"gimna?.. " tanya indah sambil menautkan kedua alisnya.
"huaa... payah loh sar!.. udh pasti bngt aku gk bakal jadi sekretaris tpi aku berharap bngt bisa kerja di sini" dengn kepercayaan penuh saat mengucapkan itu walaupun awalnya ia tadi mengeluh.
"haha.. " indah tertawa kecil melihat kelakukan gadis imut dengn rambut lurus cantik di depan nya ini.
"masa sih payah?... " seolah bertanya tidak percaya, perasaan mudah tpi knp bnyk pelamar yg lain yg mengeluh.
"ck..kamu ia lah sar.. kamu kan pinter, klau aku??.. " sambil menunjukkan dirinya sendiri.
"kamu pinter juga cuman mungkin kamu kurang fokus aja.. jadinya kyk gitu"
"mungkin!.. "
memang kenyataan nya karen pintar tpi entah knp saat berjumpa dengn pria itu membuat otak nya seperti tidak berfungsi, yg ada di lama fikiran nya hanya pria itu saja.
indah memutarkan kedua bola matanya dengn malas saat mendengar ucapan karen.
"serahmu lah kar.. gimn klau kita ke resto yokk" ajak indah yg tiba-tiba semangat karna mungkin dia juga sedang lapar.
"hm.. Lest' go!.. " karen dengn semangat juga menarik tangan indah menuju restoran yg tidak jauh dari perusahaan itu.
entah apa yg indah rasakan saat ini, dia masih blm menyangka aja dia akan mendapatkan teman disini, padahal baru beberapa jam mereka berjumpa namun sudah sangat akrab satu sama lain.
...***********...
"tuan.. "
"hm.. gimn? " tanya pria yg sedang duduk di kursi kebesaran nya dengn masih fokus pada leptop nya.
"saya sudah melaksanakan tugas saya, dari hasil yg saya dapat hanya ini yg cocok jadi sekertaris tuan" walaupun dalam hati berat mengatakan itu, tpi dia tidak punya pilihan dia tetap memberikan sebuah kertas yg berisi tentang seseorang yg cocok untuk sekertaris tuanya itu, ia sekertaris juga namun pekerjaan bukan hanya di perusahaan saja, jadi dia mengusulkan untuk mencari pengganti dirinya ternyata itu di setujui oleh bosnya.
"letakan di situ " ujar pria itu.
"apakah tuan tidak ingin melihat dulu?.. "
pria itu menghentikan pekerjaan nya saat melihat sekertaris sekaligus anak buahnya itu bertanya seperti itu, pria itu menatap dingin riko yg tak lain adalah bayu.
"apakah kau sudah bosan hidup bayu sandriko? " bayu yg mendapat tatapan seperti itu membuat dengn sudah payah untuk menekan salivanya.
glek...
"maaf tuan bastian... eh maaf tuan putra" bahkan sangking takutnya bayu sampai ia keceplosan menyebutkan nama asli bos nya ini, untung cuman mereka berdua yg ada di sana kalau tidak!.. entah apa yg di lakukan bastian eh salah ralat nya putra saat ini juga padanya.
"kau selamat!!.. ingat kau harus memanggilku dengn sebutan tuan putra tpi bila di markas kau sebut aku dengn sebutan bastian sebagai bos mu jangan sampai kau keceplosan untuk kali ke duanya...karna ini Blm saatnya aku membuka identitas ku yg sebenarnya...aku harus menemukan kebenarannya di balik ini semua dan membantai mereka yg terkait dlm semua ini"
bastian menekankan setiap perkataan nya dan terdengar setiap kata nya di penuhi dendam yg sangat besar yg blm terpecahi dan dia sangat mengingat kan bayu agar tidak salah dalam ucapannya karna dia tak ingin karna anak buah nya menyebutkan salah namanya membuat ia akan celaka nantinya, karna dia tau musuh sangat ingin dia mati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments