Apakah mungkin dia? Ya, dia wanita yang aku lihat bersama dengan mas Genald di foto yang ada di ponsel ibu Lorry. Jangan-jangan aku salah ya?
"Sayang, ada apa?" tanya Genald mengangetkan Neva saat suaminya itu memegang bahunya.
"Mas, mengangetkan aja." Neva mengusap dadanya.
"Ada apa?" tanya Genald lalu duduk di samping istrinya.
"Mas kenal dengan perempuan itu?"
"Perempuan mana?" tanya Genald sambil celingukan ke kiri dan ke kanan.
"Itu mas, yang duduk dekat perahu warna merah. Tepat di depan kita."
Genald memicingkan matanya. Neva melihat ekspresi suaminya. Genald tak terlihat kaget atau pun gugup. "Aku nggak kenal sayang. Namun cowoknya sepertinya aku kenal. Seperti salah satu pengusaha muda. Sayangnya namanya aku lupa. Tapi kayaknya baru-baru ini, dia baru saja bertunangan. Mungkin gadis itu adalah tunangannya." Kata Genald dengan tenang.
"Masa sih, mas? Coba lihat baik-baik gadis itu?"
Genald menetap istrinya sambil mengerutkan dahinya. "Maksud kamu apa, sayang?" tanya Genald terlihat gusar.
"Nggak." Neva segera melingkarkan tangannya di lengan Genald. Ia takut Genald jadi marah. "Kita jalan-jalan ke sana ya, mas?" ajak Neva untuk menjauh dari tempat itu karena jujur saja ia tak suka melihat Eldar nampak asyik bercengkrama dengan gadis itu.
Genald pun meminta Neva mengambil gambar di beberapa bagian pantai menggambarkan situasi malam itu. Mereka juga kadang ambil gambar Selfi berdua lalu Genald mengirimkan gambar itu kepada mamanya dan ia juga menaruhnya di halaman IG nya. Kemarin, setelah setahun menikah, barulah Genald dan Neva saling follow di akun IG mereka. Aneh kan?
Puas mengambil gambar di beberapa tempat, mereka kembali ke villa. Hujan mulai turun membuat udara yang tadi panas, mulai terasa dingin.
"Kenapa malah berdiri di sini?" tanya Genald sambil memeluk Neva dari belakang. Neva sedang berdiri di dekat jendela yang ada di kamar.
"Aku sedang menikmati udara yang dingin alami. Bukan dingin karena AC."
Genald mengusap kedua lengan Neva yang memang menggunakan gaun tanpa lengan. "Sebaiknya tutup saja jendelanya. Kamu sudah kedinginan."
Neva mulai mengerti dengan apa yang Genald inginkan. Entah mengapa ia merasa enggan untuk bercinta malam ini. "Aku masih ingin di sini, mas."
"Tapi aku ingin kita ke ranjang saja." kata Genald lalu mulai mencium bahu Neva, berpindah ke lehernya membuat Neva sedikit terkejut atas perlakuan manis Genald padanya.
"Mas ....!" Neva berusaha melepaskan diri dari pelukan Genald.
"Kenapa?" tangan Genald yang awalnya ada di pinggang Neva, kini mulai berpindah ke bagian dadanya.
"Mas, aku .....!" Neva menahan tangan Neva. Ia kemudian membalikan badannya. Pandangan mereka bertemu.
"Ada apa, Nev?" tanya Genald. "Kamu tak ingin bercinta denganku? Bukankah kamu bilang kalau kamu ingin memberikan aku kesempatan?"
"Aku......!" Neva bingung. Bagaimana ia harus mengatakan kalau ia tak merasakan apa-apa saat Genald menyentuhnya? Rasa ketakutan saat Genald yang selalu menyentuhnya dengan kasar, masih membayanginya.
"Tubuhmu bahkan gemetar? Kamu takut sama aku? Kamu takut aku menyakiti kamu?" tanya Genald lembut sambil menyingkirkan anak-anak rambut Neva yang menutupi wajahnya.
"Maaf, mas. Aku...."
Genald langsung memeluk Neva. "Maafkan aku. Seharusnya aku tak harus buru-buru seperti ini."
Setelah mengecup puncak kepala Neva, Genald pun melepaskan pelukannya. "Gantilah baju dan kita akan segera tidur. Karena besok perjalanan kita akan mulai jam 7 pagi. Kamu bawa sunbloc kan? Aku nggak mau kalau kulit kamu sampai hangus besok."
Neva mengangguk. Ia pun segera mengambil baju gantinya di dalam lemari dan masuk ke kamar mandi.
Setelah menggosok gigi dan mencuci mukanya, Neva keluar dari kamar mandi. Ia melihat Genald juga sudah menggunakan celana kain rumahan dan kaos oblong berwana hitam.
"Susunya sudah ada. Minumlah selagi masih hangat." ujar Genald sambil menunjukan segelas susu yang ada di atas nakas.
"Susu?" Neva bingung karena ia tak merasa memesan susu.
"Mas, aku sudah gosok gigi."
"Nggak masalah. Kata mama, kamu harus banyak makan dan minum sesuatu yang banyak gizinya. Supaya bobot badanmu cepat naik."
Merasa tak enak menolak susu yang sudah dipesan Genald, Neva pun meminumnya sampai habis. Untung saja panasnya pas.
"Nah, gitu dong." Genald naik ke atas tempat tidur lalu menepuk sisi di sebelahnya yang kosong. Neva mengerti apa yang suaminya maksudkan. Ia pun naik ke atas ranjang dan membaringkan tubuhnya di samping suaminya. Genald langsung memeluk Neva. Ia menekan tombol saklar lampu yang ada di atas kepala. Suasanya kamar menjadi remang-remang. "Hava a sweet dream, honey." bisik Genald lalu menarik Neva agar lebih rapat ke tubuhnya. Neva pun merasakan kalau kantuk tiba-tiba saja menyerangnya dan ia tertidur dalam pelukan suaminya.
************
Neva bangun saat jam masih menunjukan pukul 5 pagi. Ia melihat Genald yang masih lelap di sampingnya. Perlahan ia pun turun dari ranjang, ke kamar mandi untuk buang air kecil dan akhirnya keluar kamar.
Sebenarnya Neva ingin membuat secangkir teh. Namun pemandangan menjelang sunrise di sekitar pantai membuatnya segera mengambil ponselnya dan berjalan keluar villa.
Villa-villa yang ada di sini dihubungkan lewat jembatan yang terbuat dari kayu. Neva melihat ada beberapa orang yang nampaknya juga sudah bangun dan ingin melihat matahari terbit.
Saat ia melihat villa yang bersebelahan dengan villa yang mereka tempat, Neva melihat seorang pria yang berdiri di serambi villa sambil bertel*njang dada, menatapnya tanpa berkedip.
"Eldar? Dia tinggal di sebelah kami? Maksud dia apa sih?" Neva bergumam sendiri. Ia segera mendekati pria itu.
"El, kok kamu bisa ada di sini sih?" tanya Neva sambil sesekali ia menengok ke arah villanya, takut jika Genald mendadak bangun walaupun Neva tahu kalau Genald tak pernah subuh.
"Ya bisalah. Aku akan punya uang untuk jalan-jalan di sini."
"Tapi mengapa bisa kebetulan kita ada di sini? Villa kita juga bersebelahan."
"Ya, tanyakan saja pada pengelolah villa ini."
"El, aku nggak ingin bercanda."
"Siapa yang bilang aku bercanda?"
"Jadi kamu memang sengaja mengikuti aku?"
"Ya."
"El, kenapa bisa gini?"
Eldar menarik tangan Neva sehingga masuk ke dalam villanya. Ia langsung menutup pintu dan mendorong tubuh Neva sehingga perempuan itu bersandar pada pintu.
"El, suamiku ada di sebelah. Bagaimana jika ia mencariku?"
"Ini masih subuh. Ia tak akan mencarimu karena ia pulangnya sudah larut."
"Maksud kamu apa, El?"
Eldar memilih tak menjawab pertanyaan Neva. Ia justru membelai wajah perempuan yang sangat dicintainya itu. "Bagaimana tidurmu? Nyenyak? Susunya enak?"
"Bagaimana kamu tahu kalau aku minum susu semalam?"
"Karena aku yang memesan nya." Dan aku membubuhkan obat tidur di dalamnya agar kamu tak harus bercinta dengan suami brengsek mu itu.
"Mau kamu apa sih? El, aku mau memperbaiki hubunganku dengan Genald." kata Neva sedikit memelas.
"Dia tak pantas kau berikan kesempatan kedua."
"Dia suamiku."
"Dan aku orang yang kau cintai."
"Jadi mau kamu apa?"
"Kalau Genald bisa selingkuh darimu, maka kau juga bisa selingkuh denganku."
"Kami gila? Kamu pikir aku perempuan macam apa?" Neva jadi emosi.
"Jangan pernah mau tidur dengan dia lagi, Ev."
"Kok kamu yang mengatur kehidupan rumah tanggaku. Wajarlah jika aku tidur dengan mas Genald. Dia kan suamiku."
Eldar memenjarakan tubuh Neva diantara tangannya. Tubuhnya condong ke depan sehingga tubuh mereka nyaring bersentuhan. "Aku tak mau tubuhmu rusak karena terkena penyakit yang bisa saja Genald tularkan kepadamu akibat kebiasaannya yang icip sana icip sini. Aku hanya ingin melindungi mu sekaligus juga aku harus jujur mengakui kalau aku akan jadi gila membayangkan dirimu bercinta dengannya."
"El, sudah berulang kali aku mohon padamu, agar jangan ganggu hidupku lagi. Sekarang biarkan aku pergi. Kamu hanya masa lalu bagiku." Neva berhasil mendorong tubuh Eldar dan membuka pintu.
"Kalau memang aku hanya masa lalu bagimu, mengapa kamu terlihat cemburu saat melihatku bersama gadis lain?"
Neva membalikan badannya dan menatap Eldar dengan tajam. "Siapa yang cemburu?"
"Mungkin kau sudah lupa. Kita pernah bersama 4 tahun, Ev. Dan aku tahu perubahan wajahmu saat benar-benar senang, benar-benar marah dan benar-benar cemburu." kata Eldar sambil menahan senyumnya. "Kamu masih mau menyangkal kalau semalam kamu nggak cemburu?"
"Gila!" Neva langsung pergi meninggalkan Eldar sebelum pria itu membuatnya terpojok. Ia tak ingin Eldar tahu isi hatinya.
Neva masuk kembali ke dalam villa langsung menuju ke kamar. Di lihatnya kalau Genald masih tertidur nyenyak. Ia pun memutuskan untuk mandi dan setelah ganti pakaian ya, Neva menuju ke dapur untuk minum air putih. Dan saat ia baru saja mengeluarkan sebotol air es dari kulkas, melalui jendela kaca yang ada di dapur, ia bisa melihat kalau Eldar sedang ada bagian balkon belakang villa itu sambil mengambil gambar seorang gadis yang semalam bersamanya. Unlucky! Did she sleep with him last night?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Uswatun
pinter jg si Eldar bawa mantanya genald biar genald TDR ya sama mantanya terus GX sama neva
2023-07-14
0
Rahmat Mat
Neva cemburu
2023-05-24
0
thor yang disini typo
2023-05-16
1