Semua mata akan terpukau melihat bagaimana dekorasi yang dibuat untuk acara pertunangan anak dari keluarga Daksiano.
Mereka bagaikan berada di negeri atas awan dengan taman bunga yang indah.
Di sudut taman, Neva berdiri sambil mengontrol semua kru nya agar bersiap di tempat masing-masing.
"Mba Neva, mereka sudah siap." kata Asti.
Neva mengangguk. Ia memberi tanda pada pemain musik dan terdengarlah musik piano yang sangat menyejukkan hati. Lagu milik Edward Kim.
Eldar masuk sambil menggandeng Kintan. Eldar menggunakan kemeja lengan panjang berwarna hijau tua sedangkan Kintan menggunakan gaun berwarna putih dengan kita hijau. Sementara Gina menggunakan gaun berwarna hijau sedangkan Alan kekasihnya menggunakan kemeja putih. Semua langsung bertepuk tangan melihat dua pasang kekasih itu yang terlihat sangat serasi satu dengan yang lain.
Saat musik piano terhenti, seorang anak dari panti asuhan yang sudah duduk di sebuah panggung kecil melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Setelah itu pak imam membacakan doa bagi mereka yang akan bertunangan hari ini.
Lalu terdengarlah lagu The one milik Kodaline.
You make my heart feel like it's summer
When the rain is pouring down
You make my whole world feel so right when it's wrong
That's how I know you are the one
That's why I know you are the one
Gina memasangkan cincin di jari manis kekasihnya demikian juga sebaliknya. Kintan pun memasangkan cincin di jari manis Eldar, namun saat Eldar akan memasang cincin itu ke jari manis Kintan, cincin itu tiba-tiba saja jatuh dan menggelinding sehingga terhenti tempat di dekat kaki Neva yang berdiri tak jauh dari sana untuk mengontrol acaranya.
Neva terkejut. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Ya Tuhan, ada apa ini?
Neva dengan cepat memungut cincin itu. Tersenyum semanis mungkin dan melangkah mendekati Eldar dan Kintan.
"Sang cowok sangat gugup karena tunangannya cantik sekali." ujar Neva disambut gelak tawa para tamu, sehingga suasana tegang seketika mencair.
"Ikat dia sebagai tunanganmu, tuan." kata Neva lalu meletakan cincin itu kembali di atas di telapak tangan Eldar.
Sejenak tatapan mata Eldar bertabrakan dengan tatapan mata Neva. Pria itu merasakan ada sesuatu yang sakit di sana.
"Sayang ...!" panggil Kintan.
Eldar pun memasukan cincin itu ke jari manis Kintan. Tepuk tangan langsung terdengar dan musik mengalun, mengiringi ke dua pasangan itu untuk berdansa.
Pesta pertunangan itu berlangsung dengan sangat meriah.
"Kok aku nggak melihat ayahnya tuan Eldar ya?" tanya Neva yang memang penasaran karena tak pernah melihat lelaki yang menjadi ayah Eldar.
Asti yang berdiri di samping Neva terkejut. "Memangnya kamu tidak tahu kalau ayah tuan Eldar sudah meninggal? Katanya dulu tuan Eldar meninggalkan keluarganya karena mereka ada masalah. Ia katanya kuliah di luar negeri tanpa bantuan dari orang tuanya. Mungkin karena ayahnya sudah meninggal sampai tuan Eldar akhirnya kembali."
"Oh, gitu ya?" Neva tak tahu kisah hidup keluarga Eldar karena memang sejak mereka pacaran Eldar tak pernah menceritakan tentang keluarganya.
Semua pujian ditujukan oleh para tamu kepada Neva. Bahkan ada beberapa yang sudah meminta nomor telepon Neva untuk mereka hubungi karena akan melaksanakan berbagai acara. Ibu Lorry benar. Melalui keluarga Sultan ini, perusahaan mereka akan mendapatkan banyak order.
"Asti, aku mau ke toilet dulu ya?" pamit Neva. Ia ingat dengan toilet yang ada di dekat gazebo yang pernah ia masuki saat bajunya terkena cipratan air. Neva segera menuju ke sana. Ia berjalan cukup menjauhi tempat pesta.
Setelah buang air kecil, Neva pun mencuci tangannya di wastafel dan keluar dari sana. Baru saja ia akan melangkah kembali ke tempat pesta, seseorang tiba-tiba membekap mulutnya dari belakang. Neva bermaksud akan melawan namun orang itu bersuara.
"Neva, ini aku."
Tubuh Neva langsung terasa kaku. Ia bahkan tak punya kekuatan untuk melawan. Ia diseret untuk lebih menjauhi tempat itu, ke suatu area yang sepi dan minim pencahayaan.
Eldar melepaskan tangannya dari mulut Neva dan langsung membalikan tubuh gadis itu agar langsung berhadapan dengannya.
Eldar tak bicara. Ia hanya menatap Neva sambil memegang kedua sisi bahu dari perempuan itu.
Neva menemukan lagi tatapan mata yang lembut dan penuh cinta itu.
"Jangan seperti ini, El." mohon Neva.
"Seharusnya kamu tak mengambil cincin itu. Biarkan saja cincin itu tersembunyi di bawa kakimu agar aku tak memasukannya di jari manis Kintan." kata Eldar dengan nada penuh penyesalan.
"Maksud kamu apa, El?"
"Aku tak bisa bahagia dengan orang lain, saat tahu kalau kamu tak bahagia." Eldar melepaskan satu tangannya dari bahu Neva. Lalu ia membelai wajah Neva. "Bagaimana aku bisa menebus semua air mata yang jatuh dari pipimu karena perbuatan ku di masa lalu?" tanya Eldar.
Neva memejamkan matanya saat Eldar menyentuh pipinya. "Jangan angkat lagi cerita masa lalu, El. Jangan membuka luka yang sebenarnya sudah sembuh. Aku mohon."
"Akulah penyebab semua penderitaan mu di masa kini, Eva." Kedua tangan Eldar ada di pipi Neva.
"Masa lalu tak mungkin kembali, El. Jadi biarkan saja seperti ini. Setelah pernikahanmu dan pernikahan adikmu terlaksana. Hubungan kita selesai." Neva akan pergi namun Eldar langsung menarik tubuhnya dan memeluk Neva dengan erat.
"El....jangan kayak gini. Kita nggak boleh seperti ini. Aku sudah menikah dan kamu sudah bertunangan." Neva berusaha melepaskan diri dari pelukan Eldar namun rangkulan pria itu begitu erat.
Akhirnya Neva diam. Ia tak mungkin berteriak karena bisa mengundang orang datang ke sini. Pelukan Eldar masih membuat hatinya bergetar.
Bunyi ponsel Neva yang ada di saku roknya membuat pelukan itu akhirnya terlepas.
"Ya, Asti, ada apa?" tanya Neva.
"Kamu di mana? Kok ke toilet lama sekali?" tanya Asti.
"Maaf, perutku sakit."
"Cepat ke sini, kamu di cari salah satu tamu."
"Ok...otw." Neva memasukan ponselnya kembali ke dalam saku roknya. Ia menatap Eldar. "Kembalilah ke pesta mu sebelum mereka menyadari bahwa kamu hilang dari sana."
Neva langsung berbalik dan bermaksud hendak pergi, namun Eldar kembali menarik lengannya dan memeluk Neva sekali lagi. Pelukannya tak lama. Hanya sesaat. Namun sebelum ia melepaskan Neva, Eldar mengecup dahi perempuan itu. Lalu Eldar melangkah lebih dulu meninggalkan Neva yang masih terdiam di tempatnya berdiri. Kecupan itu membuat hati Neva bergetar. Neva hampir saja menangis saat merasakan hatinya damai dicium oleh Eldar.
**********
Malam ini, ada 7 orang yang membuat janji untuk ketemu dengan Neva dan timnya. Mereka hendak menggunakan Jasa WO Milikia untuk acara mereka.
Pesta berakhir di pukul 23. Neva dan timnya langsung beres-beres. Pihak catering juga sudah datang untuk membereskan semuanya karena nyonya Elif ingin besok pagi halaman rumahnya sudah kembali bersih.
Pukul setengah satu tengah malam, akhirnya tim Neva selesai membereskan barang-barang milik perusahaan.
"Mami sudah tidur. Kak Eldar sudah ke apartemennya. Mungkin mau punya waktu khusus bersama Kintan." ujar Gina yang sudah menggunakan piyamanya.
"Baiklah kami pulang dulu ya? Nanti seminggu setelah ini, saya akan membawa foto-foto pertunangannya sambil membicarakan konsep pernikahannya."
"Ok." Gina memeluk Neva. "Sekali lagi terima kasih ya? Aku sangat senang dan puas dengan apa yang kau buat malam ini."
Neva pun segera pulang ke apartemennya. Ia merasa sangat lelah. Untungnya ibu Lorry memberikan libur kepada mereka selama satu hari. Jadi Neva berencana untuk tidur besok sepanjang hari. Apalagi Genald belum akan pulang. Tadi ia menelepon bahwa papanya meminta dia untuk tinggal untuk mengurus proyek karena sang papa harus kembali ke Jakarta. Mama mertuanya mendadak sakit.
Sesampai di dalam unitnya, Neva pun segera membuka bajunya dan membersihkan yang seadanya saja. Ia terlalu capek untuk mandi.
Ia turun sebentar di bawa untuk meminum vitaminnya. Ketika itulah ia mendengar bel pintu apartemennya.
Neva mengerutkan dahinya. Siapa yang bertamu di jam begini?
Neva mengintip dari kaca pemantau yang ada di tengah-tengah pintu. Alangkah terkejutnya ia saat melihat siapa yang berdiri di sana. Neva membuka pintunya.
"Eldar, ada apa kamu ke sini?"
Eldar masuk dan segera menuju ke sofa. Ia membaringkan tubuhnya di sana. "Aku lelah. Tolong bangunkan aku besok jam 7. Jangan bilang kalau suamimu akan datang. Karena aku tahu dia sedang di luar kota."
Neva ingin mengusir Eldar. Namun ia tak bisa. Hatinya luluh melihat Eldar yang langsung terlelap.
Ya Tuhan, apa yang sudah aku lakukan? Di saat suamiku tak ada di rumah, aku justru membiarkan mantan pacarku ada di sini.
Neva melihat Eldar yang terbaring tengkurap. Kedua tangannya ia letakan di atas bantal sofa. Neva tak melihat ada cincin di sana.
Ada apa sebenarnya dengan Eldar?
***********
Ada yang tahu jawabannya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
gia nasgia
Bang Eldar langsung goyah melihat si mantan di depan mata apalagi tahu klau, anaknya msh hidup
2024-07-17
1
Uswatun
gmn ini
2023-07-14
0
Jenn
woii gw baper😭
2023-05-12
1