"A....apa yang kamu lakukan di sini? Kamu sengaja mengikuti aku? Aku akan memanggil keamanan." Neva bergegas meraih telepon yang ada di dekat pintu namun Eldar dengan cepat menahan tangan Neva.
"Ikut aku ....!" kata Eldar sambil menarik tangan Neva.
"Lepaskan.....! Aku nggak mau!" Neva berusaha menarik tangannya. Namun cengkraman Eldar begitu kuat.
"Sakit Eldar!" keluh Neva.
Eldar melonggarkan sedikit pegangannya namun tak melepaskan tangannya.
"Aku ingin penjelasan darimu." kata Eldar dengan suara yang mulai terlihat tenang.
"Penjelasan apa? Apa yang harus aku jelaskan? Bukankah yang seharusnya memberikan penjelasan itu adalah kamu? Tapi sudahlah. Aku malas berdebat dengan seseorang yang sudah selesai urusannya dengan aku."
"Urusan kita belum selesai." kata Eldar sambil menatap Neva dengan tajam. Perempuan itu sedikit takut dengan tatapan Eldar. Karena setahu dia, cowok itu selalu memiliki tatapan lembut untuknya. Neva kini menyadari bahwa ia memang tak mengenal siapa Eldar yang sebenarnya.
"Tolonglah, Eldar. Aku tak mau berurusan apapun lagi dengan mu." kata Neva sedikit memohon.
Eldar melepaskan cengkraman tangannya di lengan Neva.
"Ikut aku!" lalu ia membuka pintu mobilnya.
"Nggak!"
"Neva!"
"Aku Perempuan yang sudah menikah. Aku nggak bisa pergi dengan pria lain tanpa ijin suamiku."
Eldar seakan tak peduli. Ia terus mendorong sehingga Neva masuk ke dalam mobil dan segera mengunci pintunya. Saat Neva mencoba membukanya, pintu itu tak bisa dibuka.
"Eldar....Eldar ....!" Neva berteriak namun Eldar justru pura-pura tak mendengar. Ia segera duduk di belakang stir dan menjalankan mobilnya.
"Jangan macam-macam Neva! Aku nggak peduli jika kita berdua akan celaka." ancam Eldar saat Neva mencoba meraih stir mobil.
Neva langsung terdiam. Ia tak mau mati konyol dengan pria kasar yang sudah merusak hidupnya di masa lalu.
Eldar terus menjalankan mobilnya sampai mereka memasuki sebuah kompleks apartemen.
"Kenapa kita ke sini?" tanya Neva saat Eldar sudah mengeluarkannya dengan paksa dan menyeret tangannya memasuki gedung apartemen mewah itu. Eldar menempelkan kartu ke gagang pintu.
"Eldar.....!" Neva berusaha terus melepaskan diri namun ia tak bisa. Badan Eldar yang besar dan lebih tinggi darinya membuat Neva tak bisa lepas. Akhirnya ia pun diam saat mereka sudah memasuki lift. Eldar menekan angka 10 dan lift pun mulai naik.
Pintu lift terbuka di lantai 10. Eldar kembali menyeret Neva memasuki satu-satunya unit yang ada di lantai ini. Sebuah penthouse.
Pintu terbuka setelah Eldar menempelkan kelima jari tangannya di atas pintu. Eldar mendorong Neva dengan kasar sehingga perempuan itu jatuh ke atas lantai.
Neva meringis memegang tangannya yang terasa sakit. Ia sungguh tak mengerti kenapa Eldar begitu kasar padanya. Apakah memang ini sifat aslinya?
Eldar menutup pintu masuk dengan sangat keras. Ia kemudian menatap Neva yang masih duduk di atas lantai yang beralaskan karpet mahal itu.
"Berdiri!" kata Eldar sedikit memerintah.
Neva berdiri sambil menahan sakit di tangannya. Ia tak mau menangis walaupun saat ini ia ingin menangis.
"Akhirnya, aku menemukanmu setelah aku menyerah mencari keberadaan mu. Sungguh miris saat tahu kalau kita ada di kota yang sama." Eldar tersenyum sinis. Tak ada lagi wajah tampan khas pria Turki yang dulu Neva kagumi.
"Mau kamu apa?" teriak Neva seolah tak peduli dengan tatapan tajam Eldar.
"Di mana anakku?"
Hati Neva sakit saat mengingat kata anak. "Kok kamu peduli ya?"
"Katakan saja di mana dia?"
"Memangnya kamu mau apa jika bertemu dengannya?"
"Aku berhak tahu tentang anakku."
Neva menatap Eldar dengan tatapan penuh kebencian. Inilah saatnya ia membalas semua rasa sakit yang ditinggalkan Eldar padanya dulu.
"Aku memberikannya pada seseorang."
Eldar mengepal kedua tangannya. Rahangnya saja sudah mengeras.
"Siapa? Siapa orang itu?"
"Aku tak tahu."
"Neva.....!"
"Aku memberikannya begitu saja pada seseorang di pinggir jalan. Itu sebagai balasan atas semua yang telah kamu lakukan padaku. Aku benci kamu Eldar.....!" teriak Neva dengan emosi yang sudah memuncak. Air matanya jatuh juga.
"Neva! Sekali lagi aku tanya dimana anakku?" Eldar mulai mendekat. Neva mundur sampai akhirnya punggungnya mentok menyentuh dinding yang ada di belakangnya.
"Neva, jangan main-main denganku."
"Kamu pantas mendapatkan hukuman tak akan bertemu dengan anakmu seumur hidupmu!"
"Ah .....!" Eldar melayangkan tinjunya. Neva langsung memejamkan matanya. Ia sudah siap dengan rasa sakit yang akan diterimanya nanti. Namun tangan Eldar justru menghantam dinding. Tepat di sebelah telinga Neva.
Perlahan Neva membuka matanya dengan tubuh yang bergetar. Sungguh, bukan pria ini yang membuat Neva jatuh cinta dan rela melakukan apa saja di masa lalu.
"Kamu sungguh kejam. Membuang darah dagingmu sendiri. Aku membenci kamu, Neva!" kata Eldar sambil merasakan sakit yang begitu dalam di dadanya.
"Aku tak mau menyimpan kenangan dari lelaki tak berperasaan sepertimu." Neva menghapus air matanya.
"Aku mau pulang! Suamiku akan mencari ku."
"Kau mencintai suamimu?" tanya Eldar.
"Sangat." jawab Neva dengan senyum termanis yang pernah dia miliki. "Dia lelaki baik, penyayang, yang mampu membuat aku melayang saat bercinta. Aku bahkan lupa, kalau tubuh ini sebelumnya sudah pernah dijamah oleh lelaki brengsek seperti kamu."
"Aku tak seperti yang kau katakan."
Neva tersenyum mengejek. "Aku tak mau mendengar apapun tentang masa lalu. Aku bahagia dengan kehidupanku yang sekarang dan seharusnya kamu juga bahagia dengan kehidupan mu." ujar Neva. Ia menarik napas panjang. "Tolong dibuka pintunya."
"Aku tak akan membiarkan kamu pergi. Aku akan membunuhmu karena telah begitu tega menyerahkan anakku pada orang asing." Eldar meletakan tangan kanannya di leher Neva.
"Apa yang kamu lakukan?" Neva menjadi panik saat ia merasakan napasnya mulai sesak karena tangan Eldar yang mencekik lehernya.
"Lepaskan....!" kata Neva dengan sisa tenaganya. Ia berusaha menarik tangan Eldar dari lehernya. "El....Dar...." Neva mulai kehabisan napas.
Eldar melepaskan tangannya dari leher Neva. Ia menatap mata perempuan yang ada di hadapannya. Mencoba mencari sesuatu yang menjadi tanda tanya besar dalam hidupnya.
Namun ia temukan justru kebencian yang sangat besar dari mata berwarna coklat itu.
Neva menarik napas panjang dalam-dalam. Ia pun segera jatuh ke lantai dan menangis sangat keras sambil memegang lehernya. "Cukup kamu siksa aku di masa lalu. Jangan membuat aku tersiksa lagi di masa sekarang."
Eldar menunduk dan menatap Neva. "Kamulah yang menyiksa dirimu sendiri. Kamu yang tak sabar menunggu aku kembali."
Neva memeluk tubuhnya sendiri sambil terus menangis di lantai. Eldar membiarkannya. Ia memilih menjauh dan duduk di atas sofa. Pikirannya kacau dan hatinya nelangsa. Ia tak mengerti mengapa bisa sesakit ini ketemu dengan mantan kekasihnya dulu dan mendengar kenyataan yang selama ini berusaha ia cari kebenarannya.
**********
Jam 11 malam, Eldar meminta sopirnya untuk mengantarkan Neva pulang.
Neva pun membuka pintu apartemennya dan segera masuk ke dalam. Sunyi, sepi tak ada pelukan hangat yang menyambutnya. Tak ada suami penyayang dan lembut seperti yang ia katakan pada Eldar.
Perlahan Neva menatap foto pernikahannya bersama Genald yang ada di ruang tamu apartemen nya. Mereka nampak bahagia di foto itu. Namun kenyataannya tak seindah foto itu.
Neva melangkah menuju ke kamarnya. Ia tahu Genald belum ada. Lelaki itu selalu pulang dia atas Jam 23. Sering juga tak pulang. Neva sudah terbiasa. Ia pun segera membuka kamar mandinya dan mandi. Ia melihat ada bekas merah di lehernya. Teringat kembali apa yang Eldar lakukan padanya tadi.
Selesai mandi dan ganti pakaian, Neva pun langsung naik ke atas ranjang mencoba tidur.
*********
Hallo, bagaimana menurut kalian di episode dua ini?
Jangan lupa tinggalkan komentar ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
VS
pasti lg boong
2025-01-17
0
gia nasgia
Next
2024-07-16
0
Uswatun
menarik
2023-07-14
1