Hari ini Oliv berangkat ke luar kota seperti biasa dia selalu menitipkan uang untuk keperluan anaknya.
"Berapa hari kau pergi? Tanya Indra
"Paling lama satu Mingguan dan kalau sudah selesai bisa lebih cepat lagi."jawab Oliv
"Ya sudah kalau begitu hati-hati."sahut Indra
Ada rasa kesal ketika suami nya semakin hari semakin beda.
Jika Oliv tidak mempunyai uang apa mertua dan ipar nya akan baik seperti sekarang?
Itu yang selalu Oliv tanya kan karena ketika dia sudah mulai bangkit baru lah keluarga mertua nya baik kembali.
Oliv pun berangkat dan seperti biasa janjian di stasiun besar.
Sampai di stasiun besar, Oliv mendorong kopernya dan mencari Nurita serta bos nya yang sudah menunggu dirinya.
"Maaf gue telat, karena tadi kereta listrik ketahan lama pas masuk transit."terang Oliv
"Ngga apa-apa yang penting kita ngga ketinggalan kereta api nya."sahut bos nya oliv
"Ya udah yuk? Kita masuk dan cek in tiket."ajak Nurita.
Oliv, bos nya dan Frans satu tim oliv pun mengikuti Nurita masuk ke dalam stasiun.
"Eh bentar gue beli kopi dulu."pinta si bos.
Oliv dan yang lain nya menunggu si bos membeli kopi dan ternyata dia membeli lima cup kopi dan masih ingat dengan selera kita.
"Ini kopi kalian, ambil sendiri."pak bos menyodorkan kopi tersebut.
"Satu lagi untuk siapa? Tanya Frans
"Itu si agung mau ikut juga."terang si bos.
"Aih jadi rame nih."ujar Oliv
"Pasti rame lah sama mulut dia nanti nya."timpal Nurita.
Agung adalah salah satu bos kita juga, hanya saja dia jarang kekantor lebih banyak mengurus usaha yang lain nya.
Tapi jika keluar kota dia pasti akan menyempatkan untuk ikut, semua biaya perjalanan akan di tanggung pak agung.
Kami sambil menunggu pun meminum kopi yang di belikan si bos.
Yang di tunggu pun datang dengan ocehan khas nya.
"Kesel deh itu driver udah gue kasih tau jalan pintas, malah rempong lewat yang macet."oceh pak agung
"Ya udah sih yang penting Lo kan sampe juga di sini."sahut si bos.
"Bukan gitu Wan, kan maksud gue baik!! Arahin jalan biar cepet sampai."gerutu pak agung.
"Udah deh nanti lagi bahas nya, itu kereta sudah mau sampai."seru Nurita.
Berhentilah ocehan pak agung lalu kita semua naik eskalator ke lantai atas.
Karena kereta api ada di atas, sebelum nya kami cek in terlebih dahulu.
Tak hentinya tawa kita berlima karena ada saja kelakuan si bos dan pak agung yang bikin kita lupa akan masalah kita di rumah.
"Lo kerja lagi? Udah miskin pasti di telantarin sama laki Lo ya? Ledek pak agung
"Hahahaaha wah tahu saja sih."aku membetulkan pertanyaan pak agung.
"Gue bilang juga apa!! Jangan berhenti karena keliatan aura muka mertua Lo itu."terang pak agung.
"Semoga pada dapat hidayah ya pak."ucap ku
"Itu cuma ada di sinetron bukan di kehidupan nyata Malih."seru pak agung.
"Nah harus gimana dah? Buat lanjutkan hidup dan mempertahankan rumah tangga gue? Tanya ku
"Lo liat ya? Jika Lo ngga terlalu terbuka soal uang nih!! Apa suami Lo akan tetap baik atau akan semakin parah lagi.karena ngga mungkin Lo jalanin rumah tangga yang seperti ini, yang ada juga Lo mati berdiri alias tekanan bathin nek."terang pak agung.
Apa perkataan pak agung memang ada benarnya dan aku ngga selamanya akan terus menuruti semua permintaan mereka.
Sedangkan Indra saja tidak pernah memberikan ku nafkah.
Sejenak aku terdiam dan sedikit berpikir tentang ucapan pak agung.
"Mungkin di luar sana ada jodoh Lo,na!! Yang udah ready lagi."ledek pak bos.
"Ya gila saja kalau gue langsung kawin lagi sih bos."gerutu ku
"Iya bahagiain anak Lo dulu baru mikir kawin lagi."celetuk Frans
"Nah cerai saja belum, udah mikir kesitu."ucap ku sambil menepuk jidat ku
"Ngomong-ngomong sampe di lokasi kalian langsung kerja apa mau leha-leha dahulu.? Tanya pak agung.
"Kayak nya pagi deh kita langsung kerja nya karena kita saja sampai nya malam."sahut Rita.
"Iya juga sih, kita nanti cari makanan enak ya."ujar pak agung.
Kami hanya menjawab dengan iya saja karena itu lah pak agung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
who are you?
yeyy selamat ya kakak atas karya baru nya
2023-03-01
1