Bisa Tersenyum

Ternyata habitat Mara cukup jauh dari posisi Summer. Mara sudah menghabiskan setidaknya empat jam berenang. Dengan ramuan ditangannya dia berharap bisa membantu Summer yang sudah pasti sedang terkulai lemah. Matahari sepertinya akan muncul, Mara semakin mempercepat berenangnya. Dia berdiri sebentar dan melihat Summer dari jarak yang tak terlalu jauh. Dilihatnya Summer masih saja dengan posisi yang sama, kedua lengannya masih menutup wajahnya dengan badan sambil menghadap ke bukit.

Mara kemudian kembali berenang setelah memastikan Summer sudah tak terlalu jauh.

Sesampainya di dekat batu tempat Summer diletakkan. Dia berenang-renang mengelilingi Summer.

“Ikikikikikkk!” Serunya sambil berenang-renang.

Summer menurunkan tangannya dari wajahnya dan menoleh. Mara lalu berhenti melihat Summer sedang menatapnya.

Lalu muncullah sinar matahari. Matahari baru saja terbit dan warnanya sangat indah. Summer sekali lagi dapat melihat wujud Mara dengan jelas. Diperhatikannya sosok yang tepat di depan wajahnya itu.

Rambutnya yang semalam berwarna putih kini perlahan berganti menjadi hitam seiring cahaya matahari mengenai tubuhnya.

Sangat jelas Summer melihat perubahan warna rambut Mara.

Dia tertegun, sampai lupa masalah yang dia hadapi. Tanpa sadar dia menikmati penampakan itu dan penasaran apa yang terjadi berikutnya.

Bola mata Mara yang tadinya kuning berubah menjadi hitam pekat, mata itu terlihat bersemangat sekali.

Mara tersenyum melihat dirinya diperhatikan. Mara lalu menaruh tangannya di batu sambil memperhatikannya Summer.

Mara pun sama tertegun melihat sosok Summer, manusia pertama yang diajaknya komunikasi. Itu pertama kalinya juga Mara sedekat itu dengan manusia.

Dia perhatikan rambut Summer yang sudah mulai kering. Ternyata rambut itu sangat lurus dan panjang sepinggang.

Mata Summer yang masih sembab namun tetap indah. Matanya bulat dan bola matanya coklat. Terlihat kulitnya yang kuning langsat dengan banyak biru-biru lebam, namun tak menutupi kecantikan Summer. Lehernya yang jenjang terlihat, begitupun bahunya yang kelihatan kecil.

“Manusia ini kecil sekali. Tapi apa memang manusia cantik seperti ini?” Pikir Mara.

Baju yang dipakai Summer pun sudah mengering. Perlahan Summer mencoba bangkit dari posisi tidurnya. Kini Ia setengah duduk dengan ditopang tangannya.

Summer ingin mencoba menyentuh rambut ikal Mara yang kini menjadi hitam.

Namun ketika jarinya hampir menyentuh rambut yang sepertinya lembut itu, Summer tersadar dan menarik kembali tangannya.

Lalu dia salah tingkah dan ingin memperbaiki posisinya duduk tegak, namun hampir terjatuh.

Refleks Mara memegang pundak Summer dan membantunya duduk, hingga akhirnya Summer bisa duduk dengan posisi nyaman.

Mara sangat senang karna Summer kini tidak lagi menutupi wajahnya.

Summer menoleh sumber cahaya oranye itu. Di ujung laut terlihat sangat indah. Cahaya matahari terbit itu memang sangat indah.

Warnanya yang membias di laut, seperti warna api yang lembut dan hangat. Summer mencoba menghirup udara pagi yang tenang itu.

Dari semalam dia merasa baru ini dia menghirup udara tanpa berusaha. Sebab dari semalam dia terus menangis hingga sesak nafas.

“Ikikikikkk.” Ujar pria itu berenang ke arah kaki Summer.

Dia menunjukkan botol hijau yang dipegangnya. Summer sama sekali tak mengerti apa maksudnya. Badannya bahkan sampai mati rasa saking sakitnya.

Mara membuka botol kecil itu lalu meneteskan ke luka di paha Summer.

“Arghh!” Teriak Summer. Sepertinya ramuan itu membuat lukanya perih.

Mara panik dengan muka yang mengkerut, lalu mengangkat wajahnya memandang Summer seolah-olah meminta maaf.

Summer tersenyum, entah karna dia masih merasakan sakit, atau karna sedih telah merasakan sakit atau karna ekspresi wajah Mara.

“Siapa nama kamu?” Tanya Summer dengan suara serak.

Mara bingung harus jawab apa, karna dia belum bisa berbahasa manusia. Lalu dia memetik daun yg ada dibukit disebelahnya. Dan menulis dengan daun itu di batu “M”.

“M?” Tanya Summer.

Mara mengangguk tersenyum ceria, lalu berenang-renang mengelilingi Summer.

Summer sekali lagi tersenyum.

Dilihatnya pria itu memiliki paras yang maskulin, namun ekspresinya sangat lucu, bagaimana mengatakannya? Ah dia imut.

Mara mendongak melihat Summer lalu menunjuknya dengan jarinya yang lentik dan kuku yang panjang. Summer baru sadar kuku Mara panjang dan tajam.

“Aku?” Tanya Summer sambil menunjuk dirinya.

Mara merespon dengan mengedip-kedipkan mata dan menunggu.

“Ah. Aku Summer.” Ujar Summer mengenalkan namanya.

“Ikikikikkkk!” Ujar Mara mencoba mengucapkan namanya, sayangnya mengucapkan nama ternyata cukup sulit baginya.

Sempat dia merasa down karna tak bisa mengucapkannya, namun untungnya dia mengerti bahasa manusia.

Hanya lidahnya belum bisa menyesuaikan bahasa manusia. Baru sebentar dia down, sepersekian detik dia langsung ceria lagi dan kembali melihat Summer.

“Dia ekspresif banget.” Pikir Summer.

Sementara Pak Bagas kembali menugaskan Tim SAR untuk mencari Summer yang akhirnya diketahui kecelakaan tadi malam.

Anak Pak Bagas, Rio juga ikut ke lapangan. Rio adalah teman sebaya Summer yang sekelas dengannya sejak TK. Rio adalah orang yang sangat sedih dengan kejadian yang menimpa Summer. Sehingga Rio pun ikut menyelam dengan Tim SAR.

Sudah dari semalam mereka mencari Summer, tapi yang ditemukan hanyalah mobil Summer yang tenggelam di dasar laut.

Tapi Rio benar2 tak putus asa dan tak istirahat mencari Summer, setidaknya hanya itu yang dia bisa lakukan.

“Berita terkini. Hingga sekarang istri CEO Summer Sea, Rita Wicaksono masih belum ditemukan, begitupun anaknya Summer Wicaksono. Pencarian sudah dilakukan 10 jam. Sedangkan Pemakaman Rudi Wicaksono masih belum diumumkan. Saat ini saham Summer Sea menurun drastis…” terdengar suara berita eksklusif dari TV yang ditonton oleh 2 orang yg sedang duduk di sebuah kantor. Seorang dari mereka kemudian mematikan TV tersebut.

Mereka adalah direktur dan wakil direktur sekaligus adik laki-laki dan ipar Rudi Wicaksono. Adik laki-lakinya yang bernama Praman Wicaksono dan iparnya yang bernama Harit.

“Yakin sudah bersih?” Tanya Praman dengan posisi duduk di kursi direkturnya.

“Ya.” Sahut Harit sambil mematikan TV dengan menekan remote.

Wajah Praman terlihat santai namun waspada.

“Seharusnya jika sudah semalaman tak ditemukan, mungkin mayatnya yang akan ditemukan nanti.” Ujar Harit menyambung.

“Jangan sampai ada yang terlewatkan.” Ujar Pramban dengan dingin dan menutup pembicaraan mereka.

Usia Rudi Wicaksono tidak terlalu jauh dari adik-adiknya. Rudi merasa senang bisa memberikan posisi yang baik untuk adiknya di perusahaannya. Setidaknya itu yang bisa Rusi lakukan untuk keluarganya.

Usia perusahaannya belum begitu lama. Rudi dan Rita memulai usaha mereka sejak Summer lahir. Nama brand mereka pun diambil dari nama anak semata wayangnya, Summer. Mereka memulai dari usaha membuat baju-baju bayi karna baju-baju yang mereka buat sangat bagus dipakai Summer ketika bayi.

Sejak baju-baju yang mereka jahit laku dipasaran hingga semakin besar usahanya. Mereka pun memulai menamakan brandnya Summer Sea.

Hanya butuh waktu 5 tahun Summer Sea berkembang pesat di indonesia. Dan butuh 7 tahun untuk Summer Sea berkembang di berbagai negara di Asia.

Hingga 19 tahun sudah Summer Sea berdiri, Brandnya menjadi benar-benar terkenal di berbagai negara sebagai Brand bergengsi dan kualitas kain yang tak bisa ditandingi.

Sayangnya Rudi Wicaksono selaku CEO berpulang terlalu cepat, dan mengakibatkan riuh dan pertengkaran dingin antara orang-orang yang punya kedudukan di Perusahaan itu.

Bersambung…

Terpopuler

Comments

Iqbal Fahamsyah

Iqbal Fahamsyah

🧣

2025-03-04

0

lihat semua
Episodes
1 Kehilangan Segalanya
2 Diselamatkan
3 Hidup yang tak diinginkan
4 Bisa Tersenyum
5 Aku Harus Apa?
6 Aku Akan Hidup
7 Perpisahan Dan Tekad
8 Rindu Yang Tak Bisa Diobati
9 Jangan Percaya Siapa Pun
10 Setahun Untuk Permulaan
11 Perebutan Kursi
12 Hari Pertama
13 Bekerja Keras
14 Peringatan
15 Gaji Pertama
16 Aku Ingin Ke Pantai
17 Berusaha
18 Bodyguard
19 Menghitung Hari
20 Pertemuan Kembali
21 Bisa Tertawa Lepas
22 Dimana Ma?
23 Pelampiasan Amarah
24 Test Pertama
25 Makan Malam Bersama
26 Test Kedua
27 Test Ketiga
28 Dewi
29 Hari Pertama Bekerja
30 Anjing Penunggu Rumah
31 Jadi Terkenal
32 Jenni dan Richard
33 Bukankah Dia Menyukaiku?
34 Wajah Yang Tak Asing
35 Semuanya Meninggalkanku
36 Hairdryer Di Kasur
37 Kapal Pesiar
38 Pertemuan Dengan Mama
39 Manager Pemasaran
40 Berpura-pura Tak Tahu
41 Tangan Yang Hangat
42 Kencan Di Bioskop
43 Obsesi
44 Diculik
45 Inferiority Complex
46 Janji Bertemu
47 Richard Dan Nindi
48 Kepergok
49 Nindi Perebut Summer
50 Relationship
51 Serigala Berbulu Domba
52 Masakan Rumahan
53 Elusan Kepala
54 Putus Asa
55 Malam Tahun Baru
56 Clara
57 Ulang Tahun Summer
58 Sara
59 Sara (2)
60 Sara (3)
61 Cuaca Sedang Indah
62 Pemotretan
63 Pak Bagas
64 Kemeja Putih
65 Kemeja Putih (2)
66 Target
67 Debaran Jantung.
68 Para Pengkhianat
69 Wajah Marah
70 Rekaman
71 Rekaman (2)
72 Praman
73 Ditinggalkan
74 Hampa
75 Ponsel Tua
76 Kejatuhan Praman
77 Rindu
78 Tak Ingin Bertemu
79 Menyatakan Perasaan
80 Mimpi Indah
81 Perpisahan Lagi
82 Meminta Maaf
83 Masakan Nindi
84 Model Summer Sea
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Kehilangan Segalanya
2
Diselamatkan
3
Hidup yang tak diinginkan
4
Bisa Tersenyum
5
Aku Harus Apa?
6
Aku Akan Hidup
7
Perpisahan Dan Tekad
8
Rindu Yang Tak Bisa Diobati
9
Jangan Percaya Siapa Pun
10
Setahun Untuk Permulaan
11
Perebutan Kursi
12
Hari Pertama
13
Bekerja Keras
14
Peringatan
15
Gaji Pertama
16
Aku Ingin Ke Pantai
17
Berusaha
18
Bodyguard
19
Menghitung Hari
20
Pertemuan Kembali
21
Bisa Tertawa Lepas
22
Dimana Ma?
23
Pelampiasan Amarah
24
Test Pertama
25
Makan Malam Bersama
26
Test Kedua
27
Test Ketiga
28
Dewi
29
Hari Pertama Bekerja
30
Anjing Penunggu Rumah
31
Jadi Terkenal
32
Jenni dan Richard
33
Bukankah Dia Menyukaiku?
34
Wajah Yang Tak Asing
35
Semuanya Meninggalkanku
36
Hairdryer Di Kasur
37
Kapal Pesiar
38
Pertemuan Dengan Mama
39
Manager Pemasaran
40
Berpura-pura Tak Tahu
41
Tangan Yang Hangat
42
Kencan Di Bioskop
43
Obsesi
44
Diculik
45
Inferiority Complex
46
Janji Bertemu
47
Richard Dan Nindi
48
Kepergok
49
Nindi Perebut Summer
50
Relationship
51
Serigala Berbulu Domba
52
Masakan Rumahan
53
Elusan Kepala
54
Putus Asa
55
Malam Tahun Baru
56
Clara
57
Ulang Tahun Summer
58
Sara
59
Sara (2)
60
Sara (3)
61
Cuaca Sedang Indah
62
Pemotretan
63
Pak Bagas
64
Kemeja Putih
65
Kemeja Putih (2)
66
Target
67
Debaran Jantung.
68
Para Pengkhianat
69
Wajah Marah
70
Rekaman
71
Rekaman (2)
72
Praman
73
Ditinggalkan
74
Hampa
75
Ponsel Tua
76
Kejatuhan Praman
77
Rindu
78
Tak Ingin Bertemu
79
Menyatakan Perasaan
80
Mimpi Indah
81
Perpisahan Lagi
82
Meminta Maaf
83
Masakan Nindi
84
Model Summer Sea

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!