eps 12

indah tak henti² me ngedumel dalm hati, bahkan tak segan segan memaki dalm hati, dengn tatapan sesekali mengarahkan ke bos yg bisa²nya menghukum nya dengn hal yg tidak masuk akal, dia seorang sekertaris tpi dapat hukuman Harus membersihkan satu ruangan ini, bahkan harus sangat bersih, sedikit aja masih ada debu maka akan di tambah lagi hukuman.

setelah selesai indah menyiapkan berkas yg harus di tanda tangan oleh bastian.

"ini tuan yg harus anda tanda tangani, oh ya nanti siang kita ada meeting dengn tuan marcel " indah menyodorkan map kearah bastian yg bahkan tak meliriknya,indah hanya bisa tersenyum paksa.

"undur pertemuan dengn tuan marcel, dan kosong kan meeting hari ini, aku ada urusan di luar, jadi kamu boleh pulang"

"baik tuan.. " dengn nada bahagia.

bastian melirik indah yg terlihat bahagia membuat indah yg di tatap jadi gugup.

"bukan berarti kamu pulang bisa santai seenaknya mu, kerjakan pekerjaan rumah"

ucapan bastian seketika membuat indah lemas, baru dia berencana ingin menghabiskan waktunya dengn tidur tpi malah gagal.

"hm.. baiklah"

"huhuhu... gagal sudah ingin tidur, sabar ya badan.. sabar"

setelah indah mengucapkan itu bastian berdiri dan lalu pergi meninggalkan indah yg melamun.

"eh.. " indaht tersentak saat melihat sekitar ternyata sudah tidak ada orng.

"ck.. jahat kali dia, ninggalin aku sendirian di sini, hm tpi gkpp deh, itu lebih bagus" setelah membereskan berkas yg sudah di tanda tangani ia pun keluar dari ruangan itu, tpi sebelum itu ia sudah memberi tahu tuan marcel bahwa pertemuan di undur, dan mengosongkan

jam bastian hari ini.

walaupun indah gk tau bastian kemana, dia tak peduli, malah itu lebih bagus baginya.

...***********...

"ke markas sekarang"

"ba.. "

tut..

"huh... untung bos.. sabar!..sabar" gumam bayu, sambil mengelus dadanya, untung bayu sudah terbiasa bastian selalu suka mematikan telpon sepihak tampa mendengar jawaban lawan bicara klau tidak pasti sudah ia maki bosnya itu, setelah itu dengn cepat di pergi ke markas mereka.

...*************...

"loh, nak sari kok udh pulang? " tanya buk jum yg lagi masak pun menghampiri Indah yg kini sudah duduk di kursi dapur.

"buk lapar!!.. " rengek indah bahkan tak menjawab pertanyaan buk jum.

"ya ampun, nak sari blm makan dari tadi?.." indah hanya menjawab dengn gelengan kepala.

"gimn mau makan, punya bos gk punya perhatian sama sekali, malah di hukum lagi... nasib²"

"yaudah tunggu di sini sebentar y nak " dengn tergesa-gesa buk jum mengambil makanan yg sudah di siapkan koki dan dirinya tadi.

bahkan indah hanya bisa geleng-geleng kepala pelan, dia laper bukan mau mati.

"nah, di habiskan.. ibuk gk mau badan kamu kurus gara² gk di kasih makan " dengn menyodorkan piring yg berisi makanan yg menurut ini bnyk.

"udah makan aja dulu" sebelum indah mengeluarkan suara dengn cepat buk jum angkat bicara.

"baiklah.. " walaupun menurutnya ini tak akan habis.

"gimn?.. "

"enak buk.. makasih buk" tulus indah dan hanya dijawab anggukan sambil tersenyum.

baru beberapa suap indah makan tiba tiba saja ada mengganggu nya.

"heh.. lo!!.. pembantu baru!!.. "

indah dan buk jum melihat ke arah seorang wanita yg menurut nya pembantu juga namun pakaian sedikit terbuka dari yg lain.

"kamu manggil saya?.. " indah dengn tatapan polosnya menunjuk diri sendiri.

"apasih kamu Lina, teriak²... kamu gk punya sopan santun ya?.. " marah buk jum, melihat kelakuan Lina yg tak pernah berubah selalu saja buat masalah.

"diam kau wanita tua!!.. " maki wanita itu yg bernama Lina.

"astaghfirullah hal adzim mbak, buk jum ini orng tua loh... gk bisa kah sopan sedikit" kesel indah melihat kelakuan wanita yg pembantu juga, tpi menurutnya udh seperti wanita penggoda.

"tuan putra gk bener nyari pembantu!.. "

"gk usah ceramah lu di sini!.. "

"jadi mau mu apa?.. " indah masih bisa menahan agar tidak mencakar habis muka orng songong di depannya ini.

"sapu keliling mansion ini" perintah nya dengn sombong.

"lina!!.. " bentak buk jum, dia begitu marah dengn lina, bayangkan menyapu keliling mansion yg luasnya tak ampun, itu namanya menyiksa tpi emng itu tujuan lina.

"gk usah mau nak" bujuk buk jum, takut indah akan menyetujui nya.

"apasih lu.. wanita bau tanah gk usah ikut campur deh"

indah memegang tangan buk jum dengn menenangkan nya supaya tidak terbawa emosi.

"istighfar buk"

buk jum hanya bisa istighfar dalam hati untuk merendamkan amarahnya yg benar benar hampir memuncak.

"hm.. gini saya mau nnyk!.. kamu itu siapa seenaknya mengatur saya?.. "

"baiklah seperti kamu blm tau.. biar Saya kasih tau y!.. nama saya liana yg akan menjadi ratu di rumah ini dan kalian semua harus patuh pada perintahku" dengn sombong nya lina mengakui dirinya sebagai ratu.

"haa!.. kamu menyuruh Saya buat patuh pada kamu, sedangkan kamu bilang akan menjadi?.. yg berarti blm jadi kan? ..ngerti gk maksud?..klau gk ngerti belajar gih.. "

"sebelum kamu mengatur² saya, lebih baik kamu atur dulu pakaian kamu, udh bener blm?!.. masak iya mau jadi ratu tuan putra wiliem shander tpi penampilan seperti seorang penggoda... ngaca dong mbak... ngaca!.. atau gk ada kaca biar saya beliin... alhamdulillah klau hnya beli kaca saya sanggup "

muka lina sudah memerah menahan amarah yg begitu besar, dia mentap benci ke arah indah, baru kali ini dia di permalukan habis habisan, bahkan sampai menghinanya, makin membuat nya malu lgi, bnyk pembantu yg lalu lalang kini menatapnya tak suka juga.

"apa liat²“dengn mata melotot kearah mereka semua membuat seketika mereka bubar dengn tawa pastinya, hal itu membuat lina semakin marah campur malu.

" sial*n kalian semua!!... awas kau!!.. akan ku balas!.. "setelah mengatakn itu lina pergi dengn perasaan dendam besar.

" nak.. ibuk takut dia akan celakain kamu"ke khawatir buk jum hanya di bls senyuman oleh indah dengn mengusap punggung tangan yg sudah keriput itu.

"ibuk tenang aja, sari bisa jaga diri kok, lagi pula dia pantes buk di gituin, klau engk gitu nanti dia ngelunjak"

"hm, baiklah... tpi kamu harus hati² ya nak"dengn mengelus kepala indah dengn kasih sayang.

" iya ibuk ku cayang.. cayang..cayang bngtttt...hehe"

buk jum tertawa melihat kelakuan indah yg bisa membuatnya cepat melupakan kejadian tadi.

"gimn rasanya... apakah kena mental kamu dengn ucapanku lina!!.. "walapun indah sedikit merasa bersalah karena ucapan yg cukup tajam, tpi itu harus ia lakukan, mana bisa ia melihat buk jum yg sudah ia anggap seperti ibuknya sendiri di hina di depannya, indah emng taat agama namun jangan salahkan mulut nya yg selalu berzikir ini akan menusuk siapa saja yg berani menghina orng tersayangnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!