Mereka terpaksa harus menunggu sang dosen baru lebih dari sepuluh menit untuk tahu siapa dosen mereka yang kata nya masih muda dan tampan pula..ya kini setelah mereka menunggu selama sepuluh menitan tentu pasti dengan kegaduhan yang tak teratasi..tampak kini semua mahasiswa malah mendadak diam ketika sang dosen yang dengan memakai kemeja hitam dan celana jeans itu masuk kedalam kelas mereka hingga membuat mata para mahasiswa di sana melotot tak percaya.
Semua mata kini hanya tertuju padanya,terutama pada senyum manis nya..oh astaga sungguh dia malah terlihat sangat santai dengan rambut yang di tata sedemikian rupa nya berwarna coklat dan jangaj lupakan juga lesung pipit yang semakin menambah kesan menawan dalam wajah nya.
Tampak tubuh tinggi tegap dan hidung mancung begitu saja di lihat mata.. benar-benar pemandangan yang begitu menyejukkan mata di kelas dan smester ini.. beruntung sekali kelas mereka.
"Good morning guy's..welcome to my class" kalimat pembuka nya bahkan kini seolah mampu untuk menyihir mereka para kaum hawa yang ada di kelas itu.
Sementara anak laki-laki justru tampak biasa saja dengan dosen itu,bahkan beberapa tampak cuek saja mungkin merasa tersaingi oleh ketampanan dosen itu.
"Morning mister" jawab mereka serempak.
"Ok guy's,my name is Rievener Thompson Huges and you can call me Rieve" kata sang dosen memperkenalkan diri nya pada mahasiswa nya yang ada di kelas.
"Hai mr.Rieve" sapa Jevma salah satu mahasiswa paling centil di kelas mereka menyapa dosen itu sambil mengangkat tangannya.
Jevma juga tampak mengenakan gaun pendek berwarna pink yang bahkan lebih cocok untuk dikenakan ke pesta daripada ke kampus..hmm maklum lah karena kampus mer ka itu adalah kampus swasta hadi soal pakaian yang mahasiswa nya kenakan itu tidak menjadi masalah besar.
Tampak Eli yang kini menoleh ke arah Giena dan dia hanya memutar matanya jengah karena dia pikir Giena akan merasa jengah karena ada saingan dirinya yang sama-sama mengidolakan dosen itu tapi sialnya lagi Jevma malah benar-benar sangat menawan dengan rambut blonde nya,bibir pink muda yang sempurna dan juga wajah merona merah jambu di tambah dengan dadanya yang juga berisi bahkan bervolume lebih baik dari milik nya yang semakin menambah kesan sempurna.
"Hai..what's your name?" sapa balik sang dosen dengan ramah.
"I'm Jevma Werhming mr" Jawab nya dengan sikap genit nya.
Tampak sang dosen menaikkan alisnya sambil tersenyum kecil dan berkata.
"Wow..apa kau masih saudaraan dengan Felinca Werhming?" ujar nya.
"Emm.. seperti nya kami memiliki luhur yang sama Mr,itulah mengapa aku jadi secantik dirinya" ujar Jevma sambil tersenyum manis namun dengan tatapan yang jelas sekali mengandung maksud lain.
"Mr..can I aks you something?" kata Jevma bertanya lagi bahkan kini dengan suara manjanya yang membuat buku kuduk berdiri.
"Yes please" ujar si dosen dengan suara berat dan terdengar sangat berwibawa sekali di telinga para kaum hawa bahkan Eli di buat mengusap leher nya karena entah mengapa hanya dengan mendengar suaranya saja mampu membuat nya merinding secara mendadak..horor sekali dosen nya itu.
"Mr..bagaimana cara nya anda bisa menjadi seorang praktisi juga sekaligus akademisi yang tampan,bahkan di usia anda yang masih terbilang mudah?" goda nya dengan sangat genit dan hal itu malah berhasil untuk membuat sedikit senyum di wajah sang dosen dia bahkan tampak menggaruk ujung alisnya mungkin menurutnya pertanyaan itu benar-benar nakal atau sejenisnya.
"Emmm baiklah,saya akan membahas soal mengapa saya bisa menjadi praktisi dan akademisi sekaligus tanpa embel-embel apapun di depan kalian semua dan jawaban nya juga sangat sederhana yaitu saya mencintai kedua-duanya" jawab sang dosen dengan tatapan yang jelas sangat mematikan.
Eli kini jelas merasa tidak nyaman sekali saat tidak sengaja dan entah bagaimana hingga mata kami bisa bertemu tatap seperti ini..si dosen itu bahkan tampak biasa saja saat menatap Eli tapi Eli malah tidak bisa sebiasa itu karena jantung nya kian berdegup kencang.
"Tanyakan saja apa yang ingin kalian tanyakan pada saya,saya siap menjawab nya" kata si dosen tampan itu sambil berjalan ke arah meja nya dan kini dia tengah menyandarkan dirinya di meja dan hal itu malah membuat nya seolah sedang duduk tapi tidak benar-benar sedang duduk di atas meja.
Bahkan tangan nya itu terlipat di dada dan ekspersinya malah seperti membius mata para mahasiswi yang menatap nya juga termasuk Eli,seolah rasanya Eli bahkan tidak sanggup untuk sekedar mengalihkan perhatian dari nya dan entah mengapa si Eli juga malah menjadi kikuk begitu saat tak sengaja lagi dan lagi tatapan mereka bertemu.
"Kau" kata si dosen sambil menunjuk ke arah Eli.
"Sa..saya Mr?" jelas saja Eli langsung gelagapan dibuatnya karena di tunjuk dengan tiba-tiba begini lalu dia berkata.
"Sorry Mr,i have no idea" Eli mwnjawab dengan sedikit bergidik karena sangat jelas sekali bahwa dia tidak siap untuk diajak bicara soal apapun di saat jantung nya tak karuan begini.
"Come on,ask me something..please" ujarnya masih sambil terus menatap Eli intens.
'Oh my god rasanya aku akan mengalami mati suri mendadak dalam hitungan detik jika dia terus menatapku seperti ini..sesak sekali dadaku' batin Eli tak karuan ingin menjerit.
"Em..." kini Eli tengah memutar otak berusaha mencoba untuk bisa menemukan setidak nya satu pertanyaan yang cukup rasional agar tetap terlihat berbobot untuk ditanyakan.
"Em..ba..bagaimana anda bisa membagi waktu antara bisnis dan mengajar Mr?" tanya Eli sangat normative setelah menemukan pertanyaan rasional yang dia temukan di otak nya itu.
Tampak si dosen malah tersenyum saat mendapat pertanyaan dari Eli,dan itu malah membuat jantung Eli semakin di pompa.
"Because i really love my job and I'll do everything about my job with my heart.. saya juga punya jadwal rutin untuk mengajar dan ini juga saya anggap sebagai liburan untuk sejenak meninggalkan dunia bisnis dan bertemu anak-anak muda seperti kalian yang masih sangat innocent..tapi aku sangat yakin dan percaya bahwa one day,one of you or maybe more..will be my partner of business or mybe my enemy..just see" ujarnya masih dengan tatapan yang fokus pada Eli dan malah membuat Eli tertunduk karena dia hanya berani menatap matanya dari balik bulu mata nya saja,dia takut bahwa tatapan nya bisa saja menerkam nya hidup-hidup.
"So what's your name?" tanya si dosen masih sambil menatap tajam ke arah Eli yang kini hanya bisa tertunduk.
"My name is Elianor Hashler Mr" jawab Eli dengan suara lirih sambil sekilas melirik ke arah sang dosen yang masih menatap Eli intens.
"Thank's for your question Elianor Hashler" kata sang dosen dengan senyum sekilas.
"Yes Mr" jawab Eli mengangguk dengan wajah yang sedikit malu.
"Oke next..any other question?" kata si dosen yang kini masih membuka kesempatan lagi untuk mahasiswa nya bertanya dan hal itu tentu saja tidak Jevma sia-siakan,dia bertanya lagi namun sedikit masuk ke ranah pribadi si dosen.
"Emmm mr..apakah anda sudah menikah?" tanya si Jevma masih dengan suara genit khasnya.
Tampak si dosen hanya tersenyum untuk dirinya sendiri..dia terkekeh kecil mendapati pertanyaan seperti ini.
"Wow, what a curious question..sould I answer this one too guy's?" kini si dosen malah melempar ke forum dan semua anak perempuan menjawab dengan serempak dan mereka pasti mengatakan Ya dan hanya Eli yang kini tersenyum menebar pandangan nya ke sekeliling,meski demikian dia juga ikut berteriak namun hanya dalam hati karena dia sangat malu jika mengutarakan nya langsung.
"Okey listen to me..Elianor menurutmu apakah saya sudah terlihat seperti pria yang sudah menikah?" gila,pertanyaan dari Mr Rieve itu malah ditujukan pada Eli dan lagi-lagi Eli juga tidak siap untuk menerimanya.
Tampak Elianor juga menggeleng meski ragu.
"Emmm..may be not yet Mr" Jawab nya asal karena sebenarnya itu lebih kepada si Eli sendiri yang berharap bahwa sang dosen juga belum menikah.
"Bagaimana bisa kau tau itu Eli?" ujar si dosen tampan itu masih menatap lekat Eli yang kian salah tingkah di buat nya.
"Anda tidak mengenakan sebuah cincin di jemari tangan anda Mr" jawab lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments