Tak terasa satu tahun sudah Neva menjadi mahasiswa di salah satu universitas bergengsi di Sidney dengan jurusan desain grafis seperti yang dia inginkan.
Mendapatkan beasiswa untuk kuliah di sini tentunya merupakan suatu hal yang sangat menggembirakan bagi Neva. Apalagi mengingat keadaan ekonomi keluarganya. Ayah Neva sudah meninggal saat Neva duduk di kelas 2 SMA. Neva anak tunggal. Ibunya seorang asisten rumah tangga yang sudah cukup lama bekerja pada tuan Arga. Seorang pengusaha kaya raya. Neva sendiri pernah beberapa kali pergi ke rumah itu.
Neva mendapatkan asrama untuk ia tinggali dengan gratis. Ia juga mendapatkan makanan secara gratis. Ia juga diberikan uang saku untuk menopang kesehariannya dan Neva bekerja paru waktu di sebuah restoran untuk sekedar mendapatkan uang jajan tambahan baginya.
Dua semester sudah dilaluinya dan nilai Neva selalu yang terbaik di angkatannya. Ia berencana akan menyelesaikan kuliahnya selama 3,5 tahun saja.
Pertemuannya dengan Eldar, dimulai saat Eldar melihat bagaimana Neva menghajar seorang tukang jambret dengan sangat mudah. Eldar kagum pada gadis yang kelihatan lembut namun bisa melindungi dirinya sendiri.
Neva tak menyangka kalau aksinya itu dilihat oleh seorang cowok tampan yang wajahnya mirip aktor Turki. Cowok itu mengangkat kedua jempolnya sambil tersenyum.
Tak tahu mengapa, jantung Neva berdetak cepat saat menerima tatapan manis cowok itu.
Neva pun melanjutkan perjalannya menuju ke kampus. Ia segera menuju ke kelasnya walaupun masih ada 10 menit lagi baru pelajaran di mulai.
Dona adalah sahabat baik Neva. Mereka sama-sama mendapatkan beasiswa. Dona adalah mahasiswa asal Philipina. Gadis itu cantik dengan rambut bergelombangnya.
"Neva, ada yang cari tuh!" kata Dona saat gadis itu baru saja masuk kelas.
"Siapa?"
"Nggak tahu."
Neva pun keluar kelas dan langkahnya langsung terhenti melihat siapa yang berdiri di sana.
"You?"
Cowok itu kembali tersenyum. Sumpah demi apapun, senyumannya itu meruntuhkan pertahanan Neva yang biasa jutek dengan para cowok.
"Neva kan?" tanya cowok itu dalam bahasa Indonesia yang sangat fasih.
"Kamu orang Indonesia?"
"Iya. Namaku Eldar!" cowok itu mengulurkan tangannya dan Neva langsung menyambutnya.
"Kuliah di sini juga?"
"Iya. Anak arsitek semester akhir. Kamu tadi hebat banget. Mampu mengalahkan si jambret itu."
Neva jadi tersipu saat dipuji.
"Oh ya, aku ketua perhimpunan mahasiswa asal Indonesia. Aku ke sini mau mengajak kamu untuk hadir dalam pertemuan mahasiswa asal Indonesia. Kamu belum pernah ikut kan?"
"Belum."
"Acaranya hari Sabtu di rumah salah satu dosen asal Indonesia yang mengajar di sini." Eldar kemudian menyebutkan alamatnya.
"Aku nggak tahu tempat itu."
"Mau ku jemput?"
Neva diam sejenak. Walaupun cowok itu kelihatan baik namun mereka kan baru kenal.
"Kamu takut pergi dengan orang yang kamu baru kenal ya?" Eldar seolah bisa menebak isi hati Neva.
"Eh...ya." Jawab Neva sedikit merasa tak enak hati.
"Kalau kamu takut, nanti kita naik angkutan umum saja. Nggak mungkinlah kalau aku ngapa-ngapain kamu di dalam kereta."
Neva tersenyum. "Baiklah."
"Boleh minta nomor telepon kamu?"
Sekalipun masih agak ragu namun Neva pun memberikan nomornya. Setelah itu Eldar pergi dan Neva kembali ke kelas.
Berawal dari acara itu, Neva dan Eldar semakin dekat, sampai akhirnya, 3 bulan setelah itu, Eldar menyatakan cintanya pada Neva dan mereka pun resmi berpacaran
************
6 bulan setelah mereka pacaran, Eldar pun lulus kuliah. Neva berpikir kalau Eldar akan kembali ke Indonesia. Sebenarnya gadis itu merasa sedih tapi ia juga tak mau menghalangi Eldar.
"Kapan kembali ke Indonesia?" tanya Neva ketika mereka sudah selesai dengan perayaan kelulusan Eldar. Keduanya kini ada di apartemen Eldar. Cowok itu baru selesai mandi dan Neva sedang duduk di ruang tamu. Ini kali kedua Neva datang di tempat ini.
"Aku nggak akan kembali ke Indonesia sebelum kamu lulus dari kuliah." ujar Eldar lalu mengambil tempat duduk di samping Neva. Di raihnya tangan gadis itu dan digenggamnya erat. "Aku tak mau berpisah jauh dengan kamu, sayang. Apalagi ada si Joe yang mengejar mu."
Neva terkekeh. Eldar sering cemburu pada Joe walaupun Neva selalu mengatakan kalau Joe adalah teman baiknya. Joe adalah anak salah satu pimpinan di universitas ini. Keluarga Joe adalah keluarga yang cukup terpandang di Sidney karena ibu Joe adalah seorang jaksa dan ayahnya guru besar.
"Kamu kurang yakin dengan aku ya?" tanya Neva.
"Bukan kurang yakin denganmu, sayang. Tapi aku yang tak yakin dengan diriku sendiri apakah aku bisa berpisah jauh denganmu." Eldar melepaskan satu tangannya dan kini ia menyentuh pipi Neva. "Aku mencintaimu, sayang."
Neva tertunduk. Ia selalu kalah setiap kali harus bertatapan dengan Eldar. Mata Eldar yang selalu memancarkan kesejukan membuat Neva selalu tersipu malu.
"Kita sudah 6 bulan pacaran namun kamu masih saja malu bertatapan dengan aku. Kenapa?" tanya Eldar lembut sambil terus membelai wajah Neva.
"Siapa juga yang malu?"
Eldar memegang dagu Neva. Wajah mereka kini begitu dekat. Eldar sungguh ingin melakukan ini sejak pertama mereka jadian. Namun karena Neva selalu malu, Eldar pun berusaha menahan dirinya.
Selama ini, Eldar hanya mencium pipi dan tangan Neva. Namun kali ini, bolehkah ia meminta lebih?
Neva memang bukan pacar pertama Eldar. Namun baru Neva, gadis yang telah membuat Eldar jatuh cinta saat pertama kali melihatnya.
Perlahan Eldar mendekatkan wajahnya. Lalu ia menunduk dan langsung mencium bibir Neva. Gadis itu terkejut.
"Kamu nggak marah kan?" tanya Eldar tanpa menjauhkan wajahnya dari wajah Neva.
Neva menggeleng walaupun sebenarnya ia sangat malu. Eldar kembali mencium Neva. Mengajarkan kepada gadis itu, cara berbagi kasih lewat ciuman di bibir.
**********
"El, kamu kok nggak pernah cerita tentang orang tuamu?" tanya Neva saat keduanya sedang menikmati salju pertama yang turun di tahun ini.
"Apa yang harus aku ceritakan?"
"Kamu kan bilang kalau orang tuamu masih ada. Kamu anak pertama dan memiliki seorang adik perempuan. Namun kenapa saat kamu wisuda mereka tak terlihat?"
Eldar memperbaiki topi rajutan milik Neva. "Aku datang ke Sidney karena ingin melarikan diri dari mereka. Makanya aku nggak akan pulang ke Jakarta sebelum kamu selesai kuliahnya."
Neva melihat kalau ada luka di wajah Eldar. Namun ia tak akan mendesak sebelum cowok itu mengatakannya sendiri.
"Sayang, kita nikah, yuk!" ajak Eldar.
"Ih...Eldar. Kita kan masih kuliah. Kamu sendiri juga baru lulus. Aku janji sama ibuku, kalau pulang bawa ijasah, bukan bawa suami."
Eldar melingkarkan tangannya di bahu Neva. "Aku akan bertanggungjawab dalam hidupmu, sayang. Aku bahkan sekarang sementara mencari pekerjaan sekaligus melanjutkan studi S2 ku."
"Aku dengar kalau kamu mendapatkan beasiswa ya?"
"Iya. Kuliahnya mulai 3 bulan lagi."
"Aku berdoa untuk kamu semoga sukses ya?"
"Terima kasih, sayang. Kamu adalah hal terindah yang kumiliki sampai saat ini."
Eldar akhirnya mendapatkan pekerjaan. Ia bahkan memberikan sebagian besar gajinya untuk Neva tabung agar menjadi modal mereka untuk pulang dan menikah.
Neva pun merasakan hal yang sama. Eldar begitu romantis, baik hati, sangat pengertian sampai akhirnya, di tahun ketiga saat mereka pacaran, Eldar dan Neva yang sedang bermesraan di apartemen Eldar, menjadi lupa diri, terbuai oleh napsu yang menguasai tubuh, akhirnya mereka pun melakukan apa yang seharusnya tak boleh dilakukan oleh orang yang belum menikah.
"El, aku takut." kata Neva diujung kesadarannya sebelum Eldar menyatukan tubuh mereka.
"Aku akan bertanggungjawab, sayang. Kita akan menikah. Aku tak akan mungkin meninggalkan mu. Percayalah."
Neva pun pasrah dan menyerahkan dirinya. Malam itu mereka berjanji bahwa itu yang pertama dan terakhir. Namun gejolak masa muda mengalahkan segalanya. Mereka pun menjadi sering melakukan hal itu. Awalnya Neva merasa aman karena ia menggunakan pil pencegah kehamilan yang didapatkannya dari Dona sahabatnya.
Namun, saat perayaan kelulusan Neva dan sekaligus kelulusan Eldar di program magisternya, Neva lupa meminumnya.
Sebulan setelah itu, Neva pun mendapati kalau dirinya hamil. Ia langsung menelepon Eldar yang saat itu sedang tugas ke Singapura.
"Kamu tenang saja, sayang. Jangan panik, 4 hari lagi aku kembali ke Sidney dan kita akan segera pulang ke Indonesia. Kamu siapkan saja semuanya sehingga saat pulang, aku akan segera resign. Kita kembali ke Indonesia."
"Baiklah, El. Cepat pulang ya?"
"Iya sayang. Pokoknya kamu jangan takut. Itu nggak baik untuk kandunganmu. Oh ya, pergi ke dokter ya? Periksakan kehamilanmu sambil konsultasi pada dokter tentang perjalanan pulang kita, apakah aman untuk kandunganmu atau tidak."
"Baik, El."
Namun pada kenyataannya, 4 hari setelah itu, ponsel Eldar tak bisa dihubungi lagi. 2 minggu kemudian, Neva langsung mendatangani perusahaan tempat Eldar bekerja ditemani oleh Dona sahabat baiknya. Mereka mengatakan kalau Eldar sudah resign sejak seminggu yang lalu dan kembali ke Indonesia. Hati Neva hancur. Setega itukah Eldar meninggalkan dirinya?
*********
Neva
Eldar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
gia nasgia
cocok sesuai karakter 😍
2024-07-16
0
Gelya
visualnya cocok
2024-05-10
0
Siti Aminah
baru nyimak thor...sepertiny ceritany seru...
2023-10-22
0