Tirta memeluk menantunya dengan hati yang bahagia. "Nikmati liburan selama seminggu di sana ya, nak? Semoga pulang dari sana ada kabar baik yang boleh kami terima." kata Tirta sambil mengusap perut Neva.
"Amin ...!" kata Genald sambil melingkarkan tangannya di pinggang sang istri.
Neva merasa dadanya sesak mendengar keinginan sang mertua yang mengantar mereka sampai di bandara. Sebab sesungguhnya, Neva sudah kehilangan gairah kepada suaminya itu karena perlakuan kasar Genald padanya selama ini.
"Nikmati perjalannya ya sayang." ujar Tirta lalu melepaskan anak dan menantunya pergi.
Mereka akan berangkat dengan pesawat menuju ke bandara Sorong, dengan naik kelas bisnis karena memang hanya kelas bisnis dan kelas ekonomi yang tersedia di penerbangan ini.
Ada 12 kursi kelas bisnis yang tersedia di pesawat ini. Neva dan Genald mendapatkan tempat duduk di deretan kursi paling depan.
Setelah pesawat selesai take off dan lampu tanda menggunakan sabuk pengaman dimatikan, Neva pun permisi untuk pergi ke toilet.
"Mas, aku ke toilet dulu ya?" ujar Neva.
"Aku temani?" tanya Genald sambil menyentuh tangan istrinya.
"Nggak perlu, mas. Ada-ada saja." kata Neva sedikit terkekeh melihat melakukan Genald yang menurutnya sedikit lebay. Neva pun menarik tangannya dari genggaman Genald dan segera menuju ke toilet yang memang ada di bagian belakang. Saat ia membalikan badannya, Perempuan itu terkejut melihat siapa yang duduk di deretan bangku ketiga yang sejajar dengan tempat duduknya.
Lelaki itu tersenyum sambil menatap Neva dengan tatapan penuh cinta.
"El ...!" guman Neva pelan. Ia melewati pria itu dengan jantung yang berdetak cepat. Saat ia masuk ke dalam toilet, perempuan itu harus menarik napas panjang berkali-kali untuk menormalkan detak jantungnya.
"Ya Tuhan, kenapa Eldar ada di pesawat ini? Apakah dia ada pekerjaan di Sorong? Ataukah ia sengaja mengikuti aku? Tidak, bagaimana ia bisa tahu kalau aku akan ke Sorong?" Neva menatap kaca yang ada di depannya sambil bicara pada dirinya sendiri. Ia hampir saja melupakan keinginannya tadi untuk buang air kecil.
Setelah selesai membuang air kecil dan mencuci tangannya, Neva pun bermaksud akan keluar dari toilet. Namun saat ia sudah membuka pintunya, seseorang tiba-tiba saja mendorong pintu itu, membuat Neva terdorong ke dalam. Neva ingin protes namun akhirnya ia hanya bisa melotot dengan mulut yang terpaksa harus ia tutup dengan kedua tangannya karena melihat Eldar yang masuk ke toilet dan langsung menutup pintu. Untung saja toilet yang ada di kelas bisnis ini, agak lebih luas dibandingkan dengan toilet yang ada di kelas ekonomi.
"El, kenapa masuk ke sini? Bagaimana kalau ada yang lihat?" tanya Neva sambil berbisik.
"Para pramugari sedang sibuk menyiapkan makanan untuk dibagikan. Beberapa penumpang sudah mulai tidur. Termasuk dengan suamimu." Eldar menyentuh wajah Neva dengan tangannya. "Kamu baik-baik saja?" tanya Eldar.
"Baik. Aku harus keluar." Neva berusaha menyingkirkan tangan Eldar yang memegang pipinya. Namun Eldar justru menarik tubuh Neva dan memeluknya erat. "Aku sangat merindukan kamu, Ev. Aku hampir gila selama 3 hari ini, tak bertemu denganmu."
"El, aku kan sudah bilang kalau kita sebaiknya saling menjauh." Neva berusaha agar pelukan Eldar terlepas namun pria itu semakin erat memeluknya.
"El.....!" Neva menjadi resah. Ia ingin melepaskan diri dari pelukan Eldar namun pelukan itu selalu membuatnya merasa damai.
Untuk sesaat, keduanya saling diam sambil terus berpelukan.
Setelah pelukan itu terlepas, Eldar bukannya menjauh dari Neva, ia justru menunduk dan mengecup bibir Neva.
"El....!" Neva terkejut. Eldar kembali menunduk. Kali ini ia mencium Neva tanpa menahan dirinya lagi. Neva yang awalnya menolak dengan memukul dada Eldar, kini akhirnya terbuai dengan ciuman mantan kekasihnya itu.
"El.....!" Neva hampir menangis saat menyadari kesalahannya membiarkan dirinya dicium oleh Eldar.
"Keluarlah." bisik Eldar setelah mengusap bibir Neva dengan ibu jarinya. Neva pun memperbaiki rambutnya, ia membuka pintu dan mengintip sedikit. Ada perasaan lega karena para penumpang yang jumlahnya memang hanya 6 orang di kelas bisnis ini nampak dengan sedang asyik dengan urusannya sendiri. Sepertinya para pramugari pun masih di bagian pantry. Neva pun dengan cepat keluar, lalu berjalan kembali ke arah depan menuju ke kursinya. Saat ia duduk dan memasang kembali sabuk pengamannya, Genald yang sudah memejamkan matanya kembali membuatnya. "Kok agak lama, sayang? Perutmu nggak enak ya?" tanya Genald.
"Iya." Neva terpaksa bohong.
"Apakah perlu aku minta minyak angin pada pramugarinya? Jangan-jangan kamu masuk angin."
"Selesai buang air besar tadi, sudah enak perutnya."
Genald meraih tangan Neva dan menggenggamnya erat. "Nanti kalau pramugarinya datang, kamu minta saja teh hangat."
"Iya, mas."
Sepanjang perjalanan selama 6 jam lebih, Neva tak berani menolehkan kepalanya ke belakang. Ia juga tak berani ke toilet lagi.
Akhirnya, mereka pun tiba dengan selamat di bandara Sorong. Setelah menunggu selama 2 jam, Neva dan Eldar naik pesawat Cessna menuju ke kabupaten raja 4. Dan Neva bernapas lega karena tak melihat kalau ada Eldar di dalam pesawat yang hanya hanya berisi 16 penumpang itu.
Di raja Ampat, mereka langsung di jemput oleh pihak hotel untuk menuju ke korpak vila dan resort yang ada dipinggir pantai. Ada banyak villa yang berjejeran dan Neva menyukai pemandangan ini. Rencananya besok mereka akan keliling beberapa pulau dengan kapal yang sudah mereka sewa.
Setelah memasukan koper mereka ke dalam kamar, pelayan resort itu langsung pergi. Neva menggerakan bandannya sedikit karena ia merasa badannya kaku.
"Sayang, kita makan malam jam 8 di restoran. Sekarang baru jam setengah lima sore. Kamu mau kita jalan-jalan sebentar?" tanya Genald.
"Aku capek banget, mas. Semalam aku tidur sudah hampir subuh karena menyelesaikan pekerjaan dulu."
"Kamu istirahat saja. Kalau perlu apa-apa, aku ada di teras ya? Aku ingin melihat sunset."
Neva mengangguk. Ia pun naik ke atas tempat tidur. Di pesawat tadi dia tak bisa tidur karena khawatir dengan kehadiran Eldar.
Pukul setengah tujuh, Neva terbangun karena alarm yang dibuatnya. Dari kamar mandi, ia mendengar ada suara air. Itu berarti Genald ada di sana. Neva pun segera merapihkan tempat tidur lalu membuka koper untuk mengeluarkan pakaiannya bersama Genald. Ia mengaturnya di dalam lemari.
"Sayang, kamu sudah bangun?" tanya Genald setelah keluar dari kamar mandi. Dia hanya menggunakan handuk yang membungkus tubuh bawahnya.
"Iya. Mas, mau pakai baju yang mana?" tanya Neva.
"Biar mas pilih sendiri. Kamu mandi saja." jawab Genald. Neva pun bergegas masuk ke kamar mandi.
Jam 8 lewat 5 menit, keduanya sudah sampai di restoran.
Neva menggunakan sebuah gaun tanpa lengan berwarna putih. Sedangkan Eldar menggunakan kemeja putih berlengan pendek dan celana jeans. Keduanya kelihatan begitu serasi.
Meja mereka sudah tersedia. Neva suka dengan pemandangan diluar restoran.
"Mas, selesai makan, kita jalan-jalan ke pantai ya?" ujar Neva.
"Boleh."
Neva pun menatap sekeliling restoran. Nampak banyak tamu bule yang ada juga di sini. Namun, di salah satu sudut restoran itu, Neva terkejut saat melihat Eldar ada di sana. Sedang duduk dengan seorang wanita yang sepertinya pernah Neva lihat namun Neva lupa di mana ia pernah melihat wanita itu. Eldar menengok sekilas pada Neva, membuat Neva langsung memalingkan wajahnya.
Ya Allah, Eldar ada di sini? Mau dia apa sih?
"Ada apa, sayang?" tanya Genald.
"Nggak, mas." Neva buru-buru tersenyum.
Tak lama kemudian makan malam pun sudah diatur di meja mereka. Napsu makan Neva seakan hilang saat ia melihat Eldar terlihat mesra dengan gadis itu. Mereka tertawa bersama dan sesekali saling bertatapan.
Aku nggak boleh cemburu melihat kemesraan mereka. Batin Neva sambil berusaha menikmati makanan yang ada di depannya.
"Makannya nggak enak ya, sayang?" tanya Genald.
"Enak, mas."
"Lalu kenapa kamu terlihat kurang menikmatinya?"
"Mungkin karena aku masih capek, mas."
"Tapi kamu harus makan, sayang. Aku nggak mau kamu sakit."
"Iya, mas." Neva pun berusaha menghabiskan makannya.
Selesai makan, Neva dan Genald jalan-jakan di pantai sekitar restoran. Banyak juga orang yang duduk di tepi pantai sambil menikmati udara malam yang nampak sangat cerah malam ini. Ada lampu-lampu hias yang dipajang di sepanjang pantai, menambah suasana romantis.
Neva bahkan melihat beberapa pasangan bule sedang berciuman. Ia jadi ingat dengan ciumannya bersama Eldar tadi.
"Nev, aku lupa ponselku di kamar. Aku ambil dulu ya." kata Genald. Neva pun mengangguk.
Saat Genald sudah pergi, Neva kembali mendengar suara tawa yang tak jauh dari tempat duduknya. Nampak Eldar juga sedang duduk di sana dengan gadis yang tadi. Keduanya sedang duduk saling berhadapan sambil memegang minuman kaleng di tangan mereka. Neva tiba-tiba ingat dimana pernah melihat gadis itu. Sedang apa dia di sini?
**********
Selamat menjalankan ibadah puasa semuanya.
Semoga terhibur dengan novel emak ya guys
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Uswatun
apakah genald nanti di malang si mntanya ikut jg
2023-07-14
0
gia nasgia
kk Myafa kayaknya namanya ketukar 😄 sepertinya El sengaja membuat Neva cemburu 🤔
2023-04-10
0
"lazygirl"
msh curiga j sm genald.. 🤔
2023-03-26
0