Caesa memekik kaget ketika Arga menarik kedua kakinya, hingga posisinya kini dibawah kungkungan pria itu.
"Apa yang ingin kau lakukan?!" pekik Caesa, rasa takut mulai merayap dalam benaknya melihat aura berbeda dari seorang Arga. Pria itu seperti binatang buas yang siap menerkam mangsanya.
Arga tidak membalas ucapan sang istri, tapi tangannya bergerak melepaskan kancing piyama yang wanita itu kenakan. Sebelum tangan pria itu membuka kancing atas, Caesa lebih dulu menepis suaminya.
"Hei! Jangan macam-macam. Ini masih siang!" Caesa menatap mendengus dan seolah tahu apa yang ingin suaminya lakukan.
"Aku hanya ingin menjalankan tugasku!" desis Arga menatap tajam pada wanita dibawah kungkungannya.
"Apa kau tidak tahu cara bersikap lembut dengan wanita? Dan aku tidak ingin bercinta jika aku tidak menginginkannya!" Caesa mendorong dada kokoh Arga agar menjauh dari atas tubuhnya. Tapi sayang, pria itu tetap mempertahankan posisinya sekarang.
Sret!
Caesa melongo, pria itu merobek bagian depan piyamanya hingga sesuatu yang tidak seharusnya terlihat kini terpampang jelas di hadapan Arga yang menatap lekat-lekat. Senyuman seringaian muncul di bibir tebal nan sexy itu.
"Di mana Caesa?" tanya Alex yang sibuk mencari-cari keberadaan wanita tersebut.
Karna tidak bisa mengendalikan emosinya Ia sampai lepas kendali hingga Caesa kena imbasnya. Dan Ia merasa bersalah dengan Caesa.
"Maaf Tuan, tapi kami tidak melihat nona Caesa," jawab pelayan wanita tersebut.
"Ke mana dia?" gumam Alex dengan mata bergulir. Ia melirik arloji di pergelangan tangannya.
"Nanti kau katakan pada Caesa untuk segera menelponku."
"Baik Tuan, akan saya sampaikan bila bertemu nona Caesa."
"Lalu, apa kau melihat Arga?"
"Saya juga tidak melihat Arga. Terakhir saya melihatnya di depan rumah."
Pria itu terdiam sejenak dengan kerutan di dahinya seolah tengah berpikir. Sementara pelayan wanita itu sudah berlalu pergi. Sementara di kamar paviliun Caesa mengigit bibir bawahnya dan butiran air mata berjatuhan membasahi kasur yang Ia rebahi sekarang.
"Akh...Arga sakit..." ucap Caesa lirih dan hampir tidak terdengar. Wajah wanita itu terlihat sangat pucat dengan bibir yang bergetar merasakan sakit di inti tubuhnya.
Tanpa pemanasan Arga langsung memasukkan miliknya pada inti tubuh sang istri. Seolah Ia lebih mementingkan kenikmatan yang teguk sendirian. Tidak ada ciuman ataupun belaikan lembut yang Arga berikan. Sepanjang bercinta Caesa hanya bisa menangis karna merasakan sakit luar biasa, sedangkan Arga semakin mempercepat gerakkannya.
Alex selalu memperlakukannya dengan lembut saat bercinta sedangkan Arga sangat kasar tanpa memikirkan dirinya. Bolehkah Ia menyesal karna menyetujui pernikahan yang membuat Ia jatuh pada pria yang salah. Pria rendahan yang tidak tahu cara bersikap pada seorang wanita.
Sekitar setengah jam Arga sudah mencapai puncaknya, memuntahkan semua lahar hangat dan kental dalam rahim Caesa yang diam seperti mayat hidup dengan tubuh yang hampir tidak tertutup apa-apa. Ia mencabut miliknya dari inti tubuh sang istri dan membenarkan celananya yang tidak Ia lepas sempurna.
Dalam hati, wanita itu bersumpah serapah pada Arga.
"Bersihkanlah badanmu. Saya harus pergi," ucap Arga seraya memunguti baju di lantai. Pria itu segera mengenakan bajunya dan keluar dari kamar meninggalkan Caesa yang tidak bisa menahan tangisnya.
Ia seperti pelacur yang setelah puas dinikmati lalu di tinggalkan begitu saja.
Lima belas menit berlalu.
Caesa mulai bangkit dari kasur dengan susah payah. Memegangi bagian inti tubuhnya yang terasa sangat sakit dan perih. Dan beruntung kamar ini kedap suara. Dan Arga seperti singa.
"Sstt...kenapa sakit sekali..." lirih Caesa merintih kesakitan. Selama berhubungan dengan Alex Ia tidak pernah merasakan sakit seperti ini.
Dengan langkah pelan wanita itu masuk ke dalam kamar mandi sekedar membersihkan sisa-sisa cairan percintaan Arga yang mengenai perut dan pahanya.
•
•
Dengan pelan Alex memutar tuas pintu. Setelah seharian menghabiskan waktu di tempat kerja kini Ia sudah kembali ke rumah. Dan saat menginjakkan kakinya ke rumah ini Ia ingin langsung menemui Caesa.
"Sayang..." Alis Alex mengkerut melihat Caesa membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut. Wanita itu meringkuk seperti bayi di atas kasur.
Alex melangkah masuk ke dalam kamar dan mendudukkan dirinya ke sisi kasur.
"Kau kenapa?"
Pria itu menarik tubuh mungil Caesa yang kini berpindah ke pelukannya. Wajah pucat penuh butiran keringat menjadi hal pertama yang Alex lihat. Caesa tidak sepenuhnya membuka matanya.
"Caesa, kau kenapa?" Alex menepuk-nepuk pipi wanita tersebut yang perlahan membuka matanya sempurna.
"Mas, sakit..." Hanya itu yang keluar dari bibir mungil Caesa.
Sementara seorang pria yang membawa semangkok bubur diam mematung di ambang pintu. Arga menatap tajam ke arah majikannya yang tengah memeluk Caesa. Rencananya Ia ingin memberikan bubur ini pada sang istri, bagaimana pun Ia merasa bersalah karna bermain kasar dan tak menduga akan berefek seperti ini pada Caesa.
___________
Hei girl! Terima kasih sudah mampir
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen.
Jangan lupa mampir ke akun tik tok @khazana_va Di sana aku banyak mengupdate visual Arga dan Caesa.
See you di part selanjutnya:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments