Marsya ijin pergi main sebentar ke Lusi dan Nando, membuat kedua orang tua angkatnya memberikan ijin Marsya untuk pergi, membuat Marsya langsung ambil tas, kunci mobilnya,dan langsung keluar rumah. Marsya tidak pernah bilang setiap hari selalu pergi ke pasar tradisional tempat ibu nya menitip kan Marsya ke tukang odong odong.seperti biasa Marsya akan betah tunggu bebrapa jam didepan pasrah.
" Sampai sekarang tidak datang juga, kenapa Ibu tega membuang Marsya bu, padahal Marsya bukan anak nakal bu" Ucap Marsya sedih, seingiat Marsya tidak pernah melawan orang tua sama sekali, tapi kenapa orang tua kandungnya tega membuang Marsya begitu saja.
Marsya melihat jam ditangannya, ternyata sudah jam, Marsya diam saja didepan pasar, dan langsung pergi meninggalkan pasar, Marsya selalu pulang dengan rasa kecewa, perlahan mobilnya Marsya meninggalkan pasar tradisional.
Dilain sisi, Plak satu tamparan mendarat di kedua pipi wanita yang baru bangun dari tidur, menahan perih dikedua pipinya, baru saja mencicipin tidur siang karena merasa lelah bekerja hampir dua puluh empat jam.
" Enak sekali tidur, sekarang bangun dan mandi, karena ada yang mau ajak kamu makan siang disini mengerti" Bentak Citra bos orang tuanya Marsya
" Baik madam,saya akan mandi sekarang, permisi"Ucap Anisa menahan rasa lelah, ngantuk, dan sakit di pipinya habis di tampar oleh Citra
Anisa jalan menuju kamar mandi, tidak ingin membuat Citra marah lagi karena Anisa lama mandinya.
Dilain sisi, Marsya senyum bahagia melihat Satria jalan mendekatinya, dan memberikan bunga kesukaannya Marsya yang terlihat murung.
" Kamu kenapa sedih seperti itu?' Tanya Satria melihat Marsya yang nunduk
" Aku cuman sedih saja, setiap tahun harapan aku selalu sia sia, mengharapkan ibu aku muncul dan membawa belanjaan yang dibilangnya, sebelum meninggalkan aku di depan pasar." Ucap Marsya dengan lirih, andaikan Marsya tahu akan ditinggalkan di pasar tentunya Marsya akan menolak diajak untuk kepasar.
" Sabar yah sayang, terus doain ibu kamu yang baik baik yah, walaupun ibu kamu tega meninggalkan kamu seperti itu, aku yakin kok ada alasan yang bagus untuk hidup kamu, dan lihat hidup kamu sekarang kan jauh lebih baik dari masa kecil kamu" Lanjut Satria pegang tangannya Marsya supaya tidak sedih lagi
" Yah sih, alhamdulillah sekali yang angkat aku jadi anaknya orang punya dan baik sekali ke aku, tidak pernah di marahi, di pukul atau lainnya, mereka orang tua angkat yang bener bener baik, aku bersyukur sekali mendapatkan orang tua sebaik itu" Lanjut Marsya yang bersyukur diangkat anak oleh Lusi dan Nando
"Itu sih baik sekali menurut aku, sudah jangan sedih terus, lebih baik sekarang kita jalan jalan, mumpung kita baru lulus kuliah dan belum disibukan dengan pekerjaan kita" Lanjut Satri langsung berdiri dan langsung ajak Marsya ke mobilnya sambil gandeng tangannya Marsya.
Dilain sisi, Nando melihat kertas yang selama ini disimpan dengan baik, membuat Lusi baca kembali isi surat yang ditinggalkan oleh Anisa lima belas tahun yang lalu
" Alhamdulillah yah ayah, kita menjalankan keinginan ibu nya Marsya, memberikan kehidupan yang layak untuk Marsya untungnya Marsya anak yang baik dan penurut, kita membesarkannya tidak terlalu repot, dan membuat rumah ini tidak sepi yah selama ada Marsya di rumah ini" Ucap Lusi bersyukur akan kehadiran Marsya di rumahnya, tapi sedih juga karena sampai sekarang tidak pernah bisa memberikan anak kandung untuk Nando
" Alhamdullillah kita mampu sekolah kan Marsya di sekolah yang bagus bagus, dan lingkungan yang baik baik juga yah bu, dan sekarang Marsya mau menggantikan ayah memimpin perusahan supaya ayah tidak usah cape lagi cari uang" Lanjut Nando bersyukur karena Marsya peduli dengan ayah angkatnya.
" Iyah ayah, apa ayah mau mencari dimana keberadaan ibu kandungnya Marsya? atau dibiarkan saja seperti ini?" Tanya Lusi yang merasa sudah waktunya Marsya ketemu ibu nya, walaupun melakukan pencarian besar besaran
" Biarkan seperti ini saja bu, ayah yakin kok Marsya akan mencari sendiri ibu nya, tanpa kita bantu, ayah membiarkan Marsya mencari apa yang membuat Marsya bahagia saja" Lanjut Nando tidak ingi melakukan pencarian Anisa, karena takut mengganggu tumbuh kembangnya Marsya
Lusi ikutin saja apa yang diingin kan oleh Nando, karena selama ini Nando sudah berusaha menjadi seorang ayah yang baik untuk Marsya, Lusi langsung masukin kembali kertas yang baru selesai dibacanya bersama Nando.
Dilain sisi, Anisa sudah siap kembali bekerja, dan sudah minum jamu supaya mengembalikan staminanya kembali, Anisa ikutin Citra untuk ketemu tamu yang akan ditemani makan siangnya.
" Walaupun sudah tidak terlalu muda, tapi dia masih bagus loh om, tidak akan kecewa ditemani oleh Anisa" Ucap Citra berusaha memuji Anisa, Anisa anak emas ditempatnya
" Bener juga, yah sudah mari temani saya makan siang, gulet panas dan setelah itu kamu bisa kembali kesini" Ucap tamunya Anisa melihat Anisa dari ujung kaki sampai ujung rambut dan langsung senyum senang.
" Yah sudah madam, kalo begitu Anisa ikut om ini dulu yah" Ucap Anisa selembut mungkin
" Sudah sana, jangan mengecewakan madam yah anak cantik" Lanjut Citra yang melihat Anisa penampilannya cukup seksi, dan terlihat sangat cantik
Anisa langsung digandeng oleh tamunya untuk jalan keluar cafe dan jalan menuju pintu keluar cafe.
Dilain sisi, Marsya membeli beberapa baju untuk kerja nanti, Marsya sengaja beli baju tidak ajak Lusi karena belanja bersama Satria, yang mau menemaninya membeli baju.
" Cuman beli segitu saja? kenapa tidak beli banyak setel saja?" Tanya Satria heran melihat Marsya yang cuman beli baju untuk kerjanya tiga setel
" Nanti lagi belanja kok, bareng bunda ini kan bareng kamu sekalian kita nonton kan." Ucap Marsya, yang merasa baju kerja tida setel itu sudah cukup banyak
" Iyah sayang, yah sudah yuk bayar dan setelah itu kita nonton bioskop yah" Lanjut Satria yang sudah tidak sabar mau nonton film bioskop
Marsya langsung jalan menuju meja kassir dan membayar belanjaannya, diikuti oleh Satria, Marsya selama pacaran selalu tidak ingin setiap beli apapun dibayarin oleh Satria karena tidak ingin merepotkan Satria. setelah bayar belanjaannya Marsya dan Satria langsung keluar dari toko baju dan jalan menuju bioskop karena sebentar lagi filmnya akan dimulai. selama jalan Satria selalu gandeng tangannya Marsya sesekali melihat Marsya yang sudah tidak sedih lagi, karena memikirkan ibu kandungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments