Malam pertama

Seorang pria dengan rupa yang cukup tampan sudah rapi dengan kemeja hitam yang membalut tubuh kekarnya, Ia menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Raut wajah datar menjadi hal pertama yang pria itu perlihatkan. Tidak ada raut kebahagiaan dari wajah pria yang memiliki netra hitam pekat itu.

"Arga..." Suara berat nan serak Alex membuat pria yang dipanggil Arga itu menoleh menatap majikannya berjalan mendekat ke arahnya.

"Seperti perjanjian yang sudah kita sepakati, kau hanya menanamkan benih pada Caesa, setelah dia positif hamil kau harus menceraikannya. Dan jangan melibatkan perasaan selama menjalani pernikahan ini dengan Caesa."

Arga terdiam sejenak.

"Tentu, saya akan menjalankan hal yang anda minta itu," balas Arga. Ia hanya perlu membentengi hatinya.

Alex tersenyum tipis." Bagus."

Setelah semuanya telah tersampaikan, Alex beranjak dari hadapan Arga yang menghembuskan napas panjang.

sedangkan di tempat lain, Caesa mengusap kasar air mata yang terus berguguran. Ia telah resmi bercerai dengan Alex, dan tentunya tanpa sepengetahuan Merlin yang bisa saja akan menyusun rencana untuk menjodohkan Alex dengan Laura, karna dari awal Merlin tidak menyukainya. Dan Alex merahasiakan perceraiannya dengan Caesa dari semua orang terutama dari mommy nya. Namun, mereka berdua akan tetap bersikap selayaknya suami istri di hadapan semua orang dan menyembunyikan pernikahan rahasia Caesa dengan Arga.

Seorang wanita yang mengenakan dress pink menggiring Caesa yang terlihat cantik dengan balutan gaun pengantin putih sederhana menuju ke tempat pelaminan. Terlihat Arga dan penghulu sudah menunggu kedatangan wanita itu. Ada beberapa orang yang sudah menunggu kedatangan sang mempelai wanita.

Tak sengaja tatapan Caesa mengarah pada Alex yang menatap sendu ke arah mantan istrinya dan sarat akan kesedihan dari sorot matanya. Caesa menundukkan kepalanya memutus kontak mata dengan mantan suaminya.

"Apa kalian sudah siap?" tanya pria yang mengenakan peci itu.

Caesa dan Arga hanya menikah siri.

Caesa melirik sekilas pada Arga yang mengganguk.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Arga Sadewa bin Surya Arman dengan Caesa Agatha binti Anton Suroto dengan mas kawin uang tunai sebesar satu juta rupiah dibayar tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Caesa binti Anton Suroto dengan mas kawin uang tunai satu juta rupiah dibayar, tunai!"

"Bagaimana para saksi?"

"SAH!" seru para saksi yang hadir. Arga menghembuskan napas panjang, setelah sesaat Ia menahan napas saat mengucapkan ijab qobul.

Caesa menyeka air mata yang hampir lolos membasahi pipinya. Ia merasa sudah terikat benang merah dengan Arga yang notaben nya hanya orang asing baginya. Dan tentunya hatinya benar-benar menolak statusnya sekarang.

Sedangkan Alex mengepalkan kedua tangannya meredam amarah dan kesedihan yang Ia rasakan. Suara lantang Arga ketika mengucapkan ijab qobul bagai sayatan pedang bagi Alex. Bukan keputusan yang mudah bagi Alex ketika harus merelakan Caesa menjadi milik pria lain meski itu hanya sementara waktu.

"Selamat, kalian sudah menjadi suami istri," ucap Pak penghulu setelah mereka selesai berdoa."Silahkan cium tangan suaminya dan sebaliknya suami mencium kening istri."

Kini, Arga dan Caesa saling berhadapan. Sebelum mencium tangan pria yang kini telah menjadi suaminya, Caesa menatap ke arah Alex yang memalingkan wajahnya. Tak sanggup melihat pemandangan yang tentunya membuat hatinya perih.

Caesa kembali menatap Arga yang menampilkan sorot mata yang begitu dingin. Tapi Ia tidak peduli, toh Ia hanya terikat sementara dengan Arga. Dengan cepat wanita itu mencium tangan Arga, saking cepatnya bibir Caesa belum menyentuh punggung tangan suaminya.

Dan kini bergantian, Arga menangkup wajah Caesa. Membuat keduanya saling bertatapan dengan pandangan yang berbeda-beda. Jika Caesa menatap bengis pada suami keduanya, maka Arga menatap sendu dan datar. Wanita itu memejamkan matanya ketika Arga mulai mendekatkan wajahnya, hingga Ia bisa merasakan benda kenyal dan dingin itu menempel sempurna di keningnya.

Lain halnya dengan Alex yang menahan mati-matian rasa cemburu yang membakar hatinya. Jika tidak mengingat tujuannya sudah pasti Ia akan menghajar Arga habis-habisan.

"Mas, lepaskan aku...!!" Caesa memberontak dan menahan kakinya agar tidak mengikuti langkah Alex yang menyeretnya ke kamar yang sudah di siapkan Alex untuk Caesa dan Arga.

"Kau sudah menikah dengan Arga dan seharusnya kau tidur di kamar yang sudah di siapkan. Bukannya tidur di kamarku!" ucap Alex tanpa melepaskan cekalan tangannya di pergelangan tangan mantan istri.

Caesa menyentak tangan Alex hingga genggam kasar pria itu terlepas.

"Mas mudah mengatakan dan memerintah aku tidur satu kasur dengan Arga! Tapi tidak tahu bagaimana perasaanku!" Napas Caesa menggebu-gebu dengan emosi yang menyeruak dalam dadanya.

"Sayang..., dengarkan aku dulu." Alex mulai melembutkan nada suaranya. Kedua tangannya meraih tangan Caesa dan menggenggamnya.

"Kau harus ingat tujuan kita. Setelah Arga menanamkan benihnya di rahim mu dan kau positif hamil maka aku akan segera mengurus perceraian kalian berdua. Semakin cepat kau mengandung anak Arga, maka semakin cepat pula kau berpisah dengan pria itu." Alex selembut mungkin menjelaskannya agar Caesa mengerti dan tidak membantah seperti tadi.

Wanita itu terdiam sejenak."Tapi aku benar-benar tidak sanggup. Berdekatan dengan dia saja sudah membuat tak betah berlama-lama dengannya," adu Caesa jujur.

Alex tersenyum tipis dan menyelaraskan tinggi badannya dengan Caesa."Semuanya butuh proses, Sayang."

Caesa menghela napas berat.

Setelah Alex membujuk Caesa, akhirnya wanita itu menurut dengan perintah mantan suaminya. Ia masuk ke dalam kamar Arga yang sudah membuat Ia ingin kembali lagi ke kamar Alex. Sorot mata Caesa langsung mengarah pada Arga yang tengah melepaskan kemeja nya.

Wanita itu terlihat canggung, namun Ia menutupi raut wajah tegangnya dengan ekpresi angkuh dan acuhnya. Arga hanya melirik sebatas ekor matanya pada wanita itu.

"Setelah kau ganti pakaian, cepat kita bercinta. aku tidak ingin berlama-lama menjalani pernikahan ini!" ucap Caesa buka suara dan menekan kata pernikahan.

Arga diam. Dan Caesa mendengus kesal dengan sikap acuh pria itu. Bagi Caesa, Arga tetap sopir dan bawahan baginya hanya saja pria itu sekarang berstatus suaminya. Apa kelebihan Arga hingga Alex memilih pria itu menjadi mendonor sp*rma di rahimnya?

"Cepat lakukan?!" Caesa sudah membaringkan badannya di kasur dan memejamkan matanya ketika Arga berjalan mendekat padanya.

Satu menit berlalu, tapi Caesa tidak merasakan sentuhan ditubuhnya. Ia mulai membuka matanya dan mendapati Arga masih berdiri dan sedang menatapnya. Wajah Caesa langsung merah padam, Ia sudah menurunkan ego dan rasa malunya, tapi pria itu hanya berdiri sambil menatapnya tanpa ada niat ingin menyentuhnya. Apakah pria itu benar-benar normal? Atau gay? batin Caesa.

"Kenapa kau tidak menyentuhku? Atau kau___"

"Bagaimana saya bisa melakukannya bila kau masih berpakaian lengkap," sela Arga datar.

Caesa langsung menatap pakaian yang masih membalut tubuhnya. Ia memejamkan matanya dengan rasa malu yang teramat.

"Apa kau tidak tahu cara bercinta?"

Ucapan penuh sindiran Arga membuat kedua kuping Caesa panas. Wanita itu langsung bangkit dari kasur dan memberikan kilatan tajam.

"Aku lebih paham urusan ranjang sampai ke akar-akarnya dibanding kau!" balas Caesa yang terpancing emosi dengan napas yang menggebu-gebu.

____________

Hei girl! Terima kasih sudah mampir

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen.

Jangan lupa mampir ke akun tik tok @khazana_va Di sana aku banyak mengupdate visual Arga dan Caesa.

See you di part selanjutnya:)

Terpopuler

Comments

Nasya Princs

Nasya Princs

ntar bucin lo caesa jangan ketus2

2023-02-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!