My Teacher Love You

My Teacher Love You

~MTLY 1~ Pertemuan

Sinar mentari menyelinap masuk membuat sosok gadis yang tengah tertidur nyenyak pun terbangun. Dengan malas ia membuka mata dan kemudian mengambil ponselnya. Ponsel menunjukkan pukul 06.50. Rasa ngantuk membuat ia ingin kembali memejamkan matanya, namun tidak jadi saat suara sang bunda memanggilnya.

"Aira sayang, ayo bangun ini sudah pagi tidak baik anak gadis bangun siang begini." ucap Bunda sambil mengetuk pintu.

"Iya Bun, Ai uda bangun kok ini mau mandi." ucap Ai.

"Ya sudah, selesai mandi langsung turun, kita sarapan bareng ya Ai." ucap Surraya.

Surraya pun turun ke bawah dan menyiapkan sarapan di meja makan. Terlihat Arya suaminya sedang menuruni tangga menuju meja makan. Diikuti oleh dua pemuda di belakangnya yang tidak lain adalah Arsyad dan Arrayn kedua putra kebanggannya.

"Bun, Ai belum bangun lagi?" ucap Arrayn pada Surraya.

"Sudah, lagi mandi dan siap-siap di kamar." ucap Surraya.

"Selamat pagi semua. Ciee ada yang kangen sama Ai sampai ditanyain ke Bunda." ledek Ai pada Arrayn hingga membuat raut wajah pria itu berubah seketika.

"Emang siapa yang kangen kamu Ai?" tanya Arsyad pada Aira sambil melirik Arrayn.

"Huh, drama di setiap pagi dimulai." decak Arryn membuat semua orang terkekeh.

"Aa Rayn yang tampan, jangan marah dong Ai kan ga lagi ngeledek Aa. Lagian Aa nyariin aku tapi pas ditanya malu-malu kan jadi bahan ledekan Aa Syad jadi bukan salah Ai dong Aa." ucap Ai dengan memperlihatkan puppy eyes pada Arrayn.

"Sudah jika kalian terus bercanda maka semua yang ada disini akan terlambat." ucap Arya sambil memainkan ponselnya.

"Ai bagaimana kuliah dan pekerjaanmu apakah lancar?" tanya Arsyad.

"Aman dan terkendali kok Aa jangan khawatir." ucap Ai.

"Ai, kenapa kamu tidak fokus kuliah saja sayang, Ayahmu ini masih sangat mampu untuk membiayai ssmua fasilitas yang kau butuhkan." ucap Arya tegas.

"Ayah benar Ai, fokuslah pada kuliahmu Aa saja juga mampu untuk memenuhinya." kali ini Arsyad menimpali.

"Ai tahu kalian semua mampu, tetapi Ai ingin menemukan pengalaman dan mengukur seberapa besar potensi yang Ai miliki. Ai juga tahu bahwa keluarga Ai mampu memenuhi apa saja yang Ai inginkan, namun Ai juga ingin melakukan sesuatu yang Ai suka di usia muda Ai. Jadi Ai mohon mengertilah." ucap Ai tegas dengan memberikam penekanan pada  pengalaman dan potensi.

"Iya, tapi Ai -- " belum sempat Arya berbicara sudah dipotong oleh istrinya.

"Baiklah sayang jika itu keinginanmu kami semua selalu mendukung segala proses yang kamu lakukan." balas Surraya lembut.

"Terimakasih Bunda." gumam Ai sambil.memperlihatkan senyum manisnya.

"Apa ada yang ingin terlambat sampai ke tujuan masing-masing?" celetuk Arrayn yang entah sejak kapan sudah berdiri.

Mendengar perkataan Arrayn mereka semua pun bergegas. Namun berbeda dengan Ai yang kalang kabut entah apa yang membuatnya seperti itu.

"Yah Bun, Ai berangkat dulu yaa udah telat nih. Bye semua, Ai sayang kalian." ucap Ai smabil berlari.

~Di Kampus~

"Ya ampun kenapa kelasnya pake acara dimajukan secara mendadak sih ga tau apa gue jadi kalangkabut gini." gerutu Ai bertubi-tubi.

Di sepanjang koridor kampus, Ai terus berlari tanpa memperdulikan semua orang. Ia tak memperdulikan jika ia harus menabrak semua orang yang mengganggu jalannya. Hingga ia tak sengaja menabrak seorang pria.

"Duhh, jalan pakai mata dong. Minggir napa, gue buru-buru nih. Lo ngehalangin jalan gue  tau. Minggir ga!" amuk Ai pada pria itu dengan garangnya.

"Kamu yang salah jalannya ga bener lalu kamu mau menyalahkan orang lain?" balas pria itu dingin.

Ai yang mendengar suara bass pria tersebut pun mendongak untuk melihat siapa yang telah ia tabrak dan menyalahkan dirinya itu.

"Loh, gue yang salah? Jelas-jelas lo yang salah. Udah ah ga ada guna berdebat sama lo yang ada gue bisa telat masuk. Waktu gue habis sia-sia ngeladenin orang yang gak muka tembok kayak lo." desis Ai emosi.

Ai pun meninggalkan pria itu dan berlari menuju ke kelasnya. Sampai di kelas ia mengintip ke kaca pintu dan terlihat belum ada sosok dosen di dalam ruangan tersebut. Ai pun bernafas dengan lega. Ia pun melangkahkan kakinya masuk kemudian duduk.

"Loh Ai kok lo ngos-ngosan gitu?" ujar Fira heran yang melihat Ai duduk sembari mengatur nafasnya.

"Gilaa siapa yang majuin jam perkuliahan tanpa konfirmasi di grup dari awal sih Fir?" tanya Ai dengan ngos-ngosan.

"Ai loh pasti lupa cek grup kelas kan malam tadi, makanya loh bilang gitu. Ai ketua tingkat udah share infonya dari jam 8 malam Ai. Dan lo pasti baru cek pagi ini kan?" ucap Fira.

"Eh yang bener, jadi salah gue dong yaa yang ga update jadwal." gumam Ai sambii menepuk jidatnya sendiri.

"Eh cepet pada duduk, dosen udah jalan  ke kelas." teriak Didit si ketua tingkat.

Semuanya pun duduk di kursi masing-masing. Kelas yang seketika riuh kini mulai senyap. Tidak ada aktivitas yang dilakukan selain mengutak-ngatik ponsel yang ada di genggaman mereka. Tak lama terdengar derap langkah kaki mremasuki kelas semua yang tengah berkutat dengan ponselnya pun kini berhenti dan fokus pada pria yang berada di depan pintu.

"Selamat pagi. Maaf saya terlambat, karena ada beberapa hal yang harus saya urus dengan dekan." ujarnya.

"Baiklah, kalian bingung mengapa bukan Pak Arsen yang hadir. Mulai hari ini saya menggantikan Pak Arsen untuk mengajar di kelas Sastra 1 karena beliau telah dipindah tugaskan ke kota lain." jelasnya.

"Keren banget."

'

"Ga papa deh kan gantinya dosen tampan."

"Dosen idaman."

"Ini bakal jadi saingan gue."

"Perasaan gue ga enak."

"Calon suami gue."

"Berkharisma banget deh."

Itulah celoteh anak kelas dengan berbagai tanggapan. Ada yang senng dan ada pula yang kesal jangan tanya tanggapan gue. Gue kesal banget secara tuh orang yang gue tabrak pagi tadi di koridor kampus bahakn sempat berdebat. Bahkan gue jadi malas untuk masuk kelas dia saking kesalnya gue.

"Baiklah, perkenalkan nama saya Davier Galuh Pramono. Dan seperti yang sudah saya katakam bahwa saya akan menggantikan Pak Arsen untuk mengampu mata kuliah Sastra lokal mulai hari ini hingga akhir semester. Dan tentunya saya memiliki aturan yang wajib kalian patuhi selama satu semestet ke depan." jelas Davier.

Kemudian Davier mengambil selembar kertas di dalam map bewarna biru. Davier meminta mahasiswanya untuk mendengar, menyimak bahkan bila perlu mencatat setiap poin peraturan yang akan ia bacakan. Dengan suara lantang ia membacakannya.

PERATURAN MAHASISWA:

**1.DOSEN SELALU BENAR.

2.TOLERANSI KETERLAMBATAN  10 MENIT.

3.PRESENTASI KEHADIRAN MINIMAL 75 %.

4.PENGUMPULAN TUGAS TEPAT WAKTU.

5.JIKA DOSEN MELAKUKAN KESALAHAN MAKA KEMBALI KE POIN 1 YANG MENYATAKAN "DOSEN SELALU BENAR.

TERTANDA**

DAVIER GALUH PRAMONO

Seusai peraturan tersebut dibacakan kelas mulai riuh seakan melontarkan kata tak terima atas peraturan yang dibacakan oleh Davier. Namun hanya ocehan yang tidak jelas yang mereka lontarkan.Mereka tidak berani mengatakan langsung.

"Ocehan yang tidak ada gunanya." gerutu Ai

"Apa ada yang ingin ditanyakan? Jika tidak ada maka kelas kelas saya sudahi hari ini." ujar Davier.

"Bapak umurnya berapa?"

"Bapak sudah menikah?"

"Boleh minta nomor Whatappsnya?"

Rasaya Ai ingin muntah mendengar pertanyaan tidak jelas yang teman-temannya lontarkan. Tinggal menunggu saja apa dosen itu akan menjawab atau tidak.

"Umur saya 23 tahun dan saya belum menikah. Untuk nomor Whatapss akan saya berikan kepada PJ mata kuliah ini. Oh yaa siapa PJ nya?", gumamnya.

Fira pun mengacungkan tangan. Ya karena dia adalah PJ nya. Anak-anak yang lain pun menatap sinis ke arah Fira namun seketika nyalinya menciut ketika aku menatap mereka tajam.

"Baiklah, kalau begitu kelas hari ini saya akhiri sampai di sini. Selamat pagi." ujar Pak Davier.

Ai pun akhirnya bisa bernafas lega, dan langsung menarik lengan Fira untuk keluar dari kelas. Mereka menyusuri koridor dan tanpa sengaja berpapasan dengan Dosen Killer bin Kutub itu.

"Permisi pak." ucap Fira.

"Tunggu dulu, kamu PJ saya kan untuk kelas Sastra 1?" tanyanya dingin.

"I-iya pak benar." jawab Fira gagap.

"Kalau begitu ini kartu nama saya dan disitu ada nomor saya. Hubungi saya segera agar saya bisa memberikan info perkuliahan." ujarnya dingin.

"Baik pak akan segera saya lakukan." jawab Fira lagi

Tak lama ponsel Ai berdering. Ai mengambil ponsel dari saku tas dan terlihat nama di benda pipih itu.

Kak Pandu Is Calling

Au pun menjauh dari mereka dan menerima panggilan tersebut. Setelah selesai berbicara Ai pun kembali menghampiri mereka.

"Fir, sorry gue ga bisa nemenin lo ke kantin gue harus buru-buru karena Kak Pandu udah nungguin gue yaa." ujar Ai kepada Fira.

"Iya ga papa gue langsung balik aja kok Ai." jawab Fira ramah.

"Ya udah gue duluan. Saya permisi Pak." ucap Ai pada Pak Davier.

"Iya silakan." balas Davier dingin.

Davier POV

Aku hari ini telah selesai mengajar dan ketika melewati koridor kampus tak sengaja berpapasan dengan mahasiswiku. Mereka menyapaku. Ketika berbicara gadis yang pagi tadi menabrak dan marah-marah padaku ternyata juga mahasiswaku. Ketika sedang mengobrol ia meminta izin untuk menerima telepon.

Setelah selesai, ia izin untuk pulang duluan karena sudah di tunggu oleh seseorang yang di panggilnya Kak Pandu. Disaat itulah aku sempat tahu nama panggilannya Ai. Namun aku merasa aneh ketika ia menyebut nama seorang pria. Ya Pandu.

"Siapa itu Pandu?"

"Apa hubungan gadis ini dengan pria yang bernama Pandu itu?"

-----------------Next Update----------------

Jumat, 5 Juni 2020

Salam Hangat

Author Halu

Terpopuler

Comments

Yenni Safitrii

Yenni Safitrii

hallo thorr semangat ya ceritanya menarik cukup bikin penasaran 🤭👍

2022-12-02

0

Ikaa Sri

Ikaa Sri

sudahhh kepooo aja pak dosenn mahhh

2022-11-30

1

Zuny Achmad

Zuny Achmad

😂😂😂 ada yng cemburu 😜😜

2022-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 ~MTLY 1~ Pertemuan
2 ~MTLY 2~ Tak Terduga
3 ~MTLY 3~ Perasaan
4 ~MTLY 4~ 180°
5 ~MTLY 5~ Permintaan
6 ~MTLY 6~ Bimbang
7 ~MTLY 7~ Ternyata
8 ~MTLY 8~ Sakit
9 ~MTLY 9~ Kaget
10 ~MTLY 10~ Telah Ditentukan
11 ~MTLY 11~ Jangan Formal Bisa?
12 ~MTLY 12~ Cemas
13 ~MTLY 13~ Tiba-Tiba
14 ~MTLY 14~ Derita PMS
15 ~MTLY 15~ Bayangan Itu Kembali
16 ~MTLY 16~ Menghindar
17 ~MTLY 17~ Pengakuan Tak Terencana
18 ~MTLY 18~ Sederhana
19 ~MTLY 19~ Dia Kembali?
20 ~MTLY 20~ Kembali Terluka
21 ~MTLY 21~ Permainan Apa Ini?
22 ~MTLY 22~ Apa Karena Itu?
23 ~MTLY 23~ Mengapa Begini?
24 ~MTLY 24~ Dia Yang Istimewa
25 ~MTLY 25~ Rasa Untuk Kita
26 ~MTLY 26~ Salah Siapa
27 ~MTLY 27~ Haruskah Aku
28 ~MTLY 28~ Rasa Yang Terkuak
29 ~MTLY 29~ Berantem Tapi Romantis
30 ~MTLY 30~ Menyakiti Untuk Mengobati
31 ~MTLY 31~ Bersaamamu Aku Nyaman
32 ~MTLY 32~ Bertemu Masa Lalu
33 ~MTLY 33~ Rasa Percaya
34 ~MTLY 34~ Penantian Berharga
35 ~MTLY 35~ Tangis Bahagia
36 ~MTLY 36~ Arrayn Berbeda
37 ~MTLY 37~ Sakit Karena?
38 ~MTLY 38~Saling Memahami
39 ~MTLY 39~ Rasa Nyaman
40 ~MTLY 40~ Khawatir vs Jengkel
41 ~MTLY 41~ Rahasia Masa Lalu
42 ~MTLY 42~ Rasa Yang Terpendam
43 ~MTLY 43~ Cemburu Tapi Gengsi
44 ~MTLY 44~ Bertengkar
45 ~MTLY 45~ Davier vs Alvaro
46 ~MTLY 46~ Celengan Rindu
47 ~MTLY 47~ Hari Yang Menyebalkan
48 ~MTLY 48~ Masalah Lagi
49 ~MTLY 49~ Ai Yang Berbeda
50 ~MTLY 50~ Belum Selesai
51 ~MTLY 51~ Panik vs Rasa Bersalah
52 ~MTLY 52~ Mau Baikkan Tapi Gengsi
53 ~MTLY 53~ Hari Untuk Bahagia
54 ~MTLY 54~ Salah Mengartikan Cinta
55 ~MTLY 55~ Tertawa Lepas
56 ~MTLY 56~ Blushing Mode On
57 ~MTLY 57~ Toxic Bucin
58 ~MTLY 58~ Dilema
59 ~MTLY 59~ Kejutan Untuk Fira
60 ~MTLY 60~ Memberi Kebahagiaan
61 ~MTLY 61~ Peta Persaingan
62 ~MTLY 62~ Gara-Gara Lampu Merah
63 ~MTLY 63~ Malam Yang Indah
64 ~MTLY 64~ Takut Kehilangan
65 ~MTLY 65~ Kenyataan Pahit
66 ~MTLY 66~ Berusaha Tetap Kuat
67 ~MTLY 67~ Luapan Emosi
68 ~MTLY 68~ Kehilangan Kepercayaan
69 ~MTLY 69~ Kembalinya Persahabatan
70 ~MTLY 70~ Setitik Harapan
71 ~MTLY 71~ Tak Enak Hati
72 ~MTLY 72~ Kasih Sayang
73 ~MTLY 73~ Menyerah Dengan Keadaan
74 ~MTLY 74~ Ibarat Warna Langit
75 ~MTLY 75~ Mana Yang Benar?
76 ~MTLY 76~ Ragu
77 ~MTLY 77~ Buah Kesabaran
78 ~MTLY 78~ Kejutan
79 ~MTLY 79~ Beruntung Ada Kamu
80 ~MTLY 80~ Hiburan
81 ~MTLY 81~ Bumil Sensitif
82 ~MTLY 82~ Debat Aja Terus
83 ~MTLY 83~ Pilihan
84 ~MTLY 84~ Takdir
85 ~MTLY 85~ Kamu Berbeda
86 ~MTLY 86~ Manja
87 ~MTLY 87~ Pengorbanan Seorang Ibu
88 ~MTLY 88~ Sebuah Rasa Rindu
89 ~MTLY 89~ Keluarga Kecil
90 ~MTLY 90~ Bahagia Yang Sederhana [ END ]
91 Extra Part 1
92 Extra Part 2
93 Extra Part 3
94 Vote!!
95 New !!!!
96 New Story~ Bukan Salah Takdir
Episodes

Updated 96 Episodes

1
~MTLY 1~ Pertemuan
2
~MTLY 2~ Tak Terduga
3
~MTLY 3~ Perasaan
4
~MTLY 4~ 180°
5
~MTLY 5~ Permintaan
6
~MTLY 6~ Bimbang
7
~MTLY 7~ Ternyata
8
~MTLY 8~ Sakit
9
~MTLY 9~ Kaget
10
~MTLY 10~ Telah Ditentukan
11
~MTLY 11~ Jangan Formal Bisa?
12
~MTLY 12~ Cemas
13
~MTLY 13~ Tiba-Tiba
14
~MTLY 14~ Derita PMS
15
~MTLY 15~ Bayangan Itu Kembali
16
~MTLY 16~ Menghindar
17
~MTLY 17~ Pengakuan Tak Terencana
18
~MTLY 18~ Sederhana
19
~MTLY 19~ Dia Kembali?
20
~MTLY 20~ Kembali Terluka
21
~MTLY 21~ Permainan Apa Ini?
22
~MTLY 22~ Apa Karena Itu?
23
~MTLY 23~ Mengapa Begini?
24
~MTLY 24~ Dia Yang Istimewa
25
~MTLY 25~ Rasa Untuk Kita
26
~MTLY 26~ Salah Siapa
27
~MTLY 27~ Haruskah Aku
28
~MTLY 28~ Rasa Yang Terkuak
29
~MTLY 29~ Berantem Tapi Romantis
30
~MTLY 30~ Menyakiti Untuk Mengobati
31
~MTLY 31~ Bersaamamu Aku Nyaman
32
~MTLY 32~ Bertemu Masa Lalu
33
~MTLY 33~ Rasa Percaya
34
~MTLY 34~ Penantian Berharga
35
~MTLY 35~ Tangis Bahagia
36
~MTLY 36~ Arrayn Berbeda
37
~MTLY 37~ Sakit Karena?
38
~MTLY 38~Saling Memahami
39
~MTLY 39~ Rasa Nyaman
40
~MTLY 40~ Khawatir vs Jengkel
41
~MTLY 41~ Rahasia Masa Lalu
42
~MTLY 42~ Rasa Yang Terpendam
43
~MTLY 43~ Cemburu Tapi Gengsi
44
~MTLY 44~ Bertengkar
45
~MTLY 45~ Davier vs Alvaro
46
~MTLY 46~ Celengan Rindu
47
~MTLY 47~ Hari Yang Menyebalkan
48
~MTLY 48~ Masalah Lagi
49
~MTLY 49~ Ai Yang Berbeda
50
~MTLY 50~ Belum Selesai
51
~MTLY 51~ Panik vs Rasa Bersalah
52
~MTLY 52~ Mau Baikkan Tapi Gengsi
53
~MTLY 53~ Hari Untuk Bahagia
54
~MTLY 54~ Salah Mengartikan Cinta
55
~MTLY 55~ Tertawa Lepas
56
~MTLY 56~ Blushing Mode On
57
~MTLY 57~ Toxic Bucin
58
~MTLY 58~ Dilema
59
~MTLY 59~ Kejutan Untuk Fira
60
~MTLY 60~ Memberi Kebahagiaan
61
~MTLY 61~ Peta Persaingan
62
~MTLY 62~ Gara-Gara Lampu Merah
63
~MTLY 63~ Malam Yang Indah
64
~MTLY 64~ Takut Kehilangan
65
~MTLY 65~ Kenyataan Pahit
66
~MTLY 66~ Berusaha Tetap Kuat
67
~MTLY 67~ Luapan Emosi
68
~MTLY 68~ Kehilangan Kepercayaan
69
~MTLY 69~ Kembalinya Persahabatan
70
~MTLY 70~ Setitik Harapan
71
~MTLY 71~ Tak Enak Hati
72
~MTLY 72~ Kasih Sayang
73
~MTLY 73~ Menyerah Dengan Keadaan
74
~MTLY 74~ Ibarat Warna Langit
75
~MTLY 75~ Mana Yang Benar?
76
~MTLY 76~ Ragu
77
~MTLY 77~ Buah Kesabaran
78
~MTLY 78~ Kejutan
79
~MTLY 79~ Beruntung Ada Kamu
80
~MTLY 80~ Hiburan
81
~MTLY 81~ Bumil Sensitif
82
~MTLY 82~ Debat Aja Terus
83
~MTLY 83~ Pilihan
84
~MTLY 84~ Takdir
85
~MTLY 85~ Kamu Berbeda
86
~MTLY 86~ Manja
87
~MTLY 87~ Pengorbanan Seorang Ibu
88
~MTLY 88~ Sebuah Rasa Rindu
89
~MTLY 89~ Keluarga Kecil
90
~MTLY 90~ Bahagia Yang Sederhana [ END ]
91
Extra Part 1
92
Extra Part 2
93
Extra Part 3
94
Vote!!
95
New !!!!
96
New Story~ Bukan Salah Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!