Sah

Aku kembali lagi ke kamar kos ini. Aku duduk perlahan dan mengambil segelas air putih untuk kuminum. Pikiranku masih belum tenang saat ini. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Hari kemarin berlalu begitu saja tanpa hasil apapun dan sekarang aku harus mencari tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan diriku saat ini.

Terakhir kali saat sebelum aku kembali ke masa sekarang aku sedang tidur dipojokkan ruangan sambil menahan rasa sakit dan dingin disekujur tubuhku. Aku masih ingat betul apa yang terjadi sampai-sampai aku merasakan semua penderitaan itu. Semua berawal ketika aku masih bekerja disebuah kantor disalah satu hotel yang cukup terkenal. Semua berjalan dengan nyaman saat itu. Aku yang memiliki pekerjaan tetap dengan gaji yang cukup untuk semua kebutuhan ku dan keluargaku. Tapi setelah 4 tahun aku bekerja dia tiba-tiba muncul. Laki-laki itu yang membuat kehidupan ku berputar 180 derajat. Namanya Tio dia laki-laki yang cukup biasa tidak terlalu tampan dengan warna kulit coklat matang.

Saat pertama kali dia masuk ke kantorku dia terlihat baik. Semua pekerjaan yang dia tangani juga selesai dengan pujian yang baik dari atasan saat itu. Tidak ada penilaian yang buruk dari dirinya. Pekerjaan, sikapnya dan latar belakang keluarga yang baik semua melekat pada dirinya. Sehingga saat dia mencoba mendekati ku secara pribadi aku tidak merasa keberatan sama sakali.

Tak terasa aku dan Tio sudah cukup dekat 2 tahun ini. Sikap dia yang selalu perhatian membuat aku nyaman bersama dia. Dia yang selalu ada saat aku mengalami masalah membuat ku semakin jatuh cinta padanya. Keluarga nya yang baik dan sangat perhatian membuat aku semakin merasa nyaman bersama. Saat itu dia melamar ku didepan seluruh keluarga besar kami. Tanpa berpikir panjang aku menerima lamaran Tio dan menjadi wanita yang sangat bahagia saat itu.

Karena aku berencana menikah dengan Tio aku mengatakan padanya bahwa setelah menikah nanti aku akan menjadi ibu rumah tangga sampai nanti kita punya anak. Dan setelah anak kita sudah cukup besar baru aku akan memulai berkarir kembali karena aku tidak mau kehilangan momen dengan anak kita nantinya. Dengan lembut Tio menjawab "tentu saja sayang, apapun yang membuat kamu bahagia aku akan setuju dengan pendapat mu, apalagi ini semua demi kebaikan kita nantinya." aku menatap Tio dengan hangat dan berkaca-kaca karena terharu dengan kata-kata nya. Itu membuatku merasa sangat bahagia.

Tak lama setelah itu kami mulai mempersiapkan acara untuk pernikahan kami. Hari demi hari berlalu begitu saja. Semua yang kita rencanakan dan yang kita harapkan berjalan dengan mulus tanpa adanya kendala apapun. Keluargaku dan keluarga Tio selalu mendukung dan membantu semua persiapan untuk acara pernikahan.

Satu hari menjelang hari pernikahan aku menyerahkan surat pengunduran diri pada pihak kantor. Mereka semua kaget dengan ini dan mengucapkan selamat pada kami. Mereka tidak tahu karena aku dan Tio saat dikantor selalu bersikap biasa saja.

Hari yang dinanti telah tiba. Rasa deg-degan tidak terkira menghampiri ku. Aku dan Tio saling menatap kami tersenyum tipis. Seperti nya kami sama-sama gugup berlebihan. Penghulu sudah datang, kami perlahan berjalan ke tempat ijab Kabul bersama diiringi dengan keluarga kami.

"Sah!" Seru penghulu setelah mengucapkan ijab kabul. Kami semua merasa lega dan sangat bahagia. Hari ini sangat melelahkan sekaligus membahagiakan bagi kami.

Keesokan hari aku dan suamiku Tio bersiap-siap untuk pindah ke rumah kecil kami yang sudah kita siapkan sebelumnya. Rumah yang kita beli bersama saat kita masih berpacaran. Kubuka pintu perlahan dan menatap dengan percaya. Dalam hati "Ini adalah awal yang baru dan bahagia untukku dan Tio suamiku."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!