Rumah Baru Untuk Ibu

Malam semakin larut,yang terdengar hanya suara jangkrik yang memecah kesunyian,waktu terus bergulir,Diana masih sibuk memijit kaki ibunya dia sangat menghawatirkan keadaan sang ibu saat itu,Diana tahu ibu sedang berjuang dengan penyakitnya,meski ibu tidak pernah memberitahukan tentang penyakitnya,tapi dia bisa melihat dengan jelas itu bukan penyakit biasa.

"Bu,bagaimana kalau kita ke rumah sakit aja,Diana bisa kok jagain ibu di sana" ujar Diana, raut wajahnya masih terlihat khawatir.

"Ibu sudah tidak apa-apa,sekarang sudah agak mendingan,setelah minum obat ibu juga bakal sehat lagi kok" Jawab bu Naumi berusaha menghilangkan ke khawatiran anaknya.

"Tapi badan ibu masih panas," tambah gadis itu lagi sambil menempelkan tangan kecilnya di kening ibunya. Diana selalu takut,saat penyakit ibu kambuh,dia tidak tahan melihat ibunya yang terkulai lemah seperti itu.

"Sebaiknya kamu langsung tidur aja,ibu beneran sudah agak mendingan,lagian kan besok kamu harus bangun pagi-pagi untuk berangkat ke sekolah" bu Naumi mengingatkan

"Ya sudah,Diana tidur dulu ya. Nanti kalau ibu butuh sesuatu bangunin aja Diana" pesan gadis itu sebelum matanya terpejam,dia memang sudah sangat mengantuk dari tadi.

Diana langsung tertidur pulas,tanpa perlu menunggu waktu lama. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 02:45 dini hari,tapi bu Naumi masih belum juga bisa tidur,bukan karena menahan sakit melainkan karena dirinya terus memikirkan nasib putri satu-satunya itu,bagaimana keadaan Diana nanti kalau dirinya harus pergi lebih cepat.

"Maafkan ibu ya nak,seharusnya sebagai orang tua ibu bisa memberikan kamu kebahagiaan,bukan malah membuat hidup kamu susah seperti ini,maafkan ibu karena harus membuat kamu ikut menanggung semua beban ini." Batin Naumi,wanita itu berusaha menahan tangisnya agar tidak mengeluarkan suara,yang dapat mengusik Diana yang sudah lelap dalam tidurnya.

Dalam keheningan malam,Naumi yang belum tidur kembali teringat akan obrolannya bersama Anita tadi sore.

"Kamu kenapa diam saja seperti ini Naumi? Kamu kan masih punya keluarga,mereka juga tidak akan tinggal diam melihat penyakit kamu yang sudah separah ini." Ucap wanita yang duduk di sampingnya,wanita itu adalah Anita,teman dekatnya sekaligus mamanya Dea.

"Aku tidak ingin menyusahkan orang lain lagi Nit,apalagi kamu tahu sendiri kan,bagaimana hubungan aku dengan mama dan papa,semenjak aku memutuskan untuk menolak lamarannya mas Johan,lelaki yang sengaja papa jodohkan dengan aku." Jelas Naumi panjang lebar

"Itu cerita lama,itu cuma masa lalu dan sekarang kamu juga sudah punya Diana,mereka pasti sudah memaafkan kamu." Tambah Anita kemudian

"Nita,kita bukan lagi anak SMA seperti beberapa tahun yang lalu,kita sudah sama-sama menikah dan punya kehidupan masing-masing,aku tidak ingin melibatkan kedua orang tuaku dalam urusan rumah tanggaku sendiri,aku yang memilih untuk menerima mas Antonio,sekarang dia pergi ninggalin aku sama Diana,aku sangat malu untuk bertemu mereka" ujar Naumi.

"Kamu pernah nggak sekali aja kepikiran untuk pulang dan bertemu mereka,mereka juga pasti sangat merindukan kamu Naumi,lupakan apa yang pernah terjadi dulu,semua sudah berlalu"

"Nita,mana ada anak yang tidak merindukan orang tuanya,selama 9 tahun terakhir ini,aku tidak pernah sekalipun tidak merindukan kedua orang tua aku" ungkapnya jujur. "Aku hanya tidak ingin mereka melihat keadaan aku yang seperti sekarang" tambah Naumi,wanita itu menarik nafasnya yang terasa sesak,ingin sekali dia menangis,tapi di tahannya.

"Naumi,aku bisa membantu biaya pengobatan kamu,kamu tidak perlu sungkan sama aku,kalau memang kamu benar-benar memikirkan nasib Diana kedepannya,kamu harus nerima ajakan aku" Anita sangat berharap Naumi mau menerima ajakannya,sudah berkali-kali dia meminta Naumi agar mau berobat ke luar negeri,tapi selalu di tolaknya. Namun kali ini Naumi tampaknya mulai luluh,mungkin dia tidak ingin melihat Diana yang ikut kesusahan setiap kali penyakitnya kambuh.

"Aku mau Nit,ini semua demi Diana. Tapi aku tidak yakin masih bisa melihat hari esok,jika memang terjadi sesuatu denganku,tolong jaga Diana baik-baik ya itu permintaan aku. Kamu masih ingat kan dulu kamu pernah berjanji,jika suatu saat kamu bisa hidup senang dengan orang yang kamu cintai kamu bakal memenuhi apapun keinginan aku." Naumi mengingatkan.

Anita mengangguk,dia tidak pernah lupa akan janji yang pernah dia ucapkan.

\*\*\*\*

Tidak ada yang bisa menolak takdir,semua yang terjadi sudah tertulis di lauh mahfudz. Dia termenung,kalut dengan pikirannya sendiri,berusaha meyakinkan diri kalau wanita yang sekarang berada di sampingnya memang benar-benar masih tidur.

"Ibu,ibu..." Panggil Diana,dengan sedikit menggoyang-goyangkan bahu ibunya.

"Ibu,sudah pagi bu" tambahnya lagi,tapi tidak ada jawaban,tangan ibunya sangat dingin. Diana mulai takut,tanpa menunggu lagi gadis kecil itu langsung menghubungi tante Anita.

Anita melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh,dia sangat khawatir setelah mendapat telfon dari Diana yang mengatakan bahwa ibunya tidak bangun-bangun meski sudah beberapa kali di bangunin.

"Semoga saja kamu tidak kenapa-kenapa Naumi" lirih Anita cemas.

Dia tidak bisa membayangkan jika apa yang di katakan Naumi kemarin sore benar-benar terjadi, padahal sahabatnya itu sudah mau menerima ajakannya untuk berobat ke luar negeri,Anita juga sudah berjanji untuk membiayai semua biaya pengobatannya.

Anita semakin resah. "Aku bahkan tidak yakin bisa melihat hari esok Nit,jika sesuatu terjadi padaku tolong jaga Diana,ya!" Perkataan Naumi terus terngiang-ngiang ditelinganya.

"Ini tidak benar,dia pasti akan baik-baik saja" Anita menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menepis pikiran buruk itu.

Jalanan masih tampak sepi saat itu,Anita kemudian memutar setir mobilnya memasuki gang tempat Naumi tinggal,saat Anita sampai di rumahnya Naumi jam baru menunjukkan pukul 07:00,dan dia langsung memarkirkan mobilnya begitu sampai di depan rumah temannya.

Namun dia sangat terkejut saat melihat pemandangan di depannya,banyak orang di depan rumah Naumi,Anita melihat kesedihan di wajah orang-orang yang datang.

mungkinkah apa yang di katakan Naumi benar-benar terjadi?

Perhatiannya kemudian kembali teralihkan ke arah seorang anak perempuan yang menangis di depan pintu masuk,tangisnya bahkan tidak mengeluarkan suara sedikit pun,dan tampak beberapa ibu-ibu yang tengah membujuknya, Anita mulai melangkahkan kakinya perlahan mendekati sosok anak itu.

"Mbak keluarganya?" tanya seorang wanita paruh baya,saat menyadari keberadaan Anita di tengah-tengah mereka.

"Ya,saya teman ibunya."

"Tante." Diana langsung bangun dan memeluk Anita,gadis itu menangis sesenggukan.

"Tante ada di sini sayang,Diana yang sabar ya,kita masuk ke dalam kita lihat bunda,Diana mau kan? Anita berusaha membujuk gadis itu.

"Tante aja yang masuk,Diana mau di sini aja,ibu tidak kenapa-kenapa kok,ibu hanya tidur ibu pasti sangat lelah" ucap Diana polos,yang membuat semua orang yang mendengarnya tak kuasa membendung air mata mereka,Anita semakin mengeratkan pelukannya,dia tahu Diana sangat sedih,hal ini adalah sesuatu yang sangat ditakutkannya terjadi. Ditinggalkan oleh seorang ibu,tidak ada lagi tempat berkeluh kesah,ayahnya juga tidak mau menerima mereka,sekarang apa yang bisa dia perbuat?

"Diana,kamu harus masuk ke dalam lihat ibu untuk terakhir kalinya,kamu harus kuat." Bu Rt ikut membujuk.

"Ibu tidak akan pergi kemana-mana,ibu akan tetap disini,apanya yang harus melihat ibu untuk terakhir kalinya?" air matanya semakin deras mengalir,tapi dia berusaha sekuat mungkin untuk tidak bersuara,ini sangat menyakitkan dia sebenarnya ingin sekali menjerit.

"Diana,kalau kamu seperti ini ibu juga akan sedih,kamu harus ikhlas,kita sama-sama lihat ibu ya? Anita masih membujuknya.

Terpopuler

Comments

🎧✏📖

🎧✏📖

hadir😁👍🙏

2024-11-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!