Keesokan paginya, Tasya masih berusaha bersikap biasa saja kepada Rama.
Tasya bangun pagi pagi sekali, ia memasak dan membersihkan beberapa sudut rumah.
Untuk urusan pekerjaan rumah, biasanya Tasya menghandle semua nya sendiri. Selama ini kalau lagi sedang tidak sibuk-sibuk amat, Tasya lah yang membereskan rumah, memasak dan menyiapkan keperluan sang suami, selama ini dirinya selalu berusaha untuk menjadi istri yang betul-betul melayani semua kebutuhan sang suami, tapi balasan yang ia dapat dari sang suami sungguh diluar dugaan, sampai kapanpun Tasya tidak akan pernah memaafkan yang namanya pengkhianatan.
Kalau Tasya sedang sibuk mengurus butik, maka ia akan memperkerjakan seorang pembantu rumah tangga, pekerja yang bisa di panggil pagi hari dan pulang sore hari, pembantu yang bekerja harian dan upah pun di bayar harian.
***
Beberapa menu hidangan sarapan pagi sudah berada di atas meja. Pagi ini Tasya memasak ayam goreng balado, ikan goreng, tahu tempe goreng, sambal terasi di sertai tumis bayam dan rebusan daun singkong. Menu masakan sederhana, yang begitu di sukai oleh Rama.
''Sebelum aku meninggalkan kamu, aku harus melayani kamu dengan memasak makanan kesukaan mu, supaya saat aku pergi, kamu merasa begitu kehilangan aku. Akan aku buat kamu menyesal, Mas,'' gumam Tasya tersenyum tipis. Kini, dirinya sudah duduk di kursi meja makan. Penampilan nya juga telah rapi, setelah ini rencananya Tasya akan mengunjungi butik miliknya, sudah selama seminggu ia tidak berkunjung ke butik, selanjutnya Tasya akan menyibukkan diri dengan mengembangkan bisnis nya. Masalah yang datang tidak akan membuat dirinya terpuruk, tetapi akan ia jadikan sebagai penyemangat untuk lebih maju lagi dalam menjalani hidup.
Pagi ini, mata Tasya tampak bengkak, bagaimana tidak, semalam air mata terus saja lolos dari netra tanpa bisa ia cegah, selain itu, tadi malam Tasya juga begitu sulit untuk memejamkan mata, untuk masuk ke alam mimpi. Alhasil, tadi malam ia hanya tidur sekitar dua jam saja.
''Sayang, kamu sudah bangun ternyata, kamu kenapa tidak membangunkan Mas?'' saat Tasya tengah menatap hidangan sarapan pagi di atas meja, tiba-tiba Rama datang menghampiri nya.
Datang datang Rama langsung mencium pipi Tasya, hingga membuat Tasya kaget.
Sikap Rama masih sama seperti hari kemarin, tetap bersikap manis kepada sang istri, seperti tidak terjadi masalah apa-apa diantara mereka.
Berbeda dengan Tasya, perlahan-lahan Tasya mulai menjaga jarak dari Rama, dan ia juga tidak bisa pura-pura bahagia, ia tidak bisa bersikap seperti dulu setelah mendengar permintaan sang suami tadi malam.
''Aku lupa membangunkan kamu,'' jawab Tasya datar. Tasya menghapus pipi nya, pipi bekas ciuman Rama. Jika dulu Tasya akan merasa sangat senang kalau Rama mengecup pipinya, berbeda dengan sekarang, sekarang yang ada malah Tasya merasa jijik. Mengingat Rama yang bukan hanya membagi cinta, tetapi juga telah membagi raga dengan wanita lain. Tasya tidak suka berbagi kalau untuk urusan pasangan. Kayak tidak ada pria lain saja. Pikirnya.
''Lupa?'' Rama memasang wajah kecewa. Biasanya setiap pagi Tasya lah yang selalu membangunkan dirinya, tapi pagi ini Tasya tak melakukan itu, sehingga membuat Rama bangun sedikit telat dari biasa.
''Hm,'' balas Tasya singkat seraya mengunyah makanan nya.
Melihat sikap dingin yang ditunjukkan oleh sang istri, membuat Rama tak suka.
''Ah, biarkan saja dulu, mungkin Tasya masih kaget dengan perkataan ku tadi malam. Yang penting dia masih memasak makanan kesukaan aku,'' ucap Rama di dalam hati, ia menenangkan dirinya sendiri.
Setelah itu ia memasukkan makanan ke dalam piringannya, karena Tasya tak melakukan itu, Tasya makan lebih dulu, ia makan dalam diam dengan tatapan terus tertuju ke bawah. Tasya selalu menghindar menatap Rama. Kalau biasanya suasana di meja makan selalu ramai karena suara celotehan Tasya, karena kecerewetan Tasya dalam menilai penampilan Rama, berbeda dengan sekarang, sekarang suasana meja makan berubah menjadi begitu sunyi dengan kekakuan yang di rasakan oleh Rama karena sang istri yang mendadak menjadi dingin dan pendiam. Ada sesak yang ia rasakan melihat wajah datar sang istri, tapi, saat mengingat Juwita yang tengah hamil, ia merasa apa yang dilakukan nya sudah benar, karena menurutnya Tasya tidak lah sempurna menjadi seorang istri, karena Tasya yang tidak bisa memberikan nya keturunan.
***
Setelah sarapan, Rama dan Tasya berangkat ke tempat kerja menggunakan kendaraan mereka masing-masing.
Kalau Tasya langsung menuju butik, berbeda dengan Rama, Rama melajukan kendaraan roda empat milik nya ke rumah Juwita, ia akan menjemput Juwita, sang calon istri.
Setibanya di rumah Juwita, Juwita menyambut Rama dengan senyum mengembang, ia juga memeluk Rama dengan begitu erat.
''Masuk dulu, Sayang,'' tawar Juwita, kini mereka berdua tengah berdiri di teras rumah.
''Tidak usah Sayang. Nanti kita telat ke kantor,'' tolak Rama halus.
''Ya sudah, kalau gitu aku ke dalam dulu, ya. Aku mau pamit sama Mama,''
''Iya,''
Juwita masuk ke dalam rumah, tidak lama setelah itu ia keluar lagi dengan seorang wanita yang berusia sekitar lima puluh tahun berada di samping nya, wanita itu adalah Mama nya.
''Tante,'' Rama mengambil tangan Santi, Mama nya Juwita. Ia menyalami tangan sang calon mertua.
''Duh, calon mantu ganteng amat sih,'' puji Santi seraya menatap Rama lekat dengan sebuah senyuman yang ia tunjukkan.
''Tante bisa saja,'' balas Rama dengan senyum lebar.
''Juwita sudah menceritakan semuanya kepada Tante, Tante harap habis minggu ini pernikahan kalian bisa segera di langsung kan, Tante tidak mau kehamilan Juwita di ketahui oleh orang banyak dan menjadi bahan gunjingan di masyarakat,'' ucap Santi lagi.
''Iya, Tante. Nanti malam isya Allah aku akan mengajak Mama dan Papa aku ke sini, nanti malam aku akan melamar Juwita, biar semua urusan pernikahan aku dan Juwita bisa di percepat, biar kita bicarakan semua nya nanti malam,'' balas Rama. Mendengar itu membuat Juwita dan Santi tersenyum senang.
Santi sudah tahu kalau Rama adalah pria beristri, tapi karena Rama merupakan atasan Juwita di kantor yang mempunyai jabatan tertinggi di perusahaan membuat dirinya melupakan tentang status Rama, ia tidak peduli Rama sudah beristri, yang penting putrinya bahagia, yang penting ia bisa memiliki menantu yang kaya raya.
Setelah itu Rama dan Juwita pamit pergi ke kantor. Santi melepas kepergian mereka dengan senyum mengembang, rasanya dirinya sudah tidak sabar lagi ingin memiliki menantu kaya, supaya dia bisa meminta apapun yang ia mau kepada sang menantu.
''Enak banget, yak . . . Anak melakukan kesalahan tapi malah di dukung,'' tiba-tiba seorang pria berceletuk. Pria itu adalah kakak Juwita. Juwita memiliki kakak lelaki yang masih lajang, sedangkan papa nya sudah lama meninggal.
Santi menepuk bahu sang putra dengan keras.
''Mama menyetujui hubungan Juwita dan Rama juga karena memikirkan kamu, supaya kamu tidak capek-capek lagi kerja untuk memenuhi kebutuhan Mama. Supaya kamu bisa nabung dan segera menikah,'' ucap Santi.
''Si Rama itu bodoh juga jadi orang ya, udah punya istri cantik nan seksi tapi bisa-bisa nya ia mau menikah dengan Juwita yang biasa saja. Aku sih berharap Rama dan Tasya bisa segera bercerai, supaya aku bisa mendekati Tasya, si wanita pujaan hati,'' celetuk Jack lagi.
''Udah Jack, jangan gila kamu, Mama tidak akan pernah setuju kalau kamu menikah dengan seorang janda. Sana pergi kerja. Lagian Tasya tidak mungkin mau bercerai dari Rama, dia juga sudah menyetujui kok pernikahan Rama dan Juwita,''
''Cepat atau lambat Tasya pasti akan meminta cerai kepada Rama,'' kata Jack lagi, kini Jack sudah berada di atas motor ninja nya.
''Itu mah bagus, supaya adik kamu bisa menguasai semua harta Rama,''
''Harta terus ...'' balas Jack, setelah itu motor nya melesat meninggalkan sang mama yang masih berdiri di atas teras. Santi merasa kesal mendengar perkataan sang putra.
''Dasar anak kurang ajar!'' gerutunya.
Jack memiliki bengkel yang cukup besar, dan bengkel nya sudah berkembang memiliki anak cabang di beberapa tempat.
Jack merupakan pria yang kalau berbicara suka ceplas-ceplos, selama ini Jack sudah berulangkali menasehati sang mama dan sang adik, ia mengatakan kalau apa yang dilakukan oleh Juwita adalah hal yang salah, tapi Juwita tidak pernah mendengar nasehat sang kakak.
Selama ini ternyata diam diam Jack begitu mengagumi sosok Tasya, karena Tasya cukup terkenal di sosial media, Tasya merupakan seorang selebgram yang memiliki banyak pengikut. Foto fotonya yang cantik dan menarik membuat orang-orang dengan suka rela mengikuti akun sosial media miliknya. Dan setiap harinya Jack selalu memantau sosial media milik Tasya, ia selalu bermimpi bisa memiliki Tasya. Iya, hanya bermimpi saja karena rasa nya sampai kapanpun ia tidak akan pernah bisa memiliki wanita sempurna seperti Tasya.
***
''Kok mata kamu bengkak dan sedikit merah?'' tanya Sean, sahabat dekat Tasya. Kini Tasya dan Sean sudah berada di ruangan Tasya. Sean merupakan pria tampan dan mapan yang masih lajang, Sean merupakan salah satu diantara banyaknya pria yang mengagumi sosok Tasya.
''Aku enggak kenapa-kenapa. Tadi malam kelilipan,'' balas Tasya.
''Kamu ngapain pagi-pagi ke sini? Kamu enggak ada kerjaan di kantor?'' sambung Tasya lagi, ia heran saja melihat Sean yang sudah mengunjungi dirinya di butik. Kebetulan jarak kantor milik Sean dan butik milik Tasya cukup dekat.
''Aku pengen tahu kabar kamu saja,'' balas Sean, ''Kebetulan tadi aku melihat mobil kamu masuk ke halaman butik,'' sambung nya. Sean duduk di kursi di depan Tasya, sedari tadi ia terus menatap wajah Tasya lekat, hingga membuat Tasya salah tingkah.
''Aku baik. Kamu lihat sendiri, 'kan?''
''Tidak, kamu tidak baik-baik saja. Aku tahu. Kalau Si Rama itu menyakiti kamu, kamu katakan kepada aku, biar aku yang akan melindungi kamu, biar aku yang akan menyambut kamu, aku selalu setia menunggu mu Tasya,'' Sean berkata dengan sungguh-sungguh.
''Apaan sih kamu ngaco banget! Udah sana pergi, aku mau kerja,''
''Ya, iya. Aku akan pergi. Tapi wajah cantiknya jangan di tekuk begitu, senyum dong,''
''Okey. Lain kali kamu jangan lancang lagi. Jaga ucapan mu itu. Aku ini wanita bersuami,'' tegas Tasya.
''Baiklah Tuan Putri,'' balas Sean, setelah itu ia berlalu dari ruangan Tasya setelah melihat senyuman Tasya. Tasya hanya mampu menggeleng kecil melihat tingkah sang sahabat. Pagi ini Sean sudah berhasil membuat mood nya sedikit lebih baik.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Yoo anna 💞
berarti cinta nya rama hanya sebatas kesempurnaan, gk tulus,,,, klu istrinya di rasa kurang sempurna dgn mudah ny cari yg lain, dasar laki-laki sok sempurna 😏😏 liat sebelum istri mu jadi janda aja udah banyak yg ma...
2023-03-03
1
Rosnelli Sihombing S Rosnelli
Apa untungnya sih tasya kamu mau lihat suami kamu itu adil. aku klo kayak kamu langsung ajukan cerai besarkan butik kamu itu. tak usah dulu kamu cari pria segarkan otak kau itu jelong jelong kau puaskan dirimu mencari suasana baru dah itu serius lagi cari rejeki
2023-03-03
1