Aku tidak mau di anggap sebagai ibu yang tidak berguna dan tega mengajak anak anak ikut dalam kesusahan hidup.
Kenji dan Kenzo tidak pantas merasakan ini.
Saat aku seumuran mereka. Aku hidup nyaman bersama ayah dan ibu ku. Tetapi ternyata, keadaan aku dan anak anak pada seusianya berbeda.
Aku justru tidak bisa memberikan itu pada kedua anak ku. Sehingga membuat mereka di paksa untuk merasakan pait nya penderitaan hidup.
Keluar dari kedai pizza, kami mengucapkan terima kasih kepada Cris. Dan dia bilang. Kami boleh datang di setiap sore di kedai pizza itu setiap hari. Aku sangat beruntung bertemu dengan pria sebaik Cris
Ia mengatakan jika ia akan mentraktir kami makan. Meskipun begitu, aku tak mau menyalahgunakan keramahan dan kebaikannya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Satu Minggu berselang berlalu. Keadaan kami semakin buruk. Kenzo sepertinya tidak enak badan pada hari ini. Masih tersisa satu lembar uang kertas pemberian dari Cris. Yang aku simpan di saku kantong sweater ku.
Aku menggunakan sisa uang itu untuk membawa pergi Kenzo ke sebuah klinik. Untuk memeriksakan keadaan putra ku. Kata dokter, Kenzo mengalami sakit demam.
Saat aku mau membayar tagihan berobat Kenzo. Sang dokter dengan sangat berbaik hati menggratiskan biayanya. Aku sangat berterimakasih padanya.
Tidak hanya menggratiskan biaya berobatnya. Dia juga memberikan kamu beberapa bungkus roti untuk bisa kami bawa.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Musim hujan telah tiba. Aku semakin dirundung kebingungan dengan situasi yang aku hadapi saat ini. Aku tidak bisa terus-menerus dalam situasi seperti ini.
Secepatnya aku harus mengambil keputusan.
Mencari kerja atau kembali pulang ke rumah suami ku adalah opsi terakhir.
Melihat Kenji dan Kenzo dalam situasi seperti ini membuat hati ku tercabik-cabik.
Pagi berganti siang, siang cepat berlalu dan berganti sore. Dan kini, malam pun datang. Selanjutnya, aku harus berfikir mencari tempat untuk tidur malam ini.
Dengan terus mendorong stroller yang di dalamnya ada Kenji dan Kenzo yang harus berbagi tempat duduk dan berdesakan. Aku berjalan memasuki sebuah lorong kecil sebagai jalan pintar menuju sebrang jalan.
Sambil berusaha menenangkan anakku yang kecil karena ia ketakutan. Aku memberi tau padanya jika kita sedang berjalan untuk menuju ruko kosong yang ada di sebrang jalan. Agar kami bisa bermalam di sana.
Kenzo terus merengek. Sampai sampai membuat Kenji marah karena Kenzo sangat berisik.
Dalam hati, aku berusaha untuk tetap tenang dan sabar. Dalam kondisi tegang seperti ini aku tidak boleh lepas kontrol.
Anak anak ku sudah menderita. Aku tidak boleh lepas kendali dan juga emosi.
Saat aku terus berjalan menelusuri lorong. Aku merasa, ada seseorang yang membuntuti ku dari belakang.
Perasaan takut dan kawatir menyelimuti ku.
Aku ragu bercampur takut untuk menoleh ke belakang. Jadi aku putuskan untuk tetap berjalan saja tanpa memikirkan seseorang yang berjalan di belakang.
Semakin lama langkah kakinya semakin mendekat. Dan hal itu membuat aku semakin mempercepat langkah.
Hal buruk hampir terjadi. Ketika roda stroller putra ku tersandung pada sebuah batu. Dan membuat ku kehilangan kendali.
Aku berserta kedua putra ku hampir terjengkang. Sebelum kami benar benar terjatuh dan tersungkur ke tanah. Sebuah lengan panjang terulur dan langsung menangkap stroller yang terlepas dari kendali ku
"Berhati-hatilah." serunya. Tidak asing dengan suaranya. Lantas aku menoleh kearahnya.
"Cris."
Ternyata orang itu adalah Cris, bukan orang jahat seperti perkiraan ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Shanum❤️
Wah Cris ada rasa ya sama Sarah ???
udah bantu dia aja Cris
2023-03-03
1