Setelah hari pernikahan aku dan suamiku menetap dirumah kecil kami. Kami hidup bahagia disini, tempat yang tak jauh dari kantor suamiku. Cukup 10 menit berkendara dengan motor sudah sampai disana. Selayaknya pasangan suami istri kami hidup harmonis seperti sebelumnya saat kami masih berpacaran dulu.
Setiap pagi aku selalu bangun lebih awal untuk memasak sarapan. Terkadang suamiku bangun bersama denganku untuk membantuku menyiapkan makanan. Masakan sederhana hanya itu yang bisa aku masak saat ini. Karena terbiasa aku tidak pernah memasak. Dirumah ibuku selalu memanjakan dan memasak untukku. Dan saat aku mulai bekerja dulu aku selalu disibukkan dengan pekerjaan ku. Walaupun masih belajar suamiku tetap dengan hangat dan selalu memakan masakan ku yang terkadang terlalu asin, kadang terlalu manis bahkan kadang sedikit pahit karena gosong.
Karena aku berhenti bekerja saat suami ku berangkat ke kantor aku mulai menyibukkan diri dengan berbagai pekerjaan rumah serta hobi kecilku. Menanam tanaman hias merupakan hobiku dari kecil. Saat aku menanam tanaman hias ini aku selalu merasa tenang. Disela-sela itu aku tetap menyiapkan semua kebutuhan suamiku mulai dari pakaian dan lain nya.
Satu bulan berlalu kehidupanku yang sangat membahagiakan ini berjalan tanpa ada pertengkaran sama sekali. Suamiku terkadang mengajakku keluar untuk berjalan-jalan dan makan diluar saat dia sedang libur bekerja. Terkadang saat pulang dari kantor dia membawakan ku tanaman yang Kusuka. Aku merasa sangat bahagia karena suamiku juga tidak melarang ku dengan hobi kecilku ini tapi malah mendukungku dengan santai.
Tiap 2 Minggu sekali aku dan suamiku berkunjung ke rumah orang tua kami bergantian. Saat kami tiba mereka selalu menyambut kami dengan hangat. Mereka selalu menaruh perhatian pada kami walaupun kami sudah tidak satu rumah lagi dengan mereka.
Minggu berganti minggu dan bulan mulai berganti bulan. Sudah 8 bulan usia pernikahan kami. Semua sudah mulai berubah semua mulai hambar tidak seperti dulu lagi. Tio mulai terlambat pulang ke rumah walaupun dia tidak lembur dikantor. Saat kutanya mengapa dia terlambat dia selalu membuat alasan tidak jelas. Nada dia berbicara padaku sudah tidak lembut seperti dulu. Dia semakin ketus saat menjawab semua pertanyaan dariku. Yah walaupun saat kami kembali ke rumah orang tua kami dia selalu berlagak lembut didepan orang tua kami.
Dia bersikap begitu sampai beberapa waktu. Aku hanya bisa diam karena tak mau memulai pertengkaran yang tidak ada habisnya. Itu hanya akan menambah rasa lelahku dengan sikapnnya itu.
Karena aku juga mulai merasa bosan dirumah ditambah dengan sikap Tio yang mulai berubah aku mulai mencari kesibukan diluar rumah. Aku kadang pergi bersama temanku dikantor dulu saat mereka sedang senggang. Kadang temanku juga bertanya, "kenapa tidak bareng bersama dengan Tio?" Aku selalu menjawab dengan berbagai alasan logis yang bisa diterima mereka, selalu seperti itu aku terus megalihkan topik saat pertanyaan itu muncul agak aku terlihat baik-baik saja. Kadang juga terasa lelah dengan pertanyaan itu tapi aku abaikan saja.
Sampai suatu malam saat aku baru saja pulang dari luar aku mendengar suara keras dari dapur.
"Dari mana saja kamu ini?"
"Keluar bersama teman seperti biasa."
"Bermain? Apa kamu tidak punya pekerjaan lain selain bermain!"
"Aku hanya keluar sesekali itu juga sebentar."
"Dasar istri tidak berguna bisanya cuma main saja!"
"Apa kamu bilang semua pekerjaan rumah sudah beres kamu bilang tidak berguna? Apa kamu buta?" jawabku dengan keras sambil muluapkan amarahku yang terpendam lama.
"Buta! Dasar kurang ajar!"
Plak! tangan besar Tio mengenai pipiku dengan keras. Sedangkan aku hanya bisa terdiam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments