"Kenapa, sayang? Memangnya aku nggak boleh lagi tidur di sini?" tanya Kintan.
"Tapi aku mau keluar, Ki. Pulangnya langsung ke rumah. Nggak balik lagi ke sini." Eldar tak bohong. Ia ingin ke apartemen Neva saat ini.
Kintan mendorong tubuh Eldar yang masih berdiri di depan pintu. Ia langsung masuk. Eldar terpaksa mengikuti langkah tunangannya itu setelah menutup pintu.
"Ki, sebaiknya aku antar saja kamu pulang." bujuk Eldar.
"Nggak!" Kintan membalikan tubuhnya. "Ada apa, El? Kenapa sampai kamu seperti ini? Aku merasa bahwa ada yang berubah."
"Nggak ada yang berubah, Ki. Hanya saja kesibukan kerjaku yang semakin banyak sehingga kita jarang ketemu."
Kintan menatap Eldar. Ia memegang tangan pria itu. "Siapa, El?"
"Maksud mu?"
"Siapa wanita yang sudah menggoyahkan hatimu?"
Eldar sedikit salah tingkah namun ia berusaha tenang. "Wanita yang mana?"
"Kalau bukan karena wanita lain lalu karena apa? Awalnya kita baik-baik saja. Aku bahagia saat kamu setuju untuk tunangan dan menikah 3 bulan setelah itu. Tapi kenapa aku merasa kita sekarang menjadi jauh. Kau bahkan tak pernah mencium aku lagi. Aku takut, El. Aku sangat takut kehilangan kamu." Kintan langsung memeluk Eldar sambil menangis.
Eldar menarik napas panjang. Kintan adalah perempuan yang selalu menemaninya saat ia melewati masa-masa sulit saat berpikir kalau Neva sengaja meninggalkannya dan pergi dengan pria lain. Kintan selalu menghibur dan memberikan dia semangat untuk bangkit. Awalnya Eldar pikir kalau Kintan adalah wanita yang tepat untuk menggantikan Neva. Namun saat ia ketemu Neva kembali dan tahu kebenarannya, Eldar tak dapat berbohong kalau dia masih sangat mencintai Neva.
"Kintan, sebaiknya kamu duduk dulu." Eldar melepaskan diri dari pelukan Kintan dan menuntun gadis itu untuk duduk di sofa.
Eldar memegang kedua tangan Neva dan ia pun mulai berbicara,"Supaya kita yakin dengan ikatan ini, makanya aku ingin pernikahan kita diundur pelaksanaannya. Aku juga masih sibuk dengan proyek yang baru aku dapatkan di Filipina. Aku nggak mau persiapannya menjadi tak baik karena memang aku sibuk beberapa bulan ke depan."
"Memangnya kamu nggak yakin dengan pernikahan kita? El, sejak kecil aku sudah mencintaimu. Aku akan menjadi istri yang baik bagimu. Hubungan kita bahkan sudah sangat dekat, El. Bukankah kita sudah menyewa jasa WO yang terbaik di kota ini? Jadi biarkan mereka semua yang mengurusnya."
Eldar menatap Kintan. "Ki, please. Menikah itu butuh kesiapan lahir batin. Jadi aku mohon, bisakah pernikahannya kita tunda sampai 6 lagi?"
Air mata Kintan langsung jatuh. "El, itu terlalu lama. Aku ingin segera menjadi istrimu. Aku ingin segera hamil dan melahirkan anak-anak untukmu."
Eldar menghapus air mata Kintan dengan ibu jarinya. "Please, aku meminta pengertian darimu."
Kintan langsung berdiri. "Aku tahu ada sesuatu yang kau sembunyikan, El. Dan aku akan mencari tahu apa itu." Katanya lalu segera meninggalkan apartemen Eldar sambil membanting pintu depan dengan sangat keras.
Eldar menarik napas panjang. Ia mengusap wajahnya kasar. Ada beban yang kini membuat ia sangat tertekan. Hatinya kini telah dimiliki lagi oleh Neva.
Tak lama kemudian, Eldar meninggalkan apartemennya. Ia ingin menemui Neva karena ia tahu Perempuan itu sedang menangis.
Saat mobil Eldar meninggalkan gerbang apartemennya, ia tak tahu kalau Kintan diam-diam mengikutinya. Perempuan itu ingin tahu kemana Eldar pergi.
15 menit berkendara, akhirnya mobil Eldar memasuki sebuah kompleks apartemen yang lain. Pria itu keluar dari mobilnya dan masuk ke ruangan lobby setelah menempelkan sebuah kartu. Kintan turun dan ikut berdiri di depan lobby. Seorang satpam segera menemuinya.
"Selamat malam, Bu. Ada yang bisa kami bantu?" tanya satpam itu ramah.
"Eh, aku mau ketemu temanku."
"Di lantai berapa dan unit nomor berapa?"
"Aduh, aku lupa."
"Ibu telepon saja teman ibu, sehingga kami bisa mengkonfirmasi dan ibu bisa masuk ke dalam."
Kintan pura-pura mencari ponselnya di dalam tas. "Ya ampun, aku lupa membawa ponselku."
Satpam itu tersenyum. "Maaf, kami tak bisa membiarkan anda masuk." lalu ia segera menutup pintu lobby dan kembali ke dalam.
Kintan nampak kesal. Apa yang Eldar lakukan di sini? Kenapa ia punya akses untuk masuk ke sini? Apakah di sini ada perempuan simpanan Eldar? Aku harus cari tahu.
Karena tak bisa masuk ke dalam, Kintan pun memilih pergi setelah ia mendapatkan telepon dari seseorang.
Sementara itu di dalam apartemen, Neva yang sedang duduk melamun di ruang tengah, terkejut saat mendengar bunyi bel pintu. Ia membukanya tanpa melihat siapa yang datang.
"El?"
"Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Eldar sambil memegang pipi Neva.
"Aku baik-baik saja, El. Sebaiknya kamu pulang saja karena suami ku sudah datang." Neva menepis tangan Eldar yang masih ada di pipinya.
"Boleh aku masuk?" tanya Eldar.
"Buat apa?"
"Matamu bengkak. Kamu pasti baru selesai menangis kan?"
Neva langsung membalikan badannya dan masuk ke dalam apartemennya. Eldar menutup pintu dan segera menyusul Neva. Ia duduk di samping Neva.
"El, kamu nggak boleh kayak gini. Jika kamu terus menerus datang disaat aku bersedih, aku bisa selingkuh dengan kamu. Aku nggak mau, El." kata Neva.
"Ev, kamu kan tahu kalau aku paling nggak bisa melihat kamu bersedih sejak dulu. Hidupmu sengsara karena menikah dengan Genald. Tinggalkan saja dia, El. Aku bisa gila saat melihat kamu seperti ini." Eldar meraih tangan Neva dan menggenggamnya erat.
"Aku nggak bisa membuat mertuaku sedih."
"Kamu menjaga perasaan orang lain sedangkan perasaanmu sendiri tak kamu perduli kan. Kamu mau mati konyol?"
Neva menatap Eldar. Genggaman tangan Eldar, seakan memberikan dia kekuatan.
"El, kamu kok bisa masuk langsung ke sini tanpa ada konfirmasi dari satpam sih?" tanya Neva.
"Aku meminta Rangga untuk menyewa satu unit di sini sehingga mendapatkan kartu untuk bisa masuk. Unit itu satu lantai dengan kamu."
"Kenapa kamu lakukan ini, El?"
Eldar mengusap pipi Neva dengan lembut. "Aku tak mau suamimu yang kasar dan suka main tangan itu menyakitimu. Mulai malam ini, aku akan tidur di sini. Supaya kamu tahu kalau aku selalu ada di dekatmu."
"El..., kamu kok kayak gini sih?" Neva jadi terhanyut. Perhatian Eldar disaat Genald mengacuhkannya membuat hatinya tergoncang. Neva juga manusia biasa yang butuh perhatian dan kasih sayang.
Eldar langsung memeluk Neva. "Ev, aku ingin sekali menculik mu dan membawamu pergi dari sini."
"El.....!" Neva memukul dada Eldar. Ia tahu ini salah. Tak boleh berpelukan dengan pria lain selain suaminya namun pelukan Eldar selalu membuatnya tenang.
"Biar kita seperti ini dulu, Ev." bisik Eldar sambil mengeratkan pelukannya. Neva menyerah. Ia menutup matanya. Ia terlalu lelah dengan kehidupan pernikahannya.
*********
Eldar mengecup dahi Neva dan setelah itu ia membaringkan perempuan itu di sofa.
Mereka hanya berpelukan tanpa banyak bicara. Dan Eldar akhirnya bisa membuat Neva tertidur. Wajah Neva terlihat tenang. Eldar sudah memerintah anak buahnya untuk memberitahu jika suami Neva datang. Namun menurut kabar yang didengarnya, suami Neva sedang berada di apartemen seorang perempuan yang diketahui bernama Silva. Dia adalah mantan pacar Genald saat kuliah dulu.
Setelah puas menatap Neva, Eldar keluar dari sana. Ia menuju ke unit yang tepat berada di depan unit Neva. Setelah menempelkan kartu, Eldar pun masuk ke dalam.
"Tuan.....!" sapa Rangga yang sedang menikmati kopi sambil duduk di depan TV.
"Kenapa kamu belum tidur? Ini sudah pukul setengah satu malam."
Rangga tersenyum. "Aku takut kalau suami nona Neva tiba-tiba saja datang. Makanya aku berjaga sambil menunggu info dari anak buah kita."
Eldar menepuk bahu Rangga. "Tidurlah. Aku juga mengantuk." Eldar segera menuju ke kamarnya yang ada di lantai dua. Ia menjadi tenang saat tahu kalau Neva yang ada di dekatnya.
************
Kintan menelepon orang suruhannya. "Bagaimana? Apakah tunangan saya sudah meninggalkan apartemen itu?"
"Belum, nona."
"Apa saja informasi yang kalian dapat di sana?"
"Belum ada. Satpamnya galak. Pelit informasi."
"Bodoh! Kalian cari tahu bagaimana pun caranya. Besok aku tunggu informasinya."
"Baik nona."
Kintan melemparkan ponselnya ke atas tempat tidur. Ia kesal karena tak tahu sedang apa Eldar di sana dan sampai tengah malam ia belum juga pulang.
Aku tak akan membiarkan mu lepas dari tanganku, Eldar. Kau adalah pria yang kuinginkan sejak dulu. Aku harus cari tahu siapa yang ada di apartemen itu.
*********
Bagaimana kisah ini berlanjut?
Jangan lupa dukung emak yang guys. Like, komen, vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Uswatun
waduh kintan
2023-07-14
1
Rahmat Mat
ketimbang si Neva menderita terus, lebih baik kembali ke el
2023-05-23
1
Jenn
maapkan diriku gaess yg mendukung mereka bersatu kmbali 🥲
2023-05-13
1