Ai dan Fira berlari menelusuri koridor Kampus. Mereka berharap Davier belum memasuki kelas. Sesampainya mereka di kelas, mereka menemukan bahwa Davier belum memasuki kelas. Fira pun bisa bernafas dengan lega, sedang Ai malah megerutu. Tadinya ia berharap supaya telat saja, tetapi Fira begitu kuat menggenggam tangannya.
"Huft, syukur deh Pak Davier belum masuk kelas, kalo ga kita ga bisa ketinggalan materi kita Ai." ucap Fira.
"Lo nih, kenapa baru bilang sih kalo sekarang tuh dosen yang ngajar. Tau gini gue mau bolos aja." ucap Ai ketus pada Fira.
Ternyata ketika Ai sedang ngedumel begitu Davier akan memasuki kelas namun terhenti. Ia ingin mendengaf terlebih dahulu apa yang akan gadisnya itu bicarakan. Alhasil ia mendengar bahwa gadisnya itu sengaja ingin membolos dari kuliah yang ia ajar hari ini. Davier pun kembali melangkahkan kaki memasuki kelas. Melihat Davier memasuki kelas, yang semula ribut menjadi tenang.
"Selamat pagi semua, maaf saya terlambat 15 menit karena ada urusan dengan Dekan fakultas. Dan kalian tahu itu, karena PJ telah memberitahukannya." ucap Davier.
"Tidak papa Pak." ucap mereka serempak.
"Baiklah, sebelum lanjut ke materi baru, maka kita akan mengadakan kuis sesuai kesepakatan kita di awal perkuliahan." jelas Davier.
Ada yang mengeluh, ada yang senang, dan bahnan santai saja dengan diadakannya kuis hari ini. Davier berjalan ke satu-persatu meja mahasiswanya untuk membagikan kertas kuisnya. Pandangannya tidak terlepas dari Ai. Ai yang merasa risih di perhatikan memilih menoleh ke arah lain.
"Baiklah, silahkan mengerjakan wkatu kalian 15 menit dimulai dari sekarang." perintah Davier.
Tidak sampai 10 menit Ai sudah selesai mengerjakan. Ia merasa perutnya sakit, namum ia mencoba menyembunyikannya dari semua orang hingga akhirnya ia mengangkat tangannya.
"Pak, saya sudah selesai, sebelumnya saya izin untuk ke toilet." tanya Ai.
"Kamu yakin sudah menjawab soalnya dengan baik?" tanya Davier ragu.
"Sangat yakin pak. Kalau begitu saya izin ke toilet. Permisi." ucap Ai yang telah berdiri dan memberikan kertas pada Davier lalu ke luar dari kelas menuju ke toilet.
Di toilet ia memperhatikan sekitar. Dan merasa sudah aman ia mengeluarkan handphonenya lalu menelpon seseorang.
"Halo, perut Ai tiba-tiba sakit lagi, Ai harus gimana kak?"
"....."
"Tapi Ai lagi di kampus, dan ada kuliah kak. Astaghfirullah, Kak hidung Ai mimisan lagi nih. Gimana dong kak?
"....."
"Obatnya ada di tas Kak."
"....."
"Oke kak Ai tunggu Mas Febri jemput yaa. Ai nunggu di halte kampus."
"Makasih Kak,.maaf merepotkan."
"....."
Tut..Tut..Tut...
Ai pun membersihkan hidungnya yang penuh dengan mimisan. Setelah merasa cukup ia pun keluar dari toilet. Untung saja kelasnya berada di lantai 3 jadi ia tidak lelah untuk menuruni tangga. Karena sedang ada perbaikan lift maka jalur tangga lah yang menjadi alternatif bagi mahasiswa saat ini.
Ai keluar dari gedung fakultas, tanpa sengaja ia menabrak seseorang gara-gara begitu terburu-buru. Ternyata ia menabrak Gio, teman club musiknya.
"Sorry, gue lagi buru-buru." ucap Ai tanpa melihat siapa yang ia tabrak.
"Aira, loh kok lo ga masuk kelas. Bukannya lo ada jadwal ya hari ini?" tanya Gio.
"Gue lagi ada urusan yang mendadak, gue duluan yaa." balas Ai.
Ai terus berjalan hingga sampai di halte Kampus. Disana sudah ada mobil merah yang pasti milik Mas Febri. Ai pun langsung mengetuk kaca mobil sebagai tanda keberadaan dirinya.
"Masuk cepat Ai." ucap Febrian.
"Iya mas." balas Ai.
Febrian pun mulai melajukan mobilnya. Febrian memberikan sap tangan kepada Ai supaya ia bisa menahan mimisannya. Di kelas Davier begitu cemas dengan Ai. Mengapa tidak, gadisnya itu belum kembali dari toilet. Ia merasa khawatir. Namun ia berusaha profesioanl dan tidak menampakkan wajah cemasnya.
Bukan hanya Davier yang merasa cemas, bahkan Fira pun juga merasa cemas. Sudah hampir setengah jam Ai tidak kembali. Fira begitu khawatir. Fira menjadi tidak fokus dengan penjelasan Davier. Untung saja perkuliahannya telah usai.
"Baiklah materi saya cukup sampai disini, dan ingat minggu depan kita akan mengadakan kuis untuk mengetahui seberapa paham kalian terhasap materi hari ini." jelas Davier yang di angguki oleh yang lain.
"Dan satu lagi, jika ada yang berbohong seperti teman kelas kalian hari ini maka saya akan mengurangi nilai kalian 50%. Paham semua?" tegas Davier.
Ia keluar dari kelas dengan perasaan campur aduk. Ia terus memikirkan mengapa Aira kabur darinya dengan cara seperti ini. Dengan membohonginya. Ia melirik kembali ke kelas Ai dan melihat Fira sahabat Ai yang begitu cemas. Davier memperhatikannya dengan seksama siapa tahu ia menemukan keberadaan Ai.
Tak lama Fira mendapati sebuah notifikasi masuk di Handphonenya. Ia pun segera mengeceknya. Dan benar saja itu dari Ai.
Aira💕
Fir, maaf gue baru
bisa ngabarin lo, gue
ada urusan mendadak
jadi gue ga bisa masuk
ke kelas hari ini.
Aira💕
Tolong anterin tas
gue ke kantor dan
titip ke Andin aja ya.
Makasih.
Me
Lo udah gila Ai.
Gila lo bikin gue panik tau.
Aira💕
Sorry udah buat lo panik😊
Kemudian Fira langsung menelpon Aira. Air matanya sudah membasahi pipinya. Ini bukan pertama kalinya Aira membuatnya khawatir. Fira pun menunggu Ai mengangkat teleponnya. Ai pun mengangkatnya.
"Ai, lo itu kenapa sih ga buat gue panik bisa kan? Hikss...Hikss... Hikss. Gue cemas tau ga Ai."
"....."
"Ai, lo jangan ketawa doang. Sekarang lo dimana?"
"....."
"Tapi benar kan lo ga papa?"
"....."
"Oke, kalo gitu gue percaya. Ya udah ntar tas lo gue anter ke kantor lo dan gue titip ke Andin."
"....."
Tut...Tut...Tut
Davier yang mendengar sedikit ucapan Fira pun merasa lega. Ia memutuskan untuk mengikuti Fira. Ia juga jngin tahu dimana kantor AI. Fira tidak sadar bahwa Davier mengikutinya. Mobil mereka telah sampai di sebuah kantor yang cukup mewah. Fira keluar dari mobil dan memasuki kantor tersebut.
Saat Davier akan memasuki kantor, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil namanya.
"Davier." panggil orang tersebut. Mendengar namanya di panggil ia pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke sumber suara.
"Pandu." ucapnya.
"Lo ngapain ke sini mau cari Ai? Kalo iya dia ga ada di kantor. Jam 3 nanti dia baru ke kantor." jelas Pandu.
"Nggak kok, saya...saya..." ucap Davier gugup.
"Ga perlu bohong, saya tau semuanya. Lo itu calon suami Ai. Ayah udah cerita." jelas Pandu.
"Oh ya sudah kalau begitu." ucap Pandu.
"Masuk dulu aja, tunggu di ruangannya Ai." ucap Pandu.
"Ga usah, saya ada kelas yang akan saya ajar, sore nanti saya kemari." ucap Davier.
"Baiklah, sampai jumpa." balas Pandu.
----------------Next Update-----------------
Rabu, 10 Juni 2020
Salam Hangat
Author Halu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Niana_12
like mendarat untukmu
semangatt ya
2020-09-20
1
Sept September
majuuuu terossss pantang mundur 😂
2020-08-20
3
💣 👑 Doddess Of Death 👑💣
Sampe sini ka, ditunggu di The Queen Mafia
2020-08-13
1