Anisa merasa bahagia sekali, karena konsumen yang ngajak Anisa makan siang bersama, tipe laki laki yang baik dan pengertian, tidak terlalu paksa Anisa untuk melakukan gulet panas terus menerus.
" Mau sampai kapan kamu bekerja seperti ini?" Tanya pelanggan Anisa, yang perihatin melihat Anisa menjadi wanita liar seperti ini, sudah bertahun tahun.
" Entah lah, saya tidak tahu mau sampai kapan saya seperti ini, saya tidak memiliki siapapun di dunia ini, jadi untuk apa melepaskan pekerjaan ini kan? Lagian mau kerja apa saya kalo keluar dari sini?" Tanya Anisa bingung dan sedih, karena Anisa merasa tidak memiliki keahlian apapun.
" Jangan bicara seperti itu, bagaimana kalo saya membantu kamu keluar dari tempat itu, dan kita bisa cari anak kamu, yang sudah kamu tinggalkan lima belas tahun yang lalu.?" Tanya pelanggan langganan Anisa, peduli dengan nasipnya Anisa, tidak selamanya Anisa seperti ini terus nasipnya
" Jangan sampai ketemu deh, pasti anak saya akan malu jika tahu pekerjaan ibu nya selama ini, dan akan benci saya saat tahu alasan saya meninggalkannya waktu kecil. Saya tidak ingin mengganggu sama sekali, walaupun saya tidak tahu bagaimana nasipnya anak saya sekarang." Lanjut Anisa berusaha tidak nangis, setiap ingat Marsya dan membayangkan nasipnya Marsya selama ini.
" Yah terserah kamu saja lah, jika kamu membutuhkan bantuan, jangan sungkan untuk bilang yah, saya akan membantu kamu untuk keluar dari tempat itu, dan kamu punya hak menjalan kan Masa tua kamu dengan baik baik, dan punya hak untuk ketemu lagi dengan Marsya di usia Marsya yang sudah menuju dewasa.
" Terimakasih pengertian dan niat baiknya ke saya, yah sudah jadi gulet panas tidak? Saya sudah rindu nih?" Tanya Anisa berusaha profesional, dan berusaha tidak membahas urusan pribadinya.
" Tentu jadi dong Anisa, hayo kita ke kamar sekarang, saya juga rindu dengan kamu." Lanjut pelanggan nya Anisa, yang langsung berdiri.
Anisa senyum melihat pelanggannya, dan merapihkan makeup sebelum jalan menuju kamar hotel, untuk menjalan kan pekerjaannya, sebaik mungkin dan tidak mengecewakan sama sekali.
Dilain sisi, Lusi melihat belanjaannya Marsya setelah jalan jalan bersama pacarnya, Lusi memuji pilihan Marsya sungguh bagus baju untuk kerja, sepatu pantofel, dan tas kerjanya.
" Kamu terlihat cantik sayang, pakai baju formal seperti itu sayang. Bunda jadi tidak sabar melihat kamu setiap hari memakai baju formal itu ke kantor." Puji Lusi melihat penampilannya Marsya terlihat berbeda.
" Ah bunda bisa saja deh, tadi pas jalan jalan ingat kalo Marsya belum menyiapkan baju kerja sama sekali, dan beli modem juga untuk kebutuhan kerja nanti." Ucap Marsya tersipu malu karena di puji oleh Lusi, Marsya melepaskan blezer dan ikatan rambut, yang akan Marsya pakai setiap hari.
" Alhamdulillah kamu langsung belanja, walaupun bunda ingin memilih kan baju untuk kamu, tapi nanti bunda temani untuk belanja yah." Lanjut Lusi, yang selalu ingin menghabiskan waktu selalu bersama Marsya
" Pasti bunda" Lanjut Marsya bahagia, karena Lusi selalu menginginkan kan jalan bersama Marsya, Marsya merapihkan belanjaannya kedalam kantong belanjaan yang.
Marsya ngajak ngobrol Lusi dan banyak tanya tentang pekerjaan yang akan dijalani oleh Marsya nanti, membuat Lusi dengan senang hati kasih tahu Marsya
Dilain Sisi, Nando ketemu dengan asistennya di cafe yang cukup jauh dari rumahnya, Nando membahas Marsya harus ketemu dengan Anisa atau tidak, tapi Nando takut kehilangan Marsya jika sudah ketemu dengan ibu kandungnya.
" Anda jangan egois pak, walaupun anda yang membesarkan Marsya, memberikan pendidikan yang layak untuk Marsya bahkan memberikan karir yang layak untuknya, tapi Marsya punya hak untuk ketemu ibu kandungnya, seburuk apapun ibu nya, mereka wajib untuk dipertemukan kembali pak. Soal tinggal bersama siapa, saya yakin kok Marsya tidak akan begitu saja meninggal kan anda dan Bu Lusi karena sudah ketemu ibu kandungnya, kasih sayang dan perhatian yang kalian berikan pasti tidak akan dilupakan Marsya dan meninggal kan anda begitu saja sebagai orang tua angkatnya." Ucap Ucok asistennya Nando, yang tidak ingin Nando terlalu lama egoisnya, walaupun Nando dan Lusi baik mengurus Marsya sampai dewasa, tapi Marsya punya hak untuk dibantu dipertemukan kembali bersama ibu kandungnya.
" Baik lah, kamu urus buka usaha ditempat Marsya terakhir ketemu ibu nya, jika ibu nya mencari Marsya akan ketemu lagi dengan Marsya, tempat usahanya di kasih nama warung Marsya dan kamu pasang foto foto Marsya dari kecil sampai terakhir Marsya lulus kuliah kemarin, supaya mempermudah kasih tahu ciri ciri Marsya dan perkembangan usianya Marsya juga" Lanjut Nando akhirnya setuju dengan idenya Ucok untuk mempertemukan Marsya dengan ibu kandungnya, berharap suatu saat bisa bertemu, Nando berusaha untuk tidak egois
" Dengan senang hati saya membantunya Nando, nah begitu dong lebih baik kan kamu membantu Marsya diam diam untuk bisa ketemu dengan ibu kandungnya, andaikan didalam surat itu ada nama ibu nya, ada sedikit petunjuk, tapi ini sama sekali tidak ada, yah sudah saya pamit dulu, untuk mengurus buka warung dan prosesin semuanya" Lanjut Ucok bangga karena Nando tidak egois dan mau turutin sarannya
" Terimakasih yah mau direpotkan untuk mencari tahu siapa ibu kandungnya Marsya" Lanjut Nando merasa beruntung karena punya asisten yang selalu mau membantunya
Ucok memberikan dua jempolnya tanda setuju dengan ucapan Nando, Ucok langsung jalan meninggalkan Nando sendirian di cafe, karena Ucok akan berusaha membantu Nando membuka warung atas nama Marsya.
Nando yang melihat Ucok sudah jalan pergi dari cafe, berharap rencananya Ucok berjalan dengan lancar, dan berhasil mempertemukan Marsya dengan ibu kandungannya, Nando sudah ikhlas mempertemukan Marsya dengan ibu nya, berharap berjalan dengan lancar dan secepatnya bisa ketemu Nando ingin sekali membuat Marsya merasa bahagia.
Dilain sisi, Anisa menghela nafas karena harus kembali ke cafe, yang selama ini jadi tempat tinggalnya Anisa, Anisa berusaha santai menjalan kan pekerjaannya supaya tidak disiksa oleh madam karena terlihat murung.
" Semangat Anisa, untuk kembali bekerja ditempat ini, jangan berfikir apapun supaya tidak murung" Batin Anisa berusaha menyemangati diri sendiri
Anisa mulai membuka gerbang cafe dan jalan masuk kedalam cafe, saat Anisa sampai depan pintu ditahan tangannya oleh laki laki yang biasa Anisa temani minum.
" Lama sekali, menemani pelanggannya makan di luar? saya mau ditemani kamu istirahat siang ini?" Tanya pelangganannya Anisa dengan kesal, karena terlalu lama menunggu Anisa
" Maaf, kan memang waktu pergi dua jam, sudah ketemu madam untuk ajak saya istirahat didalam?" Tanya Anisa berusaha santai, menghadapi laki laki aneh seperti orang yang didepannya
" Sudah tadi, yah sudah sekarang kedalam, saya sudah lelah kelamaan duduk menunggu kamu" Perintah pelanggannya Anisa dengan judesnya
Anisa menahan sakit ditangannya, karena tangannya masih saja ditekan, sambil jalan masuk kedalam cafe, Anisa berusaha tidak melawan karena bisa bisa mendapatkan siksaan dari madam, karena membuat pelanggan nya marah, walaupun salah sendiri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments