10. Ternyata Dia...

Bernard menggenggam tangan Viona melewati para Bodyguard tersebut menuju mobil hitam yang terparkir didepan halaman Mansion.

Seorang Bodyguard mengambil dua koper yang dibawa Bernard dan Viona, lalu membawanya ke salah satu mobil hitam yang berjejer terparkir tersebut.

William dan istrinya terkejut melihat para bodyguard tersebut membungkuk hormat pada pada Bernard, mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Tidak terkecuali para ipar dan kakak Bernard yang juga datang melihat adegan tersebut, mereka tidak percaya seorang Bernard yang dianggap sebagai sampah diperlakukan seperti Tuan Besar.

Seorang Bodyguard membukakan pintu mobil untuk Bernard dan Viona, dan kemudian Bernard mempersilahkan Viona lebih dulu masuk, baru kemudian Bernard pun masuk kedalam mobil.

Sang Bodyguard dengan pelan menutup kembali pintu mobil.

Mobil hitam anti peluru itupun mulai bergerak satu persatu meninggalkan Mansion keluarga Antonius setelah Bernard dan Viona masuk kedalam mobil.

William beserta anggota keluarga nya masih termangu melihat parade mobil hitam yang meninggalkan halaman Mansion mereka.

Apakah itu benar Bernard yang mereka kenal? Bernard yang mereka tindas dan tidak dianggap sebagai keluarga lagi? ternyata selama ini Bernard hanya pura-pura bodoh.

Sementara itu Viona yang berada di dalam mobil bersama Bernard juga masih tidak percaya dengan kejadian ini.

Dia memandang Bernard yang tampak terlihat tenang, dan terlihat berbeda dari dua jam yang lalu.

Suaminya tersebut terlihat seperti seorang yang mendominasi, dan aura nya terasa sangat kuat seperti seorang penguasa. Membuat Viona merasa takut, dan gugup.

Bernard melihat kearah Viona, dan sontak Viona jadi semakin gugup. Tanpa sadar dia menggeser duduknya agak menjauh dari Bernard.

Bernard mengerutkan keningnya melihat istrinya tersebut seperti menjaga jarak padanya.

Tangan Bernard menarik Viona kembali mendekat padanya.

"Kenapa menjauh?" tanya Bernard melingkarkan tangannya pada pinggang Viona.

Viona sangat terkejut merasakan tangan Bernard memeluk pinggangnya, membuat Viona jadi semakin salah tingkah dan gugup.

Ini seperti bukan Bernard yang biasanya, suaminya yang dingin dan tidak pernah berusaha menyentuhnya sedikitpun.

Viona merasa tegang sendiri merasa Bernard seperti orang lain, keperibadiannya terlihat sangat berbeda.

"Jangan gugup..bukankah tadi kamu begitu sangat berani dan luar biasa kuat membelaku istriku?" bisik Bernard ditelinga Viona, bibir Bernard terasa menyentuh cuping telinga Viona.

Viona merasakan pipinya merona, dan tidak tahu entah kenapa dadanya berdebar-debar.

Viona melihat keluar jendela mobil, mereka sepertinya memasuki daerah hutan menuju gunung.

Jalan terlihat beraspal mulus, dan udara di hutan ini terlihat sangat sejuk dan bersih.

"Kita mau kemana?" tanya Viona mengalihkan pembicaraan, dia tidak berani bergerak dalam rangkulan Bernard.

"Pulang kerumah kita, rumah masa depan kita istriku!" kata Bernard tersenyum menatap Viona.

Viona merasakan pipinya semakin merah, dia semakin gugup. Sekalipun Bernard tidak pernah tersenyum dilihat Viona, ini benar-benar dia seperti tidak mengenal Bernard suami yang baru dinikahi nya.

Tidak berapa lama mereka memasuki sebuah pintu gerbang yang tinggi, saat pintu terbuka terlihatlah halaman yang luas ditanami pagar bunga bongsai yang gunting sangat rapi dan indah.