Ai merona.

"Ih kamu jangan GR deh." ucap Ai sambil mencubit pinggang Davier.  Davier yang di cubit pun meringis kesakitan.

"Auh, sakit tau Ai. Pantesan Arrayn selalu ledek kamu singa betina ternyata terkaman kamu ganas juga ya." goda Davier membuat  Ai berdecak kesal.

"Udah jangan manyun dan marah-marah ntar cantiknya hilang loh." goda Davier lagi.

"Biarin, abis kamu rese banget deh." ucap Ai.

"Malam ini dandan yang cantik ya, aku ada kejutan buat kamu." ucap Davier.

"Kejutan apa?" tanya Ai.

"Kalo aku kasi tau ke kamu jadi bukan kejutan dong." balas Davier.

"Iya juga yaa." cengir Ai

Mereka pun sampai di rumah Ai. Ai turun dan mengucapkan salam perpisahan. Davier pun membalasnya, kemudian melajukan mobilnya..

"Makasih, ga mampir dulu nih?" tanya Ai

"Ga dulu deh." balas Davier.

"Ya udah deh, bawa mobilnya hati-hati ya jangan ngebut." ucap Ai.

"Iya, aku pulang dulu. Sampai jumpa nanti  malam." ucap Davier.

"Iyaa daaaaah." ucap Ai sembari melambaikan tangan dan mobil Davier pun mulai menjauh dari pandangan. Ai masuk ke rumah dan menaiki tangga. Ketika melangkahkan kaki, Suraya memanggilnya.

"Kamu ini ya, pergi pagi-pagi ga pamit sama orang tua. Kamu itu buat kita khawatir Ai." ucap Surraya.

"Heheehe, maaf  Bunsay." balaa Ai sambil nyengir.

"Terus tadi balik sama siapa? Mobil kamu tadi ada yang ngantar balik." ucap Surraya.

"Balik sama Davier Bun. Udah Ai mau mandi udah bau nih. Malam nanti kan mau ke rumah calon mertua." ucap Ai sambil melangkah menaiki tangga.

"Dasar anak muda." ucap Surraya.

Di kamar Ai menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Ia meraih handphonenua lalu menghubungi Davier.

Me

Kamu udah nyampe?

Dosen Killer bin Kutub

Udah

Me

Aku ga sabar  deh

Aku penasaran sama

kejutan dari kamu.

Dosen Killer bin Kutub

Sabar ya sayang

Tinggal beberapa jam lagi

Di kamar Davier baru saja sampai. Ketilka ia akan menuju ke kamar mandi, ada notifikasi pesan masuk dari Ai.

Princess Aira❤

Kamu udah nyampe?

Me

Udah

Princess Aira❤

Aku ga sabar deh

Aku penasaran sama

kejutan dari kamu

Me

Sabar ya sayang

Tinggal beberapa jam lagi

Davier tersenyum membaca pesan tersebut. Ia tidak sabar untuk memberikan kejutan kepada Ai.  Ia tak sabar untuk bertemu dengan Ai.

Di kamar Ai kembali teringat dengan pesan dari nomor  tak dikenal itu.

"Apa ia harus datang besok atau ga ya?" batin Ai dalam hati

"Tapi kalo gue ga datang gue penasaran. Tapi kalo gue datang apa gue siap natap wajah dia lagi setelah sekian lama?" batinya lagi

"Apa gue siap membuka luka yang udah susah payah gue obati?"  batinya lagi.

Ai benar-benar bingung memutuskan semuanya. Waktu tiga tahun bukan waktu yang singkat untuk ia melupakan Revan.

Malam harinya keluarga Ai bersiap menuju ke rumah Davier.  Mereka pun berangkat dengan menggunakan dua buah mobil. Lima belas menit kemudian mereka pun sampai di rumah Davier. Keluarga Davier menyambut kedatangan mereka dengan penuh kegembiraan.

"Ayo masuk, kita ngobrol di dalam." ucap Hardi.

"Ayo sayang kamu bareng Mama ya." ajak Nirmala mendahului langkah Davier. Davier pun menghentikan langkahnya dan masuk ke dalam.

"Wah, Ai seneng ketemu kamu lagi. Gimana sehat?" tanyaVina sembari memeluk Ai.

"Iya nih Mbak. Alhamdulillah sehat kok." balas  Ai.

"Wah ante cantik anget, Ino ceneng ketemu ante." ucap Vino sambil menarik lengan Ai. Vina yang melihatnya pun menegur Vino.

"Vino tante Ai kan mau duduk, kamu main sama Papa ya." perintah Vina.

"Eh ga papa kok Mbak. Ya udah Vino mau kemana? Kita mau ngapain?"  tanya Ai.

"Ya ampun Ai kamu bisa cepat akrab ya sama anak kecil." ucap Nirmala.

"Ai emang suka sama anak kecil jeng.  Kadang anak kecilnya lengket sama Ai sampai-sampai mereka ga mau ngelepasin Ai." balas Surraya..

"Bahkan Disti aja lengket sama Ai ya tan?" tanya Vina.

"Iya, mereka lengket banget." balas Surraya.

"Ya udah yuk kita semua makan malam." ajak Nirmala pada semua orang.

~Di Meja Makan~

"Pernikahan kalian tinggal 12 hari lagi. Jadi kalian harus ambil izin seminggu  sebelum pernikahan ya." ucap Arya.

"Iya benar itu, kalian harus ambil izin." ucap Hardi.

"Iya Pa, aku sama Ai akan mempersiapkan surat untuk izinnya nanti." balas Davier.

"Nanti Ai juga, sebelumnya Ai selesain tugas dulu buat semingg nantinya. Jadi ga kepikiran nantinya." ucap Ai.

"Iya benar juga sayang. Davier kamu bantuin Ai dong supaya dia bisa ambil izin secepatnya."  ucap Nirmala.

"Iya Ma." ucap Davier.

"Ai bisa ngerjain sendiri kok Ma. Davier kan juga punya kesibukkan. Jadi ga mau ngerepotin." ucap Ai.

"Ga papa kok, Davier seneng kalo kamu ngerepotin dia." balas Nirmala.

"Emm, aku sama Ai  udah selesai dan mau ke taman belakang dulu ya untuk ngobrol." ucap Davier.

~Di Taman Belakang~

"Mana kejutannya?" tagih Ai.

"Ada kok, tenang aja aku ga bakal ingkar janji. Ya udah sekarang kamu tutup mata dulu deh." pinta Davier. Ai pun menuruti permintaan Davier dan ia pun memejamkan matanya.

Davier mengeluarkan sebuah kotak bewarna silver berukuran sedang. Kemudian meminta Ai untuk membuka matanya.

"Nah buka mata kamu sekarang." perintah Davier. Ai pun membuka matanya dan dibuat bingung oleh Davier.

"Loh kok kotak sih?" tanya Ai

"Buka dulu." ucap Ai.  Dan betapa terkejutnya ketika membuka kotak tersebut yang di dalamnya berisi  kalung berlian, jam tangan, dan sebuah kotak musik mini.

"Makasih." ucap Ai sambil memeluk Davier.

"Kamu suka?" tanya Davier.

"Suka banget, makasih yaa."ucap Ai masih dengan memeluk Davier.

----------------Next Update-----------------

Rabu, 17 Juni 2020

Salam Hangat

Author Halu

Terpopuler

Comments

무나✨

무나✨

sukaaaa

2020-12-14

3

꧁༺MOA YN 수빈༻꧂,

꧁༺MOA YN 수빈༻꧂,

eeeeya...... gombal

2020-08-30

4

Dian Anggraeni

Dian Anggraeni

lanjuuuuut

2020-08-20

1

lihat semua
Episodes
1 ~MTLY 1~ Pertemuan
2 ~MTLY 2~ Tak Terduga
3 ~MTLY 3~ Perasaan
4 ~MTLY 4~ 180°
5 ~MTLY 5~ Permintaan
6 ~MTLY 6~ Bimbang
7 ~MTLY 7~ Ternyata
8 ~MTLY 8~ Sakit
9 ~MTLY 9~ Kaget
10 ~MTLY 10~ Telah Ditentukan
11 ~MTLY 11~ Jangan Formal Bisa?
12 ~MTLY 12~ Cemas
13 ~MTLY 13~ Tiba-Tiba
14 ~MTLY 14~ Derita PMS
15 ~MTLY 15~ Bayangan Itu Kembali
16 ~MTLY 16~ Menghindar
17 ~MTLY 17~ Pengakuan Tak Terencana
18 ~MTLY 18~ Sederhana
19 ~MTLY 19~ Dia Kembali?
20 ~MTLY 20~ Kembali Terluka
21 ~MTLY 21~ Permainan Apa Ini?
22 ~MTLY 22~ Apa Karena Itu?
23 ~MTLY 23~ Mengapa Begini?
24 ~MTLY 24~ Dia Yang Istimewa
25 ~MTLY 25~ Rasa Untuk Kita
26 ~MTLY 26~ Salah Siapa
27 ~MTLY 27~ Haruskah Aku
28 ~MTLY 28~ Rasa Yang Terkuak
29 ~MTLY 29~ Berantem Tapi Romantis
30 ~MTLY 30~ Menyakiti Untuk Mengobati
31 ~MTLY 31~ Bersaamamu Aku Nyaman
32 ~MTLY 32~ Bertemu Masa Lalu
33 ~MTLY 33~ Rasa Percaya
34 ~MTLY 34~ Penantian Berharga
35 ~MTLY 35~ Tangis Bahagia
36 ~MTLY 36~ Arrayn Berbeda
37 ~MTLY 37~ Sakit Karena?
38 ~MTLY 38~Saling Memahami
39 ~MTLY 39~ Rasa Nyaman
40 ~MTLY 40~ Khawatir vs Jengkel
41 ~MTLY 41~ Rahasia Masa Lalu
42 ~MTLY 42~ Rasa Yang Terpendam
43 ~MTLY 43~ Cemburu Tapi Gengsi
44 ~MTLY 44~ Bertengkar
45 ~MTLY 45~ Davier vs Alvaro
46 ~MTLY 46~ Celengan Rindu
47 ~MTLY 47~ Hari Yang Menyebalkan
48 ~MTLY 48~ Masalah Lagi
49 ~MTLY 49~ Ai Yang Berbeda
50 ~MTLY 50~ Belum Selesai
51 ~MTLY 51~ Panik vs Rasa Bersalah
52 ~MTLY 52~ Mau Baikkan Tapi Gengsi
53 ~MTLY 53~ Hari Untuk Bahagia
54 ~MTLY 54~ Salah Mengartikan Cinta
55 ~MTLY 55~ Tertawa Lepas
56 ~MTLY 56~ Blushing Mode On
57 ~MTLY 57~ Toxic Bucin
58 ~MTLY 58~ Dilema
59 ~MTLY 59~ Kejutan Untuk Fira
60 ~MTLY 60~ Memberi Kebahagiaan
61 ~MTLY 61~ Peta Persaingan
62 ~MTLY 62~ Gara-Gara Lampu Merah
63 ~MTLY 63~ Malam Yang Indah
64 ~MTLY 64~ Takut Kehilangan
65 ~MTLY 65~ Kenyataan Pahit
66 ~MTLY 66~ Berusaha Tetap Kuat
67 ~MTLY 67~ Luapan Emosi
68 ~MTLY 68~ Kehilangan Kepercayaan
69 ~MTLY 69~ Kembalinya Persahabatan
70 ~MTLY 70~ Setitik Harapan
71 ~MTLY 71~ Tak Enak Hati
72 ~MTLY 72~ Kasih Sayang
73 ~MTLY 73~ Menyerah Dengan Keadaan
74 ~MTLY 74~ Ibarat Warna Langit
75 ~MTLY 75~ Mana Yang Benar?
76 ~MTLY 76~ Ragu
77 ~MTLY 77~ Buah Kesabaran
78 ~MTLY 78~ Kejutan
79 ~MTLY 79~ Beruntung Ada Kamu
80 ~MTLY 80~ Hiburan
81 ~MTLY 81~ Bumil Sensitif
82 ~MTLY 82~ Debat Aja Terus
83 ~MTLY 83~ Pilihan
84 ~MTLY 84~ Takdir
85 ~MTLY 85~ Kamu Berbeda
86 ~MTLY 86~ Manja
87 ~MTLY 87~ Pengorbanan Seorang Ibu
88 ~MTLY 88~ Sebuah Rasa Rindu
89 ~MTLY 89~ Keluarga Kecil
90 ~MTLY 90~ Bahagia Yang Sederhana [ END ]
91 Extra Part 1
92 Extra Part 2
93 Extra Part 3
94 Vote!!
95 New !!!!
96 New Story~ Bukan Salah Takdir
Episodes

Updated 96 Episodes

1
~MTLY 1~ Pertemuan
2
~MTLY 2~ Tak Terduga
3
~MTLY 3~ Perasaan
4
~MTLY 4~ 180°
5
~MTLY 5~ Permintaan
6
~MTLY 6~ Bimbang
7
~MTLY 7~ Ternyata
8
~MTLY 8~ Sakit
9
~MTLY 9~ Kaget
10
~MTLY 10~ Telah Ditentukan
11
~MTLY 11~ Jangan Formal Bisa?
12
~MTLY 12~ Cemas
13
~MTLY 13~ Tiba-Tiba
14
~MTLY 14~ Derita PMS
15
~MTLY 15~ Bayangan Itu Kembali
16
~MTLY 16~ Menghindar
17
~MTLY 17~ Pengakuan Tak Terencana
18
~MTLY 18~ Sederhana
19
~MTLY 19~ Dia Kembali?
20
~MTLY 20~ Kembali Terluka
21
~MTLY 21~ Permainan Apa Ini?
22
~MTLY 22~ Apa Karena Itu?
23
~MTLY 23~ Mengapa Begini?
24
~MTLY 24~ Dia Yang Istimewa
25
~MTLY 25~ Rasa Untuk Kita
26
~MTLY 26~ Salah Siapa
27
~MTLY 27~ Haruskah Aku
28
~MTLY 28~ Rasa Yang Terkuak
29
~MTLY 29~ Berantem Tapi Romantis
30
~MTLY 30~ Menyakiti Untuk Mengobati
31
~MTLY 31~ Bersaamamu Aku Nyaman
32
~MTLY 32~ Bertemu Masa Lalu
33
~MTLY 33~ Rasa Percaya
34
~MTLY 34~ Penantian Berharga
35
~MTLY 35~ Tangis Bahagia
36
~MTLY 36~ Arrayn Berbeda
37
~MTLY 37~ Sakit Karena?
38
~MTLY 38~Saling Memahami
39
~MTLY 39~ Rasa Nyaman
40
~MTLY 40~ Khawatir vs Jengkel
41
~MTLY 41~ Rahasia Masa Lalu
42
~MTLY 42~ Rasa Yang Terpendam
43
~MTLY 43~ Cemburu Tapi Gengsi
44
~MTLY 44~ Bertengkar
45
~MTLY 45~ Davier vs Alvaro
46
~MTLY 46~ Celengan Rindu
47
~MTLY 47~ Hari Yang Menyebalkan
48
~MTLY 48~ Masalah Lagi
49
~MTLY 49~ Ai Yang Berbeda
50
~MTLY 50~ Belum Selesai
51
~MTLY 51~ Panik vs Rasa Bersalah
52
~MTLY 52~ Mau Baikkan Tapi Gengsi
53
~MTLY 53~ Hari Untuk Bahagia
54
~MTLY 54~ Salah Mengartikan Cinta
55
~MTLY 55~ Tertawa Lepas
56
~MTLY 56~ Blushing Mode On
57
~MTLY 57~ Toxic Bucin
58
~MTLY 58~ Dilema
59
~MTLY 59~ Kejutan Untuk Fira
60
~MTLY 60~ Memberi Kebahagiaan
61
~MTLY 61~ Peta Persaingan
62
~MTLY 62~ Gara-Gara Lampu Merah
63
~MTLY 63~ Malam Yang Indah
64
~MTLY 64~ Takut Kehilangan
65
~MTLY 65~ Kenyataan Pahit
66
~MTLY 66~ Berusaha Tetap Kuat
67
~MTLY 67~ Luapan Emosi
68
~MTLY 68~ Kehilangan Kepercayaan
69
~MTLY 69~ Kembalinya Persahabatan
70
~MTLY 70~ Setitik Harapan
71
~MTLY 71~ Tak Enak Hati
72
~MTLY 72~ Kasih Sayang
73
~MTLY 73~ Menyerah Dengan Keadaan
74
~MTLY 74~ Ibarat Warna Langit
75
~MTLY 75~ Mana Yang Benar?
76
~MTLY 76~ Ragu
77
~MTLY 77~ Buah Kesabaran
78
~MTLY 78~ Kejutan
79
~MTLY 79~ Beruntung Ada Kamu
80
~MTLY 80~ Hiburan
81
~MTLY 81~ Bumil Sensitif
82
~MTLY 82~ Debat Aja Terus
83
~MTLY 83~ Pilihan
84
~MTLY 84~ Takdir
85
~MTLY 85~ Kamu Berbeda
86
~MTLY 86~ Manja
87
~MTLY 87~ Pengorbanan Seorang Ibu
88
~MTLY 88~ Sebuah Rasa Rindu
89
~MTLY 89~ Keluarga Kecil
90
~MTLY 90~ Bahagia Yang Sederhana [ END ]
91
Extra Part 1
92
Extra Part 2
93
Extra Part 3
94
Vote!!
95
New !!!!
96
New Story~ Bukan Salah Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!