Menangis dalam pelukan orang yang kita sayangi, apalagi saat sedih, adalah obat terbaik. Karena terkadang, hanya dengan satu pelukan dan usapan lembut di punggung kita, luka itu akan sembuh.
Eldar tahu kalau Neva adalah wanita yang tegar. Jika Neva sampai menangis, maka ia tak tahan lagi dengan sesuatu yang di hadapinya.
Mereka berdua adalah mantan kekasih yang pernah memiliki kisah yang indah. Karena kesalahpahaman, mereka menyimpan luka yang sebenarnya tak akan pernah sembuh. Luka yang belum sembuh menyatakan bahwa sebenarnya cinta itu belum hilang.
"El..., aku sudah membuat bajumu basah." Neva akhirnya melepaskan pelukannya, walaupun tangan Eldar sendiri masih melingkar di pinggangnya.
Mata Neva menatap kemeja Eldar yang basah. "Maafkan aku." lalu tangan Neva menyentuh kemeja berwarna biru itu, tepat di bagian yang basah.
Eldar melepaskan satu tangannya dan menghapus air Neva. "Ada apa?"
Neva dengan cepat menggeleng. Ia melepaskan tangan Eldar yang masih memegang pinggangnya. "El, aku menemukan cincin mu di sofa ruang tamuku." kata Neva.
Eldar sebenarnya sudah tahu. Tadi pagi ia melihat Neva yang sedang membersihkan ruang tamu dan menemukan cincinnya itu.
"Jangan sampai hilang lagi." ujar Neva lalu meletakan cincin itu di telapak tangan Eldar.
Lelaki itu tak langsung memakainya. Ia hanya menggenggam tangan cincin itu dan kembali menatap Neva. "Kita makan siang, yuk!"
Neva menggeleng. Jika ingat makan siang, ia akan ingat dengan makan siang yang berujung dengan kejadian di dalam mobil.
"Aku diajak papa mertua makan siang di rumah. Hari ini mama mertua ulang tahun."
Wajah Eldar terlihat kecewa. Namun ia tak bisa memaksa. Neva adalah wanita yang sudah menikah. Walaupun, jujur saja, saat ini Eldar ingin menculik Neva dan membawanya ke luar negeri.
Neva meraih tasnya. "Nanti hubungi aku jika kamu dan Kintan sudah menemukan konsep seperti apa yang kalian inginkan. Ingat, 3 bulan itu bukanlah waktu yang lama untuk menyiapkan segala sesuatu. Kalau bisa, minggu depan aku sudah mendapatkan konsepnya. Jika kalian memang tak ada konsep sendiri, kami akan tawarkan beberapa konsep yang kami miliki." kata Neva panjang lebar. Ia akan pergi namun Eldar kembali menahan lengannya.
"Eva....!"
"Ada apa?" tanya Neva bingung dengan tatapan mata Neva.
"Bercerai saja dari Genald, dan jadilah istriku."
Neva terkejut mendengar perkataan Eldar. "Jangan main-main, El."
"Kamu tahu sejak dulu, perasaan ku padamu, tidaklah main-main."
Neva menatap mata Eldar dengan jantung yang berdetak cepat. Sejak ia tahu alasan Eldar meninggalkannya tanpa kabar, Neva memang tak pernah meragukan perasaan Eldar padanya. Namun ia juga tak ingin Eldar tahu, kalau Neva sudah mengetahui yang sebenarnya. Ia tahu kalau Eldar orangnya dekat.
"Jangan membuka hati untukku, El. Bukankah aku jahat karena telah menyerahkan anakku pada orang lain? Aku sudah banyak berubah."
Eldar tersenyum. "Tak ada yang berubah darimu, semenjak aku menciummu kemarin. Kamu masih menyimpan rasa untukku, sebesar rasa yang kumiliki untukmu."
"El, please ...!" Ujar Neva dengan penuh permohonan. "Jangan jadikan aku sebagai wanita tukang selingkuh."
"Kamu akan menjadi ratuku seperti yang selalu ku katakan padamu saat kita ada di Sidney. Aku akan membatalkan pertunanganku dengan Kintan."
"El, kamu jangan berbuat yang aneh-aneh. Apakah kamu tak memikirkan perasaan Kintan? Bagaimana dengan keluarga Kintan dan juga keluarga mu?"
Eldar menarik Neva kembali ke dalam pelukannya. "Kadang cinta itu harus egois, Ev. Dan aku dapat menjadi orang paling egois jika menyangkut perasaan ku padamu."
"Bukankah kamu bilang kalau kamu tak memiliki perasaan apapun kepadaku?" tanya Neva membuat Eldar melepaskan pelukannya. Ia menangkup pipi Neva dengan kedua tangannya. Menatap kedalaman mata wanita itu. "Benar apa yang orang katakan, benci itu sama artinya dengan benar-benar cinta."
Neva tersenyum. "Aku harus pergi, El. Jangan lupa konsepnya." kata Neva lalu segera meninggalkan ruangan Eldar. Ia tahu kalau terlalu lama di ruangan itu, maka ia akan kembali terbuai dengan pelukan Eldar.
Sepeninggalan Neva, Eldar segera menghubungi Rangga untuk segera ke ruangannya.
"Ada apa, tuan?"
"Ikuti suami Neva dan kumpulkan semua bukti perselingkuhannya."
"Lalu, apa yang akan bos lakukan dengan semua bukti itu. Bukankah nona Neva sudah tahu kalau suaminya tukang selingkuh?"
"Aku akan membuat mereka bercerai."
"Caranya?"
Eldar tersenyum. "Serahkan saja semuanya kepadaku."
Rangga hanya bisa mengangguk. Ia tak berani lagi membantah bosnya itu.
*********
Tirta bahagia melihat anak dan menantunya yang datang bersamaan. Neva membawa kue ulang tahun dan mengucapkan selamat ulang tahun bagi ibu mertuanya itu.
Di dalam rumah, sudah ada Gerry dan istrinya beserta kedua anak mereka yang masih menggunakan seragam sekolah. Sepertinya dari sekolah, mereka langsung ke sini.
"Apa kabar, mba?" sapa Neva pada Lista, istri Gerry yang adalah seorang dokter gigi.
"Baik. Kamu kok semakin kurus aja, Nev. Kamu sakit? Atau Genald sakiti kamu?" tanya Lista sambil melirik Genald.
"Mana mungkin aku menyakiti, Neva? Kakak ipar ini bisa saja." Genald langsung melingkarkan tangannya di bahu Neva. "Istriku ini terlalu keras bekerja. Pada hal aku sudah bilang agar dia berhenti saja. Makanya ia jadi kurang istirahat."
"Awas saja kalau kamu berani menyakiti Neva. Papa akan garis kamu dari daftar wasiat papa." ancam Arya sambil menatap putranya itu dengan sangat tajam.
"Papa, aku ini suami yang baik. Iya kan sayang?" Genald menatap istrinya. Neva hanya tersenyum lalu segera membantu mama mertuanya menyiapkan meja makan.
"Papa berencana untuk menyerahkan cabang perusahaan kita yang ada di Malang untuk dikelolah oleh Genald." ujar Arya.
"Ke Malang, pa?" Genald kaget. Mana bisa ia berpisah dengan kekasihnya? Di Malang ia pasti tak akan bisa bergerak dengan bebas karena keluarga besar mereka ada di sana. Papanya bisa meminta bantuan pamannya yang adalah seorang pejabat kepolisian di sana untuk mengawasi Genald.
"Iya, kenapa?"
"Terus Neva gimana? Neva kan belum bisa meninggalkan pekerjaan nya. Mana bisa aku berpisah dengan Neva." Genald beralasan membuat Neva ingin muntah rasanya.
"Nanti setelah pekerjaan Neva selesai, baru ia akan menyusul kamu ke sana." ujar Arya.
"Pa, gimana kami bisa punya momongan jika kami harus berjauhan? Papa kayak nggak mengerti aja. Iya kan sayang?" Genald menggenggam tangan Neva.
"Sebulan sekali, kamu akan datang ke Jakarta. Kalau Neva juga nggak banyak pekerjaan, Neva akan menyusul kamu ke sana. Ada baiknya juga kamu belajar mengurus diri mu sendiri di sana agar kamu mengerti betapa berartinya kehadiran seorang istri." ujar Arya tak terbantahkan. Genald ingin membantah namun mamanya segera memberikan kode lewat matanya supaya Genald diam karena akibatnya bisa fatal jika membantah papanya.
"Kapan aku akan ke Malang, pa?"tanya Genald kurang bersemangat.
"Minggu depan. Nanti papa dan mama akan mengantarmu ke sana." Kata Arya sambil tersenyum senang.
Selesai makan, semuanya duduk di ruang keluarga. Lista membantu mama mertuanya untuk membuatkan kopi sedangkan Neva sedang bermain dengan anak-anak Lista.
"Ma, apa betul yang dikatakan mas Gerry kalau mama yang meminta papa agar mengirim Genald ke Malang?"
"Iya. Gerry sudah menceritakan semuanya. Apa benar Genald ketemu lagi dengan mantan pacarnya itu?" tanya Lista sambil berbisik.
"Iya. Dan mama takut kalau papa sampai tahu. Papa serius dengan ancamannya akan mengeluarkan Genald dari daftar surat wasiatnya. Mama juga tak ingin kalau Neva sampai tahu. Bisa hancur hati anak itu jika tahu Genald berselingkuh. Kamu lihat sendiri kan badan Neva bertambah kurus aja."
"Kasihan, ma. Neva sudah yatim piatu. Kalau sampai pernikahan mereka hancur, entah bagaimana nasib Neva."
"Mama tak akan biarkan Neva keluar dari keluarga ini. Kamu dan Neva adalah menantu yang mama inginkan."
Lista tersenyum bahagia. Ia memang sangat senang memiliki mertua yang baik seperti Tirta. Ia juga sayang dengan Neva karena sudah lama mengenal gadis itu. Ia ingin Neva merasakan kasih sayang yang tulus dari seorang suami seperti yang ia rasakan dari Gerry suaminya.
Mereka akhirnya pulang selesai makan malam. Sesampai di apartemen, Genald langsung mandi dan bersiap untuk keluar.
"Kamu mau kemana, mas?" tanya Neva.
"Kamu jadi istri jangan suka kepo dengan urusan suami. Aku ada janji dengan temanku. Mungkin malam ini nggak akan pulang. Awas kalau kamu Ngadu sama papa." ancam Genald sebelum keluar kamar.
"Mas...., kamu nggak boleh kayak gini. Kenapa kita tak membangun hubungan kita agar menjadi semakin dekat. Aku yakin rumah tangga kita akan semakin baik jika kita sama-sama mau saling membuka diri." Neva menahan tangan Genald namun suaminya itu dengan kasar mendorong tubuh Neva sehingga pinggang perempuan itu terbentur pada ujung meja makan.
"Rumah tangga kita sejak awal memang tak baik-baik saja. Jadi jangan memaksa untuk jadi baik. Dasar Perempuan matre!"
Neva memegang dadanya. Ia menatap kepergian Genald yang membanting pintu dengan sangat keras. Ya Allah, kuatkan hatiku.
*********
Eldar mengepalkan tangannya saat melihat Neva dikasari lagi oleh suaminya. Ia segera menelpon Rangga.
"Bagaimana? Apakah orangmu sudah mengikuti Genald?"
"Sudah, bos."
"Bagus. Jangan lupa foto dan rekamannya."
Eldar pun segera berdiri dan hendak menuju ke apartemen Neva. Namun ketika ia membuka pintu, ia terkejut melihat Kintan yang berdiri di sana.
"Sayang, aku menginap di sini ya?"
***********
Bagaimana kisah ini berlanjut ?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
gia nasgia
ihhh ulat bulu 😏
2024-07-30
1
Ida Ida Saja
nyimak
2024-03-12
0
Ida Ida Saja
nyimak
2024-03-12
0