"Sayang, ada apa?"
Neva membalikan badannya dan mendapati Genald yang sudah berdiri di belakangnya. Nampaknya pria itu baru saja bangun.
"Eh.....itu ....." Neva juga bingung harus bilang apa.
"Kamu melihat sesuatu?" tanya Genald sambil ikut melihat ke arah pandang Neva. "Dua orang yang semalam lagi?"
"Eh....mas, kamu cepat sana mandi!" Neva langsung mendorong punggung Genald. Ia tak mau pria itu curiga dengan dirinya yang sering memperhatikan mereka.
"Iya sayang....!" Genald mencuri sebuah ciuman di pipi Neva lalu segera menuju ke kamar.
Selesai sarapan, Neva dan Genald bersama beberapa orang turis lainnya segera menaiki kapal yang akan membawa mereka keliling pulau. Neva jadi kesal saat melihat kalau Eldar ada diantara mereka bersama perempuan itu. Mereka nampak akrab dan hati Neva semakin terbakar dengan rasa cemburu.
"Mas, kamu beneran nggak kenal perempuan itu?" tanya Neva. Genald yang sedang sibuk dengan kamera di tangannya menatap Neva dengan dahi berkerut.
"Kamu ini kenapa sih, Neva? Dari kemarin kamu bertanya terus apakah aku mengenal gadis itu atau tidak. Kenapa kamu nggak kenalan sendiri saja sih?" Genald terlihat kesal lalu ia kembali mengarahkan kameranya ke beberapa tempat untuk merekam pemandangan yang indah ini.
Mereka pun mampir ke salah satu restoran untuk menikmati makan siang. Neva bergegas ke toilet untuk buang air kecil. Namun, begitu ia keluar dari toilet, ia melihat perempuan yang bersama Eldar tadi, sementara mencuci tangannya di wastafel. Neva pun berdiri di sampingnya dan mencuci tangannya juga. Perempuan itu menoleh ke arah Neva sambil tersenyum.
"Kita tadi di kapal yang sama kan?" tanya perempuan itu.
"Iya. Asal dari mana?"
"Jakarta."
"Oh, kita sama dong."
"Dari Jakarta juga? Wah, asyik dong dapat teman dari Jakarta. Oh ya, namaku Silva." Silva mengulurkan tangannya.
"Aku Neva."
"Nama yang cantik. Secantik orangnya. Oh ya, lelaki yang tadi bersamamu, apakah itu suamimu?" tanya Silva.
"Iya. Terus yang bersamamu? Apakah itu suamimu juga?" tanya Neva pura-pura ingin cari tahu.
Silva tertawa. "Dia itu pasanganku sementara ada di sini?"
"Maksudnya?"
Silva terkekeh. "Aku itu dibesarkan di luar negeri. Memiliki hubungan tanpa ada ikatan atau komitmen sudah biasa ku jalani. Jadi selesai liburan ini, kami berpisah dengan manis."
"Oh...." Apakah Eldar lelaki seperti itu? Dia mengaku masih memiliki perasaan padaku tapi tidur dengan perempuan ini?
"Ayo kita makan di meja yang sama. Pasti seru." ajak Silva yang langsung diikuti oleh Neva.
Sungguh, suatu hal yang sangat menegangkan bagi Neva saat harus duduk satu meja dengan Eldar.
Genald dan Eldar bicaranya nyambung saat tema pembicaraan seputar pembangunan bisnis hotel.
"Para lelaki bicara tentang bisnis selalu menyenangkan." kata Silva.
"Ya. Begitulah."
"Kelihatannya suami mu itu sedikit pendiam ya, Neva?"
"Hmm"
"Kalian sudah berapa lama menikah?"
"Setahun."
"Belum berencana punya anak?"
"Sebenarnya sudah ingin punya momongan namun belum diberi rezeki oleh Tuhan."
"Sabar ya. Siapa tahu perjalanan bulan madu ini akan membawa berkah bagi kalian."
Selesai makan siang, mereka pun melanjutkan perjalanan. Neva terlihat kurang bersemangat saat melihat Silva yang nampak asyik bergelut manja di lengan Eldar.
Begitu sore hari mereka kembali ke hotel, Neva langsung mandi dan beristirahat sebentar di kamar. Genald nampak sibuk dengan videonya yang menurutnya akan ia up load di Chanel YouTube milik Neva.
Jam makan malam pun tiba. Keduanya kembali ketemu dengan pasangan Eldar dan Silva. Sambil menunggu makan malam disajikan, Genald mengajak istrinya itu berdansa. Ternyata, pasangan Eldar dan Silva pun ikut berdansa.
"Genald, kita tukaran pasangan, bolehkah?" tanya Eldar. Neva melotot ke arah pria itu namun Eldar nampak tak peduli. Dan Genald pun mengangguk.
Dengan terpaksa Neva pun menerima ukuran tangan Eldar sementara Genald sudah berdansa dengan Silva.
"Kamu cantik sekali malam ini." bisik Eldar.
"Jangan suka merayu perempuan yang sudah menikah."
"Perempuan di hadapanku ini kan adalah perempuan yang sangat membuat aku tergila-gila."
"Cih, bilang cinta ke aku namun tidur dengan perempuan itu. Kamu kok jadi liar begini sih, El. Kamu tega mengkhianati tunanganmu. Kamu nggak takut apa dapat penyakit karena suka jajan dengan sembarangan perempuan."
Eldar terkekeh. "Kamu menasehati aku, atau sedang cemburu padaku?"
"Siapa yang cemburu?" Neva melepaskan tangannya yang ada di pundak Eldar. Ia menoleh ke arah Genald yang masih berdansa dengan Silva. "Sayang, duduk yuk, aku capek." ujar Neva lalu segera melangkah ke arah meja mereka. Eldar menahan senyum saat melihat Neva yang meninggalkannya. Kau cemburu, sayang.
*********
Sepulang dari makan malam, Neva langsung ganti baju dan tidur. Ia memang sangat lelah. Perutnya juga sedikit nyeri. Setelah Genald meminta obat penghilang rasa nyeri dari pihak hotel, Perempuan itu langsung terlelap.
Ia terbangun saat merasakan ada kecupan lembut di bibirnya.
"Mas ....!" panggil Neva karena suasana kamar nampak remang. Namun postur tubuh orang yang ada di atasnya ini lebih besar dari Genald.
"El.....?" pekik Neva sangat terkejut namun Eldar segera membungkam mulutnya.
"Bagaimana perutmu? Sudah sembuh?" tanya Eldar setelah ia melepaskan tangannya yang tadi menutupi mulut Neva.
"Bagaimana kamu tahu kalau aku sakit perut? Lalu bagaimana kamu bisa masuk ke kamar ini? Bagaimana kalau mas Genald memergoki kita?" Neva panik dan ia mau turun dari ranjang namun Eldar menahan tangannya.
"Suamimu ada di pub. Tadi aku ketemu dengannya di sana. Aku yakin, ia tak akan kembali dalam satu jam ini."
Neva menyandarkan punggungnya di kepala ranjang. "Jadi mas Genald yang bilang padamu kalau aku sakit perut?"
"Iya."
"Dan kamu langsung ke sini?"
"Aku menunggu sedikit lalu pura-pura ada yang lupa di kamar." Eldar tersenyum. Tangannya membelai pipi Neva. "Aku khawatir saat dengar kalau kamu sakit."
"Mengapa harus khawatir sementara ada perempuan cantik di samping mu." ketus Neva.
Eldar meraih kedua tangan Neva. "Aku suka caramu cemburu seperti itu."
"Aku nggak cemburu." Neva berusaha menarik tangannya namun Eldar menangkapnya kembali.
"Kamu cemburu."
"Sana kembali pada gadismu, itu."
"Ev, aku dan dia ketemu di pesawat. Dia duduk di sebelah aku waktu dari Jakarta. Kamu nggak lihat ya? Aku hanya merasa bosan saja sendiri makanya, pas tahu kalau dia akan ke Raja Ampat juga, aku senang dong. Dari pada hatiku dongkol melihat kemesraan palsu kamu dan Genald mending ada teman bicara."
"Kemesraan kami nggak palsu, El. Kami sedang berusaha memperbaiki hubungan diantara kami."
"Jangan, Ev. Mending kalian pisah saja."
"El, kembali saja pada Silva. Nanti dia cari kamu lho."
"Mungkin Silva nggak akan cari aku. Tadi aku tinggalkan dia sedang bersama Genald. Kalau Genald belum datang, berarti Silva juga belum ke kamarnya."
"Kamarnya atau kamarmu?" sindir Neva.
Eldar tertawa. "Kamu pikir aku tidur dengan Silva?" Eldar menyentil dahi Neva.
"El...., sakit." Neva memegang dahinya.
"Villa tempat Silva menginap ada di ujung sana. Agak jauh dari sini." ujar Eldar. "Aku nggak akan segila itu tidur dengan perempuan yang baru saja aku temui."
"Tapi kata Silva, kalian adalah...."
"Kamu lebih percaya Silva atau aku?" tanya Eldar sambil menatap Eldar dengan tajam.
"Maaf."
Terdengar bunyi pintu kamar di ketuk dari luar.
"Sayang, kok di kunci sih? Neva....!"
Jantung Neva bagaikan berhenti berdetak. "Mas Genald pulang. Gawat, bagaimana ini?"
"Biar saja dia melihat kita supaya malam ini dia langsung menalak kamu."
"El..." Neva mencubit perut Eldar. Ia turun dari ranjang. Di bukanya jendela kaca. "Keluar lewat sini, El."
"Nggak mau!"
"El, please ...!"
"Aku akan keluar, asalkan kamu janji nggak akan pernah mengijinkan Genald menyentuh kamu."
"Tapi bagaimana mungkin?"
Terdengar ketukan di pintu lebih keras. "Neva sayang.....!"
Eldar memeluk Neva lalu dengan cepat mengecup dahi perempuan yang sangat dicintainya itu. "Bilang saja kamu sedang datang bulan." lalu ia segera keluar dari jendela. Neva menarik napas lega melihat Eldar yang pergi.
Ia segera pulang membuka pintu kamar sambil pura-pura menguap. "Mas, kamu dari mana? Tadi aku mencari kamu namun kamu nggak ada. Makanya aku kunci karena takut."
ll ya
Genald menyalahkan lampu kamar yang tadi dimatikannya saat ia keluar kamar.
"Aku belum ngantuk makanya ke pub untuk minum sedikit." Genald langsung memeluk Neva. "Aku ingin kamu malam ini, sayang." katanya lalu berusaha mencium bibir Neva. Namun Neva segera menghindar sehingga yang Genald cium adalah pipinya.
"Maaf, mas. Aku sedang datang bulan." Neva rasanya ingin tertawa karena akhirnya ia mengikuti saran dari Eldar.
Wajah Genald terlihat kecewa. Ia melepaskan pelukannya. "Ya sudah. Ayo kita tidur!" ajaknya lalu segera naik ke atas ranjang lebih dulu. Neva segera ke kamar mandi untuk buang hajat. Namun ketika ia melihat ada bercak merah di baju dalamnya, perempuan itu nampak menarik napas lega. Untung saja aku sudah datang bulan beneran sehingga tak perlu membohongi mas Genald.
**********
Liburan yang rencananya selama satu minggu itupun hanya mereka jalani selama 4 hari. Genald langsung mengajak Neva pulang karena ia sendiri terlihat kesal tak bisa menyentuh Neva.
Di apartemennya yang berhadapan dengan unit milik Neva, Eldar melihat foto-foto kemesraan Genald dan Silva bahkan ada video saat Genald keluar dari villa Silva dan keduanya sempat berciuman di depan pintu.
"Tamatlah riwayat mu, lelaki tukang selingkuh!" kata Eldar sambil tersenyum senang.
"Kapan kita akan mengirim foto dan video ini kepada tuan Arya?" tanya Rangga.
"Besok." kata Eldar. Ia tak sabar menjalankan rencananya untuk membuat Neva bisa menjadi miliknya lagi.
**********
Apakah Eldar Pebinor?
Terserah kalian deh pembaca bagaimana mau menilainya. Yang penting dukung emak ya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Siti Aminah
selalu dukung thor...wlw pun eldar jd pebinor hahaha...cm aku agak jrng komen tp nge like setiap bab ny
2023-10-23
0
sherly
kalopun El pebinor... aku tetep dukung.. hahahah
2023-07-20
1
Uswatun
wah rencana yg bagus eldar
2023-07-14
0