Tawaran Kerja

"Pak Budi."

"Hum, Ada apa?"

"Bagaimana kasus kematian Bapak? Apa pelakunya sudah ditemukan?"

Susana riuh yang sedari tadi menggema di ruangan itu, langsung meredup bahkan menjadi hening. Para pekerja di rumah itu saling pandang satu sama lain dengan raut wajah yang sukar diartikan. di mata Rafi, mereka terlihat seperti orang yang sedang bingung dan juga panik. Dari ekspresi yang dihadirkan oleh mereka, Rafi sadar pasti ada sesuatu yang tidak beres.

"Apa ada sesuatu yang saya tidak ketahui, Pak?" tanya Rafi lagi hingga semua mata yang ada di sana langsung menatap ke arah pemuda itu. Kening Rafi sontak berkerut dan pandangannya mengedar ke semua orang yang ada di sana.

"Pihak kita sebenernya sudah melakukan berbagau upaya, nak. Tapi, sepertinya kasus yang menimpa ayahmu akan sangat sulit untuk mencari kebenarannya. Ada dalang dibalik peristiwa yang menimpa ayah kamu, Nak."

Rafi tertegun mendengarnya. Namun dia sadar pasti hal seperti ini akan terjadi. Apa lagi salah seorang dari mereka juga memberi tahu kalau saat ini keluarga sang majikan juga sedang bersembunyi. Karena Tuan Alexander sedang kritis, maka keluarga Alexander tidak bisa melakukan apa apa.

"Apa kamu akan membuat laporan juga, Nak?" tanya seorang asisten wanita.

"Inginnya sih sepertii itu, Bu. tapi aku tidak memiliki bukti dan sepertinya laporanku juga nggak bakalan diterima."

"Lalu, apa yang akan kamu lakukan?"

"Untuk saat ini, saya harus bekerja dulu, Bu. Siapa tahu setelah bekerja saya bisa mencari pembunuhnya dan mendapat keadilan untuk bapak saya," balas Rafi. Semua orang langsung menunjukkan reaksi yang berbeda. Meski Rafi sendiri juga ragu, setidaknya dia ingin berusaha mengungkap siapa pemilik tato tulang ikan bertuliskan TGM di sisinya.

"Apa kamu beneran butuh pekerjaan? Saya dapat kabar dari teman yang ada komplek sebelah, katanya majikannya lagi butuh tenaga pria untuk beketja sebagai penjaga kost milik majikannya. Kalau kamu minat, saya bisa mengantarkan ke teman saya, gimana?"

Tentu saja itu termasuk berita baik. dengan mantap dan wajah berbinar, Rafi menerima tawaran tersebut. Begitu acara sarapan selesai, Rafi langsung membonceng motor bersama Pak budi, menuju ke tempat temannya berada. Setelah orang yang membawa Rafi bertemu dengan temannya, mereka bedua saling ngobrol dan Rafi juga memperkenalkan dirinya. Begitu saling mengenal, Rafi langsung diajak ketemu sama bos pemilik tempat kost.

"Kamu serius mau bekerja sebagai penjaga tempat kost saya?" tanya si pemilik kost yang ternyata adalah seorang perempuan.

"Iya, Bu, saya minat," jawab Rafi sopan.

"Baiklah'" sang pemilik kost lansgung memberi kode kalau Rafi diterima bekerja di sana. "Andi., kamu antar anak ini ke lokasi kost yang ada dijalan Plap Plok Plak Plok ya? Sekalian kasih tahu aturan aturan yang berlaku di tempat kost itu."

"Baik Nyonya."

dan akhirnya, setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit, Saat iniRafi sudah berada di tempat kost yang dimaksud. Pria bernama Andi, langsung memandu Rafi tentang cara bekerjra di tempat kost tersebut. Dilihat dari pekerjaannya, kelihatan sekali kalau tugasnya memang cukup sederhana. Kalaupun ada pekerjaan berat, itu paling hanya terjadi satu kali dalam seminggu. itu saja jarang banget, kata Andi.

"Ini post penjagaan. dan kerjamu di sini. itu di sebelah, ruang tidur kamu, kamu bisa masuk lewat pintu itu. Untuk urusan kamar mandi dan dapur ada di area dapur tempat kost. Kamu mandinya di sana, paham?"

"Paham, Mas. tapi apa benar disini tempat kost bebas, Mas?"

"Ya seperti yang kamu lihat peraturannya. Disini memang boleh membawa teman kencan. tapi jika ada tindak kriminal atau perbuatan yang merugikan pihak Kost, maka akan ditindak tegas"

"Gitu, Ya, Mas? baiklah, semoga saya bisa menjalankan tugas saya dengn baik, " jawab Rafi dengan sangat yakin.

"Untuk saat ini, saya yang akan menemani kamu untuk sementara sambil mengajari kamu. Besok kamu baru mulai bekerja sendirian."

"Baik,Mas."

Ya, akhirnya Rafi sudah mendapat pekerjaan yang cukup mudah dan tidak perlu menguras tenaga yang besar. Kini setelah mendapat pekerjaan, langkah berikutnya Rafi harus bisa dapat teman kalau bisa wanita yang masih bermahkota. Rafi pun mencoba bercengkrama dengan beberapa pedagang yang mangkal di depan kost.

Tempat Kost tersebut memang cukup strategis. Bangunan tersebut dekat dengan sekolah, universitas, perkantoran dan beberpa tempat hiburan lainnya. Wajar jika tempat kost itu dipenuhi penyewa. karena lokasinya memang sangat mudah dijangkau untuk berbagai akses yang ada di sekitarnya.

"Gimana rasanya jaga tempat kost?" tanya seorang pedagang nasi goreng saat Rafi sedang membeli jualannya setelah Rafi bekerja di sana selama satu minggu. "Apa kamu sudah pernah menemukan pengaman bekas pakai di tempat sampah depan ruang kost?"