~MTLY 12~ Cemas

Ai dan Fira berlari menelusuri koridor Kampus. Mereka berharap Davier belum memasuki kelas. Sesampainya mereka di kelas, mereka menemukan bahwa Davier belum memasuki kelas. Fira pun bisa bernafas dengan lega, sedang Ai malah megerutu. Tadinya ia berharap supaya telat saja, tetapi Fira begitu kuat menggenggam tangannya.

"Huft, syukur deh Pak Davier belum masuk kelas, kalo ga kita ga bisa ketinggalan materi kita Ai." ucap Fira.

"Lo nih, kenapa baru bilang sih kalo sekarang tuh dosen yang ngajar. Tau gini gue mau bolos aja." ucap Ai ketus pada Fira.

Ternyata ketika Ai sedang ngedumel begitu Davier akan memasuki kelas namun terhenti. Ia ingin mendengaf terlebih dahulu apa yang akan gadisnya itu bicarakan. Alhasil ia mendengar bahwa gadisnya itu sengaja ingin membolos dari kuliah yang ia ajar hari ini. Davier pun kembali melangkahkan kaki memasuki kelas. Melihat Davier memasuki kelas, yang semula ribut menjadi tenang.

"Selamat pagi semua, maaf saya terlambat 15 menit karena ada urusan dengan Dekan fakultas. Dan kalian tahu itu, karena PJ telah memberitahukannya." ucap Davier.

"Tidak papa Pak." ucap mereka serempak.

"Baiklah, sebelum lanjut ke materi baru, maka kita akan mengadakan kuis sesuai kesepakatan kita di awal perkuliahan." jelas Davier.

Ada yang mengeluh, ada yang senang, dan bahnan santai saja dengan diadakannya kuis hari ini. Davier berjalan ke satu-persatu meja mahasiswanya untuk membagikan kertas kuisnya. Pandangannya tidak terlepas dari Ai. Ai yang merasa risih di perhatikan memilih menoleh ke arah lain.

"Baiklah, silahkan mengerjakan wkatu kalian 15 menit dimulai dari sekarang." perintah Davier.

Tidak sampai 10 menit Ai sudah selesai mengerjakan. Ia merasa perutnya sakit, namum ia mencoba menyembunyikannya dari semua orang hingga akhirnya ia mengangkat tangannya.

"Pak, saya sudah selesai, sebelumnya saya izin untuk ke toilet." tanya Ai.

"Kamu yakin sudah menjawab soalnya dengan baik?" tanya Davier ragu.

"Sangat yakin pak. Kalau begitu saya izin ke toilet. Permisi." ucap Ai yang telah berdiri dan memberikan kertas pada Davier lalu ke luar dari kelas menuju ke toilet.

Di toilet ia memperhatikan sekitar. Dan merasa sudah aman ia mengeluarkan handphonenya lalu menelpon seseorang.

"Halo, perut Ai tiba-tiba sakit lagi, Ai harus gimana kak?"

"....."

"Tapi Ai lagi di kampus, dan ada kuliah kak. Astaghfirullah, Kak hidung Ai mimisan lagi nih. Gimana dong kak?

"....."

"Obatnya ada di tas Kak."

"....."

"Oke kak Ai tunggu Mas Febri jemput yaa. Ai nunggu di halte kampus."

"Makasih Kak,.maaf merepotkan."

"....."

Tut..Tut..Tut...

Ai pun membersihkan hidungnya yang penuh dengan mimisan. Setelah merasa cukup ia pun keluar dari toilet. Untung saja kelasnya berada di lantai 3 jadi ia tidak lelah untuk menuruni tangga. Karena sedang ada perbaikan lift maka jalur tangga lah yang menjadi alternatif bagi mahasiswa saat ini.

Ai keluar dari gedung fakultas, tanpa sengaja ia menabrak seseorang gara-gara begitu terburu-buru. Ternyata ia menabrak Gio, teman club musiknya.

"Sorry, gue lagi buru-buru." ucap Ai tanpa melihat siapa yang ia tabrak.

"Aira, loh kok lo ga masuk kelas. Bukannya lo ada jadwal ya hari ini?" tanya Gio.

"Gue lagi ada urusan yang mendadak, gue duluan yaa." balas Ai.

Ai terus berjalan hingga sampai di halte Kampus. Disana sudah ada mobil merah yang pasti milik Mas Febri. Ai pun langsung mengetuk kaca mobil sebagai tanda keberadaan dirinya.

"Masuk cepat Ai." ucap Febrian.

"Iya mas." balas Ai.

Febrian pun mulai melajukan mobilnya. Febrian memberikan sap tangan kepada Ai supaya ia bisa menahan mimisannya. Di kelas Davier begitu cemas dengan Ai. Mengapa tidak, gadisnya itu belum kembali dari toilet. Ia merasa khawatir. Namun ia berusaha profesioanl dan tidak menampakkan wajah cemasnya.

Bukan hanya Davier yang merasa cemas, bahkan Fira pun juga merasa cemas. Sudah hampir setengah jam Ai tidak kembali. Fira begitu khawatir. Fira menjadi tidak fokus dengan penjelasan Davier. Untung saja perkuliahannya telah usai.

"Baiklah materi saya cukup sampai disini, dan ingat minggu depan kita akan mengadakan kuis untuk mengetahui seberapa paham kalian terhasap materi hari ini." jelas Davier yang di angguki oleh yang lain.

"Dan satu lagi, jika ada yang berbohong seperti teman kelas kalian hari ini maka saya akan mengurangi nilai kalian 50%. Paham semua?" tegas Davier.

Ia keluar dari kelas dengan perasaan campur aduk. Ia terus memikirkan mengapa Aira kabur darinya dengan cara seperti ini. Dengan membohonginya. Ia melirik kembali ke kelas Ai dan melihat Fira sahabat Ai yang begitu cemas. Davier memperhatikannya dengan seksama siapa tahu ia menemukan keberadaan Ai.

Tak lama Fira mendapati sebuah notifikasi masuk di Handphonenya. Ia pun segera mengeceknya. Dan benar saja itu dari Ai.

Aira💕

Fir, maaf gue baru

bisa ngabarin lo, gue

ada urusan mendadak

jadi gue ga bisa masuk

ke kelas hari ini.

Aira💕

Tolong anterin tas

gue ke kantor dan

titip ke Andin aja ya.

Makasih.

Me

Lo udah gila Ai.

Gila lo bikin gue panik tau.

Aira💕

Sorry udah buat lo panik😊

Kemudian Fira langsung menelpon Aira. Air matanya sudah membasahi pipinya. Ini bukan pertama kalinya Aira membuatnya khawatir. Fira pun menunggu Ai mengangkat teleponnya. Ai pun mengangkatnya.

"Ai, lo itu kenapa sih ga buat gue panik bisa kan? Hikss...Hikss... Hikss. Gue cemas tau ga Ai."

"....."

"Ai, lo jangan ketawa doang. Sekarang lo dimana?"

"....."

"Tapi benar kan lo ga papa?"

"....."

"Oke, kalo gitu gue percaya. Ya udah ntar tas lo gue anter ke kantor lo dan gue titip ke Andin."

"....."

Tut...Tut...Tut

Davier yang mendengar sedikit ucapan Fira pun merasa lega. Ia memutuskan untuk mengikuti Fira. Ia juga jngin tahu dimana kantor AI. Fira tidak sadar bahwa Davier mengikutinya. Mobil mereka telah sampai di sebuah kantor yang cukup mewah. Fira keluar dari mobil dan memasuki kantor tersebut.

Saat Davier akan memasuki kantor, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil namanya.

"Davier." panggil orang tersebut. Mendengar namanya di panggil ia pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke sumber suara.

"Pandu." ucapnya.

"Lo ngapain ke sini mau cari Ai? Kalo iya dia ga ada di kantor. Jam 3 nanti dia baru ke kantor." jelas Pandu.

"Nggak kok, saya...saya..." ucap Davier gugup.

"Ga perlu bohong, saya tau semuanya. Lo itu calon suami Ai. Ayah udah cerita." jelas Pandu.

"Oh ya sudah kalau begitu." ucap Pandu.

"Masuk dulu aja, tunggu di ruangannya Ai." ucap Pandu.

"Ga usah, saya ada kelas yang akan saya ajar, sore nanti saya kemari." ucap Davier.

"Baiklah, sampai jumpa." balas Pandu.

----------------Next Update-----------------

Rabu, 10 Juni 2020

Salam Hangat

Author Halu

Terpopuler

Comments

Niana_12

Niana_12

like mendarat untukmu

semangatt ya

2020-09-20

1

Sept September

Sept September

majuuuu terossss pantang mundur 😂

2020-08-20

3

💣 👑 Doddess Of Death 👑💣

💣 👑 Doddess Of Death 👑💣

Sampe sini ka, ditunggu di The Queen Mafia

2020-08-13

1

lihat semua
Episodes
1 ~MTLY 1~ Pertemuan
2 ~MTLY 2~ Tak Terduga
3 ~MTLY 3~ Perasaan
4 ~MTLY 4~ 180°
5 ~MTLY 5~ Permintaan
6 ~MTLY 6~ Bimbang
7 ~MTLY 7~ Ternyata
8 ~MTLY 8~ Sakit
9 ~MTLY 9~ Kaget
10 ~MTLY 10~ Telah Ditentukan
11 ~MTLY 11~ Jangan Formal Bisa?
12 ~MTLY 12~ Cemas
13 ~MTLY 13~ Tiba-Tiba
14 ~MTLY 14~ Derita PMS
15 ~MTLY 15~ Bayangan Itu Kembali
16 ~MTLY 16~ Menghindar
17 ~MTLY 17~ Pengakuan Tak Terencana
18 ~MTLY 18~ Sederhana
19 ~MTLY 19~ Dia Kembali?
20 ~MTLY 20~ Kembali Terluka
21 ~MTLY 21~ Permainan Apa Ini?
22 ~MTLY 22~ Apa Karena Itu?
23 ~MTLY 23~ Mengapa Begini?
24 ~MTLY 24~ Dia Yang Istimewa
25 ~MTLY 25~ Rasa Untuk Kita
26 ~MTLY 26~ Salah Siapa
27 ~MTLY 27~ Haruskah Aku
28 ~MTLY 28~ Rasa Yang Terkuak
29 ~MTLY 29~ Berantem Tapi Romantis
30 ~MTLY 30~ Menyakiti Untuk Mengobati
31 ~MTLY 31~ Bersaamamu Aku Nyaman
32 ~MTLY 32~ Bertemu Masa Lalu
33 ~MTLY 33~ Rasa Percaya
34 ~MTLY 34~ Penantian Berharga
35 ~MTLY 35~ Tangis Bahagia
36 ~MTLY 36~ Arrayn Berbeda
37 ~MTLY 37~ Sakit Karena?
38 ~MTLY 38~Saling Memahami
39 ~MTLY 39~ Rasa Nyaman
40 ~MTLY 40~ Khawatir vs Jengkel
41 ~MTLY 41~ Rahasia Masa Lalu
42 ~MTLY 42~ Rasa Yang Terpendam
43 ~MTLY 43~ Cemburu Tapi Gengsi
44 ~MTLY 44~ Bertengkar
45 ~MTLY 45~ Davier vs Alvaro
46 ~MTLY 46~ Celengan Rindu
47 ~MTLY 47~ Hari Yang Menyebalkan
48 ~MTLY 48~ Masalah Lagi
49 ~MTLY 49~ Ai Yang Berbeda
50 ~MTLY 50~ Belum Selesai
51 ~MTLY 51~ Panik vs Rasa Bersalah
52 ~MTLY 52~ Mau Baikkan Tapi Gengsi
53 ~MTLY 53~ Hari Untuk Bahagia
54 ~MTLY 54~ Salah Mengartikan Cinta
55 ~MTLY 55~ Tertawa Lepas
56 ~MTLY 56~ Blushing Mode On
57 ~MTLY 57~ Toxic Bucin
58 ~MTLY 58~ Dilema
59 ~MTLY 59~ Kejutan Untuk Fira
60 ~MTLY 60~ Memberi Kebahagiaan
61 ~MTLY 61~ Peta Persaingan
62 ~MTLY 62~ Gara-Gara Lampu Merah
63 ~MTLY 63~ Malam Yang Indah
64 ~MTLY 64~ Takut Kehilangan
65 ~MTLY 65~ Kenyataan Pahit
66 ~MTLY 66~ Berusaha Tetap Kuat
67 ~MTLY 67~ Luapan Emosi
68 ~MTLY 68~ Kehilangan Kepercayaan
69 ~MTLY 69~ Kembalinya Persahabatan
70 ~MTLY 70~ Setitik Harapan
71 ~MTLY 71~ Tak Enak Hati
72 ~MTLY 72~ Kasih Sayang
73 ~MTLY 73~ Menyerah Dengan Keadaan
74 ~MTLY 74~ Ibarat Warna Langit
75 ~MTLY 75~ Mana Yang Benar?
76 ~MTLY 76~ Ragu
77 ~MTLY 77~ Buah Kesabaran
78 ~MTLY 78~ Kejutan
79 ~MTLY 79~ Beruntung Ada Kamu
80 ~MTLY 80~ Hiburan
81 ~MTLY 81~ Bumil Sensitif
82 ~MTLY 82~ Debat Aja Terus
83 ~MTLY 83~ Pilihan
84 ~MTLY 84~ Takdir
85 ~MTLY 85~ Kamu Berbeda
86 ~MTLY 86~ Manja
87 ~MTLY 87~ Pengorbanan Seorang Ibu
88 ~MTLY 88~ Sebuah Rasa Rindu
89 ~MTLY 89~ Keluarga Kecil
90 ~MTLY 90~ Bahagia Yang Sederhana [ END ]
91 Extra Part 1
92 Extra Part 2
93 Extra Part 3
94 Vote!!
95 New !!!!
96 New Story~ Bukan Salah Takdir
Episodes

Updated 96 Episodes

1
~MTLY 1~ Pertemuan
2
~MTLY 2~ Tak Terduga
3
~MTLY 3~ Perasaan
4
~MTLY 4~ 180°
5
~MTLY 5~ Permintaan
6
~MTLY 6~ Bimbang
7
~MTLY 7~ Ternyata
8
~MTLY 8~ Sakit
9
~MTLY 9~ Kaget
10
~MTLY 10~ Telah Ditentukan
11
~MTLY 11~ Jangan Formal Bisa?
12
~MTLY 12~ Cemas
13
~MTLY 13~ Tiba-Tiba
14
~MTLY 14~ Derita PMS
15
~MTLY 15~ Bayangan Itu Kembali
16
~MTLY 16~ Menghindar
17
~MTLY 17~ Pengakuan Tak Terencana
18
~MTLY 18~ Sederhana
19
~MTLY 19~ Dia Kembali?
20
~MTLY 20~ Kembali Terluka
21
~MTLY 21~ Permainan Apa Ini?
22
~MTLY 22~ Apa Karena Itu?
23
~MTLY 23~ Mengapa Begini?
24
~MTLY 24~ Dia Yang Istimewa
25
~MTLY 25~ Rasa Untuk Kita
26
~MTLY 26~ Salah Siapa
27
~MTLY 27~ Haruskah Aku
28
~MTLY 28~ Rasa Yang Terkuak
29
~MTLY 29~ Berantem Tapi Romantis
30
~MTLY 30~ Menyakiti Untuk Mengobati
31
~MTLY 31~ Bersaamamu Aku Nyaman
32
~MTLY 32~ Bertemu Masa Lalu
33
~MTLY 33~ Rasa Percaya
34
~MTLY 34~ Penantian Berharga
35
~MTLY 35~ Tangis Bahagia
36
~MTLY 36~ Arrayn Berbeda
37
~MTLY 37~ Sakit Karena?
38
~MTLY 38~Saling Memahami
39
~MTLY 39~ Rasa Nyaman
40
~MTLY 40~ Khawatir vs Jengkel
41
~MTLY 41~ Rahasia Masa Lalu
42
~MTLY 42~ Rasa Yang Terpendam
43
~MTLY 43~ Cemburu Tapi Gengsi
44
~MTLY 44~ Bertengkar
45
~MTLY 45~ Davier vs Alvaro
46
~MTLY 46~ Celengan Rindu
47
~MTLY 47~ Hari Yang Menyebalkan
48
~MTLY 48~ Masalah Lagi
49
~MTLY 49~ Ai Yang Berbeda
50
~MTLY 50~ Belum Selesai
51
~MTLY 51~ Panik vs Rasa Bersalah
52
~MTLY 52~ Mau Baikkan Tapi Gengsi
53
~MTLY 53~ Hari Untuk Bahagia
54
~MTLY 54~ Salah Mengartikan Cinta
55
~MTLY 55~ Tertawa Lepas
56
~MTLY 56~ Blushing Mode On
57
~MTLY 57~ Toxic Bucin
58
~MTLY 58~ Dilema
59
~MTLY 59~ Kejutan Untuk Fira
60
~MTLY 60~ Memberi Kebahagiaan
61
~MTLY 61~ Peta Persaingan
62
~MTLY 62~ Gara-Gara Lampu Merah
63
~MTLY 63~ Malam Yang Indah
64
~MTLY 64~ Takut Kehilangan
65
~MTLY 65~ Kenyataan Pahit
66
~MTLY 66~ Berusaha Tetap Kuat
67
~MTLY 67~ Luapan Emosi
68
~MTLY 68~ Kehilangan Kepercayaan
69
~MTLY 69~ Kembalinya Persahabatan
70
~MTLY 70~ Setitik Harapan
71
~MTLY 71~ Tak Enak Hati
72
~MTLY 72~ Kasih Sayang
73
~MTLY 73~ Menyerah Dengan Keadaan
74
~MTLY 74~ Ibarat Warna Langit
75
~MTLY 75~ Mana Yang Benar?
76
~MTLY 76~ Ragu
77
~MTLY 77~ Buah Kesabaran
78
~MTLY 78~ Kejutan
79
~MTLY 79~ Beruntung Ada Kamu
80
~MTLY 80~ Hiburan
81
~MTLY 81~ Bumil Sensitif
82
~MTLY 82~ Debat Aja Terus
83
~MTLY 83~ Pilihan
84
~MTLY 84~ Takdir
85
~MTLY 85~ Kamu Berbeda
86
~MTLY 86~ Manja
87
~MTLY 87~ Pengorbanan Seorang Ibu
88
~MTLY 88~ Sebuah Rasa Rindu
89
~MTLY 89~ Keluarga Kecil
90
~MTLY 90~ Bahagia Yang Sederhana [ END ]
91
Extra Part 1
92
Extra Part 2
93
Extra Part 3
94
Vote!!
95
New !!!!
96
New Story~ Bukan Salah Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!