Marah

Dua hari sudah Yoga berada di Surabaya dan hari ini Eyang nya sudah di bawa pulang ke rumah semua anggota keluarga bahagia termasuk Yoga yang melihat Eyang sudah pulih kembali.

Di tengah perkumpulan anggota keluarga nya tiba-tiba ponsel Yoga berbunyi membuat Yoga menatap ponselnya sekilas lalu memasukkan kembali lagi ke dalam saku.

"Angkat dulu mas,siapa tau penting" sindir Kinan

"Biar saja nanti aku hubungi kembali" jawab Yoga yang terus memperhatikan Amora yang sedang asik bermain dengan sang Eyang tapi ponsel Yoga terus berdering tanpa henti.

"Mas, nggak enak ganggu yang lain di angkat dulu"bisik Kinan dan diangguki Yoga pelan lalu berdiri.

"Aku pamit sebentar ya" ujar Yoga pada keluarga nya,Yoga segera keluar dari ruangan keluarga.

"Hallo"

"Mas kemana aja sih di hubungi susah banget kamu! jangan-jangan kamu lagi mesra-mesraan sama perempuan kampung itu ya" tuduh Bella

"Sayang kamu bicara apa! aku lagi kumpul keluarga sayang tidak enak kan angkat telepon"

"Nggak enak sama siapa mas? sama perempuan itu!"

"Kamu apaan sih sayang"

"Mas,aku mau kamu pulang ke Jakarta sekarang juga mas! aku demam tinggi mas,aku butuh kamu di sini" rengek Bella

"Bel,mana bisa begitu aku sedang bersama keluarga ku sayang tidak akan mungkin aku pulang tiba-tiba"bujuk Yoga berbisik

"Mas apa kamu nggak cinta lagi sama aku?"

"Sayang,jangan gini dong,kamu tau kan aku sedang bersama keluarga ku,kamu tau sendiri kan mama orang nya bagaimana dan aku nggak bisa bantah mama,aku tidak bisa pergi seenaknya Bel,kamu nggak boleh egois begini lah, ngertiin posisi aku sekali ini saja"

"Egois kamu bilang mas! siapa yang egois aku atau kamu? aku udah banyak ngalah loe mas sama kamu,aku udah izinin kamu nikah sama perempuan kampung itu tapi sekarang kamu malah ninggalin aku!"

"Siapa yang ninggalin kamu sayang aku sedang ada acara keluarga"

"Kapan mas kamu bisa jujur sama keluarga kamu dengan hubungan kita ini? aku udah nggak bisa lagi nahan mas,aku mau seluruh dunia tau kalau aku lah perempuan yang pantas jadi istri kamu bukan perempuan kampung itu"

"Sabar sayang"

"Sabar ..sabar terus!" ketus Bella lalu mematikan ponsel membuat Yoga mengusap wajah nya kasar, akhir-akhir ini Bella sering kali menuntut nya.

Baru saja Yoga memasukan ponsel nya ke saku Bella sudah menghubungi nya lagi.

"Iya Sayang" jawab Yoga lembut dia tau kalau Bella paling tidak suka di kasari.

"Mas kamu boleh nggak pulang sekarang tapi transfer uang lima juta buat aku beli sepatu sama tas baru,aku bosan di apartemen mulu"

"Iya...iya, sebentar aku transfer" jawab Yoga

Bella langsung menutup ponselnya lagi sedangkan Yoga segera mentransfer dari pada jadi perkara lagi.

"Siapa yang telpon Ga?" tanya mama Tania

"Itu ma si Bima nanya projek baru kami"

"Kantor ada projek baru Ga?" tanya papa Yoga

"I-ya pa,masih rencana" jawab Yoga gugup

"Wah tambah maju ya perusahaan kamu mas sejak di tangan Yoga" ujar Bulik Citra

"Alhamdulillah Cit,Yoga makin bisa di andalkan sekarang, semoga saja dengan pernikahan nya kali ini dia lebih sukses lagi karena hanya dia harapan kami satu-satunya,kalian tau sendiri hanya Yoga anak lelaki yang bisa menjadi penerus keluarga" ucap papa Yoga membuat Yoga menunduk kan kepalanya,dia merasa bersalah saat ini sudah banyak berbohong dengan orang tua nya.

"Amiin"

Canda tawa terdengar bahagia di dalam rumah berukuran besar ini, apalagi Eyang dia semakin membaik karena kedatangan cucu dan cicit nya,malam ini anggota keluarga berniat membuat syukuran kecil dengan kesembuhan Eyang,Kinan yang dari tadi menemani Amora bermain bersama Eyang membuat Yoga tersentuh,Kinan bisa membaur dengan baik pada keluarga nya tanpa canggung Kinan bisa menempatkan dirinya,Yoga terus memperhatikan Kinan yang tengah tersenyum manis membuat dada Yoga bergetar tapi dia cepat-cepat menepisnya karena dia mengingat Bella wanita yang dia cintai.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***